6 Februari 2025

Bulan: September 2023

Kunjungi BPP Jalaksana, Kementan Ajak Petani Tingkatkan Produktivitas Lewat Smart Farming

TANIINDONESIA.COM//KUNINGAN - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDMP Pertanian (BPPSDMP) mengajak petani dan penyuluh memanfaatkan smart farming untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Hal tersebut disampaikan saat Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengunjungi lokasi BPP Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jumat (29/9/2023).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan salah satu tugas penyuluh adalah menjalankan fungsi seorang komunikator.

"Menjadi penyuluh itu tugas mulia. Kalian menjadi penyampai pesan dan harapan negara. Ujung tombak yang ada di garis depan dalam meningkatkan produktivitas dan menjaga kestabilan pangan," sebut Menteri Syahrul.

Dihadapan para penyuluh, petani dan petani milenial yang hadir di BPP Jalaksana, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan para petani adalah sebaik-baiknya manusia.

"Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat, baik bagi sesama manusia maupun alam sekitarnya. Dan sebaik-baiknya manusia adalah petani, karena mereka menyediakan pangan bagi kita, menyediakan oksigen untuk kita hirup, dari tanaman yang ditanam," ujar Dedi.

Dedi mengatakan, sinergitas pemerintah, penyuluh dan petani harus terjalin dengan baik. Agar upaya dan program pembangunan pertanian dapat terlaksana dengan mudah apabila semua insan saling bersinergi.

Menurutnya, pembangunan pertanian ditujukan untuk menyediakan pangan, utamanya untuk seluruh warga Indonesia.

Baca juga: Kunjungi BPP Balongan, Kementan Sebut Pertanian Berkontribusi Nyata Terhadap Ekonomi

“Peningkatan produktivitas juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas, jika tidak seimbang juga tidak laku dan akhirnya dijual dengan harga rendah,” tegas Dedi.

Dalam kesempatan tersebut, Dedi Nursyamsi juga menjelaskan mengenai smart farming. Menurutnya smart farming mampu menggenjot produktivitas.

"Hal ini karena smart farming mampu menekan ongkos produksi. Minimal menekan penggunaan pupuk dan pestisida kimia," paparnya.

Ia menjelaskan petani luar biasa adalah petani yang menggunakan smart farming. Yaitu dengan memanfaatan biosience ataupun biotech. Mulai dari penggunaan bibit dan benih, serta pemilihan nutrisi.

"Gunakan pupuk organik, agen hayati, serta pestisida nabati. Manfaatkan pula Biocontrol dengan trichoderma," terangnya.

“Saya mengajak semua, para petani untuk mengimplementasikan smart farming agar produktivitas meningkat, kualitas produk dapat diperbaiki, dan ongkos produksi dapat ditekan,” tandas Dedi.

Turut hadir mendampingi, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Ajat Jatnika, Kepala Balai Besar Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi Yusral Tahir dan Wadir Satu PLH Direktur Polbangtan Bogor Rudi Hartono.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Ahmad Juber, berharap kunjungan Kepala BPPSDMP, menjadi motivasi dan semangat penyuluh untuk mendampingi para petani, mencarikan solusi atas masalah yang dihadapi dan pada akhirnya mensejahterakan Petani.

“Dengan adanya kekeringan yang melanda akibat El Nino, penyuluh hadir untuk mendampingi petani dalam mencarikan solusi,” ujar Ahmad Juber.

Koordinator BPP Jalaksana, Iim Surohim, mengucapkan terima kasih atas kunjungan Kepala BPPSDMP.

"Kunjungan ini menjadi motivasi dan tambahan semangat bagi kami untuk menjalankan tugas sebagai PPL. Total penyuluh di Jalaksana sebanyak 21 orang. Diantaranya 7 orang PNS. 6 orang P3K. Dan 8 orang THL dan Saya sampaikan bahwa kinerja teman-teman penyuluh di Jalaksana cukup solid dan kompak," tandas Iim Surohim.

Kunjungi BPP Balongan, Kementan Sebut Pertanian Berkontribusi Nyata Terhadap Ekonomi

TANIINDONESIA.COM//INDRAMAYU - Usai mengunjungi Jawa Tengah, safari kerja Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) berlanjut ke Jawa Barat, Jumat (29/9/2023).

Salah satu tempat yang dikunjungi adalah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Balongan yang berada di Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Dalam kesempatan itu, Kepala BPPSDMP memberikan motivasi dan memaparkan kontribusi nyata pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi.

Turut hadir mendampingi, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Ajat Jatnika, Kepala Balai Besar Pelatihan Manajemen Kepemimpinan (BBPMKP) Ciawi Yusral Tahir dan Wadir Satu PLH Direktur Polbangtan Bogor Rudi Hartono.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengatakan sektor pertanian menjadi sektor strategis dan menjadi salah satu pilar kekuatan negara.

Menurutnya, agar produksi dan produktivitas pertanian terus meningkat, dibutuhkan sumber daya manusia pertanian yang tangguh dan menguasai teknologi pertanian yang tepat guna, efektif serta efisien.

"Kekuatan suatu bangsa saat ini dapat dilihat dari kemandirian penyediaan pangannya, sumber daya pertanian sebagai pelaku nya, pertanian jago, Indonesia kokoh," sebut Menteri Syahrul.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, dihadapan penyuluh pertanian, petani dan petani milenial yang hadir, memberikan motivasi yang membangkitkan semangat.

"Sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat, baik bagi sesama manusia maupun alam sekitarnya. Dan sebaik-baiknya manusia adalah petani, karena mereka menyediakan pangan bagi kita, menyediakan oksigen untuk kita hirup, dari tanaman yang ditanam," ujar Dedi.

Ditambahkannya, ketangguhan petani telah teruji saat menghadapi pandemi COVID 19. Petani tidak kenal lelah dan takut untuk tetap bekerja demi memenuhi pangan masyarakat Indonesia.

"Salah satu yang membuat kita bertahan dari hantaman COVID 19 bukan hanya vaksin tapi juga pangan. Tanpa pangan kita sudah pasti ambruk diterjang COVID 19, itulah mengapa kita harus berterimakasih kepada petani," ungkapnya.

Dedi menambahkan, pertanian juga berkontribusi nyata terhadap ketahanan ekonomi. Saat semua sektor terpuruk dihadang pandemi, pertanian mampu menyumbangkan pertumbuhan positif bagi perekonomian Indonesia.

"Pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan, bahkan menyumbangkan pertumbuhan positif," katanya.

Dedi juga turut mengapresiasi kinerja para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai pendamping para petani. Ia berharap PPL dapat berperan sebagai panduan langsung bagi petani bekerja.

"Jadilah penyuluh yang bermanfaat, sahabat para petani, karena pertanian menjadi sektor paling penting dan menunjung kehidupan terutama di wilayah Indramayu ini," imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dedi Nursyamsi juga menjelaskan mengenai smart farming. Menurutnya smart farming mampu menggenjot produktivitas.

"Hal ini karena smart farming mampu menekan ongkos produksi. Minimal menekan penggunaan pupuk dan pestisida kimia," paparnya.

Ia menjelaskan petani luar biasa adalah petani yang menggunakan smart farming. Yaitu dengan memanfaatkan biosience ataupun biotech. Mulai dari penggunaan bibit dan benih, serta pemilihan nutrisi.

"Gunakan pupuk organik, agen hayati, serta pestisida nabati. Manfaatkan pula Biocontrol dengan trichoderma. Dengan pemanfaatan smart farming, pemakaian air juga akan efisien sehingga cocok untuk antisipasi kekeringan di saat El Nino” kata Dedi.

Dedi mengapresiasi penyuluh BPP Balongan yang telah mendorong petani memproduksi agen hayati, pupuk hayati, pupuk organik hayati sebagai penerapan pertanian ramah lingkungan.

Swasembada tidak lepas dari pembahasan Dedi. Dijelaskannya, swasembada itu tidak terjadi sekejap mata, ada prosesnya dan didukung dengan banyaknya program pertanian dari pemerintah.

"Jadi, jika kita ingin meningkatkan produktivitas, harus kita ulangi panca usaha tani ditambah dengan smart farming. Smart farming itu adalah pertanian cerdas. Yang dilakukan dengan cara cara yang cerdas," katanya.

Ia menambahkan, saat ini mendongkrak produktivitas pertanian dapat menggunakan rabi gabah dan smart farming atau Rabigabah Plus.

Sementara Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kabupaten Indramayu, Muhammad Iqbal, menjelaskan kondisi terkini kabupaten Indramayu.

Baca juga: Kunjungi Bangkir Farm, Kementan Bagikan Kiat Bangun Agribisnis Kokoh

Menurutnya, potensi wilayah kabupaten Indramayu cukup unik dengan wilayah yang dikelilingi pesisir pantai membuat sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan.

Namun demikian Kabupaten Indramayu tercatat menjadi salah satu pemasok beras nasional yang cukup besar. Indramayu meraih predikat wilayah produsen padi terbesar di Indonesia dengan jumlah produksi tahun 2021 produksi padi 1.3 juta ton, tahun 2022 1.79 juta ton. Untuk tahun 2023 sendiri, Per akhir Agustus 1.19 juta ton.

“Kabupaten Indramayu terdiri dari 31 kecamatan, 8 kelurahan, dan 309 desa, dengan lahan sekitar 122.920 hektare, terluas di wilayah Jawa Barat,” jelas Iqbal.

“Pada tahun 2023, 11 BPP mendapat bantuan rehabilitasi, 4 di antaranya rehab total, terima kasih atas bantuan dari pemerintah pusat, mudah-mudahan tahun depan akan ada alokasi rehabilitasi di BPP lagi,” tambah Iqbal.

“Tantangan di Indramayu adalah kekeringan dimana sistem irigasi menjadi prioritas yang harus dicarikan jalan keluarnya, kami mohon perhatiannya dari Kementerian Pertanian untuk hal ini” kata Iqbal.

“Semoga dengan kunjungan Kepala BPPSDMP Kementerian hari ini, Petani dan PPL Indramayu mendapat berkah dan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan pertanian di Indramayu,” katanya lagi.

Koordinator BPP Balongan Kushendarti mengucapkan terima kasih atas kunjungan Kepala BPPSDMP.

"Kunjungan ini menjadi motivasi dan tambahan semangat bagi kami untuk menjalankan tugas sebagai PPL. Dengan segala keterbatasan personil dengan 7 penyuluh yang terdiri dari 4 PNS, 1 P3K dan 1 THL-TBPP kami tetap berupaya maksimal untuk mendampingi petani," tandas Kushendarti.

Kunjungi Bangkir Farm, Kementan Bagikan Kiat Bangun Agribisnis Kokoh

TANIINDONESIA.COM//SEMARANG - Disela sela kunjungan kerjanya di Jawa Tengah Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, berkesempatan mengunjungi area peternakan Bangkir Farm, di Kabupaten Semarang Kamis (29/9) dengan komoditas Ayam KUB.

Bangkir Farm dimiliki oleh petani milenial Semarang, Muhammad Riski Kurniawan yang merupakan alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) YOMA yang juga Young Ambassador Program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian saat ini sudah menjadi bisnis bersifat global, dan kolaborasi menjadi kata kunci bisnis pertanian masa kini.

"Kolaborasi menjadi kata kunci model bisnis pertanian. Kita sudah tidak bicara wilayah, seperti Jawa, Sulawesi atau Kalimantan, tapi global. Jadi sangat penting konektivitas antar kalian (petani muda) untuk membangun ekosistem," kata Syahrul.

Syahrul menambahkan, kunci sukses selain memperluas jejaring, manfaatkan teknologi dan fokus pada satu komoditas.

“Dan fokus kalian harus pada suatu komoditas, tekuni sampai berhasil.” tegas Syahrul.

Bangkir Farm merupakan peternakan ayam KUB yang berfokus pada pembibitan doc ayam kub, pembesaran potong, indukan ayam kub dan telur.

Ayam Kampung Unggul merupakan ayam kampung hasil seleksi genetik hasil persilangan antara sesama ayam kampung.

Saat kunjungan Dedi bertanya jawab secara langsung dilokasi kandang ayam Bangkir Farm, mulai dari awal mula Riski mengembangkan usahanya, macam produk dan dimana dipasarkan.

Riski menjelaskan awal dari pengembangan peternakan ayam nya untuk DOC membeli dulu kemudian dikembangkan sendiri.

“Setahun KUB petelur dapat memproduksi telur 180 Setelah dua tahun menjadi ayam pedaging jelas Riski.

Pakan yang dipasok dari petani dengan jenis jagung ,dedak halus dari penggilingan padi dalam proses nya Riski mendapat dukungan dari Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP).

Ia juga menjelaskan dua jenis ayam KUB dan yang membedakan adalah kemampuan produksi telur untuk KUB satu 180 butir pertahun, KUB dua sampai 200 butir.

Baca juga: Beri Motivasi di BPP Mojosongo, Kementan: Pertanian Berkontribusi Nyata untuk Ekonomi

Riski menjelaskan juga bahwa pilek adalah penyakit yang biasa menjangkiti ayam KUB di peternakan ini, cara mengatasi nya dengan mengisolasi ayam yang sakit terpisah dengan yang lain nya.

Setelah berkeliling dan bertanya langsung pada Riski, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi memberi arahan sekaligus membagikan kiat kiat membangun agribisnis.

“Potensi KUB ini luar biasa, karena kualitasnya dan tingkat pertumbuhan lebih tinggi.dan sebagai petani milenial harus berorientasi Agribisnis, bangun usaha dengan skala bisnis yang berorientasi profit” ujar Dedi.

Untuk membangun agribisnis beberapa kiat yang dapat saya sarankan.

“Bibit, di sini Riski bersama asosiasi sudah menguasai pembibitan, kalian harus menguasai dari mulai memilah bibit unggul sampai pengembang biakan, jangan tergantung dengan orang lain, kalau asosiasi adalah mitra kita” jelas Dedi.

Nutrisi untuk peternakan harus dikuasai, jangan tergantung dengan orang lain, tadi disebutkan kesulitan pengadaan jagung, kalo memungkinkan tanam jagung, kalau tidak bisa tanam sendiri, kerjasama dengan petani jagung, rangkul ajak kerjasama.

“Untuk tepung ikan kerjasama dengan petani nelayan yang memproduksi ajak kerjasama”tambahnya.

Ketiga pengendalian penyakit, makanya saya tadi tanya apa yang sering menjadi penyakit yang biasa terjadi harus pahami, kuasai dan kendalikan.

“Dan yang terakhir adalah pemasaran, kunci nya adalah banyak teman perluas jaringan, bangun kerjasama seluas luas nya”. pesan Dedi.

“Saya sangat senang dapat berkunjung kesini, dengan produk dari DOC, Pedaging dan Pupuk, dari diversikasi usaha yang dia (Riski) punya, bersama assosiasi saya yakin usahanya akan berkembang dengan baik tandas” Dedi.

Pada kunjungan ini Kepala BPPSDMP didampingi Direktur Polbangtan YOMA Bambang Sudarmanto, Kepala Balai Besar Pelatihan Manajemen Kepimpinan (BBPMKP) Ciawi,Yusral Tahir.

Beri Motivasi di BPP Mojosongo, Kementan: Pertanian Berkontribusi Nyata untuk Ekonomi

TANIINDONESIA.COM//BOYOLALI - Motivasi kembali disampaikan Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP). Kali ini motivasi disampaikan saat Kepala BPPSDMP melanjutkan kunjungan kerja ke BPP Mojosongo, di Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (28/9/).

Kegiatan ini dihadiri juga oleh Penyuluh, Petani dan Petani Milenial dari sekitar Kecamatan Mojosongo. Hadir mendampingi Direktur Polbangtan YOMA, Bambang Sudarmanto.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penyuluh dan petani adalah garda terdepan dalam pertanian.

"Penyuluh dan petani harus memastikan pangan tidak bermasalah, pangan tidak boleh bersoal. Karena pertanian harus menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat," katanya.

Ditambahkan Syahrul, sebagai garda terdepan dalam penyediaan pangan untuk 273 juta jiwa, bukan hal yang mudah, penyuluh harus mampu menjadi sahabat, pemberi solusi untuk petani, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, pengetahuan dan teknologi.

“Karena penyuluh dan petani, tulang punggung bangsa," tegas Syahrul.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, dihadapan penyuluh pertanian dan petani yang hadir, memberikan motivasi yang membangkitkan semangat.

"Sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat, baik bagi sesama manusia maupun alam sekitarnya. Dan sebaik-baiknya manusia adalah petani, karena mereka menyediakan pangan bagi kita, menyediakan oksigen untuk kita hirup, dari tanaman yang ditanam," ujar Dedi.

Ditambahkannya, ketangguhan petani telah teruji saat menghadapi pandemi COVID 19. Petani tidak kenal lelah dan takut untuk tetap bekerja demi memenuhi pangan masyarakat Indonesia.

Baca juga: Kunjungi Petani Milenial Pasuruan, Kementan Sampaikan 3 Elemen Utama Syarat Keberhasilan Petani Muda

"Salah satu yang membuat kita bertahan dari hantaman COVID 19 bukan hanya vaksin tapi juga pangan. Tanpa pangan kita sudah pasti ambruk diterjang COVID 19, itulah mengapa kita harus berterimakasih kepada petani," ungkapnya.

Dedi menambahkan, pertanian juga berkontribusi nyata terhadap ketahanan ekonomi. Saat semua sektor terpuruk dihadang pandemi, pertanian mampu menyumbangkan pertumbuhan positif bagi perekonomian Indonesia.

"Pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan, bahkan menyumbangkan pertumbuhan positif," katanya.

Dedi juga turut mengapresiasi kinerja para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai pendamping para petani. Ia berharap PPL dapat berperan sebagai panduan langsung bagi petani bekerja.

"Jadilah penyuluh yang bermanfaat, sahabat para petani, karena pertanian menjadi sektor paling dan menunjung kehidupan terutama di wilayah Mojosongo ini," imbuhnya.

Semangat penyuluh BPP juga diacungi jempol oleh Dedi.

"Meskipun dengan segala keterbatasan, medannya yang naik turun, namun para penyuluh tetap bersemangat menjalankan tugasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dedi Nursyamsi juga menjelaskan mengenai smart farming. Menurutnya smart farming mampu menggenjot produktivitas.

"Hal ini karena smart farming mampu menekan ongkos produksi. Minimal menekan penggunaan pupuk dan pestisida kimia," paparnya.

Ia menjelaskan petani luar biasa adalah petani yang menggunakan smart farming. Yaitu dengan memanfaatkan biosience ataupun biotech. Mulai dari penggunaan bibit dan benih, serta pemilihan nutrisi.

"Gunakan pupuk organik, agen hayati, serta pestisida nabati. Manfaatkan pula Biocontrol dengan trichoderma," terangnya.

Dedi juga mengatakan, petani perlu menggunakan PGPR untuk merangsang pertumbuhan akar untuk menyedot unsur hara dan air di dalam tanah.

Dedi mengapresiasi penyuluh BPP Mojosongo yang telah mendorong petani memproduksi agen hayati, pupuk hayati, pupuk organik hayati untuk budidaya beras sehat.

Sementara Sekretaris Dinas Pertanian Ahmad Nasrullah Fathurahman, menjelaskan jika Kabupaten Boyolali tengah melakukan peningkatan kegiatan penyuluhan. Melalui penguatan kelembagaan petani.

Ia optimis dengan melibatkan 133 orang penyuluh, 245 gapoktan, 2199 poktan 47 pemuda petani, 279 kelompok ternak, Kabupaten Boyolali mampu meningkatkan produktivitas pertanian melalui konsep smart farming.

Ia juga menjelaskan Kabupaten Boyolali saat ini sedang proses Digitalisasi Lahan Pertanian untuk pemetaan lahan secara digital.

"18 BPP sudah dilengkapi digital. Permasalahan ketenagaan terbatasnya jumlah penyuluh," katanya.

Koordinator BPP Mojosongo Retna Palupi mengucapkan terima kasih kepada kepala badan atas kunjungan Kepala BPPSDMP.

"Kunjungan ini menjadi motivasi dan tambahan semangat bagi kami untuk menjalankan tugas sebagai PPL," katanya.

"Dengan segala keterbatasan personil dengan 7 penyuluh yang terdiri dari 2 PNS dan 5 P3K kami tetap berupaya maksimal untuk mendampingi petani. Produk yang tadi ditampilkan merupakan hasil binaan BPP kami," ujarnya.

Retna pun menjelaskan produk yang ditampiilkan yang sebelumnya dipamerkan di pelataran BPP Mojosongo.

Produk yang tadi ditampilkan merupakan hasil binaan BPP kami :
“Puspahati yang merupakan paguyuban gabungan kelompok tani yang memproduksi agen hayati. dan Kelompok Tani Pangudi Bogo, jelas Retna.

“Pangudi Bogo memiliki arti penyedia pangan, kelompok tani yang mulai tahun 2017 bergerak pada produksi beras organik, dengan kemasan yang menarik, produk mereka juga dipasarkan memanfaatkan media sosial” tutup Retna.(***)

Kunjungi Petani Milenial Pasuruan, Kementan Sampaikan 3 Elemen Utama Syarat Keberhasilan Petani Muda

TANIINDONESIA.COM//PASURUAN - Menutup rangkaian kunjungan kerja di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengunjungi lahan pertanian milik, Gani Arista, Petani Milenial yang telah menerapkan metode Smart Green House, Selasa (26/9).

Gani Arista merupakan Petani Milenial binaan program Youth Entrepreneur Support Services (YESS), yang menggeluti pertanian dengan komoditas utama selada keriting dan selada pawetonan.

Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) adalah program kerjasama antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan International Fund For Agricultural Development (IFAD).

Program YESS dirancang untuk menghasilkan wirausahawan muda pedesaan serta menghasilkan tenaga kerja yang kompeten di bidang pertanian.

Melalui Program YESS, Kementerian Pertanian menciptakan wirausaha milenial yang tangguh dan berkualitas.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengimbau para petani milenial untuk memperluas jejaring untuk memperluas pasar.

Baca juga: Terapkan Genta Organik P4S Tani Makmur Pasuruan Ikut Andil Selamatkan Rp150 Triliun

"Para petani milenial harus mengubah mindset. Kalian tidak boleh hanya sebatas meningkatkan produksi, tetapi juga harus mulai memikirkan agribisnis dan hilirisasi. Pertanian itu menjanjikan dan bisa menjadi masa depan buat anak-anak muda," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, saat berkunjung ke lahan pertanian milik Gani Arista menyampaikan, peluang untuk menggenjot produktivitas dan memenuhi kebutuhan pasar sangat mungkin dilakukan.

“Kuota pemasaran nya tidak masalah, berarti tinggal tingkat kan produktivitas dan cari offtakers serta buka pasar yang lebih luas,” kata Dedi.

Agribisnis yang ditekuni oleh Gani memang belum sepenuhnya hasil olahan sendiri. Maka dari itu, Dedi menyampaikan beberapa pesan agar lahan pertanian milik Gani dapat berkembang dengan pesat.

“Saya sudah sampaikan tadi ke Gani, 3 kunci peningkatan produktivitas dan produksi, yaitu Benih, Nutrisi tanaman, dan Pemasaran,” tegas Dedi.

Menurut Dedi, 3 elemen penting ini harus segera di implementasi, di realisasikan, dan wajib dikuasai oleh Gani agar usaha nya dapat berkembang cepat dan pesat.(*)

Terapkan Genta Organik P4S Tani Makmur Pasuruan Ikut Andil Selamatkan Rp150 Triliun

TANIINDONESIA.COM//PASURUAN - Rangkaian kunjungan kerja Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP berlanjut ke Jawa Timur. Kali ini, kunjungan dilakukan bersama tim dari BBPP Ketindan, BBPP Batu,Polbangtan Malang dan di kawal oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kab.Pasuruan, singgah di P4S Tani Makmur, Pasuruan, Jawa Timur Selasa (26/9).

P4S Tani Makmur sangat menarik perhatian terutama dalam penerapan Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), hal ini diimplementasikan dengan menggunakan produk hasil P4S Tani Makmur sendiri seperti, agensi pupuk hayati, bio control trichoderma, dan parasitoit.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberikan apresiasi atas inovasi-inovasi yang dilakukan dalam pertanian.

"Pertanian membutuhkan inovasi agar dapat menghasilkan pangan untuk masyarakat dan tentunya memberikan penghasilan lebih untuk petani. Bertani itu menguntungkan," sebut Syahrul.

Baca juga: Lihat Ceruk Pasar, Petani Milenial Ini Tangkap Peluang Dari Ayam Arab

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, yang berkunjung ke P4S Tani Makmur memuji penerapan Genta Organik.

“Parasitoit mengendalikan hama penggerek batang ini, sangat inovatif dan membuat saya kagum ya, jika menggunakan bio control seperti ini saja kita bisa menyelamatkan 12 juta ton beras dalam satu musim tanam yang setara dengan sekitar 156 triliun rupiah,” tegas Dedi.

Dedi juga mengajak seluruh petani untuk menggunakan metode Smart Farming agar dapat terus menggenjot produktivitas dan menekan ongkos produksi.

Ketua P4S Tani Makmur, Khofifah, sempat menjelaskan mekanisme penggunaan dan komposisi takaran yang tepat secara singkat kepada Kepala BPPSDMP.

Penjelasan tersebut direspon baik oleh Dedi. “Semoga hadir Khofifah - Khofifah lain di seluruh Indonesia agar kebutuhan pangan di indonesia akan tetap tercukupi dan bisa ekspor,” tandas Dedi.

Lihat Ceruk Pasar, Petani Milenial Ini Tangkap Peluang Dari Ayam Arab

TANIINDONESIA.COM//GRESIK - Menutup rangkaian kunjungan kerja di Kabupaten Gresik, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), mengunjungi Rizal Mahardika, salah satu petani milenial yang ada di Kabupaten Gresik pada Senin (25/09).

Rizal Mahardika seorang petani milenial, alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, pemilik Mahardika Farm dengan usaha yang bergerak dibidang peternakan ayam arab.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian saat ini sudah menjadi bisnis bersifat global, dan kolaborasi menjadi kata kunci bisnis pertanian masa kini.

"Kolaborasi menjadi kata kunci model bisnis pertanian. Kita sudah tidak bicara wilayah, seperti Jawa, Sulawesi atau Kalimantan, tapi global. Jadi sangat penting konektivitas antar kalian (petani muda) untuk membangun ekosistem," kata Syahrul.

Syahrul menambahkan, kunci sukses selain memperluas jejaring, manfaatkan teknologi dan fokus pada satu komoditas.

“Dan fokus kalian harus pada suatu komoditas, tekuni sampai berhasil.” tegas Syahrul.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menyampaikan, potensi budidaya telur ayam arab sangat luar biasa dan terbuka lebar.

“Ayam arab yang dibudidayakan Rizal berjumlah 2 ribu ekor, punya potensi luar biasa, dengan peluang produksi dan produktivitasnya sangat tinggi” kata Dedi.

Baca juga: Kementan Ajak Penyuluh Pertanian Maksimalkan Teknologi

Saat ini Rizal fokus dari hasil ayam arab berupa telur, meski hasilnya masih belum dapat memenuhi pasar.

“Tadi Rizal juga sampaikan kuota pemasarannya masih kurang. Artinya, ini peluang untuk menggenjot produktivitas dan produksinya masih terbuka lebar, dan peluang ini adalah keuntungan dan celah pasar yang dapat dimasuki oleh petani milenial lainnya,” ujar Dedi.

Dedi pun berpesan kepada Rizal jika ingin meningkatkan produktivitas berarti harus punya penetasan sendiri dan indukan sendiri. Selain itu, tenaga kerja dan kapasitas kandang pun juga harus ditingkatkan.

“Kita berbudidaya itu harus melihat pasar. Pasar telur ayam arab ini masih terbuka lebar, kalau kita tingkatkan produktivitas, Saya yakin pasar pasti menyerap, artinya duit pasti ditangan” kata Dedi.

Di akhir Rizal, yang juga Ketua Forum Komunikasi Pusat Pelatihan Pertanian di Perdesaan Swadaya (FK P4S) Kabupaten Gresik, wilayah binaan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, mengucapkan terima kasih atas kunjungan dari Kepala BPPSDMP ke Mahardika Farm.

“Pesan dari beliau (Kepala BPPSDMP) bahwa pemuda harus bisa mandiri maka dari itu disini saya berusaha untuk mengembangkan ilmu yang telah saya dapat selama kuliah” pungkas Rizal.

Kementan Ajak Penyuluh Pertanian Maksimalkan Teknologi

TANIINDONESIA.COM//GRESIK - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, melanjutkan safari kerjanya di Provinsi Jawa Timur.

Setelah sebelumnya memberikan motivasi untuk peserta Workshop Pemantauan dan Persiapan Advance Training di Hotel Royal Tulip Surabaya, kunjungan dilanjutkan dengan mengunjungi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Cerme, Kabupaten Gresik, Senin (25/9).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, penyuluh dan petani merupakan garda terdepan dalam pembangunan pertanian.

"Sebagai garda terdepan penyuluh dan petani harus memastikan, pangan tidak bersoal. Karena kita harus menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat," sebut Menteri Syahrul.

“Sebagai garda terdepan dalam penyediaan pangan bagi 273 juta jiwa, itu bukan hal yang mudah, penyuluh harus mampu menjadi sahabat dan pemberi solusi untuk petani, manfaatkan sumber daya yang ada, pengetahuan dan teknologi, karena penyuluh dan petani, tulang punggung bangsa, tambah Syahrul.

Baca juga: Kementan Gugah Anak Muda Tak Takut Terjun ke Bisnis Pertanian

Dihadapan 30 orang penyuluh pertanian dan petani milenial di BPP Cerme, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, meminta penyuluh agar selalu mendampingi dan hadir untuk petani.

"Cara mengatasi keterbatasan penyuluh adalah tetap bersemangat walau BOP kecil. Karena kunci produktivitas ada pada PPL. Selain itu pentingnya pemanfaatan IoT," ujar Dedi.

Keterbatasan jumlah penyuluh menjadi perhatian khusus dari Dedi, pasalnya jumlah penyuluh pertanian di Kabupaten Gresik saat ini berjumlah 51 orang. Sementara, menurut data yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, terdapat 16 BPP, 303 Desa dan Gapoktan, 1075 Poktan. Dan saat ini 1 PPL membawahi 6 desa, 120 poktan.

"Lanjutkan lakususi, dan manfaatkan Internet of Thing (IoT). Usahakan agar penyuluh hadir, ada dan mendampingi petani," tambah Dedi

Dedi menambahkan bahwa salah satu kunci suksesnya pembangunan pertanian adalah dengan menerapkan smart farming.

"Smart farming adalah pertanian cerdas, yang dilakukan orang cerdas dan cara cerdas serta menggunakan varietas tinggi bermutu. Manfaatkan alsintan untuk mempercepat proses produksi, dan manfaatkan IoT yang lebih praktis, mudah dan cepat,"imbuh Dedi.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Gresik, Eko Anindito Putro mengatakan, kehadiran Kepala Badan memberikan semangat baru ditengah keterbatasan SDM yang ada.

"Walau SDM kami terbatas, kami tetap dapat menggunakan teknologi yang ada, seperti pemanfaatan smartphone serta lakususi seperti yang disampaikan kepala badan,"pungkas Eko.

Kementan Gugah Anak Muda Tak Takut Terjun ke Bisnis Pertanian

TANIINDONESIA.COM//SURABAYA - Mengawali rangkaian kunjungan kerja di Jawa Timur, Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi berkesempatan memberikan motivasi kepada peserta Workshop Pemantauan dan Persiapan Advance Training, Senin (25/09) di Hotel Royal Tulip Surabaya.

Workshop diinisiasi oleh Provincial Project Implementation Unit (PPIU) provinsi Jawa Timur, Program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS), dengan peserta yang berasal dari District Implementation Team (DIT) lingkup Jawa Timur. DIT merupakan unit yang bertugas mengimplementasikan program di tingkat kabupaten.

Program YESS ditujukan bagi para pemuda, khususnya di wilayah pedesaan, untuk mengembangkan perekonomian melalui kewirausahaan dan menambah peluang kerja.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo kembali mengajak generasi muda untuk mau terjun menjadi petani milenial. Ia meyakini, kemampuan generasi muda dalam mengembangkan bisnis jauh lebih modern dan efisien dibandingkan generasi tua yang mendominasi profesi petani saat ini.

"Menjadi petani milenial pasti hebat, pasti keren, pastik tidak miskin. Itu karena anak muda punya kelebihan dari yang tua," sebut Syahrul.

Syahrul juga mengatakan, generasi muda yang saat ini menjadi petani milenial jauh lebih bisa mengelola usaha pertanian dalam skala bisnis dan menghasilkan profit. Berbeda jauh dari generasi tua yang masih sangat tradisional.

Baca juga: Kunjungi BPP Banyuurip, Kepala BPPSDMP: Semua Ada di Alam, Pahami Lalu Improvisasi dan Modifikasi

Senada dengan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian, Dedi Nursyamsi mengajak seluruh Petani Muda atau yang lebih dikenal dengan Petani Millenial, untuk jangan pernah takut untuk memulai.

"Program YESS selalu siap mengawal dan mendampingi proses penumbuhan regenerasi petani di Indonesia yang merupakan salah satu tujuan utama kementerian pertanian, dan sebagai generasi muda penerus pembangunan pertanian harus berani memulai (berwirausaha)". ujar Dedi.

Dedi melanjutkan tugas pokok dan fungsi program YESS disini sudah sangat visioner dalam menumbuhkan wirausaha muda pertanian, pendampingan dan pelatihan yang ditujukan mengarah ke Smart Farming, Literasi keuangan, dan manajemen agribisnis tentu akan sangat bermanfaat untuk regenerasi pertanian kita.

Dedi berharap penumbuhan petani muda di indonesia dapat memastikan proses ketersediaan pangan tercukupi secara merata, Dedi menekankan sekali lagi tidak perlu khawatir untuk memulai.

"Selalu ada resiko gagal (dalam berwirausaha), namun semua dapat diantisipasi itulah peran pendampingan dan pengawalan dari kita, agar program dapat berjalan dengan baik. ujar Dedi.

Dedi juga mengapresiasi provinsi Jawa timur terkait pembangunan pertanian karena telah melakukan tugas nya dengan baik sehingga selaras dengan slogan BPPSDMP yaitu Professional, mandiri, dan ber jiwa wirausaha.

“Pelan tapi pasti, kita tumbuhkan petani muda sebagai motor penggerak agribisnis" tandas Dedi.

Kunjungi BPP Banyuurip, Kepala BPPSDMP: Semua Ada di Alam, Pahami Lalu Improvisasi dan Modifikasi

TANIINDONESIA.COM//PURWOREJO - Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP mengajak petani dan penyuluh memanfaatkan kekayaan yang disediakan alam untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan saat Kepala BPPSDMP mengunjungi lokasi penerima program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di Purworejo, yaitu BPP Banyuurip, yang menyandang sebagai penanggung jawab penerima program SIMURP terbesar di Jawa Tengah, Minggu (24/9/2023).

SIMURP merupakan proyek yang bersumber dari Loan Agreement antar Pemerintah Indonesia dengan World Bank (WB) dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

Tujuan proyek SIMURP adalah optimalisasi dan modernisasi layanan sistem irigasi yang efektif, efisien dan berkelanjutan.

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam proyek SIMURP adalah Climate Smart Agriculture (CSA) atau Pertanian Cerdas Iklim, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) serta meningkatkan pendapatan petani, khususnya di Daerah Irigasi Proyek SIMURP.

Baca juga: Diversifikasi Produk dan Olahan Kambing Jadi Bukti Keberhasilan P4S Lurisae Purworejo

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan alam sudah menyediakan segalanya untuk umat manusia.

"Manusia hanya tinggal memanfaatkannya dengan baik. Bahan pangan, air, sinar matahari, dan semua yang dibutuhkan pertanian sudah disiapkan alam. Ayo manfaatkan dengan baik," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) dalam kunjungan kerjanya BPP Banyuurip, Purworejo, mengatakan para petani harus berbahagia karena keseimbangan ekosistem tetap terjaga.

"Petani menyediakan pangan dari ternak maupun tanaman pangan, oksigen juga banyak dihasilkan dari tanaman. semoga para petani dilancarkan semua urusan nya karena apa yang dilakukan selama ini sangat mulia," ujarnya.

Dalam arahannya, Dedi juga berpesan agar sinergitas pemerintah, penyuluh dan petani jangan sampai terhambat. Agar upaya dan program apapun dapat dimengerti dan terlaksana dengan mudah apabila semua insan saling bersinergi.

Menurutnya, pembangunan pertanian ditujukan untuk menyediakan pangan, utamanya untuk seluruh warga Indonesia.

“Peningkatan produktivitas juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas, jika tidak seimbang juga tidak laku dan akhirnya dijual dengan harga rendah,” tegas Dedi.

Untuk mensiasati hal tersebut, Dedi juga berpesan agar penggunaan Smart Farming sudah wajib diterapkan.

“Kalau tanaman pangan mulai dari benih yang berkualitas dan kalau hewan ternak mulai dari bibit yang berkualitas juga, termasuk pembenah tanah, pengontrol pupuk sudah ada sekarang, jadi terapkan Smart Farming mulai dari sekarang," katanya.