5 Februari 2025

PERKEBUNAN

Kementan Berikan Pelatihan SDM Olah Kelapa Sawit Secara Berkelanjutan

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Kementerian Pertanian RI terus berupaya melakukan pelatihan dan penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai modal utama mengolah komoditas kelapa sawit secara berkelanjutan terlebih belasan juta tenaga kerja terlibat dalam proses ini.

"Pengolahan komoditas kelapa sawit membutuhkan SDM yang tepat. Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, sektor ini telah berkontribusi terhadap penyediaan lapangan pekerjaan sebesar 16 juta tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung," kata Direktur Jenderal Perkebunan pada Kementerian Pertanian Andi Nur Alamsyah di Bekasi, Kamis.

Dia mengatakan sektor kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Penguatan SDM Perkebunan Kelapa Sawit menjadi program penting dalam mewujudkan industri sawit berkelanjutan.

Dirinya menyebut sebanyak 30-40 persen tanaman kelapa sawit tidak produktif dan sudah tidak dapat dipanen kembali sehingga membutuhkan SDM yang mampu mengelola serta menumbuhkan kembali melalui peremajaan.

"Keterbatasan SDM harus kita pacu sehingga perkebunan ini bisa kita kelola menjadi semakin modern," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas perkebunan kelapa sawit Indonesia mencapai 14,99 juta hektare pada tahun 2022. Jumlah tersebut meningkat 2,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya seluas 14,62 juta hektare saja.

Andi menyebutkan pemerintah sebenarnya sudah melakukan penguatan tata kelola perkebunan kelapa sawit rakyat atau Satu Sawit Indonesia berkelanjutan melalui konsep satu regulasi yang mengatur hulu ke hilir kelapa sawit.

Satu paket kelapa sawit untuk peremajaan kelapa sawit, Sertifikasi ISPO, sarana dan prasarana, dan peningkatan kompetensi SDM. Konsep Satu Sawit ini juga melibatkan seluruh elemen dalam industri kelapa sawit melalui kerja inovatif dan kerja kolaborasi.

   Baca juga: Kementan Ajak Mahasiswa Polbangtan Kementan Bertransformasi untuk Ketahanan Pangan

Ia menjelaskan pemerintah melakukan berbagai upaya meremajakan petani kepala sawit dengan menjangkau SDM petani swadaya.

Melalui dana yang dikelola Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, ada banyak pelatihan yang telah diberikan pada 10.642 petani sawit sejak tahun 2021-2023.

"Mulai dari hulu atau menyiapkan benih untuk budidaya, sampai ke hilir kita telah berikan pelatihan. Jenis pelatihan kita itu ada budidaya, panen, ISPO, informasi pasar, pengelolaan sarpras. Teknik pemetaan ini untuk memudahkan kita melakukan seluruh rangkaian mulai Peremajaan Sawit Rakyat sampai masa panen," ucapnya.

Pihaknya juga mengadakan program beasiswa hingga jenjang sarjana strata dua (S2) kepada anak-anak pekebun sehingga kemampuan manajerial kebun meningkat dan mampu berdaya saing.

Mereka yang menerima program beasiswa, diharapkan mampu berbakti untuk kemajuan daerah, memberikan banyak pengetahuan sehingga pengelolaan perkebunan kelapa sawit ini juga bisa lebih modern dan mandiri.

Program ini sudah berjalan sejak tahun 2021 dengan sasaran 660 orang penerima manfaat beasiswa, 1.000 orang pada 2022, serta 2.000 orang sepanjang tahun ini. Pada tahun 2024 program ini kembali ditingkatkan menjadi 3.000-4.000 warga.

"Tahun ini ada 2.000 orang yang kita sekolahkan dari D3, D1, sampai S1. Sebanyak 2.000 orang yang kita terima dari seluruh Indonesia sudah ada perguruan-perguruan tinggi," katanya.

Kementan juga menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi yang ada. Seperti sekolah vokasi D3 IPB, INSTIPER, STIPER, politeknik ATI Padang, UGM, serta Universitas Diponegoro.

"Untuk wilayah timur kami lagi inisiasi UNHAS dan Universitas Cendrawasih agar juga bisa menerima mahasiswa-mahasiswa yang kita terima melalui pendanaan kelapa sawit," kata dia.(***)

Kementan Luncurkan Taxi Alsintan Bun Sawit Genjot Produksi dan Produktivitas di Sumsel

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggenjot produksi kelapa sawit yang merupakan komoditas pertanian penyumbang terbesar devisa negara, sebagai salah satu upaya memperkuat posisi sektor pertanian dan pertumbuhan ekonomi nasional menghadap dampak perubahan iklim global dan tantangan lainnya.

Salah satunya upaya meningkatkan produksi kelapa sawit yakni dengan meluncurkan program Taxi Alat Mesin Pertanian Perkebunan (Alsintan Bun) Sawit, kali ini dilakukan di Provinsi Sumatera Selatan.

“Taxi Alsintan Bun Sawit ini merupakan program untuk akselerasi peningkatan produksi kelapa sawit yang mendukung program PSR (Peremajaan Sawit Rakyat, red) yang tengah digenjot pemerintah. Dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi kelapa sawit, sentuhan teknologi yaitu mekanisasi pertanian sangat berperan penting.

Oleh karena itu, hari ini kita luncurkan Program Taxi Alsintan Bun Sawit di Sumatera Selatan ini,” demikian dikatakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru pada panen perdana program PSR di Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, Senin, (17/72023).

Baca juga: Kementan Optimis Pengembangan Agroeduwisata di Cianjur Makmurkan Lingkungan

Ia menyebutkan komoditas kelapa sawit hingga saat ini tetap eksis dan bahkan menjadi penopang komoditas ekspor pertanian, sehingga upaya peningkatan produksi dan produktivitasnya harus terus dilakukan apalagi dunia khususnya Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan perubahan iklim ekstrim. Dari data BPS, minyak kelapa sawit adalah komoditas terbesar dalam kontribusi ekspor subsektor perkebunan yaitu sebesar 70,50% dan terbesar untuk keseluruhan nilai ekspor sektor pertanian yaitu sebesar 62,18%.

“Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia tentunya dalam penanganan sawit dari hulu hingga hilir sangat membutuhkan mekanisasi modern. Apalagi setiap tahun program PSR ditargetkan seluas 180.000 hektar yang tersebar di 21 provinsi sentra peremajaan sawit rakyat. Mensukseskan program ini bukan dengan cara biasa atau lama, tapi harus dengan mekanisasi pertanian modern,” terangnya.

“Saya mengapresiasi adanya kerjasama antara Direktorat Jenderal Perkebunan dan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dalam menginisiasi model taksi alat mesin perkebunan. Program ini diharapkan dapat menekan biaya usaha kelapa sawit seminimal mungkin. Paket ini menyediakan alsin mulai dari pengolahan lahan, tanam, budidaya, panen yang dapat di akses oleh petani,” pinta Mentan SYL.

Baca juga: Musrenbangtan, Mentan Paparkan Neraca Ekspor Impor Selalu Surplus

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah menambahkan pada tahun 2023, Kementan telah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka akselerasi pencapaian peremajaan sawit rakyat. Diawali dengan revisi Permentan Nomor 03 tahun 2022 menjadi Permentan Nomor 19 tahun 2023, selain itu koordinasi dengan asosiasi petani kelapa sawit, Perusahaan Perkebunan, Dinas yang membidangi Perkebunan tingkat Provinsi dan Dinas yang membidangi perkebunan tingkat kabupaten.

“Terkait dengan upaya pencapaian peningkatan produksi dan efisiensi, perlu dilakukan upaya mengatasi kesulitan mencari tenaga kerja kebun sehingga perlu dioptimalkan pemanfaatan mekanisasi untuk komoditas kelapa sawit. Taksi Alsintan Bun Sawit ini dengan nilai 1 Paket untuk tiap luasan 200 hektare sebesar Rp 3.1 miliar. Paket tersebut terdiri dari 1 unit TR4 90 HP, 2 unit TR4 55 HP, 100 unit alat panen (dodos), 100 unit alat panen (egrek) dan 10 unit alat angkut panen (Crawler Dumper)," sebutnya.

“Kehadiran Taxi Alsintan Bun Sawit ini sangat urgen perannya dan harus disukseskan semua pihak. Ini mengingat produktivitas sawit nasional baru mencapai 3 sampai 4 ton per hektar setara CPO. Jika kondisi ini dibiarkan, ini dapat mengancam masa depan sawit rakyat Indonesia jika tidak lakukan suatu langkah komprehensif,” tambah Andi.(***)

Kesejahteraan Ditingkatkan, SDM Perkebunan Diperkuat

JAKARTA- Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan program kerja Kementerian Pertanian (Kementan) tidak boleh lagi hanya berstrategi sama seperti apa yang dicapai selama ini.

Tantangan pertanian merupakan kebutuhan bangsa yang besar terkait dengan penyediaan pangan dan tentu saja harus bertahan di tengah krisis pangan global dan krisis energi, sehingga penguatan pembangunan komoditas perkebunan adalah agenda prioritas untuk memperkuat akselerasi kemajuan pertanian.

"Pertumbuhan menjadi sangat penting karena kekuatan negara ini juga ada di perkebunan," kata Mentan SYL.

Selanjutnya SYL mengatakan, akselerasi pengembangan komoditas dari hulu ke hilir menjadi agenda prioritas yang harus diwujudkan. Hal ini direalisasikan dengan konsep pembangunan subsektor perkebunan yang terkonsolidatif dan integratif.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, krisis pangan yang berlarut-larut menyebabkan inflasi di luar kendali.

"Solusi krisis pangan global diantaranya kendalikan inflasi dengan genjot produktivitas pertanian dan ganti komoditas pangan impor dengan pangan lokal," ujar Dedi pada arahan Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP) volume 39, Jumat (21/10).

Dedi melanjutkan komoditas perkebunan merupakan komoditas unggulan pertanian yang termasuk komoditas yang eksport dan pernah melejit pada tahun 2020- 2021 dengan naik lebih dari 38 persen untuk diekspor.

Narasumber MSPP, Direktur Jenderal Perkebunan,  Andi Nur Alamsyah pada paparan dengan materi pembangunan perkebunan untuk kesejahteraan bangsa, mengatakan bahwa Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2022 terhadap triwulan II Tahun 2021 tumbuh sebesar 5,44 persen (y-on-y).

Ekonomi Indonesia triwulan II 2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 3,72 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 13,15 persen.

"Program unggulan ditjen perkebunan tahun 2020-2021 diantaranya korporasi perkebunan, produksi benih/nursey 20 juta dan pengembangan kawasan kopi, kelapa, jambu mete, kakao serta pengembangan sagu hulu hilir berbasis koperasi, percepatan swasembada gula komsumsi, pengembangan gula non tebu dan pengembangan kopi komandan," jelas Andi.

Selanjutnya Andi menjelaskan, strategi peningkatan produksi perkebunan di antaranya melalui logistik benih dan pengembangan kawasan melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi untuk meningkatkan produksi komoditas (program jangka panjang) kelapa, jambu mete, kakao, karet, lada, cengkeh, teh, vanili, dan kayu manis.

Pengembangan kawasan dilakukan melalui intensifikasi (program jangka pendek) untuk meningkatkan produksi kopi, kakao, karet, lada, pala dan cengkeh.

Sedangkan peningkatan nilai tambah dan daya saing melalui penyediaan alat pasca panen dan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kopi, karet, kelapa, kakao, pinang, kayu manis, dan nilam.

"Diharapkan untuk skema pembiayaan tidak hanya mengandalkan APBN/APBD, maksimalkan pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan CSR serta investasi," pungkas Andi.

Penyuluh Swadaya dan Swasta di Perkebunan Kelapa Sawit Harus Diperkuat

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Keberadaan penyuluh sangat penting untuk mendukung pengembangan pertanian. Hal ini sangat disadari oleh Kementerian Pertanian. Oleh karena itu, peran penyuluh akan terus diperkuat.

Hal tersebut terungkap dalam Lokakarya & Rakernas Perhiptani 2021, Rabu (24/11/2021), yang adakan secara online dan ofline dari ruang AWR Kementerian Pertanian. Kegiatan ini diikuti sekitar 400 partisipan dari berbagai daerah dan penyuluh yang ada di provinsi.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan peran penyuluh tidak bisa dianggap enteng.

"Penyuluh adalah garda terdepan dalam pertanian. Oleh karena itu, penguatan harus dilakukan. Karena penyuluh harus memastikan produksi pertanian tidak berhenti," katanya.

Lokakarya & Rakernas Perhiptani 2021, mengangkat tema 'Sinergitas Perhiptani dengan Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah dalam penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta Berbasis Kelembagaan Ekonomi Petani di Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit'.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, yang menjadi pembicara dalam kegiatan itu, menyampaikan sejumlah hal.

"Strategi program aksi pengembangan SDM pertanian adalah regenerasi SDM berkelanjutan, Penguatan Profesionalisme dan Kompetensi Penyuluh baik ASN, Swasta, maupun Swadaya," katanya.

Strategi lainnya adalah Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Berbasis  Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Rekayasa Teknologi, Pengembangan infrastruktur, Digitalisasi dan Modernisasi Pertanian, Pengembangan Kewirausahaan, Jejaring Usaha, Kemitraan dan Akses Pasar, Penguatan Kapasitas KEP berbasis Agro-industri.

Dedi Nursyamsi menjelaskan, penumbuhkembangan penyuluh swadaya dan swasta dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2020, tentang Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta di Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit Berbasis Kelembagaan Ekonomi Petani.

"Penguatan kapasitas penyuluh swadaya dan swasta dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, baik mengenai manajemen dasar, penyuluhan pertanian, kewirausahaan, teknis)," katanya.

Peningkatan lainnya dilakukan lewat seminar, lokakarya/workshop, studi banding, temu teknis dan temu lapangan, magang, juga pameran.

Dijelaskannya, penyuluh pertanian swadaya adalah Pelaku Utama yang berhasil dalam  usahanya, atau warga masyarakat lain yang dengan kesadaran sendiri mau dan mampu menjadi Penyuluh Pertanian Swadaya.

"Sementara Penyuluh Pertanian Swasta, berasal dari dunia usaha, lembaga, atau perseorangan yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan," katanya.