5 Februari 2025

IRIGASI

Optimalkan Irigasi Pompanisasi, Kementan Dorong Peningkatan IP di Gunung Kidul

TANINDONESIA.COM//GUNUNG KIDUL - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pemanfaatan pompanisasi di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini agar petani dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).

Disampaikan pada Gerakan Tanam Padi di Kalurahan Giring, Kapanewon Paliyan, Gunung Kidul pada Kamis (10/10/2024), Staf Ahli Menteri Bidang Investasi Pertanian Suwandi menyambut baik penggunaan irigasi pompanisasi yang dilakukan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sido Luhur.

“Irigasi pompanisasi sudah berfungsi dengan baik. Targetnya bisa melayani minimal 20 hektar.” jelasnya.

Ia berharap, irigasi pompanisasi ini digunakan sebaik-baiknya, sehingga bisa meningkatkan IP.

“Yang tadinya 1 kali tanam padi, saat ini bisa 2 kali tanam dalam setahun. Bergantian dengan palawija seperti jagung, kacang tanah, kacang hijau.” tutur Suwandi.

Hadir di lokasi, Plt. Bupati Gunung Kidul, Heri Susanto mendorong penyuluh dan petani untuk meningkatkan produktivitasnya.

“Program Kementan sudah banyak membantu Gunung Kidul dalam meningkatkan indeks pertanaman (IP). Untuk itu, Gunung kidul harus bisa dioptimalisasi agar pangan tercukupi, kalau bisa mensuplai daerah lain” tegas Heri.

Baca juga: 

https://taniindonesia.com/2024/09/20/siapkan-irigasi-pompanisasi-kementan-gerak-cepat-tanam-padi-di-gunung-kidul/

Ia mengingatkan bahwa negara lain menemui masalah kekurangan pangan yang disebabkan oleh el nino. Sementara itu, 283 juta penduduk Indonesia butuh pangan, namun jumlah petani dan lahan semakin berkurang.

“Antisipasinya tambah tanam di lahan yang sama. Kejar tanam untuk meningkatkan produksi,” ucapnya.

Untuk itu, Heri mendorong petani untuk mengoptimalkan sumber air dan sumber daya lahan yang ada. Salah satunya, melalui pompanisasi.

Dalam berbagai kesempatan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan irigasi pompanisasi menjadi alternatif solusi untuk meningkatkan produksi padi, terlebih ketika menghadapi musim kemarau atau lahan yang berada cukup jauh dari sumber air.

Sebagai penanggung jawab pompanisasi wilayah Gunung Kidul, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA), Bambang Sudarmanto menyambut baik gerakan tanam ini untuk mendukung LTT (Luas Tambah Tanam).

“Gerakan tanam padi di bulan Oktober harus dipercepat agar target LTT Gunung Kidul bisa tercapai. Sehingga musim tanam Oktober – Maret tidak tertunda,” pungkas Bambang. (ss/os)

Gelar Bimtek Kompetensi, Kementan Beberkan Peran Penting Penyuluhan Pertanian

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Sektor pertanian menjadi fokus utama pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.Tercatat pada triwulan ketiga tahun 2023, sektor pertanian mencatat pertumbuhan sebesar 1,46 persen dan memberikan kontribusi sebesar 13,57 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran seluruh insan pertanian yang bekerja keras untuk mendukung ketahanan pangan nasional, tak tekecuali penyuluh pertanian. Peran penyuluh sangat penting untuk pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
Memiliki pengalaman sebagai penyuluh pertanian, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan perhatian besar kepada seluruh penyuluh pertanian. "Penyuluh pertanian adalah ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

Mengingat betapa pentingnya penyuluh pertanian, Kementan tak henti-hentinya melakukan peningkatan kompetensi penyuluh pertanian. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan penyuluh pertanian berperan sebagai jembatan vital antara petani dengan informasi teknis, inovasi, dan praktik pertanian terbaru yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Mereka juga berperan dalam memfasilitasi adopsi teknologi pertanian yang berkelanjutan.

Baca juga: Tingkatkan Indeks Pertanaman di Kabupaten Bandung, Kementan Optimalkan Pompanisasi

“Penyuluh pertanian memiliki tugas dan fungsi penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Seorang penyuluh harus bisa menjadi motivator, inovator, fasilitator serta motor penggerak agribisnis pertanian”, tegas Dedi dihadapan lebih dari seribu (1000) orang penyuluh pertanian yang mengikuti kegiatan pembukaan Bimbingan Teknis Kompetensi Penyuluhan Pertanian yang dilakukan secara online (27/05/24).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Muhammad Amin menjelaskan Bimtek Kompetensi Penyuluhan Pertanian akan dilaksanakan selama 7 hari, mulai dari tanggal 27 Mei hingga 2 Juni 2024 yang dilaksanakan secara daring (online) serentak di UPT Pelatihan Pertanian ataupun lokasi lainnya. Tercatat 10.160 orang peserta yang terdiri dari 1.385 orang Penyuluh Pertanian Tenaga Harian Lepas (THL) Pusat dan 8.775 orang Penyuluh Pertanian THL Daerah.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian dengan memberikan pembekalan kemampuan standar kompetensi yang harus dimiliki oleh penyuluh pertanian melalui bimtek serta memperluas jangkauan dan efisiensi pelaksanaan bimtek dan sertifikasi kompetensi jarak jauh”, papar Amin.

Amin menjelaskan bimtek ini merupakan pelatihan dasar fungsional bagi penyuluh yang akan dilanjutkan dengan sertifikasi kompetensi.
“Mengingat masih rendahnya tingkat sertifikasi tenaga kerja di Indonesia, maka pelatihan ini dilaksanakan dengan mengarah pada pemenuhan standar kompetensi yang pada akhirnya mencetak tenaga kerja yang lulus uji kompetensi dan layak mendapat sertifikasi”, tambah Amin.

Miftakul Aziz, Anggota BNSP selaku narasumber menjelaskan bahwa Sertifikat Kompetensi BNSP adalah pengakuan resmi atas keahlian seseorang di bidang tertentu, dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di Indonesia. Keahlian tersebut salah satunya adalah penyuluh pertanian, sertifikat ini menunjukkan bahwa pemegangnya telah memenuhi standar kompetensi nasional yang ditetapkan oleh BNSP untuk bidang pekerjaan atau industri tertentu.

“Proses penerbitan sertifikat melibatkan penilaian terhadap pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan praktis individu. Dengan memiliki sertifikat kompetensi BNSP, kredibilitas dan peluang karir penyuluh pertanian dapat meningkat. Selain itu dapat memperkuat pengakuan profesional, serta memberikan kepercayaan kepada pemangku kepentingan terkait”, tutup Miftakul Aziz.

Lewat RJIT Kementan, Luas Oncoran Irigasi di Payakumbuh Layani Lahan Seluas 50 Ha

TANIINDONESIA.COM//SUMATERA BARAT - Kementerian Pertanian mampu memaksimalkan aliran air irigasi yang berada di Desa Padang Alai Bodi, Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Aliran irigasi itu dimaksimalkan lewat kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian harus dipastikan mendapatkan air.

"“Pertanian tidak boleh berhenti. Dalam kondisi apa pun, pertanian harus dilakukan, karena pertanian menghasilkan pangan yang dibutuhkan manusia. Untuk menjaga pertanian agar terus berproduksi, Kementerian Pertanian melakukan RJIT. Tujuannya, agar pasokan air ke lahan pertanian terus terjaga," katanya.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, menjelaskan bahwa pengelolaan air irigasi dari hulu hingga hilir memerlukan prasarana irigasi yang memadai.

"Jika bangunan air irigasi rusak atau tidak berfungsi maka akan mempengaruhi kinerja sistem irigasi yang juga berpengaruh kepada produktivitas pertanian," katanya.

Baca juga: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Perkuat Ketahanan Pangan di Bengkulu Tengah

Salah satu kegiatan RJIT Ditjen PSP Kementan dilaksanakan oleh Kelompok Tani Bodi Makmur, di Desa Padang Alai Bodi, Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh. RJIT yang dilakukan Ditjen PSP didaerah ini dibangun Kementan sepanjang 84.28 Meter dapat melayani air irigasi dengan luas oncoran hingga 50 Hektare.

"Dengan rehabilitasi jaringan irigasi tertier ini diharapkan petani menjaga serta memelihara jaringan irigasi ini dan dapat memanfaatkan air secara optimal,"pungkas Ali.

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Perkuat Ketahanan Pangan di Bengkulu Tengah

TANIINDONESIA.COM//BENGKULU TENGAH - Dalam rangka memperkuat program ketahanan pangan, Kementerian Pertanian merealisasikan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) untuk Kelompok Tani Tri Manunggal di Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah.

Program RJIT di Bengkulu Tengah memperkuat ketahanan pangan. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, ketahanan pangan merupakan program utama yang didorong pemerintah untuk mengantisipasi krisis pangan sebagaimana diprediksi berbagai kalangan.

"Salah satu upaya untuk memperkuat ketahanan pangan adalah dengan mendorong produktivitas. Agar produktivitas meningkat, distribusi air harus berjalan dengan baik," kata Mentan SYL. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, program RJIT merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan dari Kementan yang dilaksanakan demi mendukung manajemen air.

"Distribusi air harus dilakukan dengan baik. Sebab, tanpa perencanaan yang baik, maka pengelolaan air pun akan berjalan tak maksimal. Sementara air memiliki peran cukup vital dalam tumbuh kembang pertanian," kata Ali.

Baca juga: Lewat RJIT Kementan, Luas Oncoran Irigasi di Payakumbuh Layani Lahan Seluas 50 Ha

Program RJIT memperbaiki kerusakan atau jaringan sistem distribusi air yang tak berfungsi dengan baik agar efisiensi efektivitas irigasi berjalan dengan baik pula. "Program RJIT akan meningkatkan infrastruktur jaringan, sehingga mampu meningkatkan fungsi layanan irigasi untuk meningkatkan produktivitas lahan," tutur Ali.

Dengan begitu, Ali optimistis budidaya pertanian akan berkembang dengan baik dan memberikan nilai tambah untuk petani. "Program RJIT juga mampu mendorong peningkatan Indeks Pertanaman (IP) yang berkontribusi dengan baik terhadap pencapaian ketahanan pangan nasional," ujar Ali.

Sementara itu, Direktur Irigasi Dirjen PSP Kementan Rahmanto mengatakan, ada beberapa standar teknis yang harus dipenuhi pada pelaksanaan program RJIT tahun 2022. Pertama, jaringan irigasi teknis/desa dalam kondisi baik dan tersedia sumber air. Kedua, dimensi saluran (lebar, tebal dan tinggi) disesuaikan dengan spesifik teknis di lapangan.

"Kami berharap saluran irigasi dapat mengairi lahan pertanian, sehingga bermanfaat baik bagi pengembangan budidaya pertanian petani. Dengan begitu, produktivitas pertanian mereka bisa terus ditingkatkan," ujar Rahmanto.(YR)