15 Mei 2025

BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN

Dukung Swasembada Pangan dan Tingkatkan Kompetensi Generasi Muda, UPT Pelatihan Kementan Kenalkan Agribisnis Padi

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertaian (BBPP) Lembang, menyelenggarakan Pelatihan Agribisnis Padi bagi Generasi Muda, 24 – 30 April 2025. Kegiatan diikuti 10 peserta yang terdiri dari siswa dan mahasiswa yang sedang praktik kerja di BBPP Lembang.

Pelatihan juga menjadi komitmen widyaiswara sebagai guru bangsa, menularkan kompetensi yang dimiliki terkait agribisnis padi kepada generasi milenial dalam upaya regenerasi petani.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan kompetensi SDM, khususnya generasi muda, harus terus digenjot karena perannya penting untuk membangun pertanian Indonesia.

“Peran generasi muda sangat penting. Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter kuat menghadapi tantangan dunia,“ tutur Amran.

“Dengan karakter yang kuat, jujur, disiplin, dan pekerja keras, pemuda Indonesia bisa menjadi ujung tombak mewujudkan swasembada pangan dan mengantarkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” imbuhnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan komitmennya mencetak generasi muda agar mampu menjadi wirausaha muda melalui berbagai program peningkatan kompetensi. Di antaranya pelatihan, kegiatan kunjungan singkat dan kegiatan magang.

Baca juga:

Dukung dan Siapkan Generasi Muda Pertanian, UPT Pelatihan Kementan Fasilitasi Praktik Kerja Siswa

Selama pelatihan, peserta diberikan materi secara klasikal dan praktik, mulai dari persiapan lahan, persiapan benih dan persemaian, penanaman padi, pemeliharaan padi, pembuatan pupuk organik, pengendalian hama dan penyakit terpadu.

Peserta juga mendapat materi pembuatan pestisida nabati, panen dan pascapanen padi, analisa usahatani padi, dan manajemen sekolah lapang. Praktik langsung dilakukan di beberapa materi.

Pada materi persiapan benih dan persemaian, widyaiswara mengajak peserta seleksi benih padi dengan cara memasukkan benih padi ke dalam air yang sudah ditambahkan garam.

Benih yang baik adalah benih yang tenggelam ke dasar wadah, dan yang tidak berkualitas baik yang mengambang di permukaan air.

Di materi lainnya pembuatan pupuk organik, peserta didampingi widyaiswara praktik membuat pupuk kompos dengan mencampurkan pupuk kohe dengan limbah sayuran, arang sekam dan decomposer EM4.

Sementara itu, pada materi pascapanen padi, widyaiswara mengajak generasi muda ini mengukur dan menghitung kadar air gabah menggunakan oven.

Mereka melakukan penimbangan sebelum dan sesudah dioven yang bertujuan mengetahui kadar air di dalam gabah. Standar kadar air dalam gabah sebesar 14% dan untuk benih 2%.

Akhir pelatihan, Rabu (30/4/2025), perwakilan peserta, Rihan Ali Abdilllah, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, menilai pelatihan ini sangat bermanfaat.

“Banyak pelajaran baru yang kami dapatkan. Pelatihan ini membuka wawasan kami bahwa di sektor pertanian banyak peluang yang bisa dimanfaatkan dan jika terus dikembangkan ternyata sangat menjanjikan,” tutup Rihan.(***)

Dukung dan Siapkan Generasi Muda Pertanian, UPT Pelatihan Kementan Fasilitasi Praktik Kerja Siswa

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Lima siswa kelas XII dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Baleendah Kabupaten Bandung, melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, UPT Pelatihan di Kementerian Pertanian (Kementan). Praktik dilakukan selama 4 bulan, dari 6 Januari hingga 6 Mei 2025.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan peran generasi muda dalam membangun pertanian Indonesia sangat penting.

Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter kuat menghadapi tantangan dunia.

“Dengan karakter yang kuat, jujur, disiplin, dan pekerja keras, pemuda Indonesia bisa menjadi ujung tombak mewujudkan swasembada pangan dan mengantarkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” tutur Amran.

“Mari bersama kita wujudkan cita-cita besar ini. Indonesia tidak hanya swasembada, tetapi menjadi bangsa yang mampu memberi makan dunia,” imbuhnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Siswa-siswi SMK Negeri 3 Baleendah melaksanakan praktik kerja di beberapa zona praktik di Inkubator Agribisnis BBPP Lembang, yaitu sayuran lapang tanaman brokoli, selada keriting, dan pakcoy. Ada juga yang ditempatkan di sreen house tanaman anggur dan zona kendang sapi dan rumah kompos.

Baca juga:

UPT Pelatihan Kementan Siapkan Regenerasi Petani di Papua

Setelah 4 bulan melakukan praktik kerja, dilaksanakan seminar hasil. Kegiatan dihadiri oleh widyaiswara BBPP Lembang, Manajer Inkubator Agribisnis, petugas pendamping di lapangan, serta siswa-siswi lain yang juga sedang praktik di BBPP Lembang.

Secara bergantian, mereka memaparkan hasil praktik kerja. Diskusi berlangsung tentang hasil proses praktik kerja yang dilakukan.

Pelepasan kegiatan praktik kerja dilakukan oleh Tim Manajemen BBPP Lembang, Selasa (7/5/2025).

Guru yang hadir saat pelepasan, Elah Herliah, menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama dan dedikasi BBPP Lembang menyiapkan generasi muda terjun langsung di sektor pertanian.

“Kegiatan praktik kerja ini diharapkan menjadi bekal anak-anak menata masa depan yang lebih baik dan menjadi pengalaman yang berharga,” tuturnya.

Salah seorang siswa, Wendi Ramadhan mengungkapkan kesannya bisa praktik kerja di BBPP Lembang bersama teman-temannya.

“Fasilitas untuk kegiatan praktik kerja di sini sudah lengkap sehingga membantu kami praktik pertanian di unit masing-masing dengan baik, pegawai di sini juga sangat ramah dan baik membimbing kami dengan tulus,” katanya.

Wendi juga bercerita dirinya jadi banyak mendapat teman baru sesama yang sedang praktik kerja juga terutama dapat ilmu baru dari tidak tahu menjadi tahu setelah praktik kerja di sini.

“Pokoknya, BBPP Lembang the best deh!" ungkapnya.(***)

UPT Pelatihan Kementan Siapkan Regenerasi Petani di Papua

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan sektor pertanian kepada 23 siswa-siswi kelas V Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Jayawijaya, Papua, yang datang berkunjung, Selasa (6/5/2025).

Rombongan diterima oleh Tim Manajemen BBPP Lembang. Para siswa yang didampingi sejumlah guru itu hadir untuk mempelajari agribisnis tanaman jagung.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan akan terus berupaya meregenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.

Untuk itu, Menteri Amran mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.

"Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia menjadi faktor keberlanjutan pangan nasional. Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya," kata Menteri Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyebut jika petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Dalam kunjungannya, rombongan Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Jayawijaya diajak menuju Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian. Widyaiswara BBPP Lembang lalu memberi pemahaman pentingnya pertanian untuk memenuhi konsumsi pangan.

Motivasi diberikan tentang bisnis dibidang pertanian yang menjanjikan terutama di sektor hilirisasi sebagai upaya meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian.

Baca juga:

Tingkatkan Kompetensi SDM Pertanian, UPT Pelatihan Kementan Gelar Klinik Agribisnis

Peserta dikenalkan olahan pangan jagung menjadi cemilan yang sangat disukai anak-anak, yaitu es krim jagung. Pertama-tama, dikenalkan bahan pembuatan es krim jagung yaitu jagung manis, susu cair, susu kental manis, telur, air, dan bahan pengembang SP.

Lalu, dikenalkan peralatan yang digunakan untuk membuatnya dan langkah pembuatannya yang sangat sederhana dan mudah dipraktikkan.

Secara bergantian, gen Z dari ujung timur Indonesia ini membuat es krim jagung, mulai dari mencampurkan semua bahan, menghaluskan menggunakan blender, memasak, memixer adonan beku sebelum dikemas ke dalam kemasan cantik yang dijual seharga Rp 5.000,00.

Beralih ke lahan terbuka di Inkubator Agribisnis, widyaiswara mengenalkan budidaya tanaman jagung manis mulai dari pengolahan lahan, penanaman dan pemeliharaan.

Anak-anak juga antusias menanam benih jagung ke dalam lubang-lubang tanam yang telah disiapkan petugas dan memberikan pupuk dasar agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Perwakilan peserta, Nathaline Hollyn Wamafma, mengutarakan manfaat yang ia dapat dari kunjungan ini.

“Pengolahan es krim jagung ini membantu kita sebagai ide jajanan dan jualan yang tidak harus kita beli di luar namun bisa membuatnya sendiri di rumah,” ujarnya.

Siswa lainnya, Jhosua Imanuel Sineri, menceritakan keseruan yang ia dapat.

“Sangat seru belajar pertanian di BBPP Lembang karena kami belajar cara menanam jagung yang baik dengan perbedaan sesuai jarak tanam masing-masing. Jika jarak tanam 25 cm maka cukup memasukkan 1 benih jagung ke dalam lubang tanam, jika berjarak 40 cm maka bisa memasukkan 2 benih jagung di dalam 1 lubang tanam,” ujarnya.(***)

Tingkatkan Kompetensi SDM Pertanian, UPT Pelatihan Kementan Gelar Klinik Agribisnis

TANIINDONESIA.COM//BANDUNG BARAT – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui UPT Pelatihan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menyelenggarakan Konsultasi Agribisnis Keliling (KAK), Kamis (8/5/2025), di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Cililin Kabupaten Bandung Barat.

Kegiatan dihadiri 34 orang petani dari 11 desa didampingi penyuluh pertanian. Hadir pula Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bandung Barat.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menjelaskan pentingnya pangan bagi manusia.

"Jika tidak ada pangan maka tidak ada kehidupan. Tanpa pangan, negara bisa bubar sehingga sangat penting kita jaga pangan," kata Mentan Amran.

Mentan Amran juga mengingatkan cita-cita besar Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan Indonesia.

“Perintah Bapak Presiden Prabowo, harus swasembada dalam waktu sesingkat-singkatnya. Dan ini bisa kita rebut manakala kita semua saling bergandengan tangan,” ucapnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan hal terpenting untuk meningkatkan pertanian adalah dengan meningkatkan kualitas SDM.

“Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP juga terus mengupayakan peningkatan SDM di bidang pertanian,” kata Santi.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengatakan pihaknya membangun dan mengembangkan Konsultasi Agribisnis sebagai salah satu standar pelayanan di Balai Besar Pelatihan.

Menurutnya, BBPP Lembang berkomitmen kuat meningkatkan kompetensi SDM pertanian.

Baca juga:

Mentan Amran Dampingi Wapres Gibran ke NTT, Tegaskan Komitmen Terus Dorong Kemajuan Pertanian

“Salah satu pelayanan publik yang kami laksanakan mendukung kompetensi SDM pertanian melalui Konsultasi Agribisnis. Ini upaya kami dalam pengembangan inkubator agribisnis sebagai pendukung penyelenggaraan pelatihan,” tutur Ajat.

Konsultasi agribisnis dilaksanakan secara hybrid, baik secara online (daring) berbasis website dan whatsapp center, serta secara offline (luring) datang langsung ke kantor dan Konsultasi Agribisnis Keliling (KAK) datang ke lokasi petani yang membutuhkan konsultasi tentang pertanian.

Layanan Konsultasi Agribisnis Keliling (KAK) dilaksanakan 2 kali dalam sebulan, dan sudah dilaksanakan sebanyak lima kali sejak awal tahun 2025.

Setiap pelaksanaannya, animo petani dan penyuluh pertanian untuk hadir ke kantor penyuluhan pertanian dan berkonsultasi sangat tinggi dan antusias.

Pada kunjungan ke-5, widyaiswara memberikan materi singkat tentang pertanian organik yaitu pembuatan pupuk kompos.

Penjelasan ini banyak mengundang berbagai pertanyaan petani tentang budidaya tanaman yang dilakukannya, baik tanaman padi, hortikultura, dan pengolahan hasil pertanian yang menjadi komoditas unggulan di Kecamatan Cililin. Solusi disampaikan oleh para konsultan dengan rinci dan jelas.

Koordinator Penyuluh Pertanian di BP3K Cililin, Lelin Linggawati, merasakan aura poitif adanya diseminasi informasi pertanian kepada petani melalui Konsultasi Agribisnis Keliling (KAK).

“Biasanya petugas penyuluh pertanian yang melakukan diseminasi dan penyuluhan kepada kelompok tani.

“Alhamdulillah pelayanan terpadu KAK BBPP Lembang oleh widyaiswara memberi nuansa baru bagi petani binaan kami,” ujar Lelin.(***)

Tingkatkan Kesejahteraan Petani Kabupaten Kudus, Kementan Dorong Pembentukan Koperasi Merah Putih

TANIINDONESIA.COM//KUDUS - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong terbentuknya Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Terbentuknya koperasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Hadir di lokasi, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan KDMP akan memberikan banyak manfaat bagi anggota koperasi, termasuk petani. Ke depan, KDMP akan menjadi wadah untuk melaksanakan program-program pemerintah.

“Koperasi diharapkan bisa membeli produk hasil pertanian dengan harga yang baik. Menjadi penyalur pupuk subsidi, disamping menyediakan sembako dan gas LPG dengan mudah dan harga normal,” ucapnya pada Musyawarah Desa Khusus dalam rangka Pembentukan KDMP Desa Tanjungrejo pada Selasa (6/5/2025).

Ia menyebut KDMP juga akan memiliki gerai apotek desa dengan obat – obatan yang terjangkau, serta produk simpan pinjam untuk anggotanya.

Berbeda dengan konsep koperasi terdahulu, menurut Wamentan Sudaryono KDMP memberikan jaminan usaha yang pasti. Ia menyebut pemerintah tidak berjarak dengan rakyatnya.

“KDMP dari, oleh, dan untuk masyarakat, serta diawasi oleh masyarakat dan aparatur penegak hukum” jelas Wamentan.

Baca juga:

Jadikan Nilai Tambah Perekonomian, Mahasiswa Polbangtan Kementan Kelola Sampah Dapur

Wamentan memastikan di akhir Mei 2025 ini, sebanyak 8.563 KDMP sudah terbentuk di Jawa Tengah.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Idha Widi Arsanti berharap KDMP mempunyai usaha terkait pertanian supaya lebih berdaya saing. Sebab, nantinya koperasi tersebut menjadi wadah atau kelembagaan di desa yang dapat menaungi petani dan kelompok tani.

“Hal ini akan memangkas rantai pasok pemasaran produk pertanian yang selama ini cukup panjang. Petani akan mendapatkan harga yang baik dan konsumen juga menerima harga yang lebih murah,” ucap Idha.

Sementara itu, Bupati Kudus Sam'ani Intakoris meminta masyarakat untuk tidak khawatir terjadinya tumpang tindih peran dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau koperasi yang sudah berjalan karena dapat dikolaborasikan.

Hadir pula Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA), R. Hermawan memberikan dukungannya pada pembentukan KDMP di wilayah Jawa Tengah ini.(***)

Jadikan Nilai Tambah Perekonomian, Mahasiswa Polbangtan Kementan Kelola Sampah Dapur

TANIINDONESIA.COM//JEPARA - Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan gerakan mengompos. Upaya ini dilakukan untuk mengedukasi ibu-ibu rumah tangga di Desa Bakalan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupatan Jepara, Jawa Tengah untuk mengolah sampah rumah tangga.

Pengelolaan sampah organik organik menjadi kompos diharapkan bisa dikembangkan masyarakat. Supaya memiliki nilai tambah dalam perekonomian, melalui pengolahan dengan skala yang lebih besar dan bisa dikomersialkan.

Hal ini sesuai ajakan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman agar mahasiswa Polbangtan/PEPI untuk menjadi penggerak utama inovasi dan pencipta lapangan kerja di sektor pertanian modern.

“Mahasiswa berperan penting sebagai ujung tombak masa depan bangsa, dengan kemampuan menciptakan teknologi baru yang dapat menjadi acuan bagi pertanian global,” ucap Mentan Amran.

Ia mendorong mahasiswa untuk menghasilkan inovasi yang tidak hanya mendukung swasembada pangan nasional tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya kesiapan SDM dalam menggerakkan sistem pertanian modern.

“SDM pertanian adalah kunci. Kami terus mendorong pelatihan teknologi tepat guna, pelibatan petani milenial, dan penguatan kelembagaan”, ujarnya.

Oleh Ilham Catur Darmawan, mahasiswa Semester 8 Program Studi Agribisnis Hortikultura Polbangtan YOMA, sampah dapur berhasil diolah menjadi pupuk bernilai ekonomi yang cukup tinggi.

Catur mempunyai ketertarikan kuat pada budidaya pekarangan rumah. Dari sana, Ia mulai mempelajari pemanfaatan limbah menjadi pupuk kompos/pupuk cair.

“Dari situ muncul keinginan untuk lebih lanjut lebih peduli pada lingkungan, mulai dari menyisihkan sampah organik sampai membuat lingkungan yang tidak hanya bersih tapi juga enak dilihat (estetik),” tuturnya.

Baca juga:

Kenalkan Industri Pertanian, Polbangtan Kementan Jajaki Kerjasama dengan SMK Bansari Temanggung

Ia pun mengajak ibu-ibu rumah tangga yang bergabung di KWT Den Ayu Putri Desa Bakalan untuk mengolah sampah dapur.

“Gerakan pengolahan limbah organik menjadi kompos ini bertujuan untuk mengelola sampah organik yang sebelumnya hanya sekedar tertimbun di suatu lokasi. Yang bisa berpotensi membahayakan lingkungan sekitar,” papar Catur yang juga merupakan anggota Jepara Green Generation.

Ia pun menggandeng Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia (YAPPIKA) untuk mendanai gerakan mengompos ini.

“Saya menggunakan metode pengolahan anaerob. Untuk medianya saya coba bergantian. Pernah menggunakan bak dari harbel, ember tumpuk, compostbag, raised bed, biopori di planterbag, atau sekedar ditimbun di suatu tempat”, ungkapnya.

Ia menilai kebutuhan pupuk kompos memiliki permintaan pasar yang cukup besar.

Dewi Triana Novarani, Penyuluh Pertanian BPP Kalinyamatan merespon baik gerakan ini.

“Permasalahan sampah ini sebenarnya bisa diminimalisir dari rumah masing-masing, terutama ibu-ibu yang suka memasak tentunya limbahnya itu bisa dikelola dengan baik,” papar Dewi.

Ia menyebut pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos ini merupakan salah satu upaya untuk menghemat pengeluaran dalam budidaya tanaman.

“Terlebih lagi ibu-ibu KWT pada suka menanam tanaman di pekarangan, tentunya membutuhkan pupuk untuk tanamannya.” tuturnya.(***)

Kenalkan Industri Pertanian, Polbangtan Kementan Jajaki Kerjasama dengan SMK Bansari Temanggung

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) menerima kunjungan SMK Bansari Temanggung, Rabu (30/4/2025). Rombongan terdiri dari 6 guru dan siswa Agribisnis Tanaman sebanyak 97 orang.

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, mengatakan generasi muda saat ini memegang peranan penting untuk kemajuan pertanian.

"Oleh sebab itu, kita berharap semakin banyak anak-anak muda yang terjun ke sektor pertanian. Sebab di tangan mereka kita berharap pertanian bisa lebih berkembang," ujarnya.

Pernyataan serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti.

Ia menegaskan jika pertanian membutuhkan regenerasi petani.

"Petani yang ada sudah tua-tua. Kita butuh kehadiran anak-anak muda dengan ilmu baru dan didukung kemajuan teknologi untuk memajukan sektor pertanian," katanya.

Baca juga:

Dorong Percepatan Tanam, Kementan Kawal LTT Bantul

SMK Bansari Temanggung sendiri berkunjung ke Polbangtan YoMa untuk menjalin kemitraan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri.

Selain itu, kunjungan ini juga untuk mengikuti perkembangan teknologi industri sebagai bekal memasuki dunia kerja serta memberikan gambaran siswa tentang pendidikan lebih tinggi.

Rombongan SMK Bansari diterima oleh Wakil Direktur I, Endah Puspitojati, beserta jajaran tenaga pendidik dan kependidikan Polbangtan YoMa.

"Saya berharap agar kunjungan ini dapat menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap dunia pertanian sehingga diharapkan mereka nantinya menjadi petani milenial yang sukses," ujar Endah dalam sambutannya.

Perwakilan dari SMK Bansari, Bidang Humas Nurjati menyampaikan terimakasih kepada pihak Polbangtan YoMa yang telah bersedia menerima kunjungan siswa siswi SMK Bansari.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian profil Polbangtan YoMa. Selain itu, para siswa diajak berkeliling lokasi Polbangtan YoMa untuk melihat fasilitas kelas, laboratorium, perpustakaan dan lahan praktek.(***)

Kementan Perkuat Kompetensi Pengelolaan Alsintan BP Provinsi Kalimantan Tengah

TANIINDONESIA.COM//KALIMANTAN TENGAH — Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menggelar Penyiapan Tenaga Kompeten Brigade Pangan (BP) sebanyak 465 angkatan di Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan ini adalah bagian dari komitmen Kementan untuk meningkatkan kompetensi pejuang pangan.

Menurut Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman untuk mencapai swasembada pangan, Kementan memastikan akan fokus dalam upaya meningkatkan produksi pangan utama, dalam hal ini beras.

Dan salah satu yang digalakkan Kementan adalah optimalisasi lahan pertanian melalui pembentukan Brigade Pangan (BP).

“Brigade Pangan akan menjadi garda terdepan dalam mengelola dan mengoptimalkan lahan pertanian secara modern, profesional dan terampil dengan menjalankan usaha yang berorientasi bisnis dan menghasilkan pendapatan dan keuntungan,” kata Mentan Amran saat membuka pelatihan secara daring, medio April.

Amran mengatakan, BP mengelola lahan pertanian secara terstruktur, dengan skala pengelolaan mencapai sekitar 200 hektar per BP.

"Program ini juga mencakup pengelolaan lahan rawa yang optimal dan pencetakan sawah rakyat, serta mengintegrasikan pendekatan berbasis komunitas dengan teknologi canggih,” imbuhnya.

Selain itu, BP diberikan dukungan berupa alat dan mesin pertanian, pelatihan, serta akses ke benih unggul, pupuk, dan pestisida.

“Program ini tidak hanya meningkatkan produksi pangan nasional tetapi juga menciptakan ekosistem agribisnis modern yang memberdayakan generasi muda,” kata Mentan Amran lagi.

Baca juga:

Tingkatkan SDM Pertanian, UPT Pelatihan Kementan Latih Petani Kabupaten Bandung Barat

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan menargetkan pembentukan 4.224 BP.

Saat ini, jumlah BP yang telah terbentuk sebanyak 1.900 yang tersebar di 16 Provinsi, yaitu 1.779 pada tahun 2024 dan 121 pada tahun 2025.

“Saat ini, BP yang sudah beroperasi mencapai 1.154 BP dengan cakupan luas lahan mencapai 230.800 Hektar yang tersebar di 12 Provinsi,” ungkap Santi.

Selama bulan April, BBPP Lembang menyelenggarakan pelatihan sebanyak 25 angkatan di beberapa kabupaten, yaitu Kabupaten Kapuas, Barito Selatan, Barito Timur, Seruyan, Kotawaringin Timur, dan Kotawaringin Barat. Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari untuk masing-masing angkatan.

Selama 3 hari pelatihan, peserta memperoleh materi inti tentang pengolahan lahan menggunakan traktor roda 2, pengolahan lahan menggunakan traktor roda 4, pengenalan, pengoperasian, perawatan, dan pemeliharaan mesin panen kombinasi (combine harvester), dan laporan usahatani.

Salah seorang peserta BP Prajurit Tani, mengaku siap mempraktikkan ilmu yang didapat selama pelatihan.

“Setelah pelatihan ini, kami akan langsung mempraktikkan tanam padi di bulan Mei dengan menerapkan ilmu yang kami peroleh selama pelatihan terutama penggunaan alsintan, sehingga harapannya bulan Agustus bisa panen padi," katanya saat penutupan pelatihan, Rabu (30/4/2025), di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Selat Kabupaten Kapuas.

“Terima kasih Kementerian Pertanian dengan diadakannya pelatihan ini kami bisa memahami pengelolaan lahan sawah di sini yang dapat lebih efisien dan produktif,” ujarnya lagi.(***)

Tingkatkan SDM Pertanian, UPT Pelatihan Kementan Latih Petani Kabupaten Bandung Barat

TANIINDONESIA.COM//BANDUNG BARAT – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui UPT Pelatihan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menyelenggarakan Konsultasi Agribisnis Keliling (KAK), Kamis (24/4/2025), di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan ini diikuti 20 petani.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menjelaskan pentingnya pangan bagi manusia.

"Jika tidak ada pangan maka tidak ada kehidupan. Tanpa pangan, negara bisa bubar sehingga sangat penting kita jaga pangan," katanya.

Mentan Amran juga mengingatkan cita-cita besar Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan Indonesia.

“Perintah Bapak Presiden Prabowo, harus swasembada dalam waktu sesingkat-singkatnya. Dan ini bisa kita rebut manakala kita semua saling bergandengan tangan,” ucapnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan hal terpenting untuk meningkatkan pertanian adalah dengan meningkatkan kualitas SDM.

“Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP juga terus mengupayakan peningkatan SDM di bidang pertanian,” katanya.

BBPP Lembang sendiri sudah membangun dan mengembangkan inovasi pelayanan publik Konsultasi Agribisnis Keliling (KAK) sejak pertengahan 2024. Layanan konsultasi agribisnis menjadi salah satu Standar Pelayanan Publik BBPP Lembang.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengatakan pihaknya membangun dan mengembangkan KAK karena berkomitmen kuat meningkatkan kompetensi SDM pertanian.

“Salah satu pelayanan publik yang kami laksanakan mendukung kompetensi SDM pertanian melalui Konsultasi Agribisnis Keliling. Ini upaya kami dalam pengembangan inkubator agribisnis sebagai pendukung penyelenggaraan pelatihan,” tutur Ajat.

Baca juga:

UPT Pelatihan Kementan Edukasi Gen Z Hilirisasi dan Agribisnis Pertanian

Konsultasi dilaksanakan secara hybrid, baik secara online (daring) berbasis website dan whatsapp center dan secara offline (luring) datang langsung ke kantor dan Konsultasi Agribisnis Keliling (KAK) datang ke lokasi petani yang membutuhkan konsultasi tentang pertanian.

Awal tahun 2025, BBPP Lembang bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bandung Barat untuk layanan KAK, mengunjungi BPP di wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Kegiatan KAK menghadirkan konsultan dari widyaiswara dan petugas lapangan yang kompeten memecahkan permasalahan yang dihadapi petani sesuai yang dibutuhkan.

Kunjungan ke BP3K Sindangkerta merupakan kunjungan ke-4 dalam rangkaian KAK. BBPP Lembang bekerja sama dengan penyuluh setempat untuk mengundang para petani dengan rasa ingin tahu besar atau mereka yang memiliki pertanyaan untuk disampaikan.

Materi yang disampaikan oleh widyaiswara diusahakan relevan dengan keadaan sekitar. Pada kunjungan ke sindangkerta, widyaiswara hadir dan memberikan materi pembelajaran mengenai trichoderma.

Pembuatan trichoderma membuka berbagai kesempatan bagi petani. Namun teknik yang digunakan harus tepat. Shinta Andayani, widyaiswara pada kesempatan tersebut, menjelaskan bahwa tempat yang digunakan untuk trichoderma harus steril.

Selanjutnya trichoderma dapat digunakan sebagai pupuk, pestisida, dan sebagainya yang dapat membantu petani dalam mengurangi penggunaan zat kimia.

Penjelasan ini banyak mengundang berbagai pertanyaan petani tentang budidaya tanaman yang dilakukannya, baik tanaman padi, buah dan sayur serta permasalahan hama dan penyakit. Solusi disampaikan oleh para konsultan dengan rinci dan jelas.

Yaya, petani dari Kelompok Tani Gawe Rancage, mengucapkan harapannya pada KAK yang dilakukan BBPP Lembang.

“Kami sangat berterima kasih dengan adanya KAK ini, kami merasa ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi kami petani. Harapan kami juga agar lebih banyak konsultasi seperti ini ke depannya,” kata Yaya.(***)

UPT Pelatihan Kementan Edukasi Gen Z Hilirisasi dan Agribisnis Pertanian

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Sebagai upaya regenerasi petani, Kementerian Pertanian membuka kesempatan bagi berbagai kalangan untuk mempelajari pertanian. Salah satunya melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, yang Selasa (22/04/2025) lalu menerima kunjungan SMP Budi Cendikia Islamic (BCI) School Depok.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan generasi muda adalah ujung tombak kemajuan Indonesia.

“Sekarang generasi muda adalah generasi yang harus kita persiapkan untuk mengawal Indonesia menjadi negara emas. 20 tahun kemudian mereka yang akan memimpin republik ini. Kita harapkan mereka lebih baik dan lebih hebat dari kita,” ujarnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyebut petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan komitmennya mencetak generasi muda agar mampu menjadi wirausaha muda melalui berbagai program peningkatan kompetensi. Di antaranya pelatihan, kegiatan kunjungan singkat dan kegiatan magang.

Sementara para siswa-siswi SMP BCI Depok melakukan kunjungan dalam rangkaian Research and Leadership Development Program.

Para siswa diharuskan menyusun karya ilmiah dari kunjungan tersebut dan mempresentasikannya kepada gurunya.

Baca juga:

Transformasi Pertanian Nasional, Kementan Launching Pertanian Modern

Dalam kunjungan ini, siswa-siswi SMP BCI Depok diterima di Aula Catur Gatra BBPP Lembang. Mereka lalu menuju Lab Pengolahan Hasil Pertanian untuk mempelajari olahan buah dan sayur.

Di lab, para siswa-siswi diberikan pengenalan materi yang menarik bagi mereka. Widyaiswara dan Staf lab kali itu mempersiapkan bahan dan alat untuk membuat sorbet jagung.

Untuk memberikan wawasan dan pengalaman lebih mendalam, para siswa juga dipersilakan untuk mempraktikkan sendiri dengan panduan dari widyaiswara dan staf lab.

Sebelum beralih, para siswa juga melakukan tanya jawab mengenai jenis buah dan sayur yang dapat diolah menjadi es krim atau sorbet. Tidak lupa mereka mencicipi kreasi yang telah dibuat sebelumnya.

Selain mempelajari agribisnis pertanian melalui pembuatan es krim dan pengolahan hasil pertanian lainnya, para siswa berkesempatan untuk mengelilingi lahan BBPP Lembang. Di sini mereka dapat belajar berbagai hal mengenai bercocok tanam khususnya pada tanaman hortikultura.

Terakhir, mereka mengunjungi screen house tanaman hias. Di sini mereka mempelajari cara budi daya tanaman hias kaktus melalui teknik grafting.

Dengan panduan dari widyaiswara dan pendamping lapang mereka mempelajari tahap-tahap perbanyakan tanaman dan mengenai bisnis tanaman hias yang menjanjikan.

Kepala BBPP Lembang lalu menyampaikan harapannya.

“Harapan kami adalah tumbuhnya generasi petani muda melalui pelatihan-pelatihan dan kunjungan yang dilakukan pada UPT Pelatihan Kementan,” papar Ajat.(***)