20 Januari 2025

BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN

Harga Gabah di Bawah HPP, Petani Garut Berharap Bulog Serap Gabah

TANIINDONESIA.COM//GARUT – Pemandangan kontras terlihat di tengah hamparan sawah yang mulai menguning di Kabupaten Garut. Di satu sisi, petani tengah bergembira menyambut panen padi, namun di sisi lain, kekhawatiran mendalam menyelimuti mereka akibat anjloknya harga gabah.

Seperti yang dirasakan oleh petani di Desa Putrajawa Kecamatan Selaawi, Asep, yang tergabung di Kelompok Tani Harapan Makmur. Asep mengelola lahan sawah seluas 10 hektar. Saat ditemui di sela-sela kegiatan panen, Senin (13/1), menyampaikan, “Hari ini kami panen sebanyak 56 ton dan produktivitasnya 5,6 ton/hektar. Hasil panen kami jual ke tengkulak dengan harga Rp 6.000 per kilogram,” tuturnya.

Kondisi ini membuat ada selisih Rp 500 per kilogram dari Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Padahal, sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto, HPP harus minimal Rp 6.500 per kilogram, yang bertujuan untuk melindungi harga dasar gabah dan beras di tingkat petani, serta mengoptimalkan penyerapan hasil panen dalam negeri.

Menurut Asep, harga HPP sebesar Rp 6.500 sangat bagus dan memberikan harapan besar bagi petani. Namun, tanpa intervensi Bulog, gabah mereka hanya diserap oleh tengkulak dengan harga jauh di bawah HPP.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/17/perkenalkan-pertanian-ke-pelajar-kementan-siapkan-generasi-petani-masa-depan/

“Harapan kami harga gabah bisa minimal Rp 6.500 per kilogram agar kami bisa terus melakukan budidaya padi dengan semangat dan menghasilkan padi yang berkualitas baik,” kata Asep.

Namun demikian, Asep mengapresiasi perhatian pemerintah yang telah mempermudah akses petani terhadap saprodi khususnya pupuk. “Alhamdulillah saat ini pupuk banyak dan mudah kami peroleh dan sangat membantu kegiatan budidaya padi,” ujarnya.

Harga gabah yang terus anjlok di tingkat petani menjadi persoalan mendesak yang harus segera diatasi. Intervensi Bulog diperlukan agar ketentuan HPP benar-benar terlaksana, sehingga petani dapat menikmati hasil panen dengan harga yang layak dan mengurangi potensi kerugian besar.

Pembelian gabah sesuai HPP agar petani sejahtera dan termotivasi untuk terus meningkatkan produksi padi meraih swasembada pangan secepat-cepatnya. (yoko/che)

Perkenalkan Pertanian ke Pelajar, Kementan Siapkan Generasi Petani Masa Depan

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan sektor pertanian kepada 175 orang siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP Islam Terpadu Al-Qalam Kota Depok, Kamis (16/1/2025). Para siswa yang didampingi sejumlah guru itu hadir untuk mempelajari agribisnis tanaman sayuran.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan akan terus berupaya meregenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.

Untuk itu, Menteri Amran mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.

"Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia menjadi faktor keberlanjutan pangan nasional. Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya," kata Menteri Amran.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyebut jika petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Kepala Sekolah SMPIT Al-Qalam, M. Billy Risgiantara, menyampaikan keterkaitan sektor pertanian dengan program sekolah.

“Kami menyadari pentingnya menumbuhkan minat kepada generasi muda terhadap sektor pertanian, karena itu kami memasukkan materi tentang pertanian di berbagai mata pelajaran di sekolah,” terangnya.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/15/ajak-gen-z-tekuni-pertanian-kementan-ajarkan-hilirisasi-komoditas-sayuran/

Billy menyampaikan tujuan menghadirkan murid-muridnya ke BBPP Lembang agar mereka bisa melihat langsung apa yang sudah dipelajari di sekolah, atau yang belum diketahui tentang agribisnis pertanian secara umum.

Terbagi 3 kelompok, rombongan mengunjungi dan praktik pembuatan instalasi hidroponik dan penanaman sayuran daun sistem deep flow technique (DFT) dan wick system.

Petugas menjelaskan alat dan bahan pembuatan instalasi menggunakan bahan utama baja ringan dan pipa paralon, serta pelarutan nutrisi utama budidaya hidroponik menggunakan nutrisi AB mix. GenZ tampak antusias ikut praktik membuat instalasi dan melakukan penanaman bibit pakcoy.

Kelompok lainnya bergerak menuju laboratorium pengolahan hasil pertanian.

Di sana, widyaiswara BBPP Lembang memberikan penjelasan sederhana tentang konsep pengolahan hasil pertanian yang bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian dan memperpanjang masa simpan produk.

Selanjutnya didampingi petugas laboratorium, murid-murid kelas VII dan VIII ini praktik membuat cemilan sehat, manis, dan menyegarkan yaitu sorbet dari buah mangga.

Pertama-tama, diberikan penjelasan alat dan bahan, dilanjutkan demo membuat aneka olahan tersebut dan anak-anak juga ikut mempraktikkannya, yang ternyata dinilai cukup mudah bisa dipraktikkan ulang nantinya.

Di screen house tanaman hias, widyaiswara BBPP Lembang dibantu petugas sharing tentang budidaya kaktus dan sukulen. Anak-anak mempraktikkan penyiapan media tanam terdiri dari pasir dan pupuk kandang ayam.

Kemudian, memotong bagian tanaman sukulen, memperbanyak tanaman sukulen melalui stek pucuk untuk tanaman sukulen, dan menyambungkan understam dan anakan kaktus melalui teknik grafting.(***)

Mari Lindungi Petani Dengan Serap Gabah Sesuai HPP

TANIINDONESIA.COM//BANTUL - Ketua Komisi IV DPRI RI, Siti Hediati Hariyadi mengatakan pentingnya menyerap gabah petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

"Dengan memastikan harga sesuai HPP, kita bisa melindungi petani dari kerugian besar. Pemerintah dan DPR sepakat bahwa ini adalah langkah prioritas," jelas perempuan yang akrab disapa Mbak Titiek ini.

Hal ini Ia sampaikan dalam kunjungannya bersama Menteri Pertanian di lokasi panen padi Desa Triharjo, Kapanewon Pandak, Kebupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu (15/1/2025).

Ia menyampaikan dukungan penuh pada instruksi Presiden untuk memastikan penyerapan gabah petani dengan harga layak.

Titiek menegaskan pihaknya akan mengawal kebijakan ini. Ia berharap Bulog dapat bekerja maksimal dengan menyerap gabah sesuai dengan HPP sebesar Rp. 6.500 per kilogram.

"Ini bukan hanya soal kebijakan, tetapi komitmen kita semua untuk memperkuat ketahanan pangan nasional," ujar Titiek.

Ia menyebut hal ini penting untuk memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/13/harga-gabah-di-bawah-hpp-petani-kulonprogo-menjerit-dan-berharap-bulog-segera-bertindak/

Dalam kesempatan ini, Ia pun memberi apresiasi atas langkah Kementerian Pertanian yang telah memberikan berbagai bantuan, seperti benih unggul, pupuk, alat pertanian, dan normalisasi irigasi.

Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas padi di tingkat petani.

"Kita sudah siapkan sarana dan prasarana. Sekarang tinggal memastikan gabah terserap sesuai HPP," tegasnya.

Mentan Amran menegaskan, peran Bulog sangat strategis dalam menjaga stabilitas harga gabah untuk mendukung kesejahteraan petani. Ia mengajak seluruh pihak terkait untuk bekerja keras memastikan gabah petani terserap dengan maksimal.

Ia menyoroti dampak harga pembelian gabah sebesar Rp. 5.500 per kilogram yang saat ini terjadi di Bantul. Ia menjelaskan bahwa selisih Rp. 1.000 per kilogram dapat menyebabkan kerugian hingga Rp. 25 triliun bagi petani, mengingat target panen nasional mencapai 25 juta ton.

"Dampak ini signifikan. Kalau selama empat bulan harga terus di bawah HPP, pendapatan petani akan sangat tergerus," pungkas Mentan Amran.(***)

Ajak Gen Z Tekuni Pertanian, Kementan Ajarkan Hilirisasi Komoditas Sayuran

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan sektor pertanian kepada 163 orang siswa-siswi kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sirojul Athfal, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (13/1/2025).

Para siswa yang didampingi guru mempelajari peningkatan nilai tambah komoditas pertanian melalui kegiatan hilirisasi sektor pertanian.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan Kementan akan terus berupaya melakukan regenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.

Mentan mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.

“Generasi muda adalah ujung tombak kemajuan Indonesia. Kata kuncinya (anak muda) diberi ruang untuk untung dan beri teknologi tinggi," ucap Mentan Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan akan mendukung penuh upaya regenerasi petani. Selain itu, BPPSDMP juga membuka akses pelatihan dan pendampingan untuk petani milenial.

Kepala MTs Sirojul Athfal mengatakan tujuan berkunjung ke BBPP Lembang untuk menumbuhkan minat generasi Z ini terhadap pertanian.

“Harapannya ketika tumbuh minat terhadap pertanian, mereka akan bisa mengembangkannya sehingga kelak bisa berkontribusi aktif pada pembangunan pertanian,” katanya.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/31/kementan-dan-politeknik-negeri-jakarta-implementasikan-smart-farming-berbasis-iot/

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, saat menerima kunjungan, menjelaskan harapannya agar para generasi zilenial ada yang menekuni sektor pertanian.

“Kami berharap adik-adik di sini nantinya ada yang melanjutkan pendidikan menengah atas, pendidikan tinggi dan bekerja di sektor pertanian karena sektor pertanian menjanjikan masa depan cerah asalkan ditekuni dengan semangat dan kerja keras,” tuturnya.

Dalam kunjungan itu, para siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Rombongan diajak mengunjungi laboratorium pengolahan hasil pertanian. Widyaiswara BBPP Lembang memberikan penjelasan sederhana tentang konsep pengolahan hasil pertanian yang bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian dan memperpanjang masa simpan produk.

Sementara petugas laboratorium menjelaskan 3 jenis olahan pangan berbahan dasar komoditas hortikultura, yaitu selai wornas (wortel-nanas), cistik wortel, dan es krim jagung. Pertama-tama, diberikan penjelasan alat dan bahan, dilanjutkan demo membuat aneka olahan tersebut dan anak-anak juga ikut mempraktikkannya.

Rombongan juga diberikan kesempatan melihat lahan praktik di Inkubator Agribisnis, melihat screen tanaman anggur, tanaman hias, dan sayuran lapang.

Sejumlah siswa, Zahira, Naura, Sania, dan Putri, mengatakan kesannya belajar pertanian di BBPP Lembang.

“Berkunjung dan belajar pertanian di BBPP Lembang menyenangkan sekali karena udaranya sejuk dan banyak tanaman di sini yang belum pernah kami lihat. Berkunjung ke sini juga menambah pengetahuan tentang pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian,” ucap keempatnya kompak.(***)

Harga Gabah di Bawah HPP, Petani Kulonprogo Menjerit dan Berharap Bulog Segera Bertindak

TANIINDONESIA.COM//Kulonprogo – Para petani di Kulonprogo, salah satu sentra padi di Yogyakarta, menghadapi situasi sulit. Harga gabah hasil panen raya mereka hanya dihargai Rp5.100 per kilogram, jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram. Kondisi ini membuat petani menanggung kerugian besar dan berharap Bulog segera turun tangan menyerap hasil panen sesuai ketentuan HPP.

“Informasi dari pemerintah, harga gabah harusnya Rp6.500. Tapi kenyataannya, kami hanya bisa menjual di harga Rp5.100. Artinya, kami rugi Rp1.400 per kilogram,” ungkap Yudi Indarto, Ketua Kelompok Tani Mandiri, Pedukuhan 1, Bojong Panjatan, Kulonprogo, saat ditemui di lokasi panen miliknya, Senin, 13 Januari 2025.

Menurut Yudi, harga HPP sebesar Rp6.500 sebenarnya memberikan harapan besar bagi petani. Namun, tanpa intervensi Bulog, gabah mereka hanya diserap oleh tengkulak dengan harga jauh di bawah HPP.

“Selama ini, gabah kami hampir selalu dibeli tengkulak. Bulog belum pernah menyerap hasil panen di sini. Harga yang kami dapatkan bahkan pernah lebih rendah, hanya Rp3.500 hingga Rp4.000 per kilogram,” jelas Yudi.

Yudi menambahkan, para petani terpaksa menjual gabah dengan harga murah karena kebutuhan mendesak. “Kami butuh uang untuk keperluan sehari-hari, seperti kebutuhan dapur, biaya sekolah anak, hingga kebutuhan bayi. Karena itu, kami tidak punya pilihan selain menerima harga yang ditawarkan pembeli,” katanya.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/10/apresiasi-keterbukaan-informasi-publik-kementan-beri-polbangtan-yoma-predikat-bergengsi/

Senada dengan Yudi, petani lain bernama Triyono juga mendesak Bulog untuk segera menyerap gabah hasil panen raya dengan harga sesuai HPP.

“Dua minggu lalu, harga masih Rp5.500 per kilogram. Sekarang malah turun jadi Rp5.000 per kilogram. Kami berharap Bulog segera membeli gabah kami sesuai HPP Rp6.500 per kilogram, atau kalau bisa harga dinaikkan lagi agar petani tidak merugi,” harap Triyono.

Meski begitu, Triyono mengapresiasi perhatian pemerintah yang telah mempermudah akses petani terhadap pupuk dan benih. “Bantuan pupuk dan benih memang sangat membantu produksi kami. Tapi yang paling penting sekarang adalah serapan gabah oleh Bulog harus segera dilakukan agar petani tidak semakin terpuruk,” tegasnya.

Harga gabah yang terus anjlok di tingkat petani menjadi persoalan mendesak yang harus segera diatasi. Intervensi Bulog diperlukan agar ketentuan HPP benar-benar terlaksana, sehingga petani dapat menikmati hasil panen dengan harga yang layak dan mengurangi potensi kerugian besar.(***)

Kementan dan Politeknik Negeri Jakarta Implementasikan Smart Farming Berbasis IoT

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Tiga mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, UPT di Kementerian Pertanian, 2 September sampai 31 Desember 2024.

Kementan sendiri memiliki beberapa program yang menarik generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian, di antaranya mengasah keterampilan generasi Z melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya peran generasi muda membangun pertanian Indonesia.

Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter kuat menghadapi tantangan dunia.

“Dengan karakter yang kuat, jujur, disiplin, dan pekerja keras, pemuda Indonesia bisa menjadi ujung tombak mewujudkan swasembada pangan dan mengantarkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” tutur Amran.

“Mari bersama kita wujudkan cita-cita besar ini. Indonesia tidak hanya swasembada, tetapi menjadi bangsa yang mampu memberi makan dunia,” imbuhnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/12/penyuluh-pertanian-karawang-kompeten-siap-dampingi-petani-wujudkan-swasembada-pangan/

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan komitmennya mencetak generasi muda agar mampu menjadi wirausaha muda melalui berbagai program peningkatan kompetensi. Di antaranya pelatihan, kegiatan kunjungan singkat dan kegiatan PKL.

Sementara PKL Mahasiswa semester 5 Politeknik Negeri Jakarta dilaksanakan di greenhouse tanaman paprika untuk monitoring dan maintenance sensor NPK untuk mengoptimalkan nutrisi dan produktivitas paprika berbasis IoT, monitoring dan maintenance tanaman paprika berbasis IoT dengan sensor kelembaban dan suhu tanah pada screen house, dan monitoring suhu udara pada green house tanaman paprika menggunakan teknologi IoT.

Setelah lebih dari 3 bulan melakukan PKL, untuk mempertanggungjawabkan hasil kerja dilaksanakan seminar hasil, Jumat (27/12/2024).

Kegiatan dihadiri oleh widyaiswara BBPP Lembang sebagai pembimbing dan pembahas, serta siswa dan mahasiswa lain yang juga sedang PKL di BBPP Lembang.

Secara bergantian, mereka memaparkan hasil penelitian dan pengamatan. Diskusi berlangsung tentang hasil proses pengamatan yang dilakukan.

Salah seorang peserta PKL, Fauzy Raihan Abdullah, mengaku senang bisa memperoleh kesempatan PKL di BBPP Lembang,

“Di sini bisa dapat banyak teman dan pengalaman baru, khususnya yang tadinya saya cukup asing tentang budidaya tanaman, sekarang mulai memahami,” ujarnya.

“Saya juga tertarik untuk mengembangkan teknologi smart farming, karena menurut saya jika dikembangkan maka para petani kita bisa lebih makmur dan terbantu kegiatan budidaya pertaniannya,” katanya lagi.(***)

Kementan Siapkan Generasi Muda Pertanian Terjun ke Dunia Usaha Dunia Industri

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Sepuluh mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu, melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, UPT di Kementerian Pertanian, 14 Agustus sampai 24 Desember 2024.

Kementan sendiri memiliki beberapa program yang menarik generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian, antara lain Mengubah image pertanian tradisional agar lebih menarik, memfasilitasi generasi milenial untuk melanjutkan pendidikannya di sektor pertanian dengan biaya ditanggung pemerintah.

Program lainnya adalah memberikan kesempatan kepada generasi milenial untuk dibekali pengetahuan, pendidikan karakter, dan dilatih sesuai dengan keperluan dunia industri dan dunia usaha, mengasah keterampilan generasi Z melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL), dan memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk ikut dalam regenerasi petani.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, di berbagai kesempatan menekankan pentingnya peran generasi muda membangun pertanian Indonesia.

Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter kuat menghadapi tantangan dunia.

“Dengan karakter yang kuat, jujur, disiplin, dan pekerja keras, pemuda Indonesia bisa menjadi ujung tombak mewujudkan swasembada pangan dan mengantarkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” tutur Amran.

“Mari bersama kita wujudkan cita-cita besar ini. Indonesia tidak hanya swasembada, tetapi menjadi bangsa yang mampu memberi makan dunia,” imbuhnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/24/dukung-ketahanan-pangan-kementan-kenalkan-program-pertanian-modern-ke-aparat-desa/

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan komitmennya mencetak generasi muda agar mampu menjadi wirausaha muda melalui berbagai program peningkatan kompetensi. Diantaranya pelatihan, kegiatan kunjungan singkat dan kegiatan PKL.

Mahasiswa semester 7 Universitas Bengkulu ini melaksanakan PKL di beberapa zona praktik di Inkubator Agribisnis BBPP Lembang, yaitu di zona screen house tanaman hias sukulen, budidaya pakcoy sistem DFT, budidaya melon dengan hidroponik sistem irigasi tetes, laboratorium agens hayati, zona kandang sapi dan rumah kompos, dan pembibitan kentang G0 hidroponik sistem aeroponik.

Setelah lebih dari 3 bulan melakukan PKL, untuk mempertanggungjawabkan hasil PKL dilaksanakan seminar hasil pada hari Jumat (27/12/2024).

Kegiatan dihadiri oleh widyaiswara BBPP Lembang sebagai pembimbing dan pembahas, serta siswa dan mahasiswa lain yang juga sedang PKL di BBPP Lembang.

Secara bergantian, mereka memaparkan hasil penelitian dan pengamatan. Diskusi berlangsung tentang hasil proses pengamatan yang dilakukan.

Salah seorang peserta PKL, Distira Viro Nika, menyatakan mendapatkan banyak pengalaman berharga yang sangat berpengaruh dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilannya, khususnya dibidang pertanian.

“BBPP Lembang memberikan kesempatan untuk langsung terlibat dalam berbagai kegiatan yang mendalam dan aplikatif, seperti pengelolaan tanaman, pengolahan hasil pertanian, serta penerapan teknologi modern dalam kegiatan pertanian,” katanya.

Distira memberi kesan yang paling mendalam tentang adanya kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para ahli dan praktisi di BBPP Lembang yang sudah berpengalaman.

“Saya belajar banyak tentang teknik terbaru dalam pengelolaan pertanian, mulai dari sistem pertanian organik, hidroponik hingga teknologi yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas,” katanya.

“Selain itu, saya juga memperoleh pemahaman lebih baik tentang pentingnya keberlanjutan dan konservasi dalam dunia pertanian. PKL di BBPP Lembang juga mengajarkan saya bagaimana bekerja secara tim, menyelesaikan tugas dalam tenggat waktu yang ketat, serta menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang dinamis," imbuhnya.

Menurutnya, pengalaman ini membuka wawasan mengenai tantangan dan peluang yang ada dalam sektor pertanian di Indonesia.

“Secara keseluruhan, pengalaman PKL ini sangat memberikan banyak pelajaran yang tidak hanya berguna untuk perkembangan akademik saya, tetapi juga untuk pengembangan karier di masa depan. Saya merasa lebih siap untuk terjun ke dunia profesional setelah mengikuti program ini,” tutur Distira semangat.(***)

Dukung Ketahanan Pangan, Kementan Kenalkan Program Pertanian Modern ke Aparat Desa

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan pertanian modern kepada 60 aparat desa asal Kabupaten Bogor, Senin (23/12/2024), yang berkunjung untuk meningkatkan wawasan kebangsaan dan bela negara dan studi tiru ketahanan pangan.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan pertanian sangat penting untuk masyarakat.

"Ingat, tidak ada pangan, tidak ada negara dan peradaban. Mati hidupnya negara, pertama ditentukan oleh pertanian. Jadi ini sangat vital, kalau pertanian bermasalah," tegas Mentan Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan, salah satu fokus Kementan adalah mewujudkan akselerasi peningkatan produksi dan produktivitas pangan agar mampu swasembada.

“Kementan terus memprioritaskan berbagai program dan kegiatan yang mendukung ketahanan pangan dalam negeri,” kata Santi.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, dalam setiap kesempatan menyampaikan kesiapannya melayani para stakeholder yang ingin mempelajari pertanian.

“Kami berkomitmen meningkatkan kompetensi SDM pertanian untuk mendukung program-program strategis Kementan,” tutur Ajat.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/18/gen-z-pelajari-agribisnis-pertanian-di-upt-kementan/

Kehadiran rombongan aparat desa dari Kabupaten Bogor di BBPP Lembang diterima Ketua Kelompok Substansi Program dan Evaluasi, Ketua Tim Kerja Program dan Kerja sama dan widyaiswara spesialisasi budidaya pertanian.

Widyaiswara memberi materi tentang sistem-sistem yang ada di dalam teknologi hidroponik seperti aeroponik, irigasi tetes, deep flow technique, nutrient film technique, wick system, dan rakit apung.

Widyaiswara juga menjelaskan kelebihan dan kekurangan bertanam menerapkan hidroponik.

Kunjungan diakhiri dengan mengelilingi Inkubator Agribisnis BBPP Lembang.

Peserta praktik membuat instalasi hidroponik sistem DFT, pembuatan lubang tanam, persemaian hidroponik, dan proses pelarutan nutrisi utama dalam budidaya hidroponik yaitu AB Mix.

Rombongan juga diajak melihat koleksi tanaman yang ada di BBPP Lembang yaitu budidaya anggur.(***)

Gen Z Pelajari Agribisnis Pertanian di UPT Kementan

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan agribisnis pertanian kepada 80 siswa didampingi 25 dosen Program Keahlian Agribisnis Tanaman SMK Agribisnis dan Agroteknologi Amerta Kabupaten Bogor, Senin (16/12/2024).

Ini sejalan dengan program Kementan tentang regenerasi petani. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan akan terus berupaya meregenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.

Untuk itu, Menteri Amran mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.

"Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia menjadi faktor keberlanjutan pangan nasional. Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya," kata Menteri Amran.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/16/dukung-swasembada-pangan-kementan-asah-kompetensi-gen-z/

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan pertanian modern membutuhkan SDM dan memasifkan penggunaan alat mesin pertanian.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menjelaskan jika pihaknya berkomitmen menyiapkan regenerasi petani. Salah satunya melalui kegiatan pengenalan dunia pertanian pada kegiatan kunjungan atau fieldtrip.

Rombongan langsung meninjau lahan praktik Inkubator Agribisnis seluas 2,5 hektar. Di screen tanaman hias, petugas lahan praktik sharing tentang budidaya kaktus dan sukulen mulai dari penyiapan media tanam, perbanyakan anakan dan proses pemeliharaan dan pengendalian hama penyakit.

BBPP Lembang juga memperkenalkan zona lainnya, yaitu budidaya sayuran lapang selada keriting mulai dari pengolahan lahan, persemaian, pemeliharaan, panen dan pascapanen.

Kunjungan berakhir di screen house anggur, berdiskusi dengan petugas lapangan tentang tahapan budidaya tanaman mulai dari persiapan media tanam, persemaian, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, serta panen dan pascapanen. (Yoko/Che)

Dukung Swasembada Pangan, Kementan Asah Kompetensi Gen Z

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menggelar Pelatihan Agribisnis Jagung bagi Non Aparatur, 9 – 14 Desember 2024. Kegiatan diikuti 30 siswa-siswi yang sedang Praktik Kerja Lapangan di BBPP Lembang.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya peran generasi muda membangun pertanian Indonesia.

Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter kuat menghadapi tantangan dunia.

“Dengan karakter yang kuat, jujur, disiplin, dan pekerja keras, pemuda Indonesia bisa menjadi ujung tombak mewujudkan swasembada pangan dan mengantarkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” tutur Amran.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti. Menurutnya, petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/16/kementan-perkuat-kompetensi-penyuluh-pertanian-indramayu/

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan jika pihaknya berkomitmen mencetak generasi muda agar mampu menjadi wirausaha muda melalui berbagai program peningkatan kompetensi SDM pertanian.

Selama pelatihan, widyaiswara BBPP Lembang sebagai fasilitator pelatihan memberikan rangkaian materi budidaya tanaman jagung, mulai dari Persiapan Benih, Persiapan Lahan, Penanaman dan Pemupukan.

Materi lainnya adalah Pemeliharaan, Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu, Panen dan Pascapanen Jagung, Pengolahan Hasil Jagung, Analisa Usahatani, Pemasaran/Peluang Bisnis Komoditas Jagung, dan Media Pembelajaran.

Peserta dari SMKN I Terisi Kabupaten Indramayu, Lufiatun Jaenah, mengaku beruntung bisa memperoleh pelatihan gratis.

“Mengikuti pelatihan ini saya jadi bisa mengetahui tentang agribisnis jagung. Bapak dan ibu widyaiswara juga menyampaikan materi yang mudah dipahami sehingga suasana pembelajaran juga mengasyikkan,” ujarnya, saat penutupan pelatihan, Kamis (14/12/2024).(***)