Kementan Siapkan Generasi Milenial Mahir Agribisnis Cabai
TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Cabai merah merupakan salah satu komoditas strategis yang terus diupayakan peningkatan produksinya di skala nasional. Untuk mendukung peningkatan produksi komoditas ini, Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menyelenggarakan Pelatihan Agribisnis Cabai, 17 – 23 Juli 2024, di BBPP Lembang yang diikuti 30 peserta yang sedang PKL di BBPP Lembang.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan gerakan menanam cabai di pekarangan menjadi solusi meningkatkan produksi cabai nasional sehingga dapat memenuhi konsumsi dalam negeri.
Sejalan dengan pernyataan Mentan, Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menekankan pentingnya penerapan agribisnis di sektor pertanian, agar dapat meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian.
Dalam pelatihan ini, Widyaiswara BBPP Lembang memberikan materi dan praktik agribisnis cabai, mulai dari persiapan benih, persiapan lahan, pupuk dan pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit terpadu.
Baca juga:
Kementan Pacu Regenerasi Petani Melalui PKL
Selain itu juga diberikan materi tentang panen dan pascapanen cabai, pengolahan hasil cabai, analisa usahatani, pemasaran, dan dasar-dasar penyuluhan serta materi dasar tentang motivasi berprestasi.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengingatkan generasi muda agar semangat belajar karena sejatinya belajar itu sepanjang usia.
“Teruslah belajar, asah kompetensi diri untuk menunjang pekerjaan dan menunjang kinerja organisasi,” tuturnya.
Pelatihan ini juga memanfaatkan teknologi informasi, berbasis Learning Management System untuk pengisian evaluasi pelatihan, sehingga memadukan tatap muka dan online.
Saat materi pascapanen cabai, peserta diajak praktik pengemasan cabai di packing house BBPP Lembang, Kamis (18/07/2024). Dijelaskan oleh widyaiswara masing-masing bagian ruangan di packing house dan fungsinya yang sudah sesuai SOP rumah pengemasan.
Penjelasan dimulai dari sayuran masuk, ruang pre-cooling, ruang utama tempat sayuran dibersihkan, sortasi, grading, dikemas, dan diberi label. Selanjutnya ruangan pengolahan hasil, cold storage dan berakhir di pintu tempat sayur keluar dan dipasarkan ke berbagai segmentasi pasar.
Anak-anak milenial para penerus pembangunan pertanian di Indonesia ini, semangat melakukan sortasi cabai, menimbang dan menempatkan cabai di kemasan, diwrapping dan diberi label.
Salah seorang peserta, Vera Fitriani, siswi PKL dari SMK Negeri 1 Sukaraja Sukabumi, memberikan kesannya berlatih agribisnis cabai.
“Menyenangkan sekali belajar tentang agribisnis cabai. Materi yang diberikan dan ilmu yang didapatkan sangat bermanfaat bagi saya sebagai pelajar,” ucapnya.(***)