5 Februari 2025

NEWS

Dukung Swasembada, Mentan dan Menhut Tanam Agroforestri Pangan Serentak di 17 Provinsi

TANIINDONESIA.COM//INDRAMAYU – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menggelar penanaman agroforestri pangan secara serentak di 17 provinsi di seluruh Indonesia. Kegiatan ini mencakup penanaman padi lahan kering serta Tanaman Serbaguna atau Multipurpose Tree Species (MPTS). Pusat pelaksanaan acara berada di areal Hutan Kemasyarakatan KTH Tani Jaya 4, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dengan luas penanaman sekitar 5 hektare.

Agroforestri pangan merupakan sistem pengelolaan hutan lestari yang diterapkan dalam kawasan hutan negara atau hutan adat. Sistem ini melibatkan masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama dalam meningkatkan kesejahteraan, keseimbangan lingkungan, serta dinamika sosial budaya.

Mentan Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemanfaatan lahan kering melalui sistem tumpang sari dengan tanaman pangan memiliki potensi luas mencapai 500.000 hektare, di mana sekitar 389.000 hektare berada di kawasan perhutanan sosial dan lahan kehutanan lainnya.

“Ini luar biasa, penanaman agroforestri tumpang sari padi bisa mencapai 1 juta hektare. Jika kita jalankan dengan baik, insyaallah Indonesia akan lebih cepat mencapai swasembada. Presiden sangat mendukung sektor pertanian, mulai dari pupuk, benih, hingga alsintan,” ujar Mentan.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa upaya peningkatan produksi terus dilakukan, termasuk optimasi lahan dengan sistem pompanisasi serta pencetakan sawah di berbagai provinsi. Mentan juga mengungkapkan bahwa berdasarkan data BPS, produksi padi pada Januari naik 52 persen, Februari naik 51 persen, dan Maret naik 50 persen.

“Semua ini adalah hasil perhatian penuh Presiden terhadap sektor pertanian. Kita harus bersyukur, karena di saat banyak negara mengalami kelaparan dan stunting, kita masih memiliki pangan yang cukup dan bergizi untuk anak-anak kita,” katanya.

Meskipun demikian, Mentan mengingatkan bahwa Indonesia harus tetap waspada terhadap perubahan iklim yang tidak menentu. “Jawaban atas ketidakpastian ini adalah swasembada pangan. Kita harus memastikan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” tegasnya.

Sementara itu, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan bahwa penanaman padi gogo di lahan hutan merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam mengoptimalkan produksi tanaman pangan, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/02/04/pikat-milenial-lakoni-agribisnis-kementan-kenalkan-olahan-pangan-jagung/

“Saya diperintahkan untuk memaksimalkan potensi hutan. Ini bukan membuka hutan baru, melainkan merevitalisasi lahan yang sebelumnya mengalami kebakaran atau kekeringan agar kembali produktif dengan padi gogo,” ujarnya.

Menhut juga menekankan pentingnya keseimbangan antara pelestarian hutan dan pembangunan. “Hutan harus tetap lestari, tetapi pembangunan juga tidak boleh berhenti. Saat ini ada 1,1 juta hektare lahan yang bisa dimaksimalkan. Insyaallah, ini akan menjadi langkah besar menuju swasembada,” tambahnya.

Bupati Indramayu, Nina Agustina, menyampaikan bahwa saat ini penanaman padi gogo di lahan kehutanan kering telah mencapai sekitar 203 hektare dan ditargetkan berkembang menjadi 6.000 hektare, dengan potensi total mencapai 26.000 hektare.

“Alhamdulillah, Indramayu mendapat perhatian besar dari Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan. Dengan dukungan ini, kami optimistis bisa terus mempertahankan posisi sebagai lumbung pangan nasional,” ujarnya.

Untuk diketahui, penanaman ini dilakukan serentak di enam lokasi Balai PSKL, yaitu di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung; Kabupaten Lombok Tengah, NTB; Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan; Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan; dan Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.

Selain itu, Perum Perhutani juga turut serta dalam penanaman serentak di tiga regional wilayah kerja, yaitu di Divre Perhutani Jawa Barat Banten yang berlokasi di KPH Sumedang, Divre Perhutani Jawa Tengah di KPH Randublatung, serta Divre Perhutani Jawa Timur di KPH Bojonegoro.

Penanaman juga berlangsung di 17 provinsi lainnya, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Bali. Secara keseluruhan, terdapat 26 lokasi penanaman agroforestri pangan yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.(***)

Pikat Milenial Lakoni Agribisnis, Kementan Kenalkan Olahan Pangan Jagung

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan pertanian kepada 378 orang siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Sepatan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Selasa (4/2/2025).

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam membangun pertanian Indonesia. Ia mengajak anak muda untuk terlibat dalam sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyebut jika petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Rombongan SMP Negeri 1 Sepatan diterima secara resmi oleh Tim Manajemen BBPP Lembang.

Pemimpin rombongan, Ranti Widiastuti, yang juga perwakilan guru, mengatakan tujuan kunjungan ini dalam rangka program sekolah P5 (Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

“Tema P5 kali ini dalam hal pengolahan makanan yaitu pembuatan es krim. Kegiatan ini akan berkesinambungan dengan tema berikutnya yaitu kewirausahaan. Harapan kami setelah anak-anak mampu membuat es krim maka dapat diperjualbelikan di dalam dan di luar sekolah,” ungkap Ranti.

Terbagi 4 kelompok, secara bergantian rombongan mengunjungi laboratorium pengolahan hasil pertanian dan praktik membuat es krim jagung.

Widyaiswara BBPP Lembang memberikan penjelasan sederhana tentang konsep pengolahan hasil pertanian yang bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian dan memperpanjang masa simpan produk.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/31/hortikultura-masih-menjadi-andalan-kementan-latih-masyarakat-terkena-dampak-tol-di-kabupaten-subang/

Didampingi petugas laboratorium dan mahasiswa yang sedang PKL, murid-murid kelas VIII ini praktik membuat cemilan sehat, manis, dan menyegarkan yaitu es krim jagung.

Pertama-tama, diberikan penjelasan alat dan bahan, dilanjutkan demo membuat olahan tersebut hingga dikemas ke dalam kemasan cup kecil yang cantik.

Selain praktik di laboratorium pengolahan hasil pertanian, anak-anak juga diberi kesempatan mengelilingi Inkubator Agribisnis.

Di screen house tanaman hias, dikenalkan aneka koleksi tanaman kaktus dan sukulen dan proses budidayanya.

Di zona rumah pangan lestari, didampingi petugas lahan praktik, murid-murid antusias mengenal berbagai tanaman yang ditanam di lahan memakai mulsa, di dalam polybag, dan yang digantung.

Koleksi tanaman pakcoy, brokoli, selada, bawang daun, tomat, padi apung, labu, tanaman rimpang seperti jahe yang belum mereka ketahui sebelumnya. Dikenalkan juga smart farming yang dimanfaatkan untuk penyiraman otomatis.

Di zona screen hidroponik, petugas memberikan penjelasan budidaya pakcoy menggunakan teknologi hidroponik sistem DFT, yang menarik perhatian siswa-siswi karena menanam sayuran tanpa menggunakan media tanah dan jumlahnya bisa langsung banyak karena menggunakan instalasi bertingkat.

Dua siswi, Alya Nur Arizza dan Keyla Shifa Awaliyah ditemui selepas praktik membuat es krim jagung, menyampaikan keseruannya belajar pertanian di BBPP Lembang.

“Kami belajar hal baru di sini, mengenal berbagai macam tanaman sayuran, tanaman buah, dan tanaman hias kaktus dan sukulen,” katanya.

“Kami belajar membuat es krim jagung yang teryata mudah ya. Semoga BBPP Lembang tetap menjadi tempat kunjungan yang seru!”, ungkap mereka kompak.(***)

Hortikultura Masih Menjadi Andalan, Kementan Latih Masyarakat Terkena Dampak Tol di Kabupaten Subang

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melalui OCG Associates, kembali melatih masyarakat terdampak pembangunan Jalan Tol Akses Patimban di Kabupaten Subang.

Kegiatan bernama Pelatihan Peningkatan Produktivitas Pertanian melalui Budidaya Tanaman Hortikultura, digelar 3 hari, 22 – 24 Januari 2025.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan pangan merupakan kebutuhan dasar bagi lebih dari 270 juta penduduk Indonesia.

“Saya selalu katakan tanpa pangan sebuah negara itu bisa hancur karena nantinya akan terjadi konflik sosial antar masyarakatnya,” kata Mentan Amran.

Untuk mendukung kebutuhan pangan tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus menggenjot kualitas SDM pertanian yang menjadi faktor utama untuk mengungkit produksi pangan.

Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, juga mengajak seluruh insan pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian.

“Mari kita bergerak bersama meningkatkan produksi dan produktivitas pangan,” ajaknya.

Pelatihan Peningkatan Produktivitas Pertanian melalui Budidaya Tanaman Hortikultura diikuti 75 orang peserta, terbagi 2 angkatan. Peserta berasal dari Kecamatan Cipeundeuy, Purwadadi, Cikaum, Pamanukan, dan Tambakdahan.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/31/upt-pelatihan-kementan-gandeng-kementerian-pupr-latih-pertanian-masyarakat-terkena-dampak-tol/

Selama berlatih, peserta memperoleh materi secara klasikal dan praktik langsung dari widyaiswara BBPP Lembang.

Materi secara klasikal dan praktik sebanyak 28 JP, terdiri dari materi inti mulai dari pengelolaan benih dan lahan dan peserta praktik pengolahan lahan dan pembuatan bedengan, pemasangan mulsa, penyemaian benih dan penanaman benih sayur selada.

Selanjutnya identifikasi dan pengendalian hama penyakit tanaman, peserta praktik inokulasi Trichoderma; penanganan panen dan pascapanen, peserta praktik pengemasan aneka sayuran seperti mentimun, tomat, ubi, kacang panjang di packing house BBPP Lembang.

Peserta juga memperoleh materi pemasaran dan kemitraan, pengelolaan limbah rumah tangga dan lingkungan dan praktik pembuatan pupuk organik cair. Materi lainnya pembentukan kelembagaan tani.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menjelaskan jika pelatihan hanya perantara menuju keberhasilan peningkatan produksi.

“Pelatihan adalah jembatan karena yang penting setelah pelatihan ini peserta bisa mempraktikkan hasil pelatihan dengan melakukan budidaya yang baik sehingga bisa menghasilkan sayuran berkualitas yang dapat meningkatkan pendapatan,” saat melepas peserta, Jumat (24/1/2025).

Rangkaian pelatihan tidak selesai hanya sampai 3 hari. Setelah pelatihan, peserta diharapkan menerapkan hasil pelatihan pada kegiatan praktik mandiri. Mereka menyusun rencana tindak lanjut dan mengaplikasikannya.

BBPP Lembang dan OCG Associates akan mengawal kegiatan ini pada kegiatan pendampingan praktik mandiri, hingga diharapkan dampak pelatihan dirasakan oleh semua peserta yaitu peningkatan taraf hidupnya melalui aktivitas agribisnis hortikultura.

UPT Pelatihan Kementan Gandeng Kementerian PUPR, Latih Pertanian Masyarakat Terkena Dampak Tol

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melalui OCG Associates, melatih masyarakat terdampak pembangunan Jalan Tol Akses Patimban di Kabupaten Subang. Kegiatan bernama Pelatihan Pertanian di Lahan Sempit/Pekarangan, digelar 30 Januari sampai 1 Februari 2025.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan SDM pertanian adalah kunci utama dalam mempercepat pembangunan sektor pertanian di Indonesia.

"SDM yang berkualitas adalah penggerak utama dalam mencapai kedaulatan pangan. Oleh karena itu, kompetensi yang mumpuni menjadi kunci sukses para pelaku sektor pertanian," ujar Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan akan terus menggenjot kualitas SDM pertanian. Sebab, SDM adalah faktor utama untuk mengungkit produksi pangan nasional.

“SDM pertanian berkualitas merupakan penggerak utama dalam mencapai kedaulatan pangan. Kompetensi yang mumpuni menjadi kunci sukses dalam menghasilkan komoditas pertanian yang lebih baik,” jelasnya.

Pelatihan dibuka Kamis (30/1/2025) oleh Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika. Ia mengatakan pelatihan hanya perantara menuju keberhasilan peningkatan produksi.

“Pelatihan adalah jembatan karena yang penting setelah pelatihan ini peserta bisa mempraktikkan hasil pelatihan dengan melakukan budidaya yang baik sehingga bisa menghasilkan sayuran berkualitas yang dapat meningkatkan pendapatan," tutur Ajat.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/27/kementan-siapkan-regenerasi-pertanian-melalui-generasi-muda/

Pelatihan Pertanian di Lahan Sempit/Pekarangan diikuti 48 orang peserta yang dibagi menjadi 2 angkatan. Peserta berasal dari Kecamatan Cipeundeuy, Pusakanagara, dan Tambakdahan.

Selama kegiatan, peserta memperoleh materi secara klasikal dan praktik langsung dari widyaiswara BBPP Lembang.

Materi secara klasikal dan praktik sebanyak 28 JP. Materi inti mulai dari pembuatan model penanaman untuk lahan sempit/pekarangan dan peserta praktik membuat instalasi vertikultur dan menanam bibit selada.

Materi selanjutnya pembudidayaan tanaman di lahan sempit/pekarangan dan peserta praktik persemaian sayuran terong, cabai, selada keriting dan pakcoy serta menanam bibit jeruk dan jahe dan planter bag.

Materi berikutnya adalah diversifikasi tanaman pangan, pengelolaan limbah rumah tangga dan lingkungan dan peserta praktik membuat pupuk organik cair. Peserta juga mendapat materi pemasaran dan kemitraan serta pembentukan kelembagaan tani.

Rangkaian pelatihan tidak selesai hanya sampai 3 hari. Setelah pelatihan, peserta diharapkan menerapkan hasil pelatihan pada kegiatan praktik mandiri. Mereka menyusun rencana tindak lanjut dan mengaplikasikannya.

Salah satu peserta, Yehezkiel G. Walanda merasakan manfaat yang besar mengikuti pelatihan ini. “Dari yang sudah kami pelajari, akan kami praktikkan di wilayah kami masing-masing,” ujarnya.

BBPP Lembang dan OCG Associates akan mengawal kegiatan ini pada kegiatan pendampingan praktik mandiri, hingga diharapkan dampak pelatihan dirasakan oleh semua peserta yaitu peningkatan taraf hidupnya melalui aktivitas pemanfaatan pekarangan.(***)

Kementan Siapkan Regenerasi Pertanian melalui Generasi Muda

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan sektor pertanian kepada 288 siswa kelas X SMA Suluh Jakarta, Selasa (21/1/2025).

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan akan terus berupaya meregenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.

Untuk itu, Menteri Amran mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.

"Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia menjadi faktor keberlanjutan pangan nasional. Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya," kata Menteri Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyebut jika petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Terbagi 4 kelompok, rombongan mengunjungi dan praktik pembuatan instalasi hidroponik dan penanaman sayuran daun sistem deep flow technique (DFT) dan wick system.

Petugas menjelaskan alat dan bahan pembuatan instalasi menggunakan bahan utama baja ringan dan pipa paralon, serta pelarutan nutrisi utama budidaya hidroponik menggunakan nutrisi AB mix.

Para siswa tampak antusias ikut praktik membuat instalasi dan melakukan penanaman bibit pakcoy.

Kelompok lainnya bergerak menuju laboratorium pengolahan hasil pertanian.

Di sana, widyaiswara BBPP Lembang memberikan penjelasan sederhana tentang konsep pengolahan hasil pertanian yang bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian dan memperpanjang masa simpan produk.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/27/genz-pelajari-agribisnis-pertanian-di-upt-kementan/

Selanjutnya didampingi petugas laboratorium, mereka praktik membuat cemilan sehat, manis, dan menyegarkan yaitu es krim jagung.

Pertama-tama, diberikan penjelasan alat dan bahan, dilanjutkan demo membuat olahan tersebut dan anak-anak juga ikut mempraktikkannya, yang ternyata dinilai cukup mudah bisa dipraktikkan ulang nantinya sepulang dari BBPP Lembang.

Mereka senang sekali karena hasil praktiknya dapat dlangsung dinikmati, es krim jagung yang gurih dan menyegarkan.

Di screen house tanaman hias, widyaiswara BBPP Lembang dibantu petugas sharing tentang budidaya kaktus dan sukulen. Anak-anak mempraktikkan penyiapan media tanam terdiri dari pasir dan pupuk kandang ayam.

Kemudian, memotong bagian tanaman sukulen, memperbanyak tanaman sukulen melalui stek pucuk untuk tanaman sukulen, dan menyambungkan understam dan anakan kaktus melalui teknik grafting. Mereka juga diperbolehkan membawa pulang hasil praktiknya.

Di Laboratorium Agens Hayati, para siswa tampak gagah dan cantik mengenakan jas lab yang menjadi SOP saat berada di laboratorium.

Widyaiswara menjelaskan fungsi trichoderma sebagai pengendali hama penyakit pada tanaman.

Selanjutnya, peserta mempraktikkan perbanyakan trichoderma dipandu petugas laboratorium dan mahasiswa yang sedang PKL di BBPP Lembang.

Satu-persatu peserta mempraktikkan perbanyakan trichoderma di media jagung. Mereka juga memperoleh tricodherma dalam bentuk serbuk, produksi laboratorium.

Salah seorang siswa, Danovan Harahap, mengaku mendapat banyak pengetahuan baru dari kegiatan ini.

“Di sini kami belajar perbanyakan tricodherma, sangat membantu kami dalam memahami salah satu materi yang ada di pelajaran biologi,” katanya. (yoko/che)

GenZ Pelajari Agribisnis Pertanian di UPT Kementan

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan agribisnis pertanian kepada 226 siswa SMP Tulus Bhakti Bekasi yang hadir didampingi para guru, Rabu (22/01/2025).

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan akan terus berupaya meregenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.

Untuk itu, Menteri Amran mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.

"Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia menjadi faktor keberlanjutan pangan nasional. Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya," kata Menteri Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan akan mendukung penuh upaya regenerasi petani.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/27/kementan-tarik-minat-genz-dengan-hilirisasi-komoditas-sayuran/

Selain itu, BPPSDMP juga membuka akses pelatihan dan pendampingan untuk petani milenial.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan pihaknya berkomitmen menyiapkan regenerasi petani. Salah satunya melalui kegiatan pengenalan dunia pertanian pada kegiatan kunjungan atau fieldtrip.
Rombongan langsung meninjau lahan praktik Inkubator Agribisnis seluas 2,5 hektar.

Di screen tanaman hias, widyaiswara didampingi petugas, sharing tentang budidaya kaktus dan sukulen mulai dari penyiapan media tanam, perbanyakan anakan dan proses pemeliharaan dan pengendalian hama penyakit.

BBPP Lembang juga memperkenalkan zona lainnya, yaitu pembuatan instalasi hidroponik dan penanaman sayuran daun sistem deep flow technique (DFT) dan wick system.

Petugas menjelaskan alat dan bahan pembuatan instalasi menggunakan bahan utama baja ringan dan pipa paralon, serta pelarutan nutrisi utama budidaya hidroponik menggunakan nutrisi AB mix.

Para peserta tampak antusias ikut praktik membuat instalasi dan melakukan penanaman bibit pakcoy. (Yoko/Che)

Kementan Tarik Minat GenZ dengan Hilirisasi Komoditas Sayuran

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan sektor pertanian kepada 124 siswa SMP Parungpanjang, Bogor, Kamis (23/1/2025).

Para siswa yang didampingi guru mempelajari peningkatan nilai tambah komoditas pertanian melalui kegiatan hilirisasi sektor pertanian.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan Kementan akan terus berupaya melakukan regenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.

Mentan juga mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.

“Generasi muda adalah ujung tombak kemajuan Indonesia. Kata kuncinya (anak muda) diberi ruang untuk untung dan beri teknologi tinggi," ucap Mentan Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan akan mendukung penuh upaya regenerasi petani. Selain itu, BPPSDMP juga membuka akses pelatihan dan pendampingan untuk petani milenial.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/27/aeroponik-kentang-teknologi-pertanian-untuk-dongkrak-produktivitas-kentang-nasional/

Rombongan diterima secara resmi oleh Tim Manajemen BBPP Lembang. Dijelaskan tugas pokok BBPP Lembang, wilayah kerja pelatihan dan sarana prasarana pembelajaran yang ada untuk mendukung pengembangan SDM pertanian.

Dalam kunjungan itu, rombongan diajak mengunjungi laboratorium pengolahan hasil pertanian.

Widyaiswara BBPP Lembang memberikan penjelasan sederhana tentang konsep pengolahan hasil pertanian yang bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian dan memperpanjang masa simpan produk.

Para siswa juga dikenalkan dengan olahan pangan berbahan dasar komoditas jagung menjadi es krim jagung. Pertama-tama, diberikan penjelasan alat dan bahan, dilanjutkan demo membuat olahan es krim dan anak-anak juga ikut mempraktikkannya.

Tidak hanya praktik, siswa-siswi juga dapat langsung mencicipi segelas es krim jagung yang manis, lezat dan menyehatkan ini.

“Es krim jagung ini enak dan segar, mudah juga mempraktikkannya,” ungkap mereka kompak sembari menghabiskan es krim.

Rombongan juga diberikan kesempatan melihat lahan praktik di Inkubator Agribisnis, melihat budidaya sayuran menggunakan teknologi hidroponik sistem DFT, budidaya tanaman hias, dan sayuran lapang. (Yoko/Che)

Aeroponik Kentang, Teknologi Pertanian untuk Dongkrak Produktivitas Kentang Nasional

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Mengambil lokasi langsung di screen house aeroponik kentang di daerah Lembang Kabupaten Bandung Barat, Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menyelenggarakan Bertani on Cloud (BoC) volume 292 secara online, Kamis (23/1/2025). Tema yang diangkat adalah Solusi Cerdas Perbanyakan Benih Kentang Bermutu melalui Aeroponik.

Sebanyak 500 orang yang mengakses kegiatan ini melalui aplikasi zoom meeting dan 480 yang menyaksikan melalui live streaming youtube BBPP Lembang.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan menggabungkan teknologi smart farming dalam pertanian adalah langkah maju menuju pertanian yang lebih efisien dan berdaya saing.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertaqnian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, saat membuka kegiatan BOC menjelaskan bahwa kentang merupakan salah satu komoditas pangan pokok.

“Permasalahan pemenuhan kebutuhan kentang di dalam negeri adalah benih sehingga aeroponik menjadi solusinya,” tutur Idha.

Widyaiswara BBPP Lembang yang menjadi narasumber, Hendra Gunawan, menjelaskan alur budidaya pembibitan kentang, mulai dari proses aklimatisasi dari planlet kentang yang diproduksi oleh Laboratorium Kultur Jaringan BBPP Lembang, proses penyetekan sebanyak 3 kali, sebelum ditanam di dalam bak aeroponik yang bahannya bisa berupa fiber atau terpal.

Hendra juga menjelaskan proses pemberian nutrisi, kegiatan pemeliharaan diantaranya pemasangan ajir, pewiwilan, pengendalian hama dan penyakit. Usia tanaman 75 hari, maka dilakukan proses pengeringan dengan mematikan pemberian nutrisi.

21 hari kemudian dilakukan panen, dan selanjutnya benih kentang mengalami masa dormansi selama 3 bulan. Melewati 3 bulan, benih kentang siap dijual ke penangkar benih kentang.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/18/harga-gabah-di-bawah-hpp-petani-garut-berharap-bulog-serap-gabah/

Pada sesi selanjutnya, dilakukan praktik aklimatisasi tanaman kentang dari planlet di media arang sekam dan cocopeat di dalam tray, menggunakan hidroponik sistem deep flow technique (DFT).

Pada sesi ini disampaikan juga kegiatan pemeliharaan tanaman kentang, pengajiran, dan juga praktik panen benih kentang yang sudah melalui proses pengeringan.

Hadir menutup acara, Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menyampaikan jika pertanian tidak boleh berhenti.

“Pertanian tidak boleh berhenti karena pertanian menjadi sektor pembangunan yang penting untuk menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia,“ katanya.

“Kita membutuhkan benih unggul, sehat, berkualitas untuk memenuhi target produksi nasional,” imbuh Ajat.

Ajat mensimulasikan apa yang dilakukan di lahan praktik Inkubator Agribisnis BBPP Lembang.

Pada lahan screen house 200 m2, bisa ditanami 2.000 bibit kentang. Saat panen dari 1 tanaman menghasilkan 10 knol. Harga jual Rp2.000,00 sehingga menghasilkan bruto Rp40.000.000. Biaya input produksi, tenaga kerja, dan penyusutan sebesar Rp13.000.000,00 sehingga selama 1 kali musim tanam menghasilkan Rp27.000.000.

“Bergerak di sektor pertanian, harus terus mencari peluang, gunakan teknologi tepat guna, efisiensi input pertanian, dan mampu menghasilkan output yang berkualitas,” tutur Ajat.

Salah satu peserta yang mengikuti BOC volume 292 dan juga mendapatkan hadiah kuis berupa bibit kentang G0 dan planlet kentang, Beni Hermawan dari Kota Cimahi, mengaku mendapat banyak pengetahuan baru.

“BOC kali ini menarik dari sisi materi, kami memperoleh gambaran tentang perbanyakan kentang dengan aeroponik karena diperlihatkan langsung tanaman kentang mulai dari proses steknya, kondisi tanaman kentang di beberapa umur tanaman hingga panen,” katanya.

“Semua crew yang terlibat mulai dari pematerinya mumpuni, pembawa acaranya dan hadiah kuis yang menarik yang dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua,” kata Beni lagi. (yoko/che)

Bersama POLRI, Kementan Tanam Jagung Serentak di Jawa Tengah

TANIINDONESIA.COM//SEMARANG - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) mengikuti gerakan Penanaman Jagung Serentak 1 Juta Hektar pada Selasa (21/1/2025).

Berlokasi di PTPN Ngobo Bergas, Desa Waringin Putih, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Polbangtan YOMA bersama Kapolda Jawa Tengah, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, dan pihak terkait menanam benih jagung pada lahan seluas 6 hektar.

Selain Kabupaten Semarang, Polbangtan YOMA juga melakukan gerakan serentak di Purworejo, Boyolali, dan Sragen. Hal ini karena Polbangtan YOMA menjadi penanggung jawab Swasembada Jagung di Provinsi Jawa Tengah.

Program yang digagas POLRI ini diikuti oleh 36 Kepolisian Daerah (Polda) di seluruh Indonesia.

Melalui video conference dari lokasi tanam jagung Desa Karang Mukti, Kecamatan Cipendeuy, Kebupaten Subang, Jawa Barat, Ketua Gugus Tugas Ketahanan Pangan, Irwasum POLRI Komjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan optimis dengan target yang akan dicapai.

“Target kami, dengan penanaman 1 juta hektar, bisa memproduksi jagung sampai dengan 4 juta ton,” ucapnya.

Ia mengakui perlu kerja keras dari seluruh jajaran baik itu Mabes POLRI, Kapolda, Kapolsek dan juga unsur-unsur terkait.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/16/mari-lindungi-petani-dengan-serap-gabah-sesuai-hpp/

“Kita harus terus kerja keras kemudian bersinergi dan berkolaborasi dengan seluruh masyarakat agar ini bisa tercapai,” jelas Irwasum POLRI Dedi.

Lebih lanjut, Ia mengucapkan terimakasih atas dukungan sarana prasarana dari Kementerian Pertanian.

“Kami ucapkan terima kasih bantuan benih jagung dari Bapak Menteri Pertanian. Ada 64.876 kg benih yang sudah dibagikan dan ditanam di tahun 2024. Hari ini kita juga mendapat bantuan dari Bapak Menteri Pertanian termasuk alsintan,” katanya.

Hadir di lokasi, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengapresiasi gerakan ini.

“Kami berterimakasih dan mengapresiasi jajaran Kepolisian atas partisipasinya. Bapak Presiden (Prabowo Subianto) sebagai panglima tertinggi sekaligus Kepala Negara memerintahkan kepada kita semua untuk swasembada secepatnya dalam waktu sesingkat-singkatnya.” jelas Mentan Amran.

Dengan progres ini, Mentan Amran optimis swasembada jagung akan dicapai di tahun 2025.

“Kita hitung - hitung 1 juta hektar itu minimal produksi 5 ton per hektar. Itu bisa 5 juta ton kenaikan produksi kita. Kita impor hanya 1.3 juta ton. Jadi kita surplus bahkan kita bisa ekspor kalau ini tercapai” paparnya.

Mentan Amran yakin dengan target itu, Indonesia bisa mulai mengekspor ke Filipina, Malaysia, dan beberapa negara tetangga lainnya.

“Semoga Kementerian Pertanian bisa terus memberi support termasuk kalau ada masalah bisa dilaporkan, ada kendala di lapangan kami akan mencoba menyelesaikan mulai pengelolaan, alat mesin pertanian, pompanisasi, benih dan sebagainya,” pungkasnya.

Untuk itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengirim SDM yang kompeten untuk mendampingi pelaksanaan di lapangan. (AS/os)

Harga Gabah di Bawah HPP, Petani Garut Berharap Bulog Serap Gabah

TANIINDONESIA.COM//GARUT – Pemandangan kontras terlihat di tengah hamparan sawah yang mulai menguning di Kabupaten Garut. Di satu sisi, petani tengah bergembira menyambut panen padi, namun di sisi lain, kekhawatiran mendalam menyelimuti mereka akibat anjloknya harga gabah.

Seperti yang dirasakan oleh petani di Desa Putrajawa Kecamatan Selaawi, Asep, yang tergabung di Kelompok Tani Harapan Makmur. Asep mengelola lahan sawah seluas 10 hektar. Saat ditemui di sela-sela kegiatan panen, Senin (13/1), menyampaikan, “Hari ini kami panen sebanyak 56 ton dan produktivitasnya 5,6 ton/hektar. Hasil panen kami jual ke tengkulak dengan harga Rp 6.000 per kilogram,” tuturnya.

Kondisi ini membuat ada selisih Rp 500 per kilogram dari Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Padahal, sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto, HPP harus minimal Rp 6.500 per kilogram, yang bertujuan untuk melindungi harga dasar gabah dan beras di tingkat petani, serta mengoptimalkan penyerapan hasil panen dalam negeri.

Menurut Asep, harga HPP sebesar Rp 6.500 sangat bagus dan memberikan harapan besar bagi petani. Namun, tanpa intervensi Bulog, gabah mereka hanya diserap oleh tengkulak dengan harga jauh di bawah HPP.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/17/perkenalkan-pertanian-ke-pelajar-kementan-siapkan-generasi-petani-masa-depan/

“Harapan kami harga gabah bisa minimal Rp 6.500 per kilogram agar kami bisa terus melakukan budidaya padi dengan semangat dan menghasilkan padi yang berkualitas baik,” kata Asep.

Namun demikian, Asep mengapresiasi perhatian pemerintah yang telah mempermudah akses petani terhadap saprodi khususnya pupuk. “Alhamdulillah saat ini pupuk banyak dan mudah kami peroleh dan sangat membantu kegiatan budidaya padi,” ujarnya.

Harga gabah yang terus anjlok di tingkat petani menjadi persoalan mendesak yang harus segera diatasi. Intervensi Bulog diperlukan agar ketentuan HPP benar-benar terlaksana, sehingga petani dapat menikmati hasil panen dengan harga yang layak dan mengurangi potensi kerugian besar.

Pembelian gabah sesuai HPP agar petani sejahtera dan termotivasi untuk terus meningkatkan produksi padi meraih swasembada pangan secepat-cepatnya. (yoko/che)