16 Maret 2025

Bulan: Mei 2024

Kementan Siap Latih Jutaan Petani dan Penyuluh Antisipasi Darurat Pangan

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) melatih jutaan petani dan penyuluh untuk mengantisipasi darurat pangan nasional.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan, prioritas pemerintah saat ini adalah menggenjot produksi padi dan jagung untuk mencegah krisis pangan di Indonesia.

“Kalau krisis energi mungkin kita masih bisa bergerak, tapi kalau krisis pangan, seluruh aktivitas terhenti, bahkan negara pun tidak ada tanpa pangan. Sehingga, ini menjadi prioritas pemerintah saat ini,” kata Mentan Amran.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, situasi dunia dalam kondisi tidak menentu dengan sekira 60 negara mengalami krisis pangan dan 900 juta penduduk dunia terdampak krisis pangan.

Krisis pangan, kata Dedi, disebabkan oleh pandemi COVID-19, climate change (perubahan iklim), dan geopolitical tension, terutama perang Rusia dan Ukraina, yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda usai.

"Di Indonesia, sejak Februari tahun lalu hingga Maret tahun kita mengalami fenomena alam yang disebut El Nino, kemarau yang berkepanjangan," ujar Dedi saat Konferensi Pers menjelang Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) Volume 10 Tahun 2024, Jakarta, Kamis (30/5).

Dedi mengatakan, beras adalah kebutuhan pokok Indonesia. Per bulannya, kebutuhan beras dalam negeri tidak kurang dari 2,6 juta ton atau setara 1 juta hektare luas panen dengan produktivitas 5,2 ton per hektare.

Dedi menjelaskan, komsusmsi beras dalam negeri setiap bulannya tidak kurang dari 2,6 juta ton atau setara 1 juta hektare luas panen dengan produktivitas 5,2 ton per hektare. Sementara Indonesia hanya mampu menghasilkan beras 30,2 juta ton per tahun.

"Artinya kita masih defisit 1 juta beras. Belum lagi cadangan beras pemerintah (CBP) 2,5 juta ton, berarti dijumlah kurang lebih 3,5 juta ton beras setiap tahun. Itu setara dengan 7 juta ton gabah kering giling (GKG)," jelas Dedi.

Berdasarkan data yang ada, pada Maret 2024, petani baru bisa menanam seluas 800.000 hektare atau dengan kata lain terjadi kekurangan tanam seluas 300.000 hektare, yang akibatnya akan defisit beras.

"Oleh karena itu, kita harus melakukan perluasan tanam dan meningkatkan indeks pertanaman (IP) kita di lahan rawa dan lahan tadah hujan agar produksi beras kembali melimpah,” ujar Dedi.

Baca juga: Gelar Bimtek Kompetensi, Kementan Beberkan Peran Penting Penyuluhan Pertanian

Kementan saat ini tengah fokus menggenjot produksi dua komoditas pokok, yaitu padi dan jagung nasional melalui optimalisasi lahan rawa, pompanisasi, dan tumpang sisip padi gogo di lahan perkebunan.

Dedi mengatakan, optimalisasi rawa sedang dilakukan di 11 provinsi dengan target meningkatkan IP 100 menjadi 200 untuk daerah yang sudah dilakukan survei investigasi dan desain (SID).

"Lahan rawa kita umumnya cuman tanam satu kali dalam satu tahun. Lahan Rawa kalau kita tingkatkan IP dari satu kali menjadi dua dalam satu tahun berarti kita harus optimasi lahannya. Kita harus perbaiki salurannya dan sebagainya," sambung dia.

Kementan juga menggalakkan program bantuan pompanisasi, khususnya di lahan persawahan tadah hujan ber-IP satu yang dekat dengan sumber air. Program ini akan dilakukan 500 hektare di Pulau Jawa dan 500 hektae di luar Pulau Jawa.

"Kita punya lahan tadah hujan 3-4 juta hektare, yang baru tanam satu kali dalam satu tahun karena apa irigasinya hanya mengandalkan hujan. Kalau ini kita tingkatkan IP-nya jadi dua kali, produksi kita juga akan meningkat," ujar dia.

Selanjutnya, kata Dedi, Kementan juga menggalakkan tumpang sisip padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa yang sedang mengikuti program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

"Kita ada lahan sawit dan kakao sekitar 500.000 hektare untuk program tumpang sisip padi gogo,” kata Dedi.

Dengan latar belakang ini maka BPPSDMP akan menyelenggarakan PSPP Volume 10 Tahun 2024 bagi Petani, Penyuluh Pertanian, dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) dengan tema "Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional".

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam peningkatan produksi padi melalui optimalisasi lahan rawa dan pompanisasi di lahan sawah tadah hujan serta pemanfaatan lahan perkebunan untuk padi.

PSPP ini akan dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 5 - 7 Juni 2024 secara luring di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan dan daring serentak di UPT Pelatihan Pertanian, Kantor Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/kota, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), dan Kantor Koramil di seluruh Indonesia.

Peserta pelatihan ditargetkan sebanyak 1.800.000 orang yang terdiri dari 24.607 penyuluh pertanian PNS, 12.480 penyuluh pertanian PPPK, 1.385 penyuluh pertanian THL Pusat, 8.775 penyuluh pertanian THL Daerah, 72.875 Babinsa, dan 1.679.878 petani.

Gelar Bimtek Kompetensi, Kementan Beberkan Peran Penting Penyuluhan Pertanian

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Sektor pertanian menjadi fokus utama pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.Tercatat pada triwulan ketiga tahun 2023, sektor pertanian mencatat pertumbuhan sebesar 1,46 persen dan memberikan kontribusi sebesar 13,57 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran seluruh insan pertanian yang bekerja keras untuk mendukung ketahanan pangan nasional, tak tekecuali penyuluh pertanian. Peran penyuluh sangat penting untuk pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
Memiliki pengalaman sebagai penyuluh pertanian, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan perhatian besar kepada seluruh penyuluh pertanian. "Penyuluh pertanian adalah ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

Mengingat betapa pentingnya penyuluh pertanian, Kementan tak henti-hentinya melakukan peningkatan kompetensi penyuluh pertanian. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan penyuluh pertanian berperan sebagai jembatan vital antara petani dengan informasi teknis, inovasi, dan praktik pertanian terbaru yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Mereka juga berperan dalam memfasilitasi adopsi teknologi pertanian yang berkelanjutan.

Baca juga: Tingkatkan Indeks Pertanaman di Kabupaten Bandung, Kementan Optimalkan Pompanisasi

“Penyuluh pertanian memiliki tugas dan fungsi penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Seorang penyuluh harus bisa menjadi motivator, inovator, fasilitator serta motor penggerak agribisnis pertanian”, tegas Dedi dihadapan lebih dari seribu (1000) orang penyuluh pertanian yang mengikuti kegiatan pembukaan Bimbingan Teknis Kompetensi Penyuluhan Pertanian yang dilakukan secara online (27/05/24).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Muhammad Amin menjelaskan Bimtek Kompetensi Penyuluhan Pertanian akan dilaksanakan selama 7 hari, mulai dari tanggal 27 Mei hingga 2 Juni 2024 yang dilaksanakan secara daring (online) serentak di UPT Pelatihan Pertanian ataupun lokasi lainnya. Tercatat 10.160 orang peserta yang terdiri dari 1.385 orang Penyuluh Pertanian Tenaga Harian Lepas (THL) Pusat dan 8.775 orang Penyuluh Pertanian THL Daerah.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian dengan memberikan pembekalan kemampuan standar kompetensi yang harus dimiliki oleh penyuluh pertanian melalui bimtek serta memperluas jangkauan dan efisiensi pelaksanaan bimtek dan sertifikasi kompetensi jarak jauh”, papar Amin.

Amin menjelaskan bimtek ini merupakan pelatihan dasar fungsional bagi penyuluh yang akan dilanjutkan dengan sertifikasi kompetensi.
“Mengingat masih rendahnya tingkat sertifikasi tenaga kerja di Indonesia, maka pelatihan ini dilaksanakan dengan mengarah pada pemenuhan standar kompetensi yang pada akhirnya mencetak tenaga kerja yang lulus uji kompetensi dan layak mendapat sertifikasi”, tambah Amin.

Miftakul Aziz, Anggota BNSP selaku narasumber menjelaskan bahwa Sertifikat Kompetensi BNSP adalah pengakuan resmi atas keahlian seseorang di bidang tertentu, dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di Indonesia. Keahlian tersebut salah satunya adalah penyuluh pertanian, sertifikat ini menunjukkan bahwa pemegangnya telah memenuhi standar kompetensi nasional yang ditetapkan oleh BNSP untuk bidang pekerjaan atau industri tertentu.

“Proses penerbitan sertifikat melibatkan penilaian terhadap pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan praktis individu. Dengan memiliki sertifikat kompetensi BNSP, kredibilitas dan peluang karir penyuluh pertanian dapat meningkat. Selain itu dapat memperkuat pengakuan profesional, serta memberikan kepercayaan kepada pemangku kepentingan terkait”, tutup Miftakul Aziz.

Tingkatkan Indeks Pertanaman di Kabupaten Bandung, Kementan Optimalkan Pompanisasi

TANIINDONESIA.COM//BANDUNG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Salah satunya melalui program optimalisasi lahan dan pompanisasi di Kabupaten Bandung.

Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, program pompanisasi yang digulirkan untuk memperkuat perekonomian desa menjadi lebih kuat dan produktif.

“Jawa Barat merupakan salah satu provinsi terbesar yang dapat menghasilkan produktivitas di Indonesia. Karena itu, pemasangan pompa wajib dilakukan karena menjadi solusi cepat untuk mengantisipasi el nino panjang yang sempat menurunkan produksi tahun lalu. Pompanisasi juga diharapkan membuat petani bisa melakukan produksi hingga 3 kali dalam setahun,” tutur Amran.

Hal senada diutarakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi.

“Pompanisasi penting dalam menjaga ketersediaan air untuk pertanian. Diperlukan infrastruktur yang memadai untuk mengoptimalkan penggunaan air irigasi dan meningkatkan produktivitas pertanian," ujarnya.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, didampingi tim BBPP Lembang, melakukan monitoring ke salah satu lokasi program pompanisasi di Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung, Kamis (23/5/2024).

Turut hadir perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Kodim dan Koramil serta kelompok tani di Desa Sumbersari.

Ajat Jatnika menjelaskan secara umum luas lahan sawah tadah hujan yaitu 833 hektar, indeks pertanaman 1 tahun 1 kali.

“Ada lahan sawah yang dilindungi tidak boleh dialihfungsikan seluas 657 hektar dan ini menjadi potensial untuk dioptimalisasikan sehingga harapannya dapat meningkatkan indeks pertanaman menjadi lebih dari 1 kali,” tutur Ajat.

Bantuan pompanisasi di Desa Sumbersari ada 6 buah dan sudah teralisasi 2 buah. Kelompok Tani Sumbersari sudah menyiapkan pipa yang diupayakan secara swadaya sepanjang 2 km dan menyedot air dari sungai Citarum.

Ajat menjelaskan, produktivitas sawah tadah hujan di Desa Sumbersari yang ditanami varietas inpari dan ciherang, sebesar 7 ton/hektar gabah kering panen (GKP).

Baca juga: Kementan Latih Insan Pertanian Kabupaten Subang Agribisnis Hortikutura

“Dengan total luas lahan 833 hektar maka akan menghasilkan 5.831 ton GKP dan diperkirakan akan meningkat 2 kali lipat sebesar 11.662 GKP dengan adanya program pompanisasi ini,” jelas Ajat.

Ajat menambahkan, panen padi direncanakan pada bulan September 2024.

“Dengan kolaborasi antar pemerintah pusat dan daerah, jajaran TNI serta petani dan kelompok tani, kami harap bisa memenuhi kebutuhan pangan di Kabupaten Bandung, secara luas untuk Provinsi Jawa Barat dan bahkan kebutuhan nasional,” tandas Ajat.(***)

Kementan Latih Insan Pertanian Kabupaten Subang Agribisnis Hortikutura

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melalui OCG Associates, kembali melatih masyarakat terdampak pembangunan Jalan Tol Akses Patimban di Kabupaten Subang.

Kegiatan bernama Pelatihan Peningkatan Produktivitas Pertanian melalui Budidaya Hortikultura, digelar selama 3 hari, 20 – 22 Mei 2024.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, mengatakan pangan merupakan kebutuhan dasar bagi lebih dari 270 juta penduduk Indonesia.

“Saya selalu katakan tanpa pangan sebuah negara itu bisa hancur karena nantinya akan terjadi konflik sosial antar masyarakatnya,” kata Mentan Amran.

Untuk mendukung kebutuhan pangan tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui 3 pilar yaitu pendidikan, pelatihan dan penyuluhan terus menggenjot kualitas SDM pertanian. Sebab, SDM adalah faktor utama untuk mengungkit produksi pangan nasional.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, juga mengajak seluruh insan pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian.

“Mari kita bergerak bersama meningkatkan produksi dan produktivitas pangan,” sebut Dedi.

Kegiatan Pelatihan Peningkatan Produktivitas Pertanian melalui Budidaya Hortikultura diikuti 51 orang peserta pelatihan yang berasal dari 5 desa di wilayah Kabupaten Subang. Selama berlatih, peserta memperoleh materi secara klasikal dan praktik langsung dari widyaiswara BBPP Lembang.

Materi klasikal yang diberikan yaitu pengelolaan benih dan lahan, peserta praktik pengujian pH tanah, bahan organik tanah, mengolah lahan, membuat bedengan, memasang mulsa dan menyemai benih; penanaman dan pemeliharaan, peserta diajak praktik menanam bibit cabai merah di lahan terbuka; identifikasi dan pengendalian hama penyakit tanaman, peserta praktik inokulasi Trichoderma; penanganan panen dan pascapanen, peserta praktik pengemasan aneka sayuran seperti mentimun, cabai dan terong di packing house BBPP Lembang.

Baca juga: Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Kementan Latih Warga Terdampak Pembangunan Tol Patimban

Peserta juga dilatih pengolahan hasil produk pertanian, praktik membuat manisan terong ungu dan hijau di laboratorium pengolahan hasil pertania; dan pada materi peluang bisnis peserta praktik membuat perencanaan usaha menggunakan Bisnis Model Canvas (BMC).

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menekankan bahwa kegiatan pelatihan merupakan perantara menuju keberhasilan peningkatan produksi.

“Saya harap peserta tidak hanya kompeten setelah menjalani pelatihan ini, namun hingga berdampak pada peningkatan pendapatan,” katanya saat melepas peserta, Rabu (22/5/2024).

Ajat juga memotivasi seluruh peserta pelatihan agar memiliki keyakinan untuk berhasil karena keyakinan menyumbang 50% keberhasilan.

“Rangkaian materi agribisnis hortikultura seperti pembuatan pupuk organik cair, pembibitan, pascapanen, pengolahan hasil pertanian yang telah kami sampaikan, bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. “Keberhasilan bisa kita raih asalkan dijalani penuh komitmen,” tutur Ajat.

Salah seorang peserta, Siti Nurlaela, mengaku mendapatkan ilmu baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya.

“Kami banyak belajar tentang agribisnis hortikultura mulai dari hulu hingga hilir di pelatihan ini. “Kami berharap usai pelatihan bisa menyebarluaskan kepada masyarakat lainnya yang juga ingin berbisnis hortikultura,” ucapnya.

“Kami menginginkan agar ada pendampingan berkelanjutan setelah pelatihan ini agar kami sukses menjadi pelaku agribisnis hortikultura,” harap Siti.

Rangkaian pelatihan tidak selesai hanya sampai 3 hari. Setelah pelatihan, peserta diharapkan menerapkan hasil pelatihan pada kegiatan praktik mandiri. Mereka menyusun rencana tindak lanjut dan mengaplikasikannya.

BBPP Lembang dan OCG Associates akan mengawal kegiatan ini hingga diharapkan dampak pelatihan dirasakan oleh semua peserta yaitu peningkatan taraf hidupnya melalui aktivitas agribisnis hortikutura.

Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Kementan Latih Warga Terdampak Pembangunan Tol Patimban

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Untuk menjaga ketahanan pangan, Kementerian Pertanian merangkul berbagai pihak di Indonesia. Termasuk dengan memberikan pelatihan terhadap para warga terdampak pembangunan Tol Patimban, Subang.

Pelatihan yang dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang merupakan bentuk kolaborasi Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR), dan Oriental Consultants Global (OCG) Associates.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya produktivitas pangan bagi suatu negara.

“Ketahanan pangan itu identik dengan ketahanan negara, maka jangan main-main soal pangan,” tegas Mentan Amran.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menekankan bahwa SDM adalah faktor pengungkit utama dalam peningkatan produksi pertanian.

“Oleh sebab itu, jika ingin memajukan pertanian majukan dulu SDM-nya,” sebut Dedi.

Baca juga: Kementan Tularkan Semangat Urban Farming untuk Jaga Ketahanan Pangan

Dalam kegiatan tersebut, Neneng Nurbaeti, Ketua Tim Program Pemulihan Mata Pencaharian dan Monitoring Jalan Tol Akses Patimban OCG-Associates, berharap para warga dapat tetap produktif dalam budidaya tanaman hortikultura.

Pelatihan digelar dalam empat angkatan. Angkatan ketiga dan keempat yang pertama datang di BBPP Lembang telah menyelesaikannya pada tanggal 15-17 Mei 2024, sementara angkatan lima dan enam menyusul menjalani pelatihan pada tanggal 20-22 Mei 2024.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menjelaskan jika peran pelatihan penting dalam menjaga produktivitas pertanian.

“Pelatihan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap mental sehingga para peserta meningkat kemampuannya dalam bertani,” terang Ajat. “Yang paling penting adalah kita siapkan SDM-nya terlebih dahulu,” kata Ajat.

Para peserta pelatihan mendapatkan materi klasiklal di dalam kelas dan praktik langsung di lapangan. Diantara materi yang disampaikan adalah pengelolaan benih, pengelolaan lahan, penanaman, pemeliharaan, identifikasi dan pengendalian hama dan penyakit, penanganan panen dan pasca panen, pengolahan hasil produk pertanian, serta peluang bisnis.

Salah seorang peserta, Reza Aditia, mengungkapkan rasa terima kasih kepada BBPP Lembang.

“Mewakili rekan-rekan, kami yang awalnya tidak menguasai pertanian hortikultura, setelah menjalani pelatihan di BBPP Lembang bertambah wawasannya,” kata Reza.

Kementan Tularkan Semangat Urban Farming untuk Jaga Ketahanan Pangan

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, mengenalkan konsep urban farming untuk menjaga ketahanan pangan kepada calon purnabhakti PT. Pupuk Iskandar Muda Kabupaten Aceh Utara, 15 -16 Mei 2024, di Inkubator Agribisnis BBPP Lembang.

Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, pertanian menjadi aspek paling strategis dalam pembangunan perekonomian negara.

Amran menambahkan, Kementerian Pertanian telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM), serta memanfaatkan teknologi mutakhir, mekanisasi dan korporasi dari hulu hingga hilir.

Mentan Amran mengatakan, untuk mendukung ketahanan pangan nasional, Kementan fokus bertranformasi dari pertanian tradisional ke modern.

"Hal ini sudah menjadi fokus kerja Kementan dalam membangun pertanian selama ini,” tuturnya.

Peningkatan kompetensi SDM pertanian melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan sendiri kerap dilakukan Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan ada tiga faktor pengungkit produktivitas pertanian.

"Pertama, Inovasi teknologi dan sarana prasarana pertanian, kebijakan peraturan perundangan termasuk kearifan lokal, serta SDM Pertanian," tuturnya.

Baca juga: Tingkatkan Produktivitas, Kementan Upgrade Kompetensi Penyuluh

"Poin ketiga, SDM Pertanian menyokong 50 persen peningkatan produktifitas pertanian, sisanya masing-masing berimbang menyumbangkan 25 persen," jelas Dedi.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, dalam berbagai kesempatan mengajak insan pertanian untuk senantiasa belajar dan meningkatkan kompetensi diri.

“Teruslah belajar dan berlatih sebagai modal dasar menghasilkan kinerja individu yang baik. Ini untuk menunjang kinerja organisasi tempat kita bekerja,” ucap Ajat.

Didampingi widyaiswara spesialisasi budidaya tanaman, Cece Mulyana, calon purnabhakti PT. Pupuk Iskandar Muda langsung menuju lahan praktik Inkubator Agribisnis BBPP Lembang.

Di Kawasan Rumah Pangan Lestari, Cece menjelaskan berbagai sistem budidaya baik konvensional di lahan terbuka, di dalam screen house, maupun hidroponik sistem deep flow technique (DFT), nutrient film technique (NFT), irigasi tetes, dan aeroponik.

Selanjutnya, mengelilingi zona lahan praktik lainnya yaitu screen house aeroponik untuk pembibitan kentang G0 dan irigasi tetes yang ditanami tomat beef. Diperkenalkan juga budidaya sayuran daun sistem DFT dan NFT.

Cece memberikan tips pemilihan komoditas yang dapat menjadi peluang bisnis menguntungkan dan mempunyai nilai jualnya yang tinggi seperti brokoli, cabai merah, tomat beef, melon, dan pembibitan kentang.

Peserta magang diajak mempraktikkan langsung tahapan budidaya tanaman seperti. persiapan media tanam, pembuatan media persemaian dan pembuatan instalasi vertikultur.

Peserta magang, Yuanda Wattimena, mengapresiasi konsep urban farming yang telah dipelajari di BBPP Lembang.

“Banyak hal yang saya pelajari di BBPP Lembang terutama tentang rumah pangan lestari. Ini sangat bermanfaat dan membantu saya menjalani masa purnabhakti dengan bergerak di sektor pertanian,” katanya

“Terima kasih BBPP Lembang telah membantu saya melatih diri saya tentang pertanian,” tandas Yuanda.(***)

Tingkatkan Produktivitas, Kementan Upgrade Kompetensi Penyuluh

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Sebanyak 30 peserta Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli angkatan I dilepas untuk menjalani praktik lapangan. Pelepasan dilakukan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jalancagak, Kabupaten Subang, oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Ajat Jatnika. Para peserta itu telah menuntaskan seluruh materi pelatihan yang dilaksanakan 23 April-13 Mei 2024.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan menekankan peran penting penyuluh. Menurut Mentan penyuluh adalah garda terdepan Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi padi dan jagung. Amran juga menyerukan bahwa seluruh penyuluh pertanian harus merapatkan barisan untuk mewujudkan swasembada pangan bahkan sampai mampu melakukan ekspor.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nuryamsi, menekankan peran penting penyuluh pertanian.

“Petani dan penyuluh pertanian diharapkan dapat berkolaborasi di lapangan untuk menggenjot produksi dan produktivitas pertanian khususnya pada padi dan jagung untuk meraih kembali swasembada pangan,” tegas Dedi.

Baca juga: Tidak Hanya Cerdas Akademik, Calon Mahasiswa Polbangtan Kementan Harus Tangguh Jiwa Raga

BBPP Lembang sebagai Unit Pelaksana Teknis BPPSDMP, menjadi lokasi pelatihan sebelum melepas peserta untuk praktik ke lapangan. Selama berada di BBPP Lembang para peserta menerima materi secara klasikal dan praktik, kemudian mereka menerapkannya di Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang. Peserta dibagi menjadi enam kelompok untuk bertugas di enam desa di Kecamatan Jalancagak.

Kegiatan praktik diawali dengan pengumpulan data potensi wilayah di lokasi praktik dan kemudian melakukan analisis. Setelahnya para penyuluh pertanian mengidentifikasi masalah dan mencoba memecahkan masalahnya. Selanjutnya dilakukan penyusunan programa penyuluhan dan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh.

Pada praktik penyuluhan ke kelompok tani, para peserta pelatihan diharuskan menyiapkan bahan ajar, media penyuluhan, metode penyuluhan, dan terakhir melakukan evaluasi dari kegiatan penyuluhan yang telah mereka laksanakan. Kegiatan praktik juga dipertanggungjawabkan dengan menyusun laporan hasil praktik kompetensi dan membuat rencana implementasi hasil pelatihan.

“Penyuluh pertanian harus selalu meng-upgrade, meningkatkan, dan memperbarui kompetensinya, untuk menyiapkan diri masing-masing,” pesan Kepala BBPP Lembang Ajat Jatnika, saat melepas para penyuluh pertanian.

Salah seorang peserta, Slamet Widodo, memberikan kesannya. “Kami sangat berterima kasih kepada para penyelenggara yang telah membuat proses pembelajaran berjalan baik dan lancar,” ujar Slamet.(***)

Tidak Hanya Cerdas Akademik, Calon Mahasiswa Polbangtan Kementan Harus Tangguh Jiwa Raga

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Pembangunan pertanian memerlukan SDM pertanian yang berkualitas. Untuk mendukung hal itu, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang, pendidikan vokasi di bawah naungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), menggelar Tes Kesehatan/Pemeriksaan Kesehatan (Rikes) bagi peserta pendaftaran mahasiswa baru jalur umum.

Tes diikuti oleh mahasiswa baru yang telah dinyatakan lulus seleksi wawancara beberapa waktu lalu. Tes Rikes ini juga diikuti oleh peserta dari jalur Tugas Belajar, jalur undangan anak Petani dan Penyuluh Pertanian Gelombang I dan jalur undangan SMK Binaan dan dilaksanakan serentak pada tanggal 15-16 Mei 2024 untuk wilayah Jawa dan 14-17 Mei untuk wilayah Luar Jawa.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pertanian membutuhkan SDM-SDM berkualitas agar tidak tertinggal dari negara lain. Selain itu, pertanian adalah sektor penting yang harus menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat.

Penegasan serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

"SDM adalah faktor pengungkit utama dalam peningkatan produksi pertanian. Oleh sebab itu, jika kita ingin memajukan pertanian, majukan dulu SDM-nya," tutur Dedi.

Baca juga: Ciptakan Pengusaha Pertanian Tangguh, Kementan Fasilitasi Akses Permodalan

Mewakili Direktur Polbangtan Yogyakarta Magelang, Endra Prasetyanta, yang juga Ketua Kelompok Substansi Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Alumni, mengatakan calon mahasiswa yang mengikuti tes rikes sebanyak 276 orang.

Tes Rikes dilaksanakan secara offline dan tersebar di beberapa wilayah Indonesia mulai dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.

“Sebanyak 276 calon mahasiswa, 221 dari Pula Jawa dan sisanya dari Luar jawa. Untuk calon mahasiswa yang berdomisili di Pulau Jawa dan Madura diarahkan untuk melakukan Rikes di RS DKT Yogyakarta, sementara untuk calon mahasiswa yang di luar wilayah Jawa dan Madura pelaksanaan Rikes dilakukan secara mandiri di Rumah Sakit Tentara,” jelasnya.

Lebih lanjut Endra merinci jenis pemeriksaan kesehatan yang harus dilalui yaitu tes fisik diagnostik, laboratorium, dan rohani.

“Tes yang dilakukan meliputi tes laboratorium untuk melihat kondisi kesehatan organ dalam dan status penggunaan obat terlarang, kemudian tes keragaan dan diagnostik fisik, serta kesehatan jiwa (keswa)," rincinya.

Endra mengatakan melalui rangkaian tes ini diharapkan Polbangtan Yogyakarta Magelang mendapatkan calon mahasiswa yang benar-benar sehat jasmani dan rohani.

“Sehingga nantinya saat menjalani pendidikan selama 4 tahun minim atau tidak ada gangguan yang disebabkan karena kondisi kesehatan fisik maupun kejiwaan,” tandasnya.(***)

Ciptakan Pengusaha Pertanian Tangguh, Kementan Fasilitasi Akses Permodalan

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Untuk mewujudkan regenerasi serta melahirkan wirausaha milenial di sektor pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melaksanakan pelatihan Literasi Akses Permodalan dan Peningkatan Kapasitas Agribisnis bagi Petani Milenial.

Kali ini, pelatihan dilakukan di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DI Yogyakarta, Rabu (15/5/2024), di Ruang Rapat Bangun Desa Dinas Pertanian Gunungkidul.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, petani harus terus memperkuat kemampuan dan pengetahuan dengan informasi-informasi terkini seputar pertanian. Pasalnya, ilmu pengetahuan terus berkembang.

Hal senada disampaikan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi. Dijelaskannya, pertanian memiliki banyak sektor yang bisa digarap, termasuk oleh anak-anak muda.

"Banyak sektor yang bisa digarap dalam pertanian, baik dari hulu hingga ke hilir. Semuanya menjanjikan. Oleh karena itu, kita selalu mengajak anak-anak muda untuk menggarap sektor ini. Dan kita berharap mereka hadir dengan berbagai inovasi yang tentunya dapat meningkatkan juga sektor pertanian," tuturnya.

Pelatihan sendiri dihadiri secara langsung oleh Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Kementan, Idha Widi Arsanti, yang memberikan motivasi kepada tidak kurang 40 petani milenial dari 18 kecamatan di Gunungkidul.

Baca juga: Siapkan SDM Pertanian Unggul, Mahasiswa Polbangtan Kementan Jalani MBKM

Santi menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas akses terhadap kredit usaha rakyat (KUR) serta untuk meningkatkan kemampuan agribisnis petani milenial Gunungkidul.

"Tidak dapat dipungkiri, intervensi penambahan modal berpengaruh signifikan terhadap perluasan skala usaha," ujar Santi.

Santi juga mengatakan bahwa sebagai wirausahawan, pencatatan yang rapih akan mempermudah pengusaha untuk menelusuri aktivitas keuangannya.

"Sudah kami hadirkan di sini, PPIU dari wilayah pacitan yang akan memberikan ilmu tentang penyusunan proposal bisnis, pengembangan kapasitas petani milenial dan penjabaran program KUR. hadir juga Bank BPD DIY yang akan menjelaskan prosedur KUR," imbuh Santi.

Hadir dalam kesempatan ini, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang, Bambang Sudarmanto, dan jajarannya.

Bambang berpesan kepada peserta pelatihan, sebagai pengusaha penting untuk mempunyai sifat adaptif.

"Bisnis bersifat fluktuatif, kadang Harga bahan baku terjangkau maka kita bisa memenuhi tuntutan pasar dengan baik, namun ada kalanya juga biaya produksi melonjak, namun tuntutan pasar harus tetap kita penuhi. ini salah satu pentingnya pebisnis harus pandai mengelola keuangan," ujarnya.

Ia berharap dengan pelatihan literasi keuangan ini bisnis yang dijalani peserta dapat terus berkembang dengan baik.

Siapkan SDM Pertanian Unggul, Mahasiswa Polbangtan Kementan Jalani MBKM

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Para mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang, yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian, dilepas untuk menjalani kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ke berbagai daerah, pekan ini.

MBKM adalah kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan kompetensi tambahan di luar pembelajaran yang ditetapkan Prodi. Tujuannya adalah agar mahasiswa mendapatkan ilmu lebih luas dan mendalam sebagai bekal untuk masuk di dunia kerja.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, para mahasiswa Polbangtan sejak awal memang disiapkan menjadi SDM-SDM unggul yang dapat memaksimalkan sektor pertanian.

Oleh sebab itu, Mentan berharap para mahasiswa bisa menyerap ilmu yang diberikan dan menerapkannya di tengah-tengah masyarakat.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan jika para mahasiswa adalah masa depan pertanian.

"Pertanian membutuhkan regenerasi. Dan para mahasiswa ini adalah masa depan untuk pertanian. Kita berharap mereka memberikan ide-ide segar dan terobosan untuk kemajuan pertanian," tuturnya.

Ketua Jurusan Pertanian Polbangtan Yogyakarta Magelang, Endah Puspitojati, menerangkan jika peserta MBKM terdiri dari Mahasiswa Program Studi Agribisnis Hortikultura (AH), Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan (PPB), dan Teknologi Benih (TB) yang duduk di Tingkat III.

Baca juga: Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Salurkan Pompa Air untuk Optimalisasi Lahan di Bantul

Peserta disebar ke sejumlah mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) di Wilayah D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

"Ada 133 Mahasiswa Jurusan pertanian yang disebar ke 56 mitra Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja di sekitar Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meliputi Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo. Sementara Wilayah Jateng tersebar di Magelang, Semarang, Salatiga, Karanganyar, Demak, Wonosobo, dan Temanggung. Untuk area Jatim hanya di Jember," rincinya.

Lebih lanjut Endah menerangkan, MBKM merupakan salah satu kurikulum yang harus ditempuh peserta didik guna mencapai kompetensinya.

"MBKM ini tentunya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan baik soft skill maupun hard skill dalam kegiatan kewirausahaan, perbenihan, maupun agrosociopreneur di bidang pertanian serta mendukung dan menyukseskan program unggulan prioritas Kementerian Pertanian," terangnya.

Mahasiswa peserta program MBKM ini juga diharapkan dapat mempelajari proses bisnis DUDI baik proses yang terjadi di dalam maupun di luar perusahaan.

“Dalam kegiatan MBKM nanti mahasiswa tidak boleh hanya terpaku dengan kegiatan yang ada di lingkungan DUDI tapi harus mampu menelusuri proses bisnisnya, bila perlu juga pelajari proses di luar pabriknya,” papar Endah.

Endah berpesan agar seluruh mahasiswa Polbangtan YOMA senantiasa menjaga nama baik almamater dan menjaga diri dengan baik.

“Karakter menjadi ciri khas mahasiswa Polbangtan YOMA, setiap ke lapangan pasti yang dipuji dari mahasiswa kami adalah bagaimana karakter disiplin dan tanggungjawabnya. Oleh karena itu anak-anakku, saya berpesan agar kalian senantiasa menjaga diri dengan baik ketika berada di tengah-tengah masyarakat,” pesannya.(***)