6 Februari 2025

Bulan: Desember 2023

Wamentan Akan Terus Tingkatkan SDM untuk Akselerasi Sektor Pertanian di Sorong

TANIINDONESIA.COM//SORONG - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengatakan akan terus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengakselerasi pertanian di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.

Menurut Wamentan, Kabupaten Sorong memiliki potensi pertanian yang luar biasa. Namun hal tersebut perlu didukung oleh SDM yang mumpuni, terutama dalam mentransformasikan teknologi pertanian.

"Potensi Sumber Daya Alam pertanian di Kabupaten Sorong ini luar biasa ya, namun kita akan terus tingkatkan SDM-nya. Karena tanpa adanya SDM yang mumpuni dan transformasi teknologi pertanian yang maksimal, itu akan menjadi hambatan kita dalam mengakselerasi pertanian di Kabupaten Sorong," kata Wamentan usai panen cabai dan tomat di Distrik Mariat, Kabupaten Sorong, Kamis (28/12/2023).

Baca juga: Genjot Produksi Padi-Jagung, Cara Kementan Hadapi Ancaman El Nino

Wamentan Harvick menambahkan peningkatan SDM tersebut akan dilakukan dengan berbagai pelatihan, mulai dari budidaya hingga hilirisasinya. Sehingga dapat menarik minat anak-anak muda di Sorong untuk terjun ke sektor pertanian.

Plh Bupati Sorong, Cliff A Japsenang mengungkapkan saat ini daerah telah ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya sebagai sentra pertanian.

Meski demikian, ia mengaku bahwa masih terdapat berbagai keterbatasan untuk mengakselerasi sektor pertanian, seperti kurangnya regenerasi petani muda hingga tata niaga petani yang masih sangat lemah.

Di samping ada keunggulan, kami juga memiliki kelemahan dari sisi SDM, teknologi, digitalisasi, yang belum dikuasai oleh para petani. Untuk itu, kami berharap bapak Wamentan dapat memberikan dukungan kepada SDM pertanian di Kabupaten Sorong," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wamentan Harvick didampingi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi melakukan dialog dengan sejumlah kelompok tani maupun para penyuluh. Wamentan juga turut meninjau Digital Farming Bendungan Klawalu yang dikelola oleh Kelompok Tani Harapan Gawe Makmur.(***)

Genjot Produksi Padi-Jagung, Cara Kementan Hadapi Ancaman El Nino

TANIINDONESIA.COM//LIDO - Ancaman krisis pangan global dan perubahan iklim ekstrim El nino yang belum usai, membuat Kementerian Pertanian (Kementan) tak pernah berhenti berupaya untuk menjaga ketahanan pangan. Salah satunya dengan menggenjot produksi pangan, khususnya padi dan jagung.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada berbagai kesempatan menyampaikan pentingnya meningkatkan produksi padi dan jagung.

"Kita fokus dalam peningkatan program padi dan jagung ini adalah untuk mencapai swasembada dan mengurangi impor," tuturnya.

Menindaklanjuti hal tesebut, Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Bertani On Cloud (BOC) Volume 247 dengan mengangkat tema Kesiapan SDM Pertanian mendukung peningkatan produksi padi dan jagung.
Acara talkshow yang digelar di Lido, Jawa Barat, pada Kamis (28/12/2023) merupakan rangkaian Apresiasi SDM Pertanian 2023,

Tampil sebagai narasumber, Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Siti Munifah, Ketua Perhiptani Jawa Barat Dudy S Tafajani, Ketua KTNA Jawa Barat H. Otong Wiratna dan Ketua P4S Agro Spora Dedi Mulyadi.

Sementara Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, menilai peran penting untuk meningkatkan dua komoditas tersebut berada di penyuluh.

"SDM pertanian harus mendongkrak produktifitas pertanian, dan tugas penting penyuluh untuk mendampingi petani dalam penyediaan pangan," katanya.

Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, mengatakan perubahan iklim global dan dampak perang Rusia Ukraina yang menyebabkan kelangkaan pupuk, mengakibatkan penurunan produksi pangan dan meningkatkan nilai impor kita, untuk itu peningkatan produksi padi dan jagung merupakan solusi penyediaan pangan bagi 278 juta penduduk indonesia.

"Menjawab tantangan hal tersebut, program kerja dari Kementan seperti yang telah ditetapkan oleh Mentan Amran Sulaiman adalah meningkatkan produksi padi dan jagung. Fokus program dalam meningkatkan produksi sekaligus mengulang sukses swasembada pangan," katanya.

Untuk itu, Siti Munifah meminta semua insan pertanian harus aktif bekerja keras. "Utamanya penyuluh sebagai garda terdepan mendampingi petani di lapangan. Kami tidak bisa bekerja sendiri, perlu dukungan semua pihak dalam hal ini Perhiptani, KTNA termasuk P4S untuk bahu membahu mensukseskan program pemerintah," katanya.

Ia menambahkan, saat ini Kementan menggandeng TNI dengan untuk membantu penyuluh dilapangan, jumlah penyuluh saat ini 38.800 dengan jumlah desa 83.000 yang harus didampingi.

"Dengan kekurangan personil tersebut harus dibantu oleh aparat negara yang paling dekat dengan masyarakat yaitu Babinsa yang rantai komandonya ada di TNI, diharapkan peran babinsa dalam proses percepatan tanam dan olah tanam," katanya.

Tidak hanya penyuluh, peran generasi muda dalam hal ini mahasiswa Polbangtan dan PEPI untuk turut aktif terjun kelapangan dalam program magang, sekaligus mempraktekan ilmu yang mereka dapat selama masa perkuliahan.

Baca juga: Jelang Penghujung Tahun, Kementan Apresiasi SDM Pertanian Berprestasi

"Apa yang kita bahas di event ini menjadi penting mengingat yang hadir sebagai narasumber merupakan perwakilan dari semua yang terlibat dalam peningkatan produksi," katanya.

Ketua KTNA Jawa Barat, H. Otong Wiratna, menjelaskan jika KTNA merupakan bagian dari pelaku pembangunan pertanian, sudah sejak lama hadir dan bersinergi dalam mendukung program pemerintah khususnya kementan

"Terbaru kolaborasi Kementan dan KTNA khusus di Jawa Barat, adalah dalam upaya mendukung program pemerintah dalam mencapai target peningkatan produksi padi dan jagung," ujarnya.

Ia menambahkan, isu pertanian saat ini adalah sumber daya manusia, regenerasi petani dan modernisasi pertanian.

"Untuk petani muda masih banyak yang hanya tertarik menekuni bidang hortikultura baik buah maupun sayuran. Untuk tanaman pangan masih didominasi oleh petani usia senja. Dan yang menjadi PR bersama bagaimana meningkatkan minat petani muda untuk terjun ke bidang tanaman pangan, untuk itu modernisasi pertanian menjadi jawaban sekaligus mematahkan mitos pertanian itu kotor dan tidak terjamah sentuhan teknologi," ujarnya.

Mengenai peningkatan produksi, menurutnya hal itu tidak lepas dari peran sumber daya manusia, tidak hanya petani dan penyuluh, keterlibatan Babinsa tapi juga penyuluh swadaya perlu lebih diberdayakan.

"Target Jawa Barat meningkatkan produksi dari 5,7 menjadi 6,3 Ton atau 0,06 Ton/ HA dengan rata rata tanam di jawa barat 1,6 juta itu sudah 800 ton, memang tidak mudah tapi dengan kerjasama dengan berbagai pihak semua dapat tercapai," urainya.

Otong mengatakan, dukungan teknologi alat pertanian seperti combine harvester dan power trasher berdampak signifikan dalam menekan biaya produksi dan mengurangi losses, ini yang harus dilakukan oleh semua petani.

"Kolaborasi menjadi kata kunci, kata yang mudah diucapkan namun di lapangan perlu kerja keras untuk mewujudkannya," jelasnya.

Ketua Perhiptani Jawa Barat, Dudy S Tafajani, mengatakan strategi penyuluh dalam menghadapi el nino, yang merupakan siklus perubahan iklim yang rutin dihadapi, dengan memantau perkembangan lewat BMKG, kemudian dilakukan mitigasi.

"Tugas penyuluh adalah mendiseminasikan informasi mitigasi iklim tersebut kepada petani. Di lapangan kita dihadapkan dengan berbagai macam reaksi dari petani, ada yang langsung menerima dan sudah mengantisipasi nya ada juga yang resisten," katanya.

Ia menegaskan, tugas penyuluh hanya menyampaikan, dan mencarikan solusi bagi para petani yang mengalami kesulitan di lapangan.

"Tugas penyuluh menjadi lebih berat dengan adanya dampak el nino, namun kami selalu siap untuk mendukung program kementan. Jawa Barat saat ini ada 3600 an jumlah penyuluh yang terdiri dari ASN, P3K, THL TBPP, THL Daerah dan Penyuluh Swadaya," katanya.

Ketua P4S Agro Spora, Dedi Mulyadi, petani muda yang bergerak dibidang tanaman pangan khususnya organik, menjelaskan saat selesai kuliah dan kembali ke desa, pada 2012 ia melihat potensi untuk mengembangkan pertanian organik di daerah Subang.

"Untuk meningkatkan pendapatan petani pilihan nya ada dua yaitu meningkatkan produksi atau menurunkan biaya produksi. Dalam penurunan biaya produksi banyak cara seperti penggunaan pupuk organik, penggunaan agen hayati dan lainnya," kata dia.

Ia menjelaskan jika ketertarikannya pada bidang tanaman pangan karena keluarga saya adalah keluarga petani

"Perlu proses konversi selama dua tahun dari pertanian lokal menjadi pertanian berbasis organik dimana selama masa tersebut bagaimana memasukan sebanyak mungkin bahan organik ke areal pertanaman baik dikebun dan persawahan. Kemudian proses bagaimana mengembalikan kesuburan tanah di sini peran penyuluh dalam mendampingi kita menjadi penting," imbuhnya.

Dengan adanya sinergi dan peran aktif dari berbagai pihak, Kementan yakin peningkatan produktivitas dan produksi di sektor pertanian akan meningkat.(***)

Jelang Penghujung Tahun, Kementan Apresiasi SDM Pertanian Berprestasi

TANIINDONESIA.COM//LIDO - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) pertanian melalui program-program utama Kementan.

Kementan juga telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian yaitu mewujudkan pertanian maju, mandiri, modern. Arah kebijakan ini menjadi pedoman untuk bertindak cerdas, tepat, dan cepat bagi jajaran Kementan di seluruh Indonesia dalam rangka meningkatkan kinerja yang lebih baik.

Sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan peran aktif SDM pertanian, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman memberikan penghargaan kepada insan pertanian yang berprestasi pada acara Apresiasi SDM Pertanian tahun 2023 di Lido, Kamis (28/12/2023).

Sebanyak 30 Sertifikat Emas atau Golden Certificate diberikan Mentan sebagai apresiasi atas prestasi yang telah ditoreh oleh 9 Petani Milenial/Petani Andalan Inspiratif, 3 Penyuluh Pertanian, 6 Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), 3 Kelompok Tani, 3 Kelompok Wanita Tani (KWT), 3 Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) serta 3 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).

Setelah melalui proses seleksi, 30 penerima penghargaan ini telah mengembangkan inovasi dalam sektor pertanian seperti pengendalian hayati berbasis limbah, pertanian ramah lingkungan, smart farming, intercropping budidaya cabe, pengembangan kluster, penangkaran bibit, pemberdayaan petani, pengembangan agroeduwisata, pengolahan produk pangan hingga ekspor produk pertanian.

Menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian, keberadaan sumberdaya manusia (SDM) sudah seharusnya memiliki kualitas yang mumpuni. Bahkan setiap kesempatan, Mentan membeberkan beberapa kunci yang bisa kesuksesan SDM Pertanian.

Baca juga: SDM Pertanian, Kunci Peningkatan Produksi dan Produktivitas

"Mulai dari bekerja yang terbaik, fokus, cepat dan berorientasi hasil. Empat kunci inilah yang perlu di pegang teguh agar SDM kita menjadi yang mumpuni", ujar Amran.

Amran menyampaikan bahwa sektor yang paling siap membangun kehidupan Indonesia yang lebih baik besok dan akan datang adalah pertanian.

"Saya sangat bangga dengan para penerima penghargaan. Tentu saja ini akan menstimulasi bagi banyak orang agar turun tangan di sektor pertanian," ucap Mentan.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi pada kegiatan pembukaan evaluasi kinerja BPPSDMP tahun 2023 dengan tema Kesiapan SDM Pertanian Mendukung Peningkatan Produksi Padi dan Jagung serta Apresiasi SDM Pertanian tahun 2023 mengatakan Kementan berkomitmen menyiapkan SDM pertanian yang berjiwa wirausaha, oleh karenanya salah satu program utama Kementerian Pertanian dalam menjamin produktifitas, kontinuitas dan ketahanan pangan adalah penumbuhan 2,5 juta pengusaha pertanian millenial sampai dengan tahun 2024.

"Tantangan yang semakin Kompleks seperti El Nino yang berdampak terhadap penurunan produksi konflik geopolitik yang menyebabkan terganggunya distribusi pangan dan adanya restriksi ekspor dari negara-negara produsen pangan," ungkap Dedi.

Dedi menjelaskan solusi dari permasalahan tersebut adalah peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.

"Ada tiga faktor pengungkit produktivitas pertanian. Pertama, Inovasi teknologi dan sarana prasarana pertanian, kebijakan peraturan perundangan termasuk kearifan lokal, serta SDM Pertanian. Poin ketiga, SDM Pertanian menyokong 50 persen peningkatan produktifitas pertanian, sisanya masing-masing berimbang menyumbangkan 25 persen", beber Dedi.

Dedi mengajak seluruh SDM pertanian untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. 30 SDM berprestasi ini adalah sebagian dari banyaknya SDM berprestasi yang dimiliki oleh Indonesia.

"Mereka semua, siap untuk mendongkrak produksi pertanian, terutama produksi padi dan jagung. Dan hari ini, kita menyampaikan apresiasi kepada mereka karena berkontribusi untuk kemajuan pertanian dan ketahanan pangan," tegas Dedi.(***)

SDM Pertanian, Kunci Peningkatan Produksi dan Produktivitas

TANIINDONESIA.COM//LIDO - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya untuk menjaga ketahanan pangan di tengah ancaman krisis pangan global dan perubahan iklim ekstrim yang belum usai.

Tak hanya soal peningkatan produktivitas pertanian semata, menjaga stabilitas harga pangan di pasaran menjadi tantangan bagi insan pertanian saat ini. Untuk itu, Kementan telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki baik sumberdaya alam (SDA) maupun sumberdaya manusia (SDM) serta memanfaatkan teknologi mutakhir, mekanisasi dan korporasi dari hulu hingga hilir.

Fokus Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam satu tahun masa jabatannya adalah memperkuat produksi berbagai komoditas strategis seperti pada dan jagung sesuai arahan Presiden, untuk menekan impor agar dapat swasembada.

"Krisis pangan sama dengan krisis keamanan dan politik. Pangan adalah senjata kita, dan kita harus menekan impor bahkan harus bisa menyetop impor, kita harus ekspor," ujarnya.

Andi Amran Sulaiman juga mengungkapkan optimisme bahwa dalam dua sampai tiga tahun ke depan, Indonesia akan kembali mencapai swasembada pangan, terutama dalam produksi padi dan jagung.

"Kita optimis bahwa target peningkatan produksi pertanian dapat tercapai seperti yang pernah dilakukan pada tahun 2017 dan 2021 yang lalu", tegas Amran.

Amran mengatakan swasembada yang pernah diraih harus kembali dicapai dengan melanjutkan program-program yang baik. Salah satunya, Kementan menargetkan produksi beras pada tahun 2024 mencapai 35 juta ton, meningkat dibanding tahun 2023 saat ini berjumlah 31 juta ton.

Baca juga: Kunker Mentan Andi Amran di Sulsel, Serukan Swasembada Pangan

Di sisi SDM, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus melakukan kegiatan Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani diberbagai wilayah di Indonesia dan penyuluh pertanian dan petani dalam peningkatan produksi padi dan jagung.

Kementan juga sudah mempermudah Penyuluh Pertanian dan Petani untuk membantu peningkatan produksi padi dan jagung. Yang terbaru, menghapuskan kartu tani untuk mempermudah petani memperoleh pupuk bersubsidi digantikan dengan kartu tanda penduduk (KTP).

"Penyuluh dan para petani harus bergerak cepat mengambil bagian menjaga ketahanan pangan. Krisis pertanian akan menjadi krisis politik dan membuat pemerintah sulit berkembang, karena itu kita harus jaga bersama", himbau Amran.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi pada kegiatan evaluasi kinerja BPPSDMP tahun 2023 dengan tema Kesiapan SDM Pertanian Mendukung Peningkatan Produksi Padi dan Jagung yang dilaksanakan di Lido (27/12/2023) mengatakan Kementan berkomitmen menyiapkan SDM pertanian yang berjiwa wirausaha, oleh karenanya salah satu program utama Kementerian Pertanian dalam menjamin produktifitas, kontinuitas dan ketahanan pangan adalah penumbuhan 2,5 juta pengusaha pertanian millenial sampai dengan tahun 2024.

"Tantangan yang semakin Kompleks seperti El Nino yang berdampak terhadap penurunan produksi konflik geopolitik yang menyebabkan terganggunya distribusi pangan dan adanya restriksi ekspor dari negara-negara produsen pangan," ungkap Dedi.

Dedi menjelaskan solusi dari permasalahan tersebut adalah peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.

"Ada tiga faktor pengungkit produktivitas pertanian. Pertama, Inovasi teknologi dan sarana prasarana pertanian, kebijakan peraturan perundangan termasuk kearifan lokal, serta SDM Pertanian. Poin ketiga, SDM Pertanian menyokong 50 persen peningkatan produktifitas pertanian, sisanya masing-masing berimbang menyumbangkan 25 persen", beber Dedi.

Dedi mengajak seluruh SDM pertanian untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi dan jagung. Bukan tanpa alasan, padi dan jagung merupakan bahan pangan pokok masyarakat di Indonesia. Sudah sepatutnya SDM pertanian harus bergerak bersama untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian.

"Di akhir tahun 2023, kita kembalikan mindset, tujuan utama kita yakni peningkatan SDM pertanian untuk menggenjot produktivitas dan produksi pertanian. kita evaluasi sejauh mana sasaran optimalisasi yang sumber daya manusia yang kita miliki, sebaik apa pemanfaatan teknologi yang dilakukan, dan seberapa manfaat yang dirasakan oleh petani Indonesia", tutup Dedi.(***)

Kunker Mentan Andi Amran di Sulsel, Serukan Swasembada Pangan

TANIINDONESIA.COM//MAKASSAR - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengajak para insan pertanian untuk melanjutkan swasembada pangan seperti yang pernah dilakukan tahun 2019-2020 lalu. Hal itu disampaikan Mentan saat kunjungan kerja di Makassar, Sulawesi Selatan.

Berkesempatan bertemu langsung dengan seluruh Penyuluh Pertanian se-Sulawesi Selatan, Mentan memotivasi para penyuluh di Provinsi Sulawesi Selatan.

“Saya yakin Indonesia bisa swasembada di Sulawesi Selatan. Ketahanan pangan identik dengan ketahanan bangsa, kita swasembada yang bekerja adalah Kita, Petani Penyuluh, untuk itu harus kita lanjutkan,” ujarnya.

Mentan Amran Menambahkan, Kami sudah memberikan tambahan BOP ini sebagai apresiasi pemerintah pusat kepada para penyuluh pertanian, melalui Kementan RI.

“Saya membawa berita baik bagi kita semua, karena kami akan menganggarkan uang untuk menambah BOP bagi penyuluh pertanian," kata Mentan.

Tambahan BOP akan diberikan dengan catatan para penyuluh pertanian dapat mendukung memetakan lahan dan swasembada pangan di Indonesia.

"Namun para penyuluh harus bisa mencapai targetnya membantu pemerintah dan para petani. Karena ini demi ketahanan pangan kita di Indonesia oleh karena itu bantu pemerintah untuk memperluas lahan pertanian", katanya.

Dalam kesempatan itu, Mentan juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh penyuluh pertanian se-Sulawesi Selatan yang telah memberikan dukungan aktif dalam peningkatan produktivitas sektor pertanian.

Baca juga: Manfaatkan Artificial Intelligence, Kementan Perkuat Diseminasi Informasi

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan pertemuan yang berlangsung di Makassar ini dalam bimbingan teknis Pembinaan Penyuluh Pertanian Dalam Mendukung Peningkatan Produktivitas Padi dan Jagung di Provinsi Sulawesi Selatan.

Diharapkan dengan ditingkatkannya BOP dan juga pengetahuan maupun keterampilan penyuluh pertanian di Sulawesi Selatan ini maka jaminan untuk kegiatan pertanian makin dapat diandalkan. Keikutsertaan penyuluh pertanian memang mutlak dalam kegiatan pertanian, namun yang juga tidak kalah pentingnya adalah bagaimana meningkatkan produktivitas pertanian sehingga kesejahteraan petani pun juga dapat tercapai. Kerjasama yang terpadu dan koordinasi yang baik antar pelaku-pelaku di sektor pertanian ini perlu terus didorong untuk menjawab tantangan keberlanjutan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai lumbung padi nasional.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyerahkan Penghargaan Insan Pendukung Pengembangan Pertanian 2023. Penghargaan ini guna memberikan apresiasi dan motivasi kepada penyuluh pertanian sebagai salah satu insan pertanian untuk melanjutkan swasembada pangan seperti yang pernah dilakukan tahun 2019-2020 lalu.

Pada kegiatan ini, penghargaan diberikan kepada 11 orang dan 12 lembaga, seperti penyuluh pertanian berprestasi, petani milenial berprestasi, Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), kelompok tani berprestasi, kelompok wanita tani berprestasi, kelembagaan ekonomi pertanian berprestasi, dan Balai Penyuluhan Pertanian berprestasi.

Mereka semua berasal dari sejumlah provinsi di Indonesia, dan terbanyak dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, juga Sulawesi Selatan untuk kategori petani milenial berprestasi, kelembagaan ekonomi petani berprestasi, dan Balai Penyuluhan Pertanian berprestasi.

Ada pun penerima penghargaan penyuluh pertanian berprestasi, berasal dari Jatim, Nusa Tenggara Barat dan Papua Barat. Untuk petani milenial berprestasi berasal dari Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Sulsel. Untuk Sulsel, petani milenialnya bernama Ramdani.

Kemudian Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), penerima penghargaannya dari Jatim, Jabar, Yogyakarta. Lalu kelompok tani berprestasi dari Sumbar, Sumut dan Jateng. Sementara kelompok wanita tani berprestasi berasal dari Sultra, Kalteng dan Yogyakarta.

Untuk kelembagaan ekonomi pertanian berprestasi diberikan kepada Sulsel, Jateng dan Jabar, serta yang terakhir, penghargaan diberikan kepada Balai Penyuluhan Pertanian berprestasi dari Yogyakarta, Jateng, dan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.(***)

Manfaatkan Artificial Intelligence, Kementan Perkuat Diseminasi Informasi

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Diseminasi informasi atau publikasi memiliki peran penting untuk memasyarakatkan perkembangan pertanian di tanah air. Menyadari hal itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian menggelar Pelatihan Pembuatan Konten Publikasi.

BPPSDMP melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP), menggelar pelatihan Pembuatan Konten Publikasi dengan tema 'What is good content and How do we create it', yang diikuti 30 peserta secara luring dan 60 orang secara daring yang berasal dari UPT lingkup BPPSDMP.

Kegiatan tersebut, digelar di Ruang Catur Gatra, Gedung D lantai 6 Kantor Pusat Kementan, Kamis (21/12/2023). Tampil sebagai narasumber Erry Farid, atau dikenal sebagai Anto Lupus, seorang konsultan komunikasi dan pengajar.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengakui pentingnya kehumasan bagi pertanian. Menurut Dedi, diseminasi informasi merupakan bagian dari tugas dan fungsi BPPSDMP.

"Pelatihan ini akan meningkatkan kemampuan penanggung jawab serta pengelola kehumasan terkait media komunikasi serta kreatif dalam mengemas konten terkait program serta kinerja BPPSDMP. Dan yang tak kalah pentingnya adalah pemilihan media yang tepat dalam melakukan diseminasi informasi," kata Dedi.

Baca juga: Penyuluh Menjadi Ujung Tombak Pertanian, Mentan Amran Naikkan Biaya Operasional Penyuluh

Ia berharap setelah mengikuti pelatihan, seluruh peserta dapat meningkatkan kualitas kinerja kehumasan terus meningkat.

Sementara Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, yang membuka kegiatan mengatakan agar komunikasi dapat berjalan efektif, kita harus pintar memilih gaya bahasa,kata, format media yang sesuai dengan audience atau target sasaran.

"Bahasa yang digunakan harus lugas, tidak terlalu teknis sifat nya dan dapat dimengerti oleh masyarakat luas",tegas Munifah.

Beliau pun menambahkan, output yang diharapkan dari pelatihan ini, meningkatnya kemampuan dari peserta dalam mengolah konten publikasi dalam beragam bentuk.

Sementara narasumber, Erry Farid, membagikan kiat kiat dalam proses membuat konten.

"Awal adalah pencarian ide, eksplorasi ide yang ada, catat semua dulu, ide yang menurut kita jelek belum tentu untuk orang lain. Bebaskan imajinasi dalam menggali ide, jangan dibatasi, kalau terasa aneh catat dulu, aneh menurut kita mungkin ide yang bagus untuk di eksekusi, jangan takut jangan dibatasi," katanya.

Menurutnya, setelah ide terkumpul kemudian diseleksi mana yang kemungkinan dapat dieksekusi.

"Sifat media sekarang adalah multi platform, namun tidak berarti All for one. Kesalahan yang sering terjadi adalah, satu konten dipublish disemua platform," urainya.

Erry mencontohkan, sebuah konten mungkin cocok untuk di upload di youtube, Instagram dan Facebook, namun untuk dipublish di Videotron dipinggir jalan tanpa support audio maka konten tersebut butuh disesuaikan.

Penggunaan teknologi juga disarankan oleh Erry, terlebih untuk memudahkan dalam proses pengumpulan data dan riset sebelum membuat konten.

“Sekarang sudah jaman nya Artificial Intelegent (AI) penggunaan seperti ChatGPt atau Bard dapat sangat membantu dalam proses pengumpulan data” jelasnya.

Sebelum menutup sesi paparan nya, Erry pun menekan kan penting nya perencanaan konten lebih dari proses pembuatan.

“Perencanaan konten sangat penting, sama penting dengan proses pembuatan, karena kita mampu mengidentifikasi kendala yang mungkin terjadi sekaligus mengantisipasi nya. Jangan pernah menentukan media placement dan evaluasi. Ini sangat penting, untuk mengukur efektifitas publikasi yang telah kita lakukan”,ujarnya.(***)

Penyuluh Menjadi Ujung Tombak Pertanian, Mentan Amran Naikkan Biaya Operasional Penyuluh

TANIINDONESIA.COM//LAMPUNG - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan Biaya Operasional Penyuluh atau BOP penyuluh akan dinaikan dengan menggunakan anggaran yang disisir dari berbagai kegiatan di Kementerian Pertanian. Kenaikan ini menurut Mentan penting dilakukan untuk mendukung peningkatan produksi padi dan jagung sebagai kekuatan masa depan bangsa.

"Saya katakan andaikan gaji dan honor saya cukup untuk PPL maka akan ku serahkan semuanya. Akhirnya setelah dikumpulkan masuklah Rp 250 miliar untuk satu tahun," ujar Mentan yang disambut riuh gembira para PPL se-Provinsi Lampung di Lapangan KORPRI Lampung, Rabu, 20 Desember 2023.

Meski demikian, Mentan mengatakan uang sebanyak itu tidak akan cukup untuk BOP penyuluh di seluruh Indonesia. Namun setidaknya, kata Mentan, kenaikan ini adalah yang pertama sejak 8 tahun lalu. Dia ingin jerih payah PPL dihargai layaknya seorang pahlawan.

Baca juga: Hadir di Jawa Tengah, Presiden Ajak Petani,Penyuluh dan Babinsa Tingkatkan Produktivitas

"Pidato pertama saya di Kalimantan kemudian ke Jawa Tengah kemudian ke Sumsel suaranya lesu semua. Selama satu minggu aku cek jantungnya, nadinya ternyata BOP-nya kecil selama 8 tahun. Karena itu aku naikan," katanya.

Bagi Mentan, PPL adalah ujung tombaknya bagi perkembangan sektor pertanian Indonesia dari masa ke masa. PPL juga adalah pelaku utama dalam capaian swasembada sepanjang sejarah.

"Aku ini mantan PPL, aku tahu denyut nadi PPL seluruh Indonesia, aku tahu perasaan mereka, aku tahu kebutuhan mereka dan aku tahu perjuangan mereka untuk mengantar Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," katanya.

Mentan mengingatkan saat ini merupakan masa tersulit karena hampir semua negara menutup akses pangan bagi kebutuhan negara luar. Sebagai contoh, dia menyebut ada puluhan negara yang hampir mengalmi kelaparan.

Karena itu, Mentan ingin semua persoalan pangan dapat dibenahi satu persatu melalui kolaborasi semua pihak. Termasuk persolan pupuk dan juga pengambilannya yang sebelumnya dianggap rumit karena harus menggunakan kartu tani.

"Kami ingin menyelesaikan persoalan pupuk dengan memutus kerumitan. Hari ini petani dapat mengambilnya hanya dengan menggunakan KTP," jelasnya.(***)

Hadir di Jawa Tengah, Presiden Ajak Petani,Penyuluh dan Babinsa Tingkatkan Produktivitas

TANIINDONESIA.COM//PEKALONGAN - Setelah melakukan Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani Wilayah Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, kini Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan kegiatan serupa di Provinsi Jawa Tengah.

Kegiatan yang dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo, Menko PMK, Menteri Pertanian,Panglima TNI, Anggota DPR RI, DPRD dan DPD, Plt Gubernur Jateng serta Bupati Pekalongan beserta jajarannya merupakan bentuk dukungan atas pentingnya peran penyuluh dan petani dalam peningkatan produktivitas pertanian khususnya produksi padi dan jagung di Provinsi Jawa Tengah untuk kebutuhan Nasional.

Presiden Jokowi mengatakan saat ini Indonesia sedang mengalami krisis pangan, adanya pandemi, perang ukraina antara rusia dan ukraina dan perang di gaza antara israel dan palestina, elnino dan perubahan iklim. Hal ini menyebabkan kelangkaan bahan dasar puluk, peningkatan harga minyak dunia hingga gagal panen.

"Urusan pupuk akan menjadi fokus Kementan. Mentan akan mengkontrol supply pupuk akhir desember 2023 hingga awal Januari 2024. Subsidi pupuk akan kami tambah", ungkap Presiden di hadapan puluhan ribuan petani,penyuluh dan Babinsa di alun-alun Kajen Pekalongan, Rabu (13/12/2023).

Kita ingin meningkatkan produksi pangan Indonesia. "Saya meminta para PPL, Babinsa dampingi para petani dalam menjalankan budidayanya sehingga produksi padi kita meningkat", pesan Jokowi.

Mentan Amran menyebut bahwa Petani dan Penyuluh adalah pahlawan pangan Indonesia. Ia mengaku dulunya pernah menjadi PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan kembali menjadi Menteri Pertanian untuk bekerja bersama PPL membantu aktivitas produksi petani di ada lapangan.

“Saya ini dulu PPL, PPL adalah pelayan petani Indonesia, saya kembali (menjadi Menteri Pertanian) untuk anda, kalian semua pahlawan pangan Indonesia, kami terbiasa kerja hingga ke pelosok sampai keujung, kami ingin petani merasakan kehadiran pemerintah," ujar Mentan.

Baca juga: Didampingi Mentan Amran, Presiden Jokowi Sapa Puluhan Ribu Petani, Penyuluh & Babinsa Se – Jawa Tengah

Masalah utama dalam penurunan produksi adalah pupuk, keterbatasan alsintan serta kesulitan benih. 2019-2022 swasembada kita raih 2 kali dan menurun karena hadirnya elnino, tapi saat ini kita bersinergi untuk kembali meraih swasembada dalam waktu dekat.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa saat ini dunia tengah menghadapi ancaman krisis pangan, sehingga upaya peningkatan produksi tidak bisa dilakukan melalui langkah - langkah biasa.

Dirinya mengaku, saat ini tengah berupaya meningkatkan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) yang total anggarannya mencapai Rp 260 miliar. Biaya ini diharapkan dapat mendukung kerja penyuluh dilapangan secara lebih maksimal.

"Pertanian itu tidak perlu di perdebatkan tapi harus dikerjakan. Kita hadirkan solusi untuk kemajuan pertanian Indonesia", tutup Amran.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan sekitar 25.000 insan pertanian yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani baik petani millenial termasuk petani hutan, pemilik kios pupuk pertanian. serta Babinsa hadir disini untuk mengikuti kegiatan Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani di Provinsi Jateng.

"Ini merupakan dukungan nyata atas peran penting penyuluh dan petani sebagai tonggak pembangunan pertanian. Tak kalah pentingnya adalah peran serta Babinsa. Setelah ini Kementan melalui BPPSDMP melaksanakan Bimtek petani dan penyuluh pertanian serta Babinsa. Bimtek ini ditujukan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian dan petani serta Babinsa dalam peningkatan produksi padi dan jagung khususnya di wilayah Jateng sebagai salah satu penyangga kebutuhan pangan nasional", tegas Dedi.(***)

Didampingi Mentan Amran, Presiden Jokowi Sapa Puluhan Ribu Petani, Penyuluh & Babinsa Se – Jawa Tengah

TANIINDONESIA.COM//Pekalongan - Presiden RI, Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran), menyapa puluhan ribu petani, penyuluh dan Babinsa se - Jawa Tengah. Disini, Presiden Jokowi mengajak petani tingkatkan produksi pangan sehingga mampu mendongkrak kesejahteraan petani.

“Dunia sekarang ini sedang krisis pangan, karena pandemi belum selesai, memperbaiki ekonomi belum selesai, sudah masuk perubahan iklim sehingga ada gelombang panas yang panjang, menyebabkan banyak gagal panen di semua negara dan sekarang ini terjadi krisis pangan , harga pangan naik” kata Presiden Jokowi di Alun - Alun Kajen, Pekalongan.

Tidak hanya itu, Presiden Jokowi mengatakan ketegangan politik antara Rusia dan Ukraina juga berdampak pada petani, karena bahan baku industri pupuk di Indonesia berasal dari negara tersebut. Kendala ini menjadikan harga pupuk meningkat.

“Akan tetapi akhir 2023 dan awal 2024, Menteri Pertanian akan pantau terus agar tidak ada masalah dilapangan. Subsidi pupuknya akan saya tambah karena supply pupuknya juga ada. Berapa? Sebentar saya akan umumkan, tunggu saya ketemu Menteri Keuangan ya,”kata Jokowi.

Pada kesempatan yang sama, Mentan Amran mengatakan produksi pangan dalam setahun terakhir menghadapi tantangan besar, seperti perubahan iklim, sehingga Kementerian Pertanian (Kementan) bersinergi dengan berbagai pihak berupaya meningkatkan pertanaman guna mencapai target produksi yang sudah ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.

Baca juga: Mentan Amran Gerakkan Penyuluh Cetak Sawah Baru dan Optimasi Lahan Rawa di Kalteng

“Kami laporkan Pak Presiden dulu produksi pangan kita 34 juta ton menurun menjadi 30 juta ton sehingga kita harus impor, ini kami harus kembalikan produksinya, terlebih kami sudah keliling selama 40 hari, Jawa Tengah menjadi Provinsi ke 10 yang kami datangi untuk mengecek dan diskusi dengan petani terkait kendala peningkatan produksi pangan,”kata Mentan Amran.

Lebih lanjut, Mentan Amran menyebut kendala pertama bagi para petani dalam peningkatan produksi pangan adalah volume pupuk, kedua, petani yang tanam 2 kali hanya boleh ambil pupuk 1 kali, dan ketiga, benih unggul serta mesin alat pertanian yang sudah lama sehingga kurang produktif.

“Kami sudah ketemu penyuluh, penyuluh kami ada sebanyak 20 ribu, Babinsa 70 ribu, keluhannya satu lagi Pak yakni kalo bisa BOP penyuluh dinaikkan dan atas perintah Bapak Presiden, BOP sekarang sudah dinaikkan,”tambah Mentan Amran.

Sementara itu, Pj.Gubernur Jawa Tengah(Jateng), Nana Sudjana melaporkan bahwa kegiatan pembinaan penyuluh pertanian dan petani di Provinsi Jawa Tengah ini dihadiri ±25.000 orang, yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani, Babinsa, distributor pupuk di wilayah Jawa Tengah.

“Kita harapkan tentunya terkait dalam bidang pertanian, penyuluh dan petani bersinergi dengan Babinsa akan menjadikan sektor pertanian semakin maju dan kita harapkan kedepan kita mampu meningkatkan produksi di Jawa Tengah dan InsyaAllah akan mensejahterakan masyarakat,” tutup Nana.(***)

Mentan Amran Gerakkan Penyuluh Cetak Sawah Baru dan Optimasi Lahan Rawa di Kalteng

TANIINDONESIA.COM//PALANGKARAYA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menghadiri Pembinaan Penyuluh Pertanian Wilayah Kalimantan Tengah guna mempercepat program mencetak sawah baru dari lahan rawa untuk peningkatan produksi padi dan jagung. Pembinaan penyuluh ini dihadiri Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, penyuluh pertanian, anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), P4S, serta Petani Milenial Kalimantan Tengah, anggota KTNA Provinsi Kalimantan Tengah, Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (PERHIPTANI) dan Mahasiswa.

"Tujuan kami ke Kalimantan Tengah ini adalah untuk membangun, mencetak sawah baru kurang lebih seluas 136 ribu ha. Ini lahannya sudah siap. Kemudian ada lahan yang akan kita optimasi dengan IP (indeks pertanaman) dengan luas 100 ribu lebih. Bagaimana IP nya kita tingkatkan menjadi 2 dan 3. Itu target kita," kata Amran pada pembinaan penyuluh pertanian tersebut di Palangkaraya, Senin (11/12/2023).

Pada kunjungannya ini, Mentan Amran mengungkapkan baru saja pulang mengunjungi lokasi Food Estate di Gunung Mas. Kondisi Food Estate Gunung Mas saat ini ditanami jagung dan singkong yang tumbuh subur sehingga harus dilanjutkan sebagai lumbung pangan.

"Setelah saya dilantik, saya minta itu ditanami bukan didiskusikan dan ternyata berhasil. Tinggi tanaman setelah 1 bulan lebih (40 hari) 3 meter. Itu yang ada di Gunung Mas dan itu akan kita tindak lanjuti kita sudah lihat bersama jagungnya subur dan singkongnya subur," tuturnya.

Ia menegaskan luas Food Estate Gunung Mas 600 hektar optimal dapat ditanami semua mengingat luasnya yang kecil yakni 0,08 persen dibandingkan 7,4 juta ha di seluruh Indonesia. Untuk itu, pengembangannya adalah masalah kecil jangan dibesar-besarkan, dalam waktu 3 sampai 6 bulan akan selesai semua.

"Komoditas yang akan ditanam, singkong dan jagung kemudian nanti sayur-sayuran dan sorgum. Terima kasih pak Gubernur, pak Pangdam luar biasa dan pak Kapolda yang ikut membantu ketahanan pangan Indonesia," tegasnya.

Baca juga: Kementan Dukung Pengembangan Bisnis Ternak KUB di Palangkaraya

"Kami optimis kalau Food Estate digarap secara berkelanjutan, maka dalam 3 tahun kedepan akan swasembada, bahkan tahun keempat dan kelima bisa ekspor. Tapi dengan catatan lanjutkan ini program (lahan rawa). Dulu 2019 kita sudah swasembada kalau dilanjutkan program ini kita sudah ekspor seharusnya," sambung Amran.

Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran menegaskan mendukung sepenuhnya program ketahanan pangan nasional. Presiden Jokowi telah menunjuk Kalimantan Tengah sebagai lokasi Food Estate dan menjadi bagian dari program ketahanan pangan nasional sehingga harus dioptimalkan pengembangannya.

"Kami mendukung sepenuhnya. Kami tegak lurus dengan Pak Presiden dan mendukung program program pemerintah di Kalimantan Tengah dalam mendukung ketahanan pangan nasional," tegasnya.

Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan penambahan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) dan kegiatan Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani di Provinsi Kalimantan Tengah ini ditujukan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian dan petani dalam peningkatan produksi padi dan jagung. Penyuluh pertanian adalah kunci keberhasilan program pembangunan pertanian dalam hal peningkatan produksi untuk mencapai swasembada.

"Kewajiban penyuluh untuk mendampingi petani dalam mencapai peningkatan produktivitas dan produksi padi dan jagung. Biaya Operasional Penyuluhan (BOP) akan naik sesuai kinerja penyuluh pertanian, jika produktivitas naik, BOP akan ikut naik, begitu sebaliknya,” ungkapnya.

“Diharapkan para petani dan penyuluh pertanian dapat berkolaborasi dilapangan untuk menggenjot produksi dan produktivitas pertanian khususnya padi dan jagung untuk meraih kembali Swasembada Pangan,” lanjut Dedi.(***)