5 Februari 2025

Bulan: Oktober 2023

Siap Jadi Garda Terdepan Informasi Publik, BPPSDMP Kementan Gelar Pelatihan Public Speaking

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Untuk memasifkan informasi dan perkembangan pertanian tanah air ke masyarakat, BPPSDMP Kementerian Pertanian menggelar pelatihan MC bertema Makin Jago Skill Ngemsi, Dijamin Makin Percaya diri, Senin (30/10/2023), di Ruang Caturgatra , Gedung D Kantor Pusat Kementerian Pertanian.

Pelatihan diikuti 45 peserta secara luring dan 80 orang secara daring yang berasal dari UPT lingkup BPPSDMP. Hadir sebagai narasumber Dwi Anggia, Senior Anchor dan Executive Producer TV One, serta Muhammad Fanshoby, praktisi kehumasan, pengajar di UIN Jakarta.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, yang hadir secara offline, menyampaikan jika salah satu tugas BPPSDMP adalah mendesiminasikan hasil hasil program pembangunan pertanian kepada masyarakat.

"Perkembangan teknologi yang begitu pesat wajib dimanfaatkan dalam menjalankan fungsi desiminasi informasi. Untuk mendesiminasikan dengan baik perlu di tunjang dengan kemampuan public speaking yang mumpuni," katanya

Dedi berharap melalui pelatihan ini akan muncul bibit bibit baru sebagai MC yang akan bertugas dalam mendesiminasi informasi pertanian melalui event event baik di pusat maupun di UPT.

"Tantangan kita adalah bagaimana menarik minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian, dan kemampuan public speaking dalam hal ini MC menjadi bagian penting dalam proses tersebut," urainya.

Diakhir arahannya, Dedi memotivasi para peserta untuk menjadi public speaker yang handal, khususnya MC.

"Materi hari ini mungkin terbatas durasi, namun untuk meningkatkan skill, rajin berlatih dan asah terus kemampuan melalui event event di instansi masing masing," katanya.

Sementara Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, sekaligus Direktur Program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS), Idha Widi Arsanti, yang membuka pelatihan secara langsung, menyampaikan jika Kepala Badan menaruh perhatian besar pada kehumasan.

"Salah satu bentuk perhatian itu adalah melalui pelatihan MC ini. MC mempunyai fungsi penting dalam mengontrol jalan nya acara, materi yang akan dipelajari dalam pelatihan ini," katanya.

Santi mengatakan, BPPSDMP mempunyai tiga pilar, pilar pertama, penyuluhan dimana skill public speaking sangat dibutuhkan penyuluh dalam pendampingan petani.

"Pilar kedua, adalah pelatihan dimana pelatihan dalam upaya peningkatan skill dan kemampuan untuk aparatur dan non aparatur menjadi tugas utamanya. Dan Pilar ketiga adalah pendidikan yang tugas utamanya menciptakan petani petani muda sebagai generasi penerus melalui pendidikan vokasi di Polbangtan dan PEPI," ujarnya.

Santi menambahkan, yang hadir dalam pelatihan, baik online maupun offline, merupakan representasi SDM pertanian dari wilayah barat sampai timur.

Baca juga: Kementerian Pertanian Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung 2024

"Tuntutan untuk menjadi representasi yang baik dari pembangunan pertanian mutlak diperlukan untuk dapat memberitakan hal hal positif. Harapan dari pelatihan ini, para peserta pelatihan dapat menjadi representasi dari institusi yang mencerminkan sektor pertanian yang positif," katanya.

Ia menambahkan, fokus, percaya diri, dan mempunyai pembawaan yang menarik dan menyenangkan merupakan modal untuk menjadi pembawa acara yang baik.

"Dan saya yakin semua itu dapat dipelajari. Yang tidak kalah penting, adalah public speaking, bagaimana menghadapi audience, belajar intonasi suara, kapan melempar jokes, dan ice breaking, semua akan dipelajari hari ini.

Narasumber Dwi Anggia,dalam kesempatan itu menekankan pentingnya, seorang MC untuk menguasai kemampuan public speaking, karena MC merupakan bagian dari Public Speaking.

"Public speaking diperlukan, dalam proses menyampaikan pesan, ide, mempengaruhi (dalam hal positif) dan menghibur. Faktanya tidak ada orang yang terlahir sebagai pembicara," katanya.

Anggia mengatakan, sebagai public speaker (MC) Ketakutan saat berbicara depan umum adalah hal wajar, dan harus dihadapi.

"Dihadapi dengan membangun rasa percaya diri, untuk mendapat kepercayaan diri, pembicara harus nyaman dengan dirinya sendiri, otomatis percaya diri akan hadir, mempersiapkan vokal, artikulasi dan power suara. Dan tak kalah penting adalah menguasai pesan yang akan disampaikan," terangnya.

Menurutnya, pesan harus singkat, jelas dan lugas dan tahu untuk siapa pesan akan disampaikan.

"Humas itu harus punya smiling face dan smiling voice. MC perlu percaya diri, komunikatif, penampilan menarik,
dapat mengolah suara, bahasa tubuh yang luwes, rapih dan teratur, tahu durasi dan rundown acara," katanya.

Narasumber lainnya, Muhammad Fanshoby, yang membawakan materi Strategi Komunikasi Krisis Bagi Talent dan Host Kementerian Pertanian, mengatakan situasi krisis pasti akan terjadi.

"Namun yang paling utama, bagaimana memitigasi dan merespon secara cepat agar krisis tidak meluas," katanya.

Ia menjelaskan, tahapan krisis ada 3, yaitu pra krisis, krisis dan pasca krisis.

"Tiap tahapan mempunyai penanganan yang berbeda beda, yang perlu diketahui adalah ditahap mana kita berada sehingga kita tahu bagaimana merespon dengan key message yang tepat menjadi kunci untuk mencounter krisis yang terjadi," tandasnya.

Kementerian Pertanian Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung 2024

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan akselerasi peningkatan luas tanam dan produksi padi dan jagung untuk tahun 2024. Perluasan lahan tanam ini akan dilakukan sebagai kelanjutan dari program optimasi pemanfaatan lahan rawa yang pernah dilakukan Mentan Amran pada tahun 2014-2019 di masa kepemimpinannya yang lalu.

“Kita akan melakukan akselerasi dari potensi besar Indonesia, yaitu lahan rawa mineral. Dulu kan pernah kita lakukan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan,” ungkap Mentan Amran dalam Rapat Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung 2024 (30/10).

Baca juga: Gaji dan Tunjangan Mentan Andi Amran akan Diberikan ke Yatim Piatu

Menurut Mentan Amran, optimalisasi pemanfaatan lahan rawa bisa menjadi solusi dalam peningkatan produksi pangan nasional. Rencananya Kementerian Pertanian akan menanam 1 juta hektare lahan rawa mineral dan 1 juta hektare lahan rawa tadah hujan. Setelah berhasil mengubah lahan rawa menjadi lahan pertanian, Kementerian Pertanian akan meningkatkan Indeks pertanaman padi dan jagung untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Selain itu, Kementerian Pertanian juga akan memastikan ketersediaan pupuk dan benih unggul serta mekanisasi pertanian demi mendorong keberhasilan peningkatan produksi.

“Tidak ada basa basi dalam membangun negeri ini, kerja aja. Pertanian Indonesia ini hebat. Tahun 2017 sudah swasembada, tahun 2019 swasembada, tahun 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” tambah Mentan Amran.

Swasembada beras dan jagung menjadi sangat penting bagi Indonesia di tengah ancaman krisis pangan nasional. Mengingat saat ini Indonesia tengah memasuki masa tanam I bulan Oktober-Maret, Mentan Amran memiliki harapan besar untuk meningkatkan produksi padi dan jagung di tahun 2024 untuk menambah jumlah produksi komoditas pertanian Indonesia.

“Kita akan mencetak sejarah. Dulu kita pernah berhasil, 3-4 kali swasembada. Kali ini kita akan ulang dan jadikan permanen!” tutupnya.(***)

Gaji dan Tunjangan Mentan Andi Amran akan Diberikan ke Yatim Piatu

TANIINDONESIA.COM//MAKASSAR - Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman berkomitmen akan memberikan gaji dan tunjangannya ke yatim piatu.

Hal tersebut diungkapkan Mentan Amran pada acara makan malam bersama di gedung AAS Building di Makassar, Sabtu 28/10/2023.

“Pada kesempatan ini saya menyampaikan bahwa gaji dan tunjangan saya sebagai menteri akan saya serahkan kepada yatim piatu, itu komitmen saya,” ungkap Andi Amran, saat menyampaikan sambutan.

Baca juga: Langsung Kerja, Mentan Amran Fokus Tingkatkan Produksi Komoditas Strategis

Pernyataan itu langsung mendapat sambutan, baik oleh tamu yang hadir sekitar 1500 orang yang terdiri dari keluarga, jajaran dari Kementan, kerabat dan pengurus Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas).

Di acara santap malam dan silaturrahim juga hadir sekita 300 anak yatim piatu yang diundang khusus pada malam itu.

Pada kesempatan tersebut Amran menyampaikan masalah pangan dan krisis energi.

"Kita harus menjaga ketahanan pangan karena bila terjadi krisis pangan akan melompat menjadi krisis politik," ungkap Amran.

Sekarang banyak negara yang menahan bantuan atau ekspornya seperti India karena menjaga stabilitas pangan negaranya.

Di Indonesia, lanjutnya mengalami el Nino kemarau panjang yang mempengaruhi produksi.

"Alhamdulillah kita mendapat berkah karena hari-hari pelantikan, kalimantan, Sulawesi dan Sumatra mulai hujan," katanya.(***)

Langsung Kerja, Mentan Amran Fokus Tingkatkan Produksi Komoditas Strategis

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman langsung bekerja di hari pertamanya sebagai Menteri. Amran datang ke kantor pusat Kementan, Jalan Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan sekitar pukul 10.30 WIB. Di sana, mentan langsung berkordinasi dengan para pejabat dan seluruh jajaran di lingkup kementan.

Amran mengatakan fokus kerja dalam satu tahun ke depan adalah memperkuat produksi berbagai komoditas strategis seperti Padi dan Jagung. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta Indonesia meningkatkan produksi berbagai komoditas strategis. Amran mengaku optimis target tersebut dapat tercapai seperti yang pernah dilakukan pada 2017 dan 2021 lalu.

"Satu tahun ini saya fokus pada produksi padi, jagung dan kedelai. Kita menekan dulu impor agar bisa swasembada," ujar Mentan di hari pertama masuk kerja usai dilantik Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023.

Amran mengatakan semua program yang baik untuk kepentingan bangsa dan negara akan dilanjutkan. Dia mencontohkan jaman dia memimpin kementan ada program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani atau yang dikenal dengan Program Serasi.

Baca juga: Presiden Jokowi Lantik Andi Amran Sulaiman Sebagai Menteri Pertanian

"Semua program yang baik akan kita lanjutkan. Kita sudah pernah swasembada dan harus kita capai kembali," katanya.

Adapun saat ditanya mengenai perubahan cuaca ektrem el nino yang saat ini tengah berlangsung, Amran mengaku sudah pernah melalui masa sulit tersebut pada tahun 2015. Waktu itu, el nino dapat dilewati dan produksi tetap tinggi.

"Kita sudah pernah melewati el nino dengan sangat baik. Jadi tahun ini kita hadapi juga dengan cara yang terbaik," katanya.

Terakhir, Mentan menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang selama ini menjalankan roda pembangunan pertanian Indonesia. Salah satu yang paling berjasa adalah Presiden Joko Widodo yang memberi perhatian besar pada sektor pangan.

"Saya menyampaikan terimakasih kepada presiden telah memberikan amanah dan kepercayaan ini. Padahal sebelumnya saya tidak pernah membayangkan akan kembali ke sini (kementan)," jelasnya.

Presiden Jokowi Lantik Andi Amran Sulaiman Sebagai Menteri Pertanian

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Presiden Joko Widodo melantik Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian (Mentan) menggantikan Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang terjerat kasus korupsi. Pelantikan dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Rabu (25/10/2023).

Adapun, pelantikan Amran merupakan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 101/P/2023, tentang pengangkatan Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju, periode 2019-2024.

Upacara pelantikan tersebut dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi, tepat pukul 09.00 WIB. Pada kesempatan itu, Jokowi tampak mengenakan setelan jas berwarna hitam.

   Baca juga: Tingkatkan Produktivitas Padi Musim Rendeng, Kementan Buka Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh

"Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada UUD 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bakti kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab," kata Amran mengikuti ucapan Jokowi.

Sebagai informasi, Amran rupanya pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian Kabinet Kerja pada masa pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama, yakni 2014-2019.

Hadir pula sejumlah menteri dan kepala lembaga dalam pelantikan tersebut, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Mansury,  Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

Tingkatkan Produktivitas Padi Musim Rendeng, Kementan Buka Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh

TANIINDONESIA.COM//CIAWI - Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen meningkatkan produksi dan produktivitas padi pada musim rendeng 2023/2024. Kegiatan ini pun untuk mengejar target produksi padi 35 juta ton setara beras di awal tahun atau masa panen perdana 2024.

Plt Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi, yang diwakili Plt Sekretariat Jenderal Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan, salah satu yang menjadi fokus Kementan saat ini adalah persiapan musim tanam.

"Pelatihan ini sesuai arahan Bapak Plt Mentan yaitu bagaimana meningkatkan produksi padi, bahkan targetnya 35 juta ton," kata Prihasto pada Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PPSP) Vol. 9 dengan tema "Peningkatan Produktivitas Padi Musim Rendeng Tahun 2023/2024", Selasa (24/10).

Prihasto mengatakan, pupuk, irigasi, alat mesin pertanian (Alsintan), dan ketersediaan benih unggul merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan produksi padi pada musim rendeng.

"Saya melihat peran benih itu sangat signifikan untuk meningkatkan produktivitas. Peran benih itu lebih dari 50 persen dalam peningkatan produktivitas. Kalau benih yang digunakan adalah benih unggul yang lain-lain akan mendukung peningkatan produktivitas," kata dia.

Selain itu, dia juga meminta agar Alsintan, khususnya traktor roda dua yang telah diberikan Kementan agar lebih dimaksimalkan untuk mendongkrak produksi padi di musim rendeng ini.

Sebelumnya, Arief mengatakan, pihaknya sedang menyusun program untuk tiga bulan ke depan. Gerak cepat ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memiliki perhatian besar terhadap sektor pertanian.

"Kita memiliki presiden yang luar biasa, setiap hari menanyakan kondisi lapangan. Sehingga dengan program Quick Win dan konsolidasi yang dilakukan, kita akan terus kawal pekerjaan teman-teman di lapangan," sebutnya.

Arief menyebutkan, persiapan musim tanam melibatkan kerja sama internal Kementan maupun dengan kementerian/lembaga lainnya.

"Misal, untuk Direktorat Jenderal Tanaman Pangan harus mempersiapkan area untuk tanam. Kemudian harus berkoordinasi dengan eselon I lainnya untuk penyediaan pupuk. Ini (pupuk.red) juga relate dengan BUMN," jelas Arief.

Ia meminta ketersediaan pupuk harus terjamin sehingga produksi yang dilakukan berjalan dengan baik. Begitu juga dengan benih yang akan ditanam haruslah benih unggul dan berkualitas. Di samping itu perbaikan irigasi juga harus dilakukan agar petani mendapat pasokan air yang cukup.

"Pupuk ini harus tersedia di 26.000 outlet dan saya pastikan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia untuk menyiapkan itu semua. Begitu juga dengan benih dan air irigasi yang harus kita perbaiki," tegasnya.

Baca juga: Pastikan Panen Raya Pada Musim Tanam 1, Skill Petani dan Penyuluh di Perkuat

PSPP merupakan salah satu Quick
Win yang diinisiasi oleh BPPSDMP yang bertujuan meningkatkan pemahaman peserta tentang metode dan strategi yang efektif meningkatkan produksi padi.

Kepala PPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, PSPP Vol. 9 ini ditujukan untuk mendongkrak produktivitas padi musim rendeng 2023-24 yang akan dipanen Februari, Maret dan April nanti.

"Pelatihan ini memiliki fokus seperti diarahkan plt Mentan yaitu peningkatan produksi dan produktivitas padi di musim rendeng tahun 2023-2024. Kalau begitu pelatihan PSPP ini adalah bekal, yang ditujukan untuk mendongkrak padi sawah kita," kata Dedi.

Untuk itu, Dedi meminta para penyuluh dan petani memastikan ketersediaan prasarana dan sarana pertanian, seperti air, pupuk, benih bermutu, alat mesin pertanian, dan asuransi sebelum melakukan budidaya padi.

"Jadi, pastikan pupuk ada di lapangan, pastikan benih yang bermutu ada di lapangan, pastikan air dan irigasi berfungsi dengan baik, sehingga bisa menyediakan air yang diperlukan tanaman," tutur Dedi.

Di musim tanam rendeng ini akan ada kemunduran musim tanam satu hingga tiga dasarian. Walau begitu, Dedi berharap produktivitas tidak menurun melainkan meningkat.

"Gara-gara mundur tanam, gara gara mundur panen ada mundur produksi selama satu bulan. Berarti kitbamemelurkka 2,2 juta untuk menutupi kemunduran tanam itu. Tentu saya berharap tanam boleh mundur panen boleh mundur, tetapi produktivitas tidak boleh mundur apalagi menurun," imbuh dia.

Sebagai informasi, PSPP Volume 9 Tahun 2023 dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 24 – 26 Oktober 2023, baik secara tatap muka di Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi dan secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian dan lokasi lainnya.

Hadir sebagai narasumber antara lain Badan Pangan Nasional; Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian; Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian; Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; BBPSIP Sukamandi; PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO); Praktisi; dan Widyaiswara.

Peserta pelatihan ditargetkan sebanyak 1.000.000 orang yang terdiri dari petani, penyuluh, dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia. Di antaranya sebanyak 60 orang akan mengikuti secara tatap muka BBPMKP Ciawi.

Pastikan Panen Raya Pada Musim Tanam 1, Skill Petani dan Penyuluh di Perkuat

TANIINDONESIA.COM//CIAWI - Sebagai langkah kunci dalam mewujudkan visi Musim Tanam (MT) 1 Panen Raya, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) siap menghadirkan Quick Win melalui program Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP).

Plt Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi menyatakan, Kementan sekarang sedang memusatkan perhatiannya pada persiapan tanam Musim Tanam I, yang biasanya dimulai ketika tahun hampir berakhir, selaras dengan datangnya musim penghujan.

Adapun masa panen pertama umumnya akan dimulai pada Februari hingga mencapai puncaknya pada Maret-April.

"Pasokan beras yang dihasilkan pada musim rendeng ini juga menjadi yang terbesar dalam rangkaian panen tahunan serta menentukan keamanan pasokan dalam negeri hingga akhir tahun," sebutnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dalam soft launching Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh vol. ke 9, Selasa (24/10) menambahkan, Kementan tengah mengusung Quick Win untuk mempersiapkan musim tanam 1 ini. Quick Win BPPSDMP sesuai tugas dan fungsinya pun mempersiapkan penyuluhan dan peningkatan SDM Pertanian melalui berbagai cara.

Baca juga: Hadiri Rakor di Kemendagri, Kementan Paparkan Strategi Hadapi Inflasi

"Pertama, pembinaan penyuluh pertanian. Kedua, pelatihan sejuta petani dan penyuluh serta Training of Trainer. Ketiga, membangun wirausaha muda pertanian, kerjasama pertanian dengan berbagai institusi luar Negeri hingga membangun low carbon agriculture, " jelasnya.

Namun, Prof Dedi menggarisbawahi, Quick Win bukan sekedar solusi cepat untuk meraih kemenangan, tetapi kegiatan berefek lebih luas dan lebih berkualitas, bukan sekedar kuantitas.

Salah satu upaya quick win yang dilakukan sekarang adalah mempersiapkan musim rendeng ini melalui model pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh.

Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh vol. ke 9 tahun 2023 bertema "Peningkatan Produktivitas Padi Musim Rendeng 2023/2024" ini digelar secara hybrid, 24-26 Oktober 2023 secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian, Kantor Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/kota, dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di seluruh Indonesia ataupun lokasi titik kumpul lainnya.

"Pelatihan ini harus mampu meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh untuk mendongkrak produktivitas pertanian di MT 1 yang akan dipanen Februari-April mendatang," ungkapnya.

Karenanya, Prof Dedi berharap pelatihan ini menjadi bekal dan persenjataan bagi petani dan penyuluh dalam mendongkrak produktivitas padi sawah. Dimulai dari mempersiapkan sarana dan prasarana, ketersediaan benih, ketersediaan pupuk, pengendalian OPT, hingga penanganan pascapanen.

"Penyuluh harus memberikan solusi bagi petani, Penyuluh harus tetap hadir di detak jantung petani," sebutnya.

Hadiri Rakor di Kemendagri, Kementan Paparkan Strategi Hadapi Inflasi

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Mewakili Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, hadir dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi yang diadakan di Kementerian Dalam Negeri, Senin (23/10/2023).

Plt Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan pentingnya menggenjot produksi untuk menjaga inflasi.

Arief menginstruksikan kepada jajarannya di Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menggenjot produksi beras nasional yang sebelumnya 31 juta ton menjadi 35 juta ton.

Hal ini juga sejalan dengan antisipasi menghadapi El Nino sekaligus mencukupi kebutuhan beras nasional dan mengendalikan laju inflasi.

Dalam kesempatan itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, menyampaikan strategi Kementan dalam mengantisipasi inflasi.

"Beras penyumbang inflasi terbesar dibanding komoditas lain. Solusi untuk menghadapi inflasi dengan meningkatkan produksi, dengan target dari 5,2/ Ha menjadi 5,4 5,5 bahkan 5,7 Ton per Ha," paparnya.

Dedi menambahkan, kenaikan harga cabe rawit dan cabe merah dapat diatasi tidak hanya dengan keterlibatan petani dalam produksi.

"Tetapi juga dapat melibatkan partisipasi masyarakat untuk menanam cabe dengan di bantu penyuluh di lapangan. Selain itu, memastikan penyediaan pupuk di 26.000 outlet pupuk," katanya.

Selain itu, Dedi mengatakan jika peran penyuluh menjadi penting. Sehingga sinergi Kementan dan Kemendagri di mana Pemerintah daerah yang sekarang menaungi para penyuluh sesuai amanat Undang Undang.

Baca juga: Kementan Latih Jutaan Petani dan Penyuluh, Tingkatkan Produktivitas Padi Musim Rendeng

"Strategi lainnya adalah percepatan Gerakan Nasional (Gernas) penanganan dampak EL Nino, dengan menyiapkan sarana prasarana, benih, pupuk, air dan alsintan dan teknologi," ujarnya.

"Sekali lagi kami butuh kerjasama pemerintah daerah dalam upaya luas tanam Gernas penanganan El Nino," imbuhnya.

Dedi juga menyebut jika total penyuluh nasional 47.606
dari 80 ribu. Dan 75 ribu punya potensi pertanian dengan ratio jumlah penyuluh sekarang, satu penyuluh menangani dua desa. Untuk mencukupi kebutuhan satu penyuluh satu desa maka masih kurang 28.000.

"Kita juga baru bebas dari PMK untuk itu butuh support pemerintah daerah akselerasi vaksin PMK untuk mencegah outbreak wabah," ujarnya.

Sementara Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Komjen Pol Tomsi Tohir, menyampaikan ada 10 provinsi dengan angka inflasi tertinggi, Babel, Sultra, Maluku Utara, DIY, Maluku, Kaltim, Jatim, Kalsel, Papua Barat, Jateng, Sulteng dan Bali.

"Ini menjadi perhatian bersama. Kenaikan harga gula pasir, beras, cabe rawit ayam perlu menjadi perhatian dari pemerintah daerah. Mengingatkan Pemda untuk aktif memantau pergerakan harga dari hari ke hari," ujarnya.

Ia menambahkan, dengan akan datangnya masa kampanye, yang harus diantisipasi adalah kenaikan harga.

Menanggapi paparan dari Kementerian Pertanian, ia mengatakan hal itu harus menjadi perhatian dari pemerintah daerah untuk dapat memperhatikan penugasan para penyuluh sampai ke tingkat desa.

"Kita mengingatkan pemerintah daerah untuk mendorong pelaksanaan vaksinasi PMK sebagai upaya preventif untuk mencegah wabah," katanya.

Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Epi Sulandari, mengatakan data Bulog per 20 Oktober Stok beras Bulog 1,507,198 Ton.

"Salah satu upaya dalam pengendalian inflasi, Perum Bulog sejak 13 September 2023 dengan melakukan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan mulai memasok beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PBIC) dan juga Food Station," katanya.

Kedua dengan mendukung Gerakan Pangan Murah (GPM) yang telah dilaksanakan pada 25 Juni 2023 dan 16 Oktober 2023.

"Selain itu, Perum Bulog sejak 28 Agustus 2023 melakukan gerakan Siap Jaga Harga Pasar dengan SPHP (SIGAP SPHP) dengan menambah pasokan beras ke pasar melalui SPHP dengan harga jual maksimal HET CBP di pengecer di pasar tradisional dan ritel modern," paparnya.

Menurutnya, realisasi SPHP 854.285 Ton (71,19% dari rencana SPHP tahun 2023 sebanyak 1,2 Juta Ton).

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional, I Gusti Ketut Astawa, menuturkan langkah dalam pengendalian inflasi dengan membanjiri PIBC dengan stok beras Bulog, yang merupakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Dan pertanggal 20 Oktober 2023, harga beras medium (IR64 III) mulai turun secara gradual dikisaran Rp 10.996/Kg. Kita juga melakukan Stabilisasi Harga Beras melalui Gerakan Pangan Murah se Indonesia, dan gerakan pangan murah 430 titik 38 provinsi 267 Kabupaten/Kota," katanya lagi.

Kementan Latih Jutaan Petani dan Penyuluh, Tingkatkan Produktivitas Padi Musim Rendeng

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) Vol 9. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi pada musim rendeng 2023/2024.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, PSPP ini sejalan dengan arahan Plt Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi, untuk men-skill up (meningkatkan) kemampuan para petani dan penyuluh.

"Kementan saat ini seperti yang berkali-kali disampaikan oleh Bapak Mentan bahwa musim tanah pertama ini kudu sukses meningkatkan produktivitas dan produktif padi," kata Dedi pada konferensi pers persiapan PSPP Vol. 9 Tahun 2023, dengan tema "Peningkatan Produktivitas Padi Musim Rendeng Tahun 2023/2024" Kamis (19/10).

Pria yang akrab disapa Prof Dedi itu berharap melalui PSPP para petani para penyuluh lebih siap melaksanakan program Kementan dengan baik, sehingga produktivitas dan produksi padi di bulan Februari di bulan Maret meningkat.

Terlebih kata dia berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) akan ada kemunduran musim hujan antara satu hingga tiga dasarian. " Artinya bakal ada kemunduran jadwal tanam sepuluh hingga 30 hari di beberapa wilayah Indonesia," katanya.

Lebih lanjut, Dedi mengatakan, ketersediaan pangan dalam jumlah cukup dan harga terjangkau di Indonesia, bahkan di dunia, merupakan isu yang penting.

"Berbagai pihak mengemukakan apabila usaha-usaha dalam rangka pencegahan adanya kekurangan pangan tidak dilakukan, maka suatu negara seperti Indonesia bahkan dunia akan mengalami krisis pangan," tuturnya.

Dedi menambahkan, beberapa indikasi penyebab kekurangan pangan sudah terlihat dari faktor makro dan mikro. Seperti laju pertumbuhan penduduk, iklim ekstrim, krisis politik, krisis ekonomi dan keamanan, serta akses pangan. Selain itu, pangan yang tersedia dan laju pertumbuhan lahan pangan semakin mengecil.

"Hal lain adalah harga pangan dari waktu ke waktu akan mengalami kecenderungan naik dan krisis pangan di Indonesia bukan karena stok terbatas akan tetapi lebih karena keterbatasan akses ke pangan," katanya.

Dia menjelaskan, strategi ketahanan pangan nasional hendaknya tidak hanya diarahkan untuk mencapai kecukupan akan pangan.

Baca juga: Kembalikan Kejayaan Pertanian, Plt. Mentan Minta Penyuluh Dampingi Petani Hadapi El Nino

"Tetapi juga lebih diarahkan untuk mencapai kemandirian dan kedaulatan pangan (swasembada pangan) serta peningkatan daya saing produk-produk pangan nasional," jelasnya.

Dedi juga menambahkan, kinerja subsektor budidaya sangat penting untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor dan bahkan meningkatkan ekspor.

"Upaya ini dapat diwujudkan dengan peningkatan efisiensi melalui penerapan smart farming dan integrated farming ataupun ekstensifikasi, melalui program food estate dan urban farming serta program lain dari Kementerian Pertanian," katanya.

Dia mengatakan, upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi diarahkan pada pemenuhan sarana produksi yang lengkap untuk mendukung pelaksanaan Good Agricultural Practices (GAP) mulai dari pengolahan lahan, pemilihan benih berkualitas, pemupukan, pengelolaan OPT Terpadu sampai pada panen dan pasca panen, memerlukan kualitas dan kuantitas SDM pertanian yang memadai sebagai pelaku utama dan pelaku pendukung.

"Hal ini menuntut peningkatan kinerja penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan pertanian sebagai fungsi peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pertanian melalui pendampingan efektif kepada pelaku usaha tani di lapangan" urainya.

Sebagai informasi, PSPP Volume 9 Tahun 2023 dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 24 – 26 Oktober 2023, baik secara tatap muka di Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi dan secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian dan lokasi lainnya.

Hadir sebagai narasumber antara lain Badan Pangan Nasional; Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian; Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian; Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; BBPSIP Sukamandi; PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO); Praktisi; dan Widyaiswara.

Peserta pelatihan ditargetkan sebanyak 1.000.000 orang yang terdiri dari petani, penyuluh, dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia. Di antaranya sebanyak 60 orang akan mengikuti secara tatap muka BBPMKP Ciawi.

Kembalikan Kejayaan Pertanian, Plt. Mentan Minta Penyuluh Dampingi Petani Hadapi El Nino

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Dalam menghadapi climate change dan El Nino yang masih melanda hingga saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melakukan Webinar Program Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino di Ruang Agriculture War Room (AWR) Kementan, Rabu (18/10/2023).

Webinar bertemakan “Pembinaan Penyuluh Pertanian dalam rangka Pengawalan Gernas Penanganan Dampak El Nino” yang dihadiri oleh penyuluh pertanian di 10 Provinsi yang terkena dampak El Nino yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Lampung secara online sebanyak 19.947 peserta. Webinar juga dihadiri oleh Plt. Mentan, Wamen, Eselon I dan II lingkup Kementan.

Plt. Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa sejak minggu lalu seluruh Eselon I dan II beserta jajarannya sudah menyusun Quick Win terkait Gernas El Nino dan langkah apa yang akan dikerjakan tiga bulan ke depannya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan sudah mempresentasikan bagaimana cara untuk mendapatkan produktivitas lebih tinggi dan lebih baik untuk tiga bulan kedepan, termasuk target 37 juta ton, sehingga memerlukan kerjasama seluruh pihak seluruh insan pertanian termasuk petani dan penyuluh.

Saya akan menemui Bapak dan Ibu semua yang ada di 10 provinsi yang terkena dampak El Nino, ujar Arief.
Kerahkan seluruh Eselon I ke 10 ini. Pastikan benihnya harus bagus, pupuknya harus ada. Jika pupuk bersubsidi sulit maka pupuk komersial harus ada, ujarnya lagi

Untuk asuransi pertanian, saya mohon agar penyuluh-penyuluh seluruh Indonesia untuk mensosialisasikan asuransi pertanian. Hal ini penting karena jika ada gagal panen ada uang sebagai pengganti, tegasnya.

Baca juga: Kembalikan Kejayaan Pertanian, Plt. Mentan Minta Penyuluh Dampingi Petani Hadapi El Nino

Arief juga meminta agar produktivitas dapat ditingkatkan, dari 5.2 ton per hektar menjadi 5.4 ton per hektar, 5,5 sampai 5,8 ton per hektar. Detailkan satu persatu mulai pupuk dan benih, tetapkan penanggung jawab per wilayah.

Penyuluh pertanian merupakan salah satu kunci sukses keberhasilan. Sehingga kehadiran penyuluh harus bisa menjadi juru bicara dan harus bisa mendengarkan keluh kesah para petani. Jika ada masalah seharusnya penyuluh berada di depan dan laporkan kepada pemerintah pusat. Para Eselon I, II, Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota harus peduli terhadap permasalahan para petani dan harus mengeksekusi dilapangan secara langsung. Ini dilakukan untuk mengembalikan pertanian Indonesia yang jaya, pinta Arief.

Selain itu para penyuluh harus bisa menjadi fasilitator, inisiator, motivator, dinamisator, edukator dan adviser terhadap petani yang ada
Saya akan menemui Bapak dan Ibu semua di 10 provinsi yang terkonsentrasi untuk peningkatan produksi. Kerahkan seluruh sumber daya, benihnya harus bagus, pupuknya harus ada. Kalau pupuk subsidi sulit maka kita sudah menyiapkannya, tegas Arief lagi.

Terakhir, untuk asuransi pertanian agar dapat dikomunikasikan kepada para petani dan saya sudah berkomunikasi dengan Dirut Jasindo untuk membantu komunikasi terakhir kepada para petani.

Sedangkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi dalam laporannya menyampaikan kegiatan Webinar Gernas penanganan dampak El Nino 10 provinsi yang terkena dampak El Nino merupakan daerah sentra produksi. Webinar juga dilakukan dalam rangka persiapan musim tanam I atau musim rendeng.

Kabadan Dedi meminta agar penyuluh harus memastikan ketersediaan sarpras di lapangan, teknologi budidaya, pemupukan berimbang, panen dan pasca panen. Lakukan pendampingan kepada petani dan penyuluh harus selalu hadir kepada petani dalam suka dan duka, ujarnya.

Untuk mengantisipasi musim rendeng dimana berdasarkan info BMKG bahwa musim hujan atau jadual tanam akan mundur 1-3 dasarian, maka peran penyuluh pertanian diharapkan dapat mengawal dan memastikan ketersediaan sarana produksi, transfer inovasi teknologi pertanian dan melakukan pendampingan kepada petani untuk memastikan usaha tani yang dilaksanakan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

Program Gernas Penanganan Dampak El Nino merupakan upaya peningkatan peran Penyuluh Pertanian dalam kegiatan pengawalan dan pendampingan pembangunan pertanian yang saat ini difokuskan pada kegiatan pengawalan penanggulangan dampak El Nino di 10 provinsi dan 115 kabupaten. Program Gernas ini bertujuan untuk meningkatkan peran Penyuluh Pertanian (PNS/PPPK/THL-TB PP) di 10 provinsi dalam pengawalan dan pendampingan di Lokasi Gernas Dampak El Nino.

Peserta webinar akan mendapatkan materi dari narasumber, praktisi serta fasilitator yang berkompeten di bidangnya. Diantaranya dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Webinar juga dihadiri oleh perwakilan Eselon 1 di Kementan.

Metode webinar meliputi tatap muka secara online dan diskusi adapun lokasi webinar secara offline dilaksanakan di Kementan, ujarnya. Target peserta webinar sebanyak 8.098 orang yang terdiri dari 7.936 PNS PPPK dan 162 THL TBPP dari 10 provinsi yang terkena dampak El Nino.

Kehadiran seluruh calon peserta pada kegiatan webinar diharapkan dapat meningkatkan melakukan pengawalan dan pendampingan terhadap provinsi yang terkena dampak tersebut. (OC/NF)