7 November 2025

Hari: 14 September 2023

Tingkatkan Nilai Tambah Produk Pertanian, Kementan Latih Jutaan Petani dan Penyuluh

TANIINDONESIA.COM//Jakarta - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) kembali menggelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) volume delapan dengan tema "Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Pertanian Mengantisipasi El Nino."

Melalui pelatihan ini diharapkan peningkatan nilai tambah komoditas pertanian semakin besar. Widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian dapat mengajarkan dan mendampingi petani dalam menghasilkan nilai tambah komoditas pertanian yang dihasilkan.

Menteri Pertanian (Mentan), Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) selalu berupaya untuk melakukan hilirisasi.

"Hilirisasi menjadi kunci dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing berbagai komoditas pertanian," kata SYL, sapaan Mentan Syahrul.

Dia berujar bahwa hilirisasi di sektor pertanian tidak hanya terbatas pada komoditas perkebunan, seperti sawit. Melainkan juga pada komoditas lain, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun peternakan.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan agar komoditas pertanian di Indonesia dapat bersaing adalah dengan melakukan peningkatan nilai tambah produk pertanian.

"Pengertian nilai tambah di sini adalah suatu komoditas yang bertambah nilainya karena melalui proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi," jelas Dedi saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (14/9).

Menurut Dedi, peningkatan nilai tambah komoditas pertanian selain dapat mempertahankan dan menambah kualitas hasil pertanian juga dapat menambah nilai ekonomisnya.

"Nilai tambah sektor pertanian memberikan pengaruh yang berarti pada penyerapan tenaga kerja dan sekaligus perkembangan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan nilai tambah pada penyediaan input produksi di antaranya dengan pemanfaatan bibit unggul, serta bahan nutrisi dan pengendali hama penyakit alami," tutur dia.

Baca juga: Partisipasi Aktif Ajang SAE 2023, Pemkab Sukoharjo Apresiasi Polbangtan Kementan

Di samping itu, nilai tambah juga mampu
menekan biaya produksi dan menambah nilai dari kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.

"Nilai tambah pada kegiatan produksi dapat dilakukan dengan penggunaan sistem produksi hasil tinggi atau terstandar, yang menjamin kuantitas, kualitas, dan keamanan pangan," kata dia.

"Peningkatan nilai tambah panenan dapat diperoleh dari kegiatan pascapanen, mulai dari sortasi dan grading, pengemasan, hingga pengolahan hasil untuk mendapatkan masa simpan yang lebih lama atau tekstur, penampilan, dan rasa yang lebih dapat diterima pasar yang lebih luas," imbuh dia.

Sebagai informasi, PSPP Vol. 8 akan dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 19 - 21 September 2023 yang dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara dan secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian ataupun lokasi lainnya.

Peserta pelatihan ditargetkan sebanyak 1.800.000 orang yang terdiri dari petani, penyuluh, dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia. Di antaranya sebanyak 60 orang mengikuti secara tatap muka di di BBPKH Cinagara.

Narasumber pelatihan ini antara lain Badan PPSDMP, BSIP, Akademisi, Widyaiswara, Penyuluh Pertanian, praktisi, serta pejabat pada instansi yang terkait dengan peningkatan nilai tambah pertanian.

Adapun materi meliputi kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, hilirisasi produk pertanian terstandar menuju kemandirian pangan, pengawetan bahan pakan ternak.

Penanganan hasil pertanian berbasis GHP pada situasi El Nino, perhitungan nilai tambah produk pertanian, penanganan limbah ternak, penerapan smart digital marketing, dan rencana implementasi.

Partisipasi Aktif Ajang SAE 2023, Pemkab Sukoharjo Apresiasi Polbangtan Kementan

TANIINDONESIA.COM//SUKOHARJO - Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) turut berpartisipasi dalam gelaran Sukoharjo Agropolitan Expo (SAE) 2023 yang digelar di Sentra Town, Kawasan Terpadu The Park dari tanggal 1 - 10 September 2023. Ajang dengan konsep “Farmer in Town” ini digelar selama sepuluh hari penuh dengan rangkaian kegiatan yang menarik.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sebagai bagian penting dari insan pertanian, Polbangtan Kementan, dalam hal ini Polbangtan YOMA terus mendedikasikan diri untuk pembangunan sektor pertanian dalam negeri ke arah yang semakin maju, mandiri dan modern.

Dalam konteks kekinian, Mentan Syahrul menyebut pertanian tak melulu hanya kegiatan yang dilakukan masyarakat pedesaan, namun juga masyarakat perkotaan.

"Pertanian itu tulang punggung bangsa ini. Pertanian tak dapat dibatasi oleh ruang dan lahan. Ia bisa dihidupkan tak hanya di pedesaan, namun juga di perkotaan," kata Mentan Syahrul.

Dikatakan Mentan Syahrul, sektor pertanian juga sudah merambah teknologi modern yang memanfaatkan digitalisasi.

"Pertanian pun telah menjelma menjadi bisnis yang menjanjikan. Oleh karenanya, terus galakkan sektor pertanian, baik di perkotaan dengan teknologi canggih, maupun di pedesaan dengan konsep yang lebih modern," ujar Mentan Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, majunya sektor pertanian dalam negeri tak lepas dari majunya SDM pertanian. Dedi menyebut Polbangtan salah satu laboratorium untuk pengembangan dan pembangunan SDM pertanian yang unggul.

"SDM itu kata kunci utama pengungkit produktivitas pertanian. Dengan SDM yang mumpuni, maka sektor pertanian juga semakin maju, mandiri dan modern," tutur Dedi.

Baca juga: Gelar Bimtek Program Pekarangan Hortikultura Lestari di Cilacap, Ini Harapan Kementan

Kedepan, Dedi melanjutkan, sektor pertanian tak terlepas dari kemajuan teknologi. Kolaborasi teknologi dan sektor pertanian semakin mengembangkan pertanian dalam negeri menjadi semakin maju. Kementan, Dedi melanjutkan, mendorong dan mendukung penuh kolaborasi hal tersebut.

"Kita harus bekerja keras, cepat, cermat dan akurat. Tinggalkan cara-cara lama dan gunakan cara-cara baru berbasis IoT. Pertanian merupakan ujung tombang pembangunan bangsa," tegas Dedi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatmo menjelaskan, SAE 2023 dirancang sebagai wahana untuk pembelajaran masyarakat agar dapat mempelajari dan mengetahui potensi serta inovasi di bidang pertanian, peternakan, maupun perikanan.

“Ada sekitar 80 stan yang menampilkan berbagai produk pertanian mulai dari tanaman hias, ternak, ikan hias, burung hias, hingga berbagai inovasi olahan pangan,” terang Bagas.

Polbangtan YOMA turut aktif berpartisipasi dalam giat tersebut dengan menampilkan berbagai inovasi olahan pangan hasil karya mahasiswa maupun mitra binaan serta menghadirkan Petani Milenial binaan Kementerian Pertanian dalam sesi Talk Show.

Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM), Hermawan yang hadir mewakili Direktur Polbangtan YOMA menjelaskan keikutsertaan Polbangtan YOMA dalam ajang ini.

“Tahun lalu kami juga turut berpartisipasi pada ajang SAE, tahun ini kami kembali membawa berbagai produk olahan pangan unggulan diantaranya aneka olahan coklat, minuman herbal, dan olahan mie mocaf. Selain itu ada Mas Dwi Sartono juga, petani milenial Soloraya binaan Kementerian Pertanian yang mengisi talk show sekaligus berbagi inspirasi sebagai Petani Milenial kepada pengunjung,” jelas Hermawan,

Ditambahkan oleh Hermawan, bahwa ajang SAE ini memberikan wadah untuk mempromosikan dan mengenalkan Polbangtan YOMA kepada khalayak luas.

“Masyarakat jadi tahu bahwa ada sekolah vokasi, kampus pertanian dan peternakan yang di bina langsung oleh Kementerian Pertanian dan menjanjikan lulusannya akan diarahkan menjadi agro-sociopreneur, petani milenial modern dan dekat dengan inovasi serta teknologi,” imbuhnya.

Partisipasi aktif Polbangtan YOMA dalam mendukung ajang SAE 2023 ini menuai apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

“Polbangtan YOMA sebagai representasi Kementerian Pertanian selalu turut mendukung kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian di Soloraya, khususnya Sukoharjo. Bukan hanya pameran saja namun Polbangtan YOMA juga aktif memberikan pendampingan kepada petani langsung melalui Sekolah Lapang, Bimbingan Teknis, maupun penerjunan mahasiswa. Sangat kami apresiasi,” pungkas Bagas.