Maksimalkan Training of Trainers, Kementan Latih Masyarakat Buat Kom-Mix Hayati
TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian memanfaatkan kegiatan Training of Trainers (ToT), Selasa (30/07/2024), untuk membuat Kom-Mix Hayati, atau gabungan dari pupuk organik dan mikroba bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah
Kegiatan ToT yang dipercayakan kepada Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang sebagai tuan rumah, diikuti widyaiswara, dosen, tenaga pengajar, dan penyuluh. ToT juga ditujukan pada insan-insan yang bergerak di bidang pendidikan agar menggerakkan sekaligus membantu petani dalam meningkatkan produktivitas padi.
Selain peserta yang hadir secara offline, pelatihan juga dapat disimak secara daring bagi insan pertanian di seluruh Indonesia.
Mengusung tema “Peningkatan Produksi Padi di Musim Kemarau”, acara ini menyertakan juga beragam program pendukung. Program tersebut diantaranya adalah ekspose produk P4S, layanan terpadu Inkubator Agribisnis BBPP Lembang, dan pelatihan gratis untuk masyarakat umum.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyampaikan, peningkatan kapasitas SDM adalah penggerak utama dalam pembangunan pertanian. SDM pertanian harus memiliki kualitas yang mumpuni untuk memenuhi tantangan musim dan perubahan dunia.
“Empat kunci yang perlu dipegang teguh agar SDM kita menjadi mumpuni adalah bekerja yang terbaik, terfokus, cepat, dan berorientasi pada hasil,” kata Mentan Amran.
Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, membuka secara langsung acara di BBPP Lembang. Ia menyampaikan peran penting pertanian dalam kehidupan manusia sebagai penyedia pangan, pakan, dan juga bioenergi.
Dedi juga menyampaikan agar para peserta mampu mendorong pertumbuhan agroindustri dari hulu hingga ke hilir untuk menggerakkan ekonomi Indonesia.
Baca juga:
Insan Pertanian Antusias Ikuti Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian di Supporting Program TOT
Mewujudkan semangat tersebut, Kepala BBPP Lembang Ajat Jatnika sebagai tuan rumah menyambut dengan baik.
“Sebagai Unit Pelaksana Teknis Pelatihan, BBPP Lembang harus mampu memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitarnya,” terang Ajat.
Meski acara utama ToT berfokus pada widyaiswara, dosen, tenaga pengajar, dan penyuluh pertanian, masyarakat dapat juga merasakan manfaat dari acara ini.
Ekspose produk Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) dirancang agar masyarakat mengenal potensi pertanian di sekitar mereka. P4S yang bergerak dalam pelatihan di bidang pertanian juga menawarkan beragam jenis pelatihan yang dapat diikuti masyarakat.
Yang menjadi penarik perhatian bagi masyarakat umum adalah pelatihan gratis di BBPP Lembang. Topik yang ditawarkan adalah pengolahan produk pertanian dalam bentuk es krim, penggunaan sistem hidroponik untuk bertani dalam lahan terbatas, dan terakhir pembuatan Kom-Mix Hayati.
Kom-Mix Hayati adalah gabungan dari pupuk organik dan mikroba bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah. Kom-Mix hayati memiliki keunggulan sebagai pupuk karena menerapkan prinsip pertanian zero waste.
Beberapa manfaat Kom-Mix Hayati adalah menyuburkan tanah dan memperbaiki kedaan tanah, menurunkan kebutuhan pupuk kimiawi, meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap patogen penyakit, meningkatkan keragaman dan populasi mikroba, dan meningkatkan kualitas hasil panen.
Pembuatan Kom-Mix Hayati dapat dibuat dengan bahan-bahan rumahan. Sisa-sisa makanan dapat dimanfaatkan untuk pembuatannya.
Kom-Mix Hayati dibuat dengan bahan utama pupuk kompos, bahan-bahan hayati seperti sisa makanan, dan trichorderma. Trichoderma adalah biofungisida hayati yang bermanfaat sebagai dekomposer dalam Kom-Mix Hayati.
Ketika pelatihan, para peserta berbondong-bondong datang ke tenda pelatihan. Pelatihan dilakukan setiap dua jam sekali dan dipandu langsung oleh widyaiswara BBPP Lembang yang ahli di bidangnya.
“Baru pertama kali saya mengikuti pelatihan seperti ini. Penjelasan dari widyaiswara sangat rinci dan ada praktiknya juga, jadi sangat membantu, saya harap ada lagi pelatihan gratis seperti ini,” ujar Wisnu Ardiana Wahyu, salah seorang peserta pelatihan.(***)