5 November 2024

Kementan Kenalkan Teknologi Pertanian Kepada Duta Besar Negara Sahabat

0

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Penggunaan internet of things (iOT) dalam pertanian yang dilakukan Kementerian Pertanian, mampu menarik perhatian sejumlah negara peserta Workshop Strengthening Collaboration on Agriculture Sector in Framework of South-South and Triangular Cooperation for African and Pacific Countries.

Buktinya, duta besar 8 negara dan beberapa institusi internasional mempelajari pertanian modern yang disebut smart farming yang salah satunya dikembangkan oleh BBPP Lembang, UPT di Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan.

Perwakilan internasional yang hadir di BBPP Lembang, Kamis (25/7/2024), adalah delegasi dari Zimbabwe, Kenya, Sudan, Nigeria, Ethiopia, Mozambik, Tanzania, dan Somalia. Selain itu, hadir perwakilan dari Japan International Cooperation Agency (JICA), Islamic Development Bank, NAM Centre for South-South Technical Cooperation, Bappenas, dan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan menegaskan pentingnya integrasi teknologi ke dalam pertanian Indonesia.

Di beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Manusia (BPPSDMP) Kementan visi ini telah direalisasikan. Salah satu teknologi yang diaplikasikan dan dikembangkan adalah penggunaan internet of things (iOT) dalam pertanian.

“Menggabungkan teknologi IoT adalah langkah maju menuju pertanian yang lebih efisien dan berdaya saing,” terang Mentan Amran.

Menurutnya dengan teknologi ini kesejahteraan petani akan meningkat dengan hasil pertanian yang lebih optimal.

Sementara Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menerangkan bahwa penggunaan teknologi dapat meningkatkan produktivitas petani.

“Penting juga untuk menerapkan inovasi dan teknologi dalam mendongkrak produktivitas pertanian,” paparnya.

Menurutnya, teknologi pertanian dengan IoT, atau smart farming, memungkinkan petani untuk melakukan otomatisasi pada saat penyiraman dan pemupukan. Selain itu dengan teknologi yang menunjang praktik smart farming petani dapat memantau lahannya tanpa terbatas oleh jarak.

Salah satu UPT Kementan yang menerapkan teknologi IoT untuk smart farming adalah Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, yang memiliki beberapa screen house cerdas yang mampu menyesuaikan temperatur, kelembapan, dan intensitas cahaya matahari secara otomatis.

Selain teknologi IoT, BBPP Lembang juga memiliki instalasi hidroponik di kawasan inkubator agribisnisnya. Berbagai teknik diterapkan di sini termasuk aeroponik, hidroponik Deep Flow Technique (DFT), dan drip irrigation di dalam smart screen house.

Delegasi mancanegara dan perwakilan institusi internasional itu tiba di BBPP Lembang dan memulai dari instalasi aeroponik.

Baca juga: 

Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Tinjau Simulasi Drone Tabur Pupuk di Papua Selatan

Rombongan dipandu oleh Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, untuk menunjukkan perkembangan teknologi pertanian di Indonesia.

Para peserta antusias berinteraksi dengan para pendamping dan mempelajari sebanyak mungkin dari yang dilihatnya. Di screen house Aeroponik kentang, misalnya, para duta besar kemudian bertanya tahapan-tahapan dalam memulai budidaya dengan sistem aeroponik.

Instalasi hidroponik DFT pun menarik banyak perhatian. Para duta besar kemudian menanyakan biaya yang dibutuhkan dalam membuat instalasi dan jenis tumbuhan yang dapat ditanam dengan teknik tersebut.

Para peserta kunjungan melanjutkan ke lokasi smart green house untuk melihat proses pembibitan beberapa komoditas yang kemudian ditanam di instalasi lain. Selain itu mereka juga berkesempatan untuk melihat melon dan tomat di dalam screen house cerdas dengan teknik irigasi drip irrigation.

Selanjutnya kunjungan melihat Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Kultur Jaringan. Di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian para duta besar dan perwakilan institusi menikmati beragam jenis es krim. Saat itu tersedia es krim dari bahan labu, jagung, dan cabai.

Duta Besar Ethiopia untuk Indonesia, Fekadu Beyene Aleka, berkesempatan juga mencoba membuat egg roll yang saat itu sedang diproduksi di laboratorium. Di Laboratorium Kultur Jaringan peserta kunjungan melihat benih-benih yang dikembangkan di dalam ruangan steril demi memberikan hasil yang lebih baik.

Terakhir, para peserta disambut oleh penari untuk acara ramah tamah di Aula Catur Gatra BBPP Lembang.

“Merupakan kebanggan besar bagi kami di BBPP Lembang menjamu tamu-tamu terhormat dan menunjukkan kearifan lokal serta teknologi modern yang kami praktikkan. Semoga kunjungan ini dapat memberikan wawasan tentang hal-hal yang kami terapkan,” papar Kepala BBPP Lembang Ajat Jatnika.

Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali, mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pertanian.

“Ini merupakan kesempatan yang baik bagi kami untuk melihat kemajuan pertanian oleh Kementerian Pertanian Indonesia. Kunjungan ini menunjukan banyak hal yang telah diolah dan ditransformasikan dengan ilmu pengetahuan di BBPP Lembang dan dapat membantu perkembangan negara-negara di Afrika di masa kini dan yang akan datang,” katanya.

Project Formulation Officer dari JICA, Kumiko Ogawa, turut memberikan kesannya.

“Saya sangat terkesan dengan pengembangan kultur jaringan, pembibitan, pengolahan hasil, pengemasan, dan yang lainnya. Kami juga berharap dapat melakukan kerja sama di masa yang akan datang,” terang Kumiko.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *