Pacu Produktivitas Padi Nasional, Kementan Gencarkan Pompanisasi untuk Perluasan Areal Tanam
TANIINDONESIA.COM//BANDUNG – Kementerian Pertanian siap mendukung perluasan areal tanam untuk memacu produktivitas padi nasional. Untuk itu, program pompanisasi gencar dilakukan.
Dalam rapat koordinasi Penambahan Luas Tanam Padi tahun 2023-2024 antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat , disepakati pemanfaatan potensi penambahan luas tanam sumber airnya berasal dari jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) dan embung, irigasi waduk dan irigasi non waduk yang selesai direhabilitasi pada tahun 2023.
Untuk memenuhi target tambahan luas tanam dari lahan tadah hujan sebesar 1.000.000 (satu juta) hektare, kolaborasi akan dilakukan dengan terjun langsung ke berbagai wilayah di Indonesia.
Selain itu, dilakukan juga survey bersama untuk penentuan titik lokasi pengambilan air serta verifikasi ketersediaan air. Berdasarkan hasil survey tersebut, akan ditentukan titik lokasi pompa, spesifikasi dan jenis pompa, serta kebutuhan saluran pembawa (pipa dan perlengkapan lain) sesuai kondisi lapangan.
Untuk itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendorong kabupaten dan kota di seluruh Indonesia memanfaatkan sumber air terdekat baik yang berasal dari sungai maupun bendungan.
“Langkah ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem El Nino yang berlangsung panjang sejak tahun 2023 lalu,” kata Amran.
“Pompanisasi merupakan solusi cepat dalam menghadapi el nino di sejumlah daerah. Nantinya, sistem pompa ini akan terintegrasi dengan paket layanan solar alsintan dan juga benih gratis bagi para petani yang mau mempercepat tanam di MT II Maret 2024,” sambungnya.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.
“Salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi,” tukasnya.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, sebagai salah satu unit pelaksana teknis Kementan, turut berperan aktif menjalankan program Perluasan Areal Tanam (PAT) dengan wilayah kerja di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kabupaten Cianjur.
Baca juga: Tingkatkan Produksi Pangan Nasional, Kementan Tingkatkan Kapasitas Penyuluh
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, didampingi Kepala Bagian Umum, melakukan identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) Perluasan Areal Tanam Pompanisasi dan peninjauan lapang mobilisasi pompa eksisting. Kegiatan dilaksanakan 2 hari, 15-16 Maret 2024 di Kabupaten Bandung dan Kota Bandung.
Di Kota Bandung, Kepala Balai Ajat Jatnika melakukan koordinasi ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) dan diterima oleh Kepala Dinas, Gin gin Ginanjar.
“Seperti diketahui bersama dampak El Nino menurunkan area tanam padi yang berdampak kekurangan stok beras. Karena itu kami berharap di Kota Bandung juga bisa menghasilkan PAT,” jelas Ajat.
Luas Baku Sawah Kota Bandung terkoreksi sejumlah 702 Ha dari data yang tersaji 998 Ha, sedangkan jumlah sawah tadah hujan terkoreksi adalah 315 Ha dari data yang tersaji 1.417 Ha serta jumlah pompa air eksisting terkoreksi adalah 40 dari data yang tersaji 5.
Kepala DKPP Kota Bandung, Gin gin, menjelaskan, mayoritas lahan sawah di Kota Bandung adalah tadah hujan.
“Luasnya 54 Ha, terdiri dari 23 Ha lahan sawah abadi dan 50 Ha lahan dari masyarakat yang berlokasi di daerah Cinambo dan Rancasari. Kota Bandung sangat berpotensi untuk melakukan PAT mengingat IP Kota Bandung 100 > 200,” jelas Gin gin.
BBPP juga melakukan peninjauan ke 3 titik persawahan di Kota Bandung. Yaitu lokasi sawah abadi 1 (Sein Farm) Kecamatan Ujung Berung, lokasi sawah abadi 2 yang juga berad di Kecamatan Ujung Berung, dan di Kecamatan Gedebage.
Tim BBPP Lembang lalu bergerak menuju Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, berkoordinasi langsung dengan Kepala Dinas, Ningning Hendasah.
Tim juga meninjau lokasi calon Program PAT Tahun 2024 yaitu lokasi padi gogo di Kecamatan Pangalengan.
“Luas lahan sawah di Kecamatan Pangalengan sebanyak 124 Ha dengan provitas 3 – 3,9 ton / Ha (satu tahun satu kali), dengan pengairan dari sumber air sungai Cisangkuy. Kondisi eksisting terdapat 12 Pompa air ukuran 14”. Namun kami memerlukan tambahan unit dengan perbaikan untuk pembuatan embung dan perpipaan,” kata Ningning. (Yoko/Che)