18 Maret 2025

Bulan: Maret 2024

Pemerintah Daerah Aceh dan Petani Sambut Gembira serta Terimakasih atas Tambahan Alokasi Pupuk Subsidi

TANIINDONESIA.COM//ACEH - Tahun ini, Pemerintah Provinsi Aceh mendapat tambahan alokasi pupuk bersubsidi hingga 100 persen. Tambahan tersebut merupakan dampak dari alokasi 28 triliun yang diperjuangkan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman beberapa hari lalu.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemprov Aceh, Cut Huzaimah mengatakan bahwa tambahan tersebut meliputi pupuk organik sebanyak 14.643 ton dari yang sebelumnya tidak ada sama sekali, kemudian tambahan pupuk urea sebanyak 100.364 ton dari sebelumnya 58.716 ton atau naik 63,09 persen.

Adapun untuk NPK kenaikannya mencapai 68,13 persen karena dari 44.027 ton menjadi 94.121 ton. Sedangkan untuk NPK khusus kenaikannya mencapai 87,39 persen karena dari 580 ton menjadi 4.022 ton.

"Atas nama masyarakat aceh, khususnya para petani dan pekebun, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Pertanian atas tambahan kuota pupuk subsidi ini untuk petani di Aceh," ujar Huzaimah, Minggu, 31 Maret 2024.

[caption id="attachment_1603" align="alignnone" width="300"] Foto ilustrasi petani[/caption]

Baca juga: Geliat Petani Kabupaten Bandung Rambah Pasar Ekspor Baby Buncis

Huzaimah mengatakan, semua tambahan jenis pupuk ini adalah kado istimewa bagi para petani yang sedang menjalani ibadah puasa dan juga menanti datangnya hari suci idul fitri. Mereka menyambut gembira karena memasuki musim tanam tahun ini tak perlu khawatir lagi soal ketersediaan pupuk.

"Petani menyambut gembira suka cita dan juga penuh haru karena di bulan berkah ini Bapak Menteri membuktikan keikhlasan berjuang untuk petani. Apalagi kami diberi tambahan pupuk organik yang dapat mengembalikan sifat tanah, baik secara kimiawi, fisik, maupun biologis. Sekali lagi ini merupakan kabar baik yang sangat dinantikan oleh para petani di Aceh dalam upaya peningkatan produksi," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman secara simbolik menyerahkan alokasi penambahan pupuk subsidi untuk petani seluruh Indonesia sebesar Rp 28 triliun. Mentan mengatakan, penambahan ini merupakan tindak lanjut hasil berbagai pertemuan dan rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo dan juga para Menteri seperti Sri Mulyani. Hasilnya, alokasi pupuk sebanyak 9,55 juta ton resmi diputuskan melalui surat menteri keuangan no S-297/MK.02.2024.(***)

Geliat Petani Kabupaten Bandung Rambah Pasar Ekspor Baby Buncis

TANIINDONESIA.COM//BANDUNG - Guna memastikan ketahanan pangan tetap terjaga, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengunjungi dua lahan usaha tani di Kabupaten Bandung, Jumat (29/3/2024).

Dedi yang didampingi Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Ajat Jatnika, dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Ningning Hendasah, menyambangi lahan usaha tani milik petani milenial Imas Wartisih dan P4S Jaya Alam Lestari yang diketuai H. Waryudin.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara.

“Saat krisis ekonomi kita mampu bertahan, krisis Kesehatan saat covid 19 kita lewati, tapi kalau krisis pangan bisa berdampak pada lainnya. Jadi, kita harus betul-betul bersama menjaganya,” tutur Amran.

Menurut Amran, untuk mendukung ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) mulai fokus bertransformasi dari pertanian tradisional ke modern. Hal ini sudah menjadi fokus kerja Kementan dalam membangun pertanian selama ini. Karena itu diharapkan para pelaku pembangunan pertanian dapat menerapkan pertanian modern agar kesejahteraannya meningkat.

Imas Wartisih merupakan Duta Petani Milenial yang telah dikukuhkan oleh Kementan, menceritakan aktivitas budidaya komoditas hortikultura baby buncis di atas lahan seluas 1,5 hektar yang dikelolanya. Lahan usahataninya berlokasi di Desa Mekarsari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung.

Baca juga: Kementan Pantau Efektivitas Program Optimalisasi Lahan dan Pompanisasi Lewat Aplikasi

Di tengah aktivitas panen baby buncis usia 45 hari, Imas menceritakan baby buncis yang dibudidayakannya ini produktivitasnya 12 ton/hektar dan dalam 1 tahun bisa menanam buncis sebanyak 3 kali sehingga total produksi mencapai 35 ton per tahun.

Pemasarannya merambah pasar lokal ke berbagai daerah di Indonesia yaitu Jakarta dan beberapa kota di Kalimantan. Buncis produksi petani milenial ini juga merambah pasar ekspor ke Hongkong dan Singapura.

Sementara Kepala Badan memberikan sejumlah saran untuk optimalisasi budidaya baby buncis. Di antaranya, penggunaan sungkup untuk melindungi tanaman sehingga dapat beradaptasi dengan cuaca dan serangan hama serangga.

Dirinya juga menyarankan karena harga tergantung permintaan pasar maka petani harus memiliki data permintaan pasar sehingga dapat menentukan harga.

Bergerak menuju lokasi usahatani P4S Jaya Alam Lestari yang usahatani utamanya adalah sayuran organik, berkolaborasi dengan petani milenial Imas Wartisih melakukan budidaya baby buncis dan kopi, Kepala Badan mengungkapkan pengelolaan pertanian organik termasuk high technology, dan harus diperhatikan masa berlaku sertifikat organiknya agar menjaga kestabilan harga produk yang dipasarkan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) , Dedi Nursyamsi, saat memberikan sambutan setelah berkunjung ke 2 lokasi petani, menyampaikan bahwa kegiatan bercocok tanam itu harus dengan hati.

“Petani tersenyum saat harga bagus, produktivitas tinggi, dan HPP rendah,” tuturnya.

Dedi juga menjelaskan bahwa sektor pertanian akan memberikan keuntungan berlipat jika menerapkan agribisnis.

“Salah satu ciri agribisnis yang baik adalah adanya contract farming dan menggunakan teknologi seperti benih, pupuk/nutrisi, pengendalian hama penyakit yang baik untuk menggenjot produktivitas,” ungkap Dedi.

Menutup kegiatan kunjungan, Kepala Dinas Pertanian, Ningning Hendasah mengutarakan pemerintah daerah Kabupaten Bandung mendukung penuh sektor pertanian menjadi salah satu sektor andalan di Kabupaten Bandung.

Dukungan yang diberikan diantaranya penyaluran benih unggul bagi petani, kartu tani, BPJS ketenagakerjaan. Dirinya bangga dengan generasi muda yang semangat berwirausaha di bidang pertanian, salah satunya apa yang dilakukan oleh Imas Wartisih.

“Kami sudah berencana akan mencalonkan Imas Wartisih sebagai petani berprestasi di tingkat provinsi Jawa Barat,” katanya.(***)

Kementan Pantau Efektivitas Program Optimalisasi Lahan dan Pompanisasi Lewat Aplikasi

TANIINDONESIA.COM//BANDUNG - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah fokus meningkatkan produksi beras nasional melalui upaya optimalisasi lahan rawa dan perluasan areal tanam (PAT) melalui sistem pompanisasi dan padi gogo.

Sebagai upaya memonitoring efektivitas program tersebut Kementan melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) membangun aplikasi berbasis website untuk melakukan input data realisasi program setiap harinya.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, salah Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dipercaya menjadi eksekutor, melakukan in house training terhadap penyuluh dari empat kabupaten di Jawa Barat, Kamis (28/03/2024), di ruang rapat BBPP Lembang.

Kegiatan tersebut diikuti tujuh penyuluh asal Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, dan Kabupaten Cianjur.

Dinyatakan Menteri Pertanian Andi Amran, Kegiatan PAT melalui Pompanisasi ini ditargetkan sebanyak dua juta hektar lahan sawah kering dapat terairi dengan baik, sehingga mampu memperkuat ketahanan pangan secara mandiri tanpa harus tergantung pada kebijakan impor.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyatakan hal senada.

"Salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi” sebut Dedi.

Baca juga: Panen Perdana, Kota Bandung Capai Rata-rata Produksi 8,6 ton per Hektar

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, meminta kepada seluruh penyuluh untuk mendukung dan menyukseskan program tersebut di wilayah kerjanya masing-masing.

Turut hadir Kepala Bagian Umum, Koordinator Widyaiswara, Ketua Kelompok Substansi Program dan Evaluasi, dan Ketua Tim Kerja BMN dan Rumah Tangga BBPP Lembang.

Selanjutnya, tim menjelaskan tutorial penggunaan aplikasi monitoring yang dapat diakses pada website. Peserta kemudian mencoba melakukan input data pada website tersebut.

Masing-masing perwakilan penyuluh kota/kabupaten akan mendapatkan username dan password untuk login. Penyuluh wajib mengisi data realisasi setiap harinya maksimal pada pukul 22.00 WIB.

Adapun data yang diinput mencakup realisasi luasan lahan PAT, jumlah pompa dan luasan lahan yang teraliri serta penerima bantuan, dan realisasi luas lahan penanaman padi gogo.

Melalui aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah tim pusat dan para penanggung jawab wilayah untuk memantau jalannya program tersebut.(***)

Panen Perdana, Kota Bandung Capai Rata-rata Produksi 8,6 ton per Hektar

TANIINDONESIA.COM//BANDUNG - Kota Bandung melaksanakan panen padi perdana, Rabu (27/3/2024). Panen dilaksanakan di hamparan sawah seluas 4 hektar di Kelompok Tani Agrowisata, Ciporeat, Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujungberung Kota Bandung.

Panen dihadiri Asisten Perekonomian Pembangunan, Eric M. Atthauriq, yang mewakili Pj. Walikota Bandung, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Dandim 0618 Kota Bandung, dan perangkat desa di wilayah Kecamatan Ujungberung.

Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, dalam sambutannya menyampaikan, “Pada bulan Maret ini luas panen padi mencapai 32 hektar, dan saat ini kita berkumpul bersama di areal sawah seluas 4 hektar ini yang dikelola oleh Kelompok Tani Agrowisata untuk melakukan panen padi pertama di Kota Bandung,” terang Gin Gin.

Kota Bandung memiliki lahan baku sawah seluas 702 hektar yang tersebar di 18 kecamatan. Gin Gin menjelaskan pula bahwa rata-rata produksi padi di Kota Bandung mencapai 8,6 ton/hektar dengan indeks pertanaman 2,5 dalam setahun. “Pada musim tanam Oktober 2023 hingga Maret 2024, luas areal tanam padi 651 hektar dan luas areal panen 437 hektar,” jelasnya.

Baca juga:Melalui PKL Kementan Cetak Generasi Penerus Pertanian

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengungkapkan bahwa kolaborasi antara BBPP Lembang dan DKPP Kota Bandung untuk mendukung peningkatan produksi padi agar dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional. “Kota Bandung menjadi salah satu wilayah untuk kegiatan perluasan areal tanam melalui kegiatan pompanisasi agar dapat menambah produksi padi di Kota Bandung”, ujarnya.

Ini sesuai arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman bahwa kegiatan pompanisasi agar lahan-lahan pertanian dapat ditanami hingga 2-3 kali dalam setahun sehingga produktivitas padi meningkat.

“Saat ini, Kementan fokus meningkatkan produksi padi dan jagung melalui 3 strategi, yaitu meningkatkan perluasan areal tanam (PAT), peningkatan indek pertanaman (PIP) serta peningkatan produktivitas,” ujar Amran.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi.

"Salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi,” ujarnya.

Melalui PKL Kementan Cetak Generasi Penerus Pertanian

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Kementerian Pertanian terus mengajak generasi muda untuk berkarya di sektor pertanian dengan membuka lebar kesempatan bagi siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum untuk berlatih dan mempelajari teknik-teknik pertanian modern. Pasalnya, di sektor ini Indonesia memiliki potensi dan sumber daya alam yang melimpah.

Salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dapat dijadikan tempat berlatih adalah Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Balai yang berada di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan tersebut, menerima Praktik Kerja Lapangan (PKL) maupun magang dari seluruh Indonesia.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pertanian adalah sektor yang sangat menjanjikan baik dari hulu maupun hilir. Menurutnya, banyak yang bisa dilakukan generasi muda untuk mendapatkan keuntungan dari sektor ini.

Hal senada disampaikan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi. Dijelaskannya, pertanian saat ini tidak sama dengan jaman dulu.

"Pertanian sudah tidak lagi identik dengan kotor. Karena sudah dapat digarap dengan teknologi kekinian, yaitu digital. Dan digital ini dekat dengan anak-anak muda. Untuk itu, kita mengajak anak-anak muda untuk terjun ke pertanian. Karena dari hulu hingga hilir, banyak yang bisa digarap di pertanian," katanya.

Dedi juga mengatakan, masa depan pertanian ada di tangan anak-anak muda. Untuk itu, regenerasi harus disiapkan untuk mendukung pelaksanaan program utama Kementerian Pertanian dalam menjamin produktivitas, kontinuitas dan ketahanan pangan

Salah satu upaya Kementan untuk mendukung hal itu adalah memaksimalkan UPT yang ada, seperti BBPP Lembang yang terletak di Kabupaten Bandung Barat.

BBPP Lembang menarik minat mahasiswa-mahasiswi dari universitas di sekitarnya untuk kegiatan PKL mereka.

Baca juga: Kementan Dorong Kualitas dan Nilai Produk, Lewat Pelatihan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

Selasa (19/3/2024) lalu mahasiswa dan mahasiswi Universitas Insan Cendekia Mandiri Kota Bandung melakukan seminar, sebagai hasil pertanggungjawaban atas hal yang dipelajari di BBPP Lembang selama satu bulan. Peserta PKL diberikan penugasan di Inkubator Agribisnis (IA) BBPP Lembang untuk mempelajari beragam hal.

Salah seorang peserta PKL, Ita Maulana, mengaku mempelajari cara perbanyakan tanaman hias kaktus dengan cara vegetatif atau teknik grafting. Dalam seminar, Ita menuturkan cara-cara dan tahap-tahap yang dibutuhkan dalam melakukan teknik grafting. Tidak hanya mempelajari secara pasif dari petugas screen house tanaman hias BBPP Lembang, Ita juga mempraktikkan hal tersebut sendiri.

Peserta PKL lain, Agni Rupaidah yang mempelajari teknik persemaian benih tanaman seledri, menerangkan dengan cukup detail mengenai hal yang dipelajarinya. Agni memaparkan tahap-tahapnya mulai dari persiapan hingga persemaian dan juga cara-cara merawat benih agar bebas dari hama dan penyakit.

Begitu juga dengan, Sinta Bela, peserta yang juga mempelajari benih seledri namun fokus mempelajari teknik budidaya tanaman seledri dengan sistem hidroponik deep flow technique (DFT). Sinta menjelaskan teknik pembudidayaan dan persemaian serta manfaat dari menggunakan teknik hidroponik DFT pada presentasinya.

Presentasi terakhir datang dari Yayan yang mengulas pengendalian hama dan penyakit pada tanaman anggur. Meski berfokus pada pengendalian hama dan penyakit, Yayan juga mengulas pembudidayaan anggur yang dilakukan di BBPP Lembang.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan akan terus mendorong terus generasi muda untuk mengambil peran di sektor pertanian. “Program PKL bertujuan agar para siswa dan mahasiswa PKL mampu mengambil ilmu dan pengalaman yang didapat selama berada di BBPP Lembang,” tegas Ajat.

Kementan Dorong Kualitas dan Nilai Produk, Lewat Pelatihan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menggelar "Pelatihan Vokasi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Buah dan Sayuran", 13-20 Maret 2024. Kegiatan diikuti 30 penyuluh pertanian yang berasal dari empat provinsi wilayah kerja BBPP Lembang, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Banten.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendorong petani mengembangkan berbagai produk olahan dari hasil pertanian, sehingga tidak lagi menjual produk mentah (raw product).

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengingatkan petani untuk tidak lagi berpikir tanam, petik lalu jual.

“Bukan lagi jamannya, petani bekerja sendiri-sendiri. harus berjamaah seperti pada KEP dan KWT (Kelompok Wanita Tani] didampingi penyuluh," kata Dedi.

Pelatihan ini menjadi upaya Kementan dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk hortikultura, terutama penanganan pascapanen. Karena, proses penanganan pascapanen yang tepat menjadi kunci utama.

Kegiatan pascapanen buah dan sayuran merupakan salah satu aspek penting dalam usahatani yang memerlukan perhatian khusus.

Pelatihan dilaksanakan dengan metode klasikal dan praktik. Selama tujuh hari berlatih, peserta diberikan materi inti yang mencakup berbagai aspek dari hulu ke hilir, antara lain Good Handling Practices, Good Manufacturing Practices, SOP Pengolahan Hasil dan Buah, hingga Teknologi Pasca Panen Hasil Buah dan Sayuran.

Baca juga: P4S Lembah Kamuning Kuningan Konsisten Ajak Petani Terapkan Integrated Farming

Materi disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Lembang yang bertujuan agar peserta memahami seluruh tahapan pasca panen dan pengolahan hasil hingga produk siap dipasarkan.

Salah satu materi yang menarik adalah tentang pengemasan dan pelabelan. Peserta diajak mencoba berbagai teknik pengemasan dan pelabelan untuk membuat produk lebih tahan lama, dan meningkatkan nilai jual suatu produk.

Materi lain yang disampaikan adalah Teknologi Pengolahan Hasil Buah dan Sayuran, peserta praktik teknik pengemasan dan pengolahan cabai, dan Teknologi Pasca Panen Hasil Buah dan Sayuran.

Untuk memperkaya pengalaman peserta, BBPP Lembang juga mengadakan kunjungan lapangan ke Pisang Linting Ceu Popon, salah satu UMKM di Kabupaten Bandung.

Pelatihan ditutup Rabu (20/3/2024) oleh Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika. Pada kesempatannya Ia menegaskan bahwa ilmu yang didapat harus disebarluaskan kepada petani dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di masing-masing wilayah.

"Pelatihan ini sebagai awal dari upaya peningkatan kualitas komoditas unggulan di daerah," katanya.

Biryati, salah satu peserta dari Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara, mengakui manfaat besar yang diperoleh dari pelatihan ini. Ia melihat pelatihan sebagai kesempatan untuk berbagi ilmu antar penyuluh dan memperluas relasi.

"Materi yang didapat juga dinilai relevan dengan perkembangan pasar saat ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pelaku usaha di wilayah kerja penyuluh," tuturnya.

P4S Lembah Kamuning Kuningan Konsisten Ajak Petani Terapkan Integrated Farming

TANIINDONESIA.COM//KUNINGAN - Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Jawa Barat, secara periodik melakukan penumbuhan dan penguatan bagi pengelola Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) di wilayah binaan Provinsi Jawa Barat.

Salah satunya melakukan pendampingan di P4S Lembah Kamuning, Kuningan, Rabu (20/3/2024), yang konsisten menerapkan integrated farming.

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) merupakan sarana untuk pengembangan SDM pertanian yang strategis karena dimiliki dari, oleh, dan untuk petani. Dilengkapi sarana pembelajaran yang memadai dan usahatani yang berjalan dengan baik, P4S menjadi mitra pemerintah untuk mencetak SDM pertanian yang handal.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, penguatan SDM harus dilakukan untuk memperkuat sektor pertanian, sekaligus mendukung upaya mencapai swasembada.

“Saya optimis bahwa dua sampai tiga tahun ke depan Indonesia akan kembali mencapai swasembada pangan, terutama dalam produksi padi dan jagung, jika didukung SDM yang berkualitas,” tutur Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

Pernyataan tersebut diperkuat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

Dijelaskannya, sumber daya manusia pertanian menjadi faktor kunci  keberhasilan program pembangunan pertanian.

“Untuk itu, saya minta semuanya baik itu petani, penyuluh pertanian, petani milenial, KWT, kelompok tani, gapoktan, pengelola P4S, ikamaja, dan seluruh insan pertanian bahu membahu saling mendukung untuk peningkatan produksi pangan,” katanya.

“Kuncinya terapkan agribisnis dan memanfaatkan teknologi karena hal itu yang dapat memacu produktivitas di bidang pertanian,” imbuh Dedi lagi.

Sementara Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menjelaskan jika pembinaan dan pendampingan yang dilakukan berupa kegiatan pelatihan, sertifikasi bagi pengelola P4S, magang, kemitraan menjadikan P4S sebagai narasumber kegiatan Bertani on Cloud, layanan konsultasi, memfasilitasi kegiatan pertemuan forum P4S, mengikutsertakan di berbagai kegiatan pameran, melakukan pendampingan langsung di lapangan dan mengidentifikasi penumbuhan embrio P4S.

Ajat Jatnika menambahkan, keberadaan P4S di tengah masyarakat sebagai lembaga pelatihan dan memiliki keunggulan di bidang usahataninya menjadi agent of change.

“Ini untuk bisa mengubah paradigma bahwa pelatihan pertanian tidak hanya sebatas meningkatkan kompetensi subyek penyuluhan namun hingga meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian. Keunggulan usahatani yang dikelola P4S bisa menjadi proses pembelajaran dan materi penyuluhan dari petani untuk petani,” ucapnya.

Baca juga: Antisipasi Cuaca Esktrem, Kementan Jadikan Pompanisasi Solusi Perluas Areal Tanam

Ia mengatakan, tahun 2024 dilakukan kegiatan penumbuhan dan penguatan P4S dalam rangka evaluasi kegiatan P4S dan identifikasi embrio P4S. Bekerjasama dengan dinas pertanian kabupaten/kota, tim bergerak melakukan pendampingan ke puluhan P4S di wilayah Jawa Barat. Salah satunya di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

Ajat menjelaskan, Kecamatan Cigugur merupakan dataran tinggi dan menjadi salah satu sentra peternakan sapi perah di Kabupaten Kuningan. Hal ini terlihat di sepanjang jalan terdapat peternakan sapi dan domba.

P4S Lembah Kamuning yang terbentuk tahun 2013, diketuai oleh Danny Eko Prasetyo dan saat ini terklasifikasi sebagai P4S utama sejak tahun 2019.

"Aktivitas peternakan terus menggeliat di sini. Belasan ekor sapi perah yang dikelola, setiap hari diberi pakan dari rumput gajah yang ditanam sendiri dan ditambahkan pakan lain yaitu silase. Sapi dimandikan 2 kali sehari dan setelah itu diperah susunya kemudian susu dimasukkan ke ruang pendingin dan disterilisasi dan dikirim ke Padalarang Kabupaten Bandung Barat," tutur Danny.

Ia menjelaskan, rata-rata 1 ekor sapi menghasilkan 17 liter susu setiap harinya, sehingga dalam 1 hari P4S Lembah Kamuning menghasilkan 250 liter susu sapi segar. Pengolahannya menjadi susu pasteurisasi dan yoghurt yang dipasarkan ke berbagai segmentasi baik pasar modern dengan brand Yoseo.

Danny juga mengatakan, P4S Lembah Kamuning menerapkan integrated farming.

"Kita memiliki instalasi pengolahan limbah sendiri dan mengolah kotoran hewan menjadi pupuk kompos dan pupuk organik cair untuk diaplikasikan ke pakan ternaknya dan dijual atau dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan pupuk kompos untuk usahataninya," katanya.

Untuk kegiatan permagangan dan pelatihan, P4S Lembah Kamuning menerima kegiatan magang bagi siswa dan mahasiswa pertanian peternakan, menerima kunjungan anak sekolah untuk mengenalkan dunia pertanian sedari dini dan mengajarkan pola hidup sehat minum susu segar setiap hari.

P4S Lembah Kamuning juga konsisten melakukan penyuluhan dan pelatihan bagi kelompok peternak melalui berbagai pertemuan rutin.

"Kita mengajak petani peternak untuk menerapkan pertanian organik dengan memanfaatkan kotoran hewan supaya tidak hanya dibuang yang justru menimbulkan pencemaran lingkungan. Selain itu juga kerap menjadi narasumber di berbagai pertemuan untuk terus menggaungkan pertanian organik," tukasnya.

Antisipasi Cuaca Esktrem, Kementan Jadikan Pompanisasi Solusi Perluas Areal Tanam

TANIINDONESIA.COM//BANTUL - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas padi. Salah satunya, memperkuat Perluasan Areal Tanam (PAT) padi melalui pompanisasi di lahan-lahan pertanian.

Untuk mendukung terobosan tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui Polbangtan Yogyakarta Magelang melakukan identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) Perluasan Areal Tanam Pompanisasi yang dilaksanakan Rabu (13/3/2024), di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Identifikasi ini menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, yang meminta semua kabupaten dan kota di Indonesia agar memasifkan pompanisasi dengan memanfaatkan sumber air terdekat untuk perairan pertanian.

“Kami mendorong kabupaten dan kota di seluruh Indonesia agar memanfaatkan sumber air terdekat baik yang berasal dari sungai maupun bendungan. Langkah ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem El Nino yang berlangsung panjang sejak tahun 2023 lalu,” kata Amran dalam keterangan di Jakarta.

Menurutnya, pompanisasi merupakan solusi cepat dalam menghadapi El Nino di sejumlah daerah. Nantinya, sistem pompa ini akan terintegrasi dengan paket layanan solar alsintan dan juga benih gratis bagi para petani yang mau mempercepat tanam di MT II Maret 2024.

Baca juga: Kabupaten Cianjur Optimalkan Perluasan Areal Tanam untuk Peningkatan Produksi Padi

Senada dengan pernyataan Mentan Amran, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bahu membahu mengatasi krisis pangan global yang terjadi karena adanya peperangan dan El-Nino yang terjadi sejak 2023.

“Gara-gara El Nino ini stok beras turun signifikan. Padahal di tahun-tahun dulu kita bisa menghasilkan 32,5 Juta ton, tahun ini hanya 30 juta ton beras, sementara jumlah manusia yang makan semakin meningkat, hampir 4 juta tiap tahunnya," terangnya.

Ditambahkan Dedi, Krisis pangan global adalah dari konflik, proyektil, dan adanya perang Rusia – Ukrania, dampak sangat luar biasa.

"Dampak ini luar biasa, menyebabkan pasokan pangan di dunia itu turun. Sementara mulut yang harus diberi makan terus bertambah,” tambahnya.

Dedi menyebut salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas.

Selain itu, Optimalisasi lahan juga diperhatikan, di mana upaya akan dilakukan untuk memanfaatkan lahan secara maksimal, termasuk tumpang sari lahan perkebunan. Dengan memanfaatkan lahan yang ada secara lebih efisien, diharapkan dapat meningkatkan produksi

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, menyampaikan Kabupaten Bantul mendapatkan target PAT dan pompanisasi sebanyak 1.596 hektare.

"Oleh karena itu Dinas akan mengidentifikasi usulan CPCL dan akan bersinergi dengan Babinsa setempat sekaligus mengindentifikasi pompa existing,” terangnya.

Sementara itu, perwakilan Polbangtan YoMa, Geraldo Adinugra Rimartin, menerangkan jika identifikasi diawali dengan melakukan koordinasi di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul.

Dijelaskannya, koordinasi tersebut dimaksudkan untuk meminta pendampingan di lapangan untuk melakukan survey sumber air sekaligus permintaan data perluasan areal tanam dan usulan bantuan pompanisasi.

"Hasil identifikasi yang telah dikumpulkan tersebut selanjutnya direkap untuk dilaporkan ke Kementerian Pertanian," terangnya.

Kabupaten Cianjur Optimalkan Perluasan Areal Tanam untuk Peningkatan Produksi Padi

TANIINDONESIA.COM//CIANJUR - Instruksi Menteri Pertanian kepada seluruh jajarannya untuk mengantisipasi darurat pangan dengan melakukan monitoring kegiatan optimalisasi lahan, pompanisasi dan Perluasan Areal Tanam (PAT), direspon Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

BBPP Lembang yang merupakan salah satu UPT Kementan, diberikan amanat untuk melakukan monitoring kegiatan tersebut dalam rangka peningkatan produksi padi di wilayah Kabupaten Cianjur. Kegiatan dilaksanakan pada 15-16 Maret 2024.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengajak pemerintah daerah untuk menjaga bahkan memperluas lahan-lahan pertanian.

"Peningkatan produksi padi akan lebih maksimal jika didukung dengan perluasan areal tanam. Untuk itu, pemerintah daerah pun harus memastikan areal tanam yang ada tidak terganggu, bahkan harus bisa ditingkatkan," tuturnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengimbau penyuluh untuk memastikan produksi pertanian tidak menemui kendala.

"Penyuluh harus masif turun ke lapangan untuk mendampingi petani sekaligus memastikan pertanian tidak menemui kendala," katanya.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengatakan pihak-pihak terkait harus memastikan ketersediaan air untuk mendukung peningkatan produksi.

"Peningkatan produksi akan susah dilakukan tanpa ketersediaan air. Untuk itu, keberadaan embung, irigasi dan lainnya harus bisa dimaksimalkan," tukasnya.

Demi mewujudkan hal tersebut, Jumat (15/3/2024), Ketua Kelompok Substansi Penyelenggaraan Pelatihan dan Katimker Rumah Tangga dan BMN BBPP Lembang melakukan koordinasi dan Identifikasi CPCL ke Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Kabupaten Cianjur.

Baca juga: Pacu Produktivitas Padi Nasional, Kementan Gencarkan Pompanisasi untuk Perluasan Areal Tanam

Tim diterima Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan dan Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Cianjur, Dandan Hendayana.

Dari koordinasi itu diketahui jika data Luas Baku Sawah (LBS) dari 65.850 Ha menjadi 66,934 Ha, terdapat sawah bera (kurang produktif) sebesar 20.825 Ha.

“Ini merupakan lahan IP 1 yang sudah panen pada bulan Februari, meliputi wilayah kecamatan Agrabinta, Cibeber, Cibinong, Cidaun, Cikadu, Leles, Naringgul, Sindangbarang, dan Sukaresmi,” ucap Dandan.

Menurutnya, Dinas TPHPKP Kabupaten Cianjur juga telah melakukan identifikasi CPCL yang membutuhkan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan optimalisasi lahan, pompanisasi dan PAT dan dikirim ke Dirjen Prasarana dan Sarana Kementan.

“Untuk pesawahan di sekitar DAS sudah dioptimalkan sehingga rencana lokasi PAT akan diarahkan ke wilayah Cianjur Selatan berupa sawah tadah hujan dan akan dipetakan di wilayah Kecamatan Agrabinta seluas 500 Ha,” kata Dandan lagi.

Tim BBPP Lembang dan Dinas TPHPKP Cianjur juga melakukan peninjauan ke lokasi calon penerima Program optimalisasi lahan, pompanisasi dan Perluasan Areal Tanam (PAT) Padi Kementerian Pertanian, yaitu Desa Babakansari dan Desa Selajambe di Kecamatan Saluyu, dan beberapa lokasi pesawahan di sekitar Kecamatan Karangtengah. (Yoko/Che)

Pacu Produktivitas Padi Nasional, Kementan Gencarkan Pompanisasi untuk Perluasan Areal Tanam

TANIINDONESIA.COM//BANDUNG - Kementerian Pertanian siap mendukung perluasan areal tanam untuk memacu produktivitas padi nasional. Untuk itu, program pompanisasi gencar dilakukan.

Dalam rapat koordinasi Penambahan Luas Tanam Padi tahun 2023-2024 antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat , disepakati pemanfaatan potensi penambahan luas tanam sumber airnya berasal dari jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) dan embung, irigasi waduk dan irigasi non waduk yang selesai direhabilitasi pada tahun 2023.

Untuk memenuhi target tambahan luas tanam dari lahan tadah hujan sebesar 1.000.000 (satu juta) hektare, kolaborasi akan dilakukan dengan terjun langsung ke berbagai wilayah di Indonesia.

Selain itu, dilakukan juga survey bersama untuk penentuan titik lokasi pengambilan air serta verifikasi ketersediaan air. Berdasarkan hasil survey tersebut, akan ditentukan titik lokasi pompa, spesifikasi dan jenis pompa, serta kebutuhan saluran pembawa (pipa dan perlengkapan lain) sesuai kondisi lapangan.

Untuk itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendorong kabupaten dan kota di seluruh Indonesia memanfaatkan sumber air terdekat baik yang berasal dari sungai maupun bendungan.

“Langkah ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem El Nino yang berlangsung panjang sejak tahun 2023 lalu,” kata Amran.

“Pompanisasi merupakan solusi cepat dalam menghadapi el nino di sejumlah daerah. Nantinya, sistem pompa ini akan terintegrasi dengan paket layanan solar alsintan dan juga benih gratis bagi para petani yang mau mempercepat tanam di MT II Maret 2024,” sambungnya.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

“Salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi," tukasnya.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, sebagai salah satu unit pelaksana teknis Kementan, turut berperan aktif menjalankan program Perluasan Areal Tanam (PAT) dengan wilayah kerja di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kabupaten Cianjur.

Baca juga: Tingkatkan Produksi Pangan Nasional, Kementan Tingkatkan Kapasitas Penyuluh

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, didampingi Kepala Bagian Umum, melakukan identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) Perluasan Areal Tanam Pompanisasi dan peninjauan lapang mobilisasi pompa eksisting. Kegiatan dilaksanakan 2 hari, 15-16 Maret 2024 di Kabupaten Bandung dan Kota Bandung.

Di Kota Bandung, Kepala Balai Ajat Jatnika melakukan koordinasi ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) dan diterima oleh Kepala Dinas, Gin gin Ginanjar.

“Seperti diketahui bersama dampak El Nino menurunkan area tanam padi yang berdampak kekurangan stok beras. Karena itu kami berharap di Kota Bandung juga bisa menghasilkan PAT,” jelas Ajat.

Luas Baku Sawah Kota Bandung terkoreksi sejumlah 702 Ha dari data yang tersaji 998 Ha, sedangkan jumlah sawah tadah hujan terkoreksi adalah 315 Ha dari data yang tersaji 1.417 Ha serta jumlah pompa air eksisting terkoreksi adalah 40 dari data yang tersaji 5.

Kepala DKPP Kota Bandung, Gin gin, menjelaskan, mayoritas lahan sawah di Kota Bandung adalah tadah hujan.

"Luasnya 54 Ha, terdiri dari 23 Ha lahan sawah abadi dan 50 Ha lahan dari masyarakat yang berlokasi di daerah Cinambo dan Rancasari. Kota Bandung sangat berpotensi untuk melakukan PAT mengingat IP Kota Bandung 100 > 200,” jelas Gin gin.

BBPP juga melakukan peninjauan ke 3 titik persawahan di Kota Bandung. Yaitu lokasi sawah abadi 1 (Sein Farm) Kecamatan Ujung Berung, lokasi sawah abadi 2 yang juga berad di Kecamatan Ujung Berung, dan di Kecamatan Gedebage.

Tim BBPP Lembang lalu bergerak menuju Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, berkoordinasi langsung dengan Kepala Dinas, Ningning Hendasah.

Tim juga meninjau lokasi calon Program PAT Tahun 2024 yaitu lokasi padi gogo di Kecamatan Pangalengan.

“Luas lahan sawah di Kecamatan Pangalengan sebanyak 124 Ha dengan provitas 3 – 3,9 ton / Ha (satu tahun satu kali), dengan pengairan dari sumber air sungai Cisangkuy. Kondisi eksisting terdapat 12 Pompa air ukuran 14”. Namun kami memerlukan tambahan unit dengan perbaikan untuk pembuatan embung dan perpipaan,” kata Ningning. (Yoko/Che)