5 Februari 2025

Bulan: Februari 2024

Wujudkan Good Governance, BPPSDMP Gelar Rakor IKU-SPI

TANIINDONESIA.COM//BOGOR - Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menggelar Koordinasi Capaian IKU dan Sistem Pengendalian Internal (SPI) di Bogor, Rabu (28/2/2024).

Kegiatan tersebut digelar untuk menetapkan indikator kinerja dan penerapan pengendalian internal di setiap unit kerja demi mewujudkan Good Governance dan Good Government di lingkup BPPSDMP.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern (SPI) Pemerintah dimana penyelenggaraan kepemerintahan harus transparan dan akuntabel.

Hal tersebut juga sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan seluruh penyelenggara kepemerintahan untuk membuat laporan kinerja yang transparan dan akuntabel.

Menurut Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, kinerja yang baik diukur tidak hanya dengan tercapainya target yang telah ditetapkan, tetapi juga memperhatikan aspek pengawasan.

Dijelaskannya, dalam aspek pengawasan tiap unit kerja pemerintah wajib menyampaikan laporan kinerja yang transparan dan akuntabel.

Dedi Nursyamsi yang hadir pada pembukaan acara, juga menyampaikan pentingnya menetapkan indikator kinerja dan pengawasan.

“Setiap organisasi, mempunyai standar pengukuran kinerja yang telah ditetapkan. Untuk mengukur keberhasilan program, pekerjaan atau kegiatan, perlu ditetapkan indikatornya dan yang kita gunakan adalah Indeks Kinerja Utama atau IKU,” kata Dedi.

Baca juga: Panen Perdana di Banjaran, Petani dan Penyuluh Sumringah Hasilkan Produktivitas Padi 6,5 ton/ha

Dedi menjelaskan lebih lanjut, prinsip-prinsip utama yang perlu diperhatikan dalam proses managemen organisasi yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengevaluasian dan pengawasan.

“Para pengelola manajemen, Saya ingatkan prinsip POEC yang merupakan rangkaian proses Planning, Organizing, Evaluating, Controlling (POEC) atau perencanaan, pengorganisasian, pengevaluasian dan pengawasan merupakan fungsi manajemen yang menjadi rangkaian proses yang perlu dilalui untuk mencapai tujuan yang diharapkan,” ujar Dedi

Pentingnya penetapan indikator pengukuran kinerja menjadi penting untuk mengukur keberhasilan suatu program.

“Untuk itulah mengapa, penetapan IKU menjadi pentin tiap unit di lingkup organisasi kita tentu satu dengan lain berbeda, Balai Besar tentu beda IKU nya dari SMKPP," lanjutnya.

"Semakin spesifik (IKU) akan semakin baik dalam upaya mencapai target yang telah ditetapkan, yang perlu diperhatikan dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, evaluasi dan pengawasan. Kemudian pada akhirnya dievaluasi untuk kemudian dilaporkan sebagai laporan kinerja," imbuh Dedi lagi.

Sementara Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, mengingatkan pentingnya penentuan IKU secara spesifik yang mengambarkan capain kinerja tiap unit kerja.

"Penting dilakukan, dialog kinerja ditiap bagian, fungsinya adalah sebagai proses penilaian mandiri (self evaluation), bagaimana kinerja yang telah dicapai, kalau ada hambatan, apa solusi yang dapat diambil," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut Siti Munifah mengevaluasi kinerja dari UPT lingkup BPPSDMP.

Menurutnya, kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman pengendalian internal dan pengukuran capaian IKU seharusnya sudah dimaknai tidak sekedar kewajiban (mandatory) namun kebutuhan bagi organisasi, sehingga diperlukan perbaikan dan pengembangan ke arah yang lebih baik.

Selain itu diberikan penghargaan untuk peraih IKU terbaik lingkup BPPSDMP. Peringkat diberikan kepada Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMKPP) Kupang, diikuti Balai Besar Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi, dan penghargaan ketiga diberikan untuk Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor.

Tampil sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah
Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal Kementerian, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).(***)

Panen Perdana di Banjaran, Petani dan Penyuluh Sumringah Hasilkan Produktivitas Padi 6,5 ton/ha

TANIINDONESIA.COM//BANJARAN - Aktivitas agribisnis padi baik tanam dan panen di berbagai wilayah di Indonesia tampak bergeliat. Petani beserta penyuluh pertanian dengan semangat melakukan tanam dan panen secara periodik untuk menjaga produksi pangan dalam negeri. Salah satunya terlihat di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.

Diketahui sektor pertanian menjadi fokus utama pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam rangka peningkatan produktivitas pertanian nasional.

Geliat tanam dan panen padi di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung, tepatnya di Kampung Ciherang Desa Kiangroke Kecamatan Banjaran. Pelaku agribisnis padi sekaligus pengelola Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Al-Mukhlis panen perdana padi. Tanaman Padi yang dibudidayakan oleh P4S ini sebanyak 40 hektar, terdiri dari padi organik seluas 5 hektar, padi semi organik 5 hektar dan padi konvensional 30 hektar.

Panen perdana padi organik dilakukan di hamparan sawah seluas 0,5 hektar pada Selasa (27/2/2024). Umur tanaman 105 hari setelah tanam ini dipanen oleh kelompok tani didampingi koordinator penyuluh Kecamatan Banjaran dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung.

Baca juga: Audit ISO, Polbangtan Kementan Jaga Mutu Layanan Taraf Internasional

Varietas yang ditanam adalah sintanur dan diberi perlakuan eco-enzym untuk membantu menyehatkan tanaman padi dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi. P4S Al-Mukhlis merupakan pelaku pembanguan pertanian di sektor agribisnis padi, melakukan budidaya dan bergerak di sektor hilir dengan membuka rumah makan, sehingga yang dijual tidak hanya gabah dan beras, namun juga sudah berbentuk nasi dilengkapi lauk pauknya.

Sisa makanan dari rumah makan tersebut dibuat eco-enzyme yang dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman organiknya dan hasil lainnya seperti sabun dan hand sanitizer. Sehingga boleh dikatakan P4S Al-Mukhlis sudah menerapkan pertanian zero waste yang bisa menjadi contoh bagi masyarakat sekitarnya.

“Setelah dilakukan ubinan di 2 titik yaitu 3,68 dan 4,74, setelah dikonversikan menghasilkan produktivitas 6,5 ton/hektar”, demikian keterangan BPS dari Ketua Tim Pertanian BPS Kabupaten Bandung, Dani Wildan Hakim setelah panen selesai dilakukan.

Dadang Sulaeman, pengelola P4S Al-Mukhlis mengunkapkan rasa syukurnya terkait panen yang dilakukan.

“Alhamdulillah hari ini kami melakukan panen perdana padi organik. Padi ini juga dilakukan aplikasi eco-enzyme sebagai komitmen kami menerapkan pertanian organik ramah lingkungan,” ucapnya.

Sedangkan Koordinator Penyuluh Kabupaten Banjaran, Dadang Kustiawan mengatakan hasil ini memuaskan dan optimis panen berikutnya akan menghasilkan produktivitas lebih tinggi lagi.(***)

Audit ISO, Polbangtan Kementan Jaga Mutu Layanan Taraf Internasional

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang berhasil meraih kembali Sertifikat ISO 9001:2015 dan 21001:2018 setelah beberapa waktu lalu melakukan Audit Surveillance. Seremonial penyerahan Sertifikat dilakukan di Polbangtan Yogyakarta Jurusan Pertanian, Senin (26/2/2024).

Pencapaian ini menegaskan komitmen Polbangtan yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian itu dalam menjaga mutu dan kualitas pendidikan yang diakui secara internasional.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, sekolah vokasi seperti Polbangtan Yogyakarta Magelang memiliki peran penting untuk memajukan pertanian.

Mentan Amran menambahkan, pertanian pun dapat digraa digarap dengan cara-cara kekinian. Namun hal tersebut harus didukung oleh SDM yang memadai. Dan Polbangtan menjadi ujung tombak dalam hal tersebut.

Penegasan tentang hal tersebut disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

"SDM memiliki peran penting dalam pertanian. Oleh karena, jika ingin produktivitas meningkat, tingkatkan dahulu kualitas SDM-nya," tegasnya.

Dedi menambahkan, tugas mencetak SDM berkualitas ada di Polbangtan dan PEPI yang menjadi pendidikan vokasi di bawah Kementerian Pertanian.

Dengan alasan tersebut, Dedi memberikan apresiasi atas capaian Polbangtan Yogyakarta Magelang.

Direktur Polbangtan Yogyakarta Magelang, diwakili Ketua Unit Penjaminan Mutu (UPM) Siti Astuti, menjelaskan Audit Surveillance telah dilakukan terhadap para pimpinan, manajemen, dan staf Polbangtan Yogyakarta Magelang sebelum pemberian sertifikasi.

Baca juga: Penyuluh Pertanian Kompeten, Bekal Masa Depan Pertanian Berkelanjutan

“Ada 11 prinsip yang diaudit, yakni bagaimana Polbangtan Yogyakarta Magelang fokus kepada peserta didik dan penerima manfaat, kepemimpinan yang visioner, keterikatan sumber daya manusia (SDM), pendekatan proses, perbaikan berkelanjutan, keputusan berbasis bukti, manajemen hubungan, tanggung jawab sosial, aksesibilitas dan pemerataan, perilaku etis, serta proteksi dan keamanan data,” rinci Siti.

Sertifikasi ISO 9001:2015 adalah standar yang berlaku untuk berbagai jenis organisasi, termasuk institusi pendidikan, rumah sakit, dan bidang usaha jasa lainnya.

“Sertifikasi ISO 9001:2015 menilai apakah sebuah institusi telah memenuhi persyaratan standar dalam mengelola kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan,” lanjut Siti.

Sementara, ISO 21001:2018 adalah standar sistem manajemen yang berfokus pada kualitas dari manajemen organisasi pendidikan.

“Standar ini bertujuan untuk menilai apakah institusi pendidikan telah memberikan layanan dan memenuhi kebutuhan para peserta didik, staf, pengajar, pemilik organisasi, masyarakat umum, dan pihak-pihak terkait lainnya,” katanya.

Dengan diraihnya dua Sertifikasi ISO tersebut, Polbangtan Yogyakarta Magelang telah membuktikan komitmen untuk mengimplementasikan visi misi yang dimiliki. Ia berharap, kedua sertifikat tersebut dapat menjadi modal bagi Polbangtan Yogyakarta Magelang untuk pengembangan serta mencapai visi dan misi.

“Melalui pendidikan yang bermutu unggul, holistis, dan transformasional, Polbangtan Yogyakarta Magelang berkomitmen untuk melahirkan generasi muda pertanian yang kompeten, dan professional baik sebagai job seeker maupun job creator,” tandasnya.(***)

Penyuluh Pertanian Kompeten, Bekal Masa Depan Pertanian Berkelanjutan

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang melalui Tempat Uji Kompetensi (TUK) Mandiri mengadakan Sertifikasi Kompetensi bagi Penyuluh Pertanian Level Supervisor dan Fasilitator pada 19-22 Februari 2024. Ini menjadi kegiatan sertifikasi pertama yang diselenggarakan BBPP Lembang pada tahun 2024.

Sebanyak 30 peserta dari tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, turut serta dalam kegiatan ini.  Adapun 21 orang peserta termasuk dalam level supervisor dan 9 peserta lainnya merupakan level fasilitator.

Tahapan sertifikasi dimulai dari pra asesmen. Pada tahapan ini peserta mengisi form APL-1 dan APL-2 yang kemudian divalidasi oleh asesor. Dilanjutkan dengan ujian tertulis dan observasi.

Sebagai informasi, berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) nomor 043 Tahun 2013 kemampuan yang diharapkan dari penyuluh pertanian level fasilitator adalah menyusun programa penyuluhan pertanian, menyiapkan materi penyuluhan pertanian, menerapkan media penyuluhan pertanian, menerapkan metode penyuluhan pertanian, dan mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian.

Sementara kompetensi yang diharapkan di level supervisor adalah kemampuan yang sama dengan di level fasilitator ditambahkan dengan melaksanakan pengkajian penyuluhan pertanian. Sebagai ujung tombak pembangunan pertanian, penyuluh diharapkan dapat menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dalam mendampingi petani sebagai mitra kerja.

Tahapan demi tahapan dilalui oleh peserta. Suasana tegang dan keseriusan tampak di wajah para peserta. Pada tahap unjuk kerja, peserta melakukan praktik penyuluhan yang dinilai oleh tim asesor. Masing-masing peserta menyampaikan materi yang relevan dan sesuai dengan kondisi di lapangan.

Rangkaian terakhir adalah ujian tertulis. Asesor dan tim TUK Mandiri kemudian melakukan rekapitulasi penilaian peserta.

Giat sertifikasi berakhir pada Kamis (23/2). Koordinator Asesor, Joni Jafri, menyampaikan bahwa seluruh peserta telah dinyatakan kompeten dalam sertifikasi ini. Kini, peserta nampak bahagia dan lega atas hasil yang didapat. Prosesi penutupan kemudian dilanjutkan dengan penyerahan berkas oleh Kepala BBPP Lembang kepada tim Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan koordinator assessor, serta dari Ketua TUK Mandiri kepada tim asesor.

Baca juga: Sambangi P4S Al-Mukhlis, Kepala BPPSDMP Apresiasi Inovasi Teknologi Eco-enzyme untuk Tingkatkan Produksi Padi

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika menutup kegiatan. Ajat Jatnika kembali menegaskan pentingnya peran penyuluh dalam kesuksesan sektor pertanian. Menurutnya, sebagai garda terdepan, penyuluh memiliki kewajiban untuk terus meningkatkan wawasan dan kemampuan teknis, salah satunya melalui sertifikasi kompetensi ini.

Salah satu peserta asal Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi, Jawa Barat, menyampaikan kebahagiaan dan kepuasannya setelah melewati proses sertifikasi ini. Baginya, selain menantang, sertifikasi juga menjadi momen berharga untuk bertemu dengan rekan penyuluh dari berbagai instansi dan daerah, yang memungkinkan mereka saling berbagi ilmu dan pengalaman.

Peningkatan kompetensi penyuluh pertanian menjadi salah satu urgensi dalam menggerakkan sektor pertanian. Penyuluh pertanian berperan sebagai jembatan vital antara petani dengan informasi teknis, inovasi, dan praktik pertanian terbaru yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Mereka juga berperan dalam memfasilitasi adopsi teknologi pertanian yang berkelanjutan.

BBPP Lembang berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan kompetensi penyuluh pertanian  demi kemajuan sektor pertanian di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang menyatakan bahwa menjelaskan bahwa Kementan memberikan perhatian besar kepada seluruh penyuluh pertanian. "Penyuluh pertanian adalah ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani."

Lebih lanjut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan bahwa “sertifikasi sebaik mungkin agar hasilnya positif. Sebab, sertifikasi juga menjadi bukti kompetensi dan kualitas SDM pertanian untuk menjawab tantangan ke depan. (YKO/DRY)

Sambangi P4S Al-Mukhlis, Kepala BPPSDMP Apresiasi Inovasi Teknologi Eco-enzyme untuk Tingkatkan Produksi Padi

TANIINDONESIA.COM//BANJARAN - Sektor pertanian menjadi fokus utama pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Tercatat pada triwulan ketiga tahun 2023, sektor pertanian mencatat pertumbuhan sebesar 1,46% dan memberikan kontribusi sebesar 13,57% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran seluruh insan pertanian yang bekerja keras untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan dalam satu tahun ini pihaknya fokus menggerakkan SDM pertanian untuk mendongkrak produktivitas dan menjaga ketersediaan pangan di Indonesia. “Kita fokus meningkatkan produksi dan produktivitas pangan Indonesia. Kita tidak sendiri ada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk mendampingi para petani di lapangan," kata Amran.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menambahkan bahwa peningkatan produksi komoditas pangan utamanya padi dan jagung menjadi tanggung jawab dan tugas seluruh insan pertanian. “Penting juga untuk menerapkan inovasi dan teknologi dalam mendongrak produktivitas pertanian,” ujar Dedi.

Berkaitan dengan hal tersebut, saat menyambangi salah satu pelaku utama pembangunan pertanian yaitu Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Al-Mukhlis, apresiasi disampaikan oleh Kepala BPPSDMP saat melihat langsung kegiatan P4S. P4S Al-Mukhlis yang konsisten bergerak di agribisnis padi organik tidak hanya di sektor hulu, namun juga hilir. Tahun 2021, saat berkunjung ke P4S Al-Mukhlis pada kegiatan Kunjungan Pers lingkup BPPSDMP, Kepala Badan mengapresiasi P4S Al-Mukhlis yang tidak hanya menjual padi dalam bentuk gabah, namun bisa dalam bentuk beras bahkan bisa membuat restoran bernama Rumah Makan Riung Panyaungan di wilayah persawahannya yang terpantau ramai didatangi pengunjung. Tentunya ini sangat menguntungkan.

Saat ini, inovasi teknologi juga telah dilakukan oleh P4S Al-Mukhlis. Rabu (22/2/2024), Kepala BPPSDMP mengunjungi P4S Al-Mukhlis didampingi Kepala Balai, Kepala Bagian Umum dan Ketua Kelompok Program dan Evaluasi BBPP Lembang. Kepala Badan sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh P4S Al-Mukhlis berkaitan peningkatan produksi padi khususnya padi organik.

Kegiatan dihadiri oleh 6 orang penyuluh pertanian Kecamatan Banjaran. Diskusi santai antara pengelola P4S dan para penyuluh dengan Kepala Badan dan jajarannya di dalam saung di tengah hamparan sawah padi organik yang sedang menguning. Produk hilirisasi yang ditampilkan oleh P4S Al-Muklis yang diketuai H. Nono ini berupa eco-enzyme. Eco-enzyme dibuat dengan memanfaatkan limbah kulit buah dan sisa potongan sayuran dari rumah makan sehingga bisa disebut P4S Al-Mukhlis telah menerapkan pertanian ramah lingkungan zero waste. Eco-enzyme nantinya dijadikan tambahan nutrisi tanaman padi organik sehingga dihasilkan tanaman padi yang sehat dan produktivitasnya meningkat.

[caption id="attachment_1509" align="alignnone" width="300"]Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi Bersama Para Penyuluh Pertanian Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi Bersama Para Penyuluh Pertanian[/caption]

Baca juga: Kementan Gelar Training of Trainer Pupuk Subsidi, 50,987 SDM Pertanian Siap Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Di penghujung kegiatan, Kepala Badan menyampaikan, “Hari ini, saya mengunjungi P4S Al-Mukhlis, ternyata produknya luar biasa dan implementasinya di lapangan juga keren!!. Pertanian organik yang diterapkan dengan memanfaatkan kotoran hewan jadi pupuk kompos, pestisida nabati, pembenah tanah dan produktivitasnya 6-7 hektar, luar biasa” ucap Dedi.

“Ternyata di sini ada yang sudah sama sekali tidak menggunakan pupuk kimia hanya dengan menambahkan kohe, pupuk kompos dan ternyata mampu meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padinya karena dipadupadankan antara pupuk organik dan eco-enzyme sebagai katalisator pertumbuhan tanaman dan hasilnya 12 ton/hektar,” tutur Dedi.

“Implementasi pertanian organik betul betul dilaksanakan di lapangan maka produktivitasnya akan melejit. Penyuluh dan petani jika mengimplementasikan eco-enzyme dipadukan dengan pertanian organik maka tanaman sehat, keuntungan berlipat,” jelas Dedi.

“Terima kasih kepada penyuluh pertanian dan P4S yang menggagas pertanian organik khususnya di Kecamatan Banjaran ini. Tetap semangatt!!,” ucap Dedi mengakhiri kunjungannya.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menambahkan agar pengelola P4S Al-Mukhlis bisa menguji eco-enzyme tentang kandungan nutrisi yang ada di dalamnya agar lebih menguatkan untuk pemanfaatannya bagi petani sekitar.

Dadang Kustiawan, salah seorang penyuluh yang hadir menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan Kepala BPPSDMP. “Ini menjadi motivasi kami penyuluh dan petani untuk terus mengembangkan pertanian yang berbasis organik dengan ditunjang teknologi dari eco-enzyme yg dikembangkan oleh P4S. Kami menjadi lebih semangat bekerja untuk meningkatkan produktivitas dengan pertanian yang berkelanjutan dan terintegrasi.”

Senada dengan yang disampaikan pengelola P4S Al-Mukhlis, Dadang Sulaeman. “Motivasi dari Kepala BPPSDMP akan kami tindaklanjuti dengan terus menerapkan pertanian organik, mengkombinasikan pupuk kompos, kohe dan eco-enzyme,” ucapnya. (Yoko/Che)

Kementan Gelar Training of Trainer Pupuk Subsidi, 50,987 SDM Pertanian Siap Tingkatkan Produktivitas Pertanian

TANIINDONESIA.COM//CIAWI – Sektor pertanian menjadi fokus utama Pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Tercatat pada triwulan ketiga tahun 2023, sektor pertanian mencatat pertumbuhan sebesar 1,46% dan memberikan kontribusi sebesar 13,57% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran seluruh insan pertanian yang bekerja keras untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Dalam rangka meningkatkan produktivitas petani, Pemerintah telah meluncurkan berbagai upaya dukungan pada awal tahun 2024. Salah satunya adalah kemudahan dalam penebusan pupuk bersubsidi dengan menggunakan KTP. Selain itu, Pemerintah terus memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi dan menjaga keterjangkauan harga pupuk nonsubsidi.

Untuk mendukung percepatan tanam di masa tanam Oktober 2023-Maret 2024, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan untuk menambah alokasi pupuk subsidi sebanyak 14 trilyun dengan volume 7,2 juta ton.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran memastikan ketersediaan pupuk di Musim Tanam 1 ini cukup. “Pemerintah memastikan ketersediaan pupuk aman, maka petani fokus bertanam tanpa khawatir tidak ini mendapatkan pupuk bersubsidi. Kami (Kementan) dengan PIHC akan mengawal distribusi pupuk subsidi di musim tanam ini”, tegas Mentan.

Pada berbagai kesempatan, Mentan menegaskan bahwa pupuk adalah salah satu faktor penting dalam usaha tani. Maka dalam rangka peningkatan produktivitas pertanian nasional, khususnya untuk komoditas padi dan jagung. Pemerintah tetap berkomitmen untuk memberikan subsidi terhadap pupuk.

Untuk mendukung keberhasilan tersebut, maka diperlukan dukungan seluruh insan pertanian, tidak terkecuali untuk Penyuluh Pertanian, Dosen, Widyaiswara dan Guru.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSMP) melalui Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) “Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional” pada tanggal 20-22 Februri 2024.

Baca juga: Tingkatkan Produktivitas, Kementan Beberkan 5 Kunci Pemupukan

Kepala Puslatan, Muhammad Amin saat pembukaan Training of Trainer (TOT) Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional yang dilaksanakan di BBPMKP Ciawi melaporkan bahwa sebanyak 48.111 orang, terdiri dari 189 Widyaiswara, 253 Dosen, 63 Guru, dan 47.606, penyuluh pertanian (PNS, PPPK, THL Pusat, THL Daerah, THL Pendamping, dan Mantri Tani) di seluruh Indonesia akan mengikuti kegiatan TOT yang dilaksanakan secara hybrid ini (20/02/2024).

“Realisasi registrasi online peserta TOT saat ini mencapai 50.987 orang peserta dengan persentase mencapai 105,98 % dari target sasaran peserta sebesar 48.111 orang. Melalui TOT ini diharapkan peran SDM Pertanian seperti Widyaiswara, Dosen, Penyuluh Pertanian dan Guru untuk mendampingi petani dalam pengelolaan pupuk subsidi dan peningkatan produksi padi dan jagung Nasional berjalan sesuai dengan tujuan”, ungkap Amin.

Mewakili Mentan, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi pada saat membuka Training of Trainer (TOT) Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional mengatakan sebagai insan pertanian, tugas kita bersama untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.

“Saudara-saudaraku Widyaiswara, Dosen, Penyuluh Pertanian dan Guru serta insan pertanian lainnya telah menjadi tanggung jawab dan tugas kita untuk meningkatkan produksi dan produktivitas produk pertanian khususnya padi dan jagung. Kita pastikan sarana dan prasarana seperti benih, bibit, pupuk, alsintan ada saat petani akan melakukan tanam. Kita harus hadir memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi di lapangan”, pesan Dedi.

Dedi juga menekankan pentingnya inovasi dan teknologi dalam mendongrak produktivitas pertanian. Widyaiswara, Dosen, Penyuluh Pertanian dan Guru dan insan pertanian lainya merupakan pendamping petani, maka kita pastikan petani benar dan tepat dalam memilih benih dan bibit, penanganan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman, pemanfaatan IoT hingga proses panen dan pasca panen.

“Keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian. Untuk itu diperlukan langkah awal dalam rangka peningkatan wawasan dan pemahaman serta penyamaan persepsi khususnya dalam tata kelola pupuk bersubsidi, efisiensi penggunaan serta penerapan inovasi pertanian lainnya sebagai alternatif pengganti pupuk kimia, khususnya dalam rangka mencapai swasembada padi dan jagung”, kata Dedi.

Narita salah seorang penyuluh pertanian dari kabupaten Bogor mengapresiasi penyelenggaraan TOT ini. “Ini merupakan sarana kami para penyuluh untuk meningkatkan pengetahuan terkait sektor pertanian khususnya terkait pupuk subsidi. Bersama dengan petani dilapangan kami akan menerapkan apa yang telah kami dapatkan selama pelatihan ini”, ungkapnya.(***)

Tingkatkan Produktivitas, Kementan Beberkan 5 Kunci Pemupukan

TANIINDONESIA.COM//CIAWI - Hantaman elnino berdampak pada produktivitas sektor pertanian. Bergesernya masa tanam dan masa panen menyebabkan kelangkaan beras dipasaran yang menyebabkan harga beras naik secara signifikan dan mendorong harga-harga komoditas lainnya naik sehingga memicu terjadinya inflasi.

Menghadapi fenomena ini, Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan pembenahan besar-besaran untuk meningkatkan produksi pangan strategis utamanya padi dan jagung. Menggerakkan sumberdaya manusia (SDM) pertanian khususnya Penyuluh Pertanian, Widyaiswara, Guru dan Dosen.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan dalam satu tahun ini pihaknya focus menggerakkan SDM pertanian untuk mendongkrak produktifitas untuk menjaga ketersediaan pangan di Indonesia.

“Kita fokus meningkatkan produksi dan produktivitas pangan Indonesia. Kita tidak sendiri ada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk mendampingi para petani di lapangan," kata Amran.

“Sedangkan masalah utama dalam penurunan produksi adalah pupuk, keterbatasan alsintan serta kesulitan benih. 2019-2022 swasembada kita raih 2 kali dan menurun karena El Nino, tapi saat ini kita bersinergi untuk meraih kembali swasembada,” sambungnya.

Tentunya hal ini menuntut peningkatan kinerja penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan pertanian sebagai fungsi peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pertanian melalui pendampingan efektif kepada pelaku usaha tani di lapangan”, jelas Mentan Amran.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi saat menjadi narasumber pada Training of Trainer Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional di BBPMKP Ciawi (20/02/2024) mengatakan bahwa saat ini 10 negara sudah mengalami krisis pangan akibat dampak covid, climate change dan El Nino.

Bahkan Myanmar dan Vietnam yang merupakan negara produsen, menahan beras mereka untuk ekspor untuk memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri.

Baca juga: Genjot Produksi Padi dan Jagung Nasional, Kementan Siapkan SDM Unggul

“Peningkatan produktivitas dan produksi pertanian diantaranya tersedianya sarana prasarana pertanian seperti pupuk, benih, pestisida, irigasi, asuransi selain itu petani mengerti memahami informasi teknologi pertanian. Salah satunya dengan menggunakan varietas tinggi dan yang terpenting pastikan penyuluh pertanian mendampingi petani dalam implementasi teknologi pertanian,” ujar Dedi.

Terkait pupuk, Dedi membeberkan 5 kunci utama dalam pemupukan. “Kunci sukses dalam pemupukan adalah 5 T. T yang pertama adalah tepat jenis, pada saat pemupukan harus tepat menentukan jenis pupuk apa yang dibutuhkan oleh tanaman. T kedua adalah tepat dosis. Tepat dosis memiliki tujuan agar dosis yang diberikan ke tanaman tidak terlalu banyak atau tidak terlalu sedikit. Jika pemberian pupuk sedikit, tanaman masih kekurangan unsur yang dibutuhkan. Jika terlalu banyak tanaman akan overdosis dan bisa menjadi toksik”, papar Dedi.

Dihadapan peserta ToT, Dedi menambahkan 3 T lainnya, yakni tepat waktu, tepat cara, dan tepat sasaran. Pemberian pupuk hendaknya dilakukan dengan baik dan benar. Misalnya, disesuaikan kapan tanaman ini membutuhkan asupan lebih unsur hara.

Hal ini bertujuan agar tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Lokasi dan tempat penanaman pun perlu diperhatikan. Contohnya, jika lokasi pemupukan terletak pada ketinggian dan kecepatan anginnya sangat besar, tidak disarankan menggunakan pupuk cair dan disemprotkan. Pemupukan juga harus memperhatikan cara peletakan pupuk pada tanaman. Sebab, hal ini bisa memengaruhi hasil penyerapan pupuk pada tanaman. Dan kunci yang terakhir adalah pemupukan harus sesuai dengan ketentuan. Cara pemberian pupuk yang salah dapat membuat pupuk terbuang sia-sia ataupun tercuci oleh air dan teridentifikasi.

Di akhir materi, pria yang akrab disapa Prof ini meminta seluruh peserta ToT memasifkan informasi terkait pertanian khususnya pemanfaatan pupuk guna peningkatan produktifitas pertanian khususnya padi dan jagung.(***)

Genjot Produksi Padi dan Jagung Nasional, Kementan Siapkan SDM Unggul

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA – Hantaman El nino sejak Februari 2023 hingga kini sangat mempengaruhi produksi bahan pangan. Padi dan jagung merupakan komoditas yang strategis. Tingginya permintaan masyarakat terhadap kedua komoditas ini telah mendorong kebijakan impor bila produksi dalam negeri tidak mencukupi. Dengan latar belakang inilah maka produksi padi dan jagung harus terus ditingkatkan.

Kementerian Pertanian (Kementan) telah menerapkan pendekatan holistik yang mendukung budidaya padi dan jagung. Dukungan sarana dan prasarana ditujukan pada proses hulu sampai hilir, dari penyiapan lahan sampai pengolahan. Pada setiap proses ini, upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga terus dilakukan.

Saat ini Kementan tengah fokus meningkatkan produksi padi dan jagung nasional dalam satu tahun ke depan. Salah satunya dengan melakukan akselerasi percepatan tanam di seluruh Indonesia sebagai solusi kebijakan impor yang dilakukan akibat dampak cuaca ekstrem El Nino beberapa bulan lalu.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, "Kebijakan akselerasi tanam ini sangat penting kita lakukan untuk menekan impor yang dilakukan akibat dampak el nino. Hari ini kita letakan pondasinya agar ke depan kita bisa swasembada".

Sejak 2014 alokasi pupuk subsidi kurang lebih 9,5 juta ton dan mengalami penurunan di tahun 4,8 juta ton di tahun 2018 hingga kini. Penurunan ini dipengaruhi oleh kelangkaan bahan baku pupuk. Dalam rangka mempercepat masa tanam satu (MT I) yang telah berlangsung sejak Oktober 2023, Mentan Amran juga menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan petani, dari pupuk subsidi, benih gratis, hingga kemudahan menebus solar subsidi.

Baca juga: Jadi Komoditas Andalan, BBPP Kementan Tingkatkan Produktivitas Selada di Lahan Inkubator Agribisnis

Mentan menambahkan Dukungan nyata pun diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menambah alokasi pupuk subsidi sebesar Rp 14 triliun 2024 atau senilai 7.2 juta ton.

Sebagai unit kerja yang memiliki tupoksi untuk meningkatkan kualitas SDM Pertanian, Maka Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan akan menggelar Training of Trainers (TOT) Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi yang akan dilaksanakan pada tanggal 20-22 Februari 2024 di BBPMKP Ciawi yang akan dibuka langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman.

Pada acara Konferensi Pers yang dilaksanakan secara online Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan TOT ini akan diikuti oleh peserta 48.111 yang terdiri dari 189 widyaiswara, 253 Dosen, 63 Guru SMKPP lingkup Kementan, 24.607 Penyuluh Pertanian PNS, 12.480 Penyuluh Pertanian PPPK, 1.744 Penyuluh Pertanian THL APBN, dan 8.775 penyuluh pertanian THL BPBD (19/02/2024).

"Seluruh peserta TOT yang akan menjadi kepanjangan tangan Kementan untuk mensosialisasikan terkait kebijakan pupuk bersubsidi ini. Kita harus memastikan sarana dan prasarana ada di lapangan saat akan masuk musim tanam”.ujar Dedi

Dedi menambahkan, adanya inovasi dan penerapan teknologi yang tepat juga perlu di perhatikan. Gunakan benih, bibit yang baik serta perhatikan nutrisi untuk tanaman yakni pupuk.

“Kita maksimalkan penggunaan pupuk hayati, pupuk organik, pestisida hayati, bio organik. Yang terpenting adalah pemupukan harus berimbang", pesan Dedi.

Berulang kali Dedi mengingatkan bahwa penyuluh merupakan pendamping petani di lapangan. Maka penyuluh wajib hadir dalam segala kondisi petani di lapangan. Bersama petani, penyuluh harus mendongkrak produksi dan produktivitas padi dan jagung.

Diakhir acara, Dedi menjelaskan bahwa Narasumber yang dihadirkan selama TOT berlangsung merupakan para ahli dalam Pengelolaan Pupuk Subsidi dalam Peningkatan Produktivitas Padi dan Jagung, Mekanisme Pemanfaatan Pupuk Subsidi, Pemupukan Berimbang, Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), dan Optimalisasi Lahan Rawa untuk Meningkatkan Produktivitas Padi dan Jagung

"TOT ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam pengelolaan pupuk subsidi dan peningkatan produksi padi dan jagung nasional dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani," tutup Dedi.(***)

Jadi Komoditas Andalan, BBPP Kementan Tingkatkan Produktivitas Selada di Lahan Inkubator Agribisnis

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang kembali menggelar kegiatan rutin Jumat Bersih. Namun suasana berbeda nampak pada Jumat (16/02). Untuk mengisi pekan ini dilakukan penanaman selada di lahan Inkubator Agribisnis BBPP Lembang, tepatnya di sudut utara area packing house.

Kegiatan turut dihadiri oleh kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, serta melibatkan seluruh pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN), Tenaga Harian Lepas (THL), dan peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) di BBPP Lembang.

Ajat kemudian menyampaikan bahwa “tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasa memiliki seluruh pegawai terhadap Inkubator Agribisnis BBPP Lembang”. Menurutnya, lahan Inkubator Agribisnis bukan hanya sekadar area produksi, namun juga menjadi show window dan tempat pembelajaran yang menjadi inti dari kegiatan di sebuah balai pelatihan.

Tidak hanya itu, Ajat juga berharap sebagai bagian dari Kementerian Pertanian, khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), seluruh pegawai dapat menggenjot produktivitas terutama tanaman hortikultura yang potensial untuk dibudidayakan di wilayah Lembang.

Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman yang terus mendorong seluruh pelaku usaha tani untuk terus menggenjot produktivitas tanaman pangan maupun hortikultura.

Baca juga: Komitmen Raih Zona Integritas WBK-WBBM Wujudkan Reformasi Birokrasi

Senada, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi juga menyatakan bahwa agribisnis terutama komoditas hortikultura menjadi salah satu pasar yang menjanjikan. Ia kemudian membagikan tiga kunci peningkatan produktivitas dan produksi yakni benih, nutrisi tanaman, dan pemasaran.

Penanaman selada dilakukan dengan serius dan penuh semangat. Sebanyak 400 benih tanaman selada dimasukkan ke dalam 200 polybag dengan harapan dapat menjadi salah satu hasil komoditas yang akan memberikan manfaat bagi BBPP Lembang serta para pelaku pertanian di sekitar wilayahnya.

Terlebih didukung dengan kondisi geografis BBPP Lembang yang memungkinkan tanaman selada dapat tumbuh dengan baik. Di Inkubator Agribisnis BBPP Lembang tanaman selada dibudidayakan dengan metode konvensional menggunakan polybag maupun hidroponik dengan sistem NFT dan DFT.

Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk mempererat kebersamaan serta meningkatkan kesadaran pegawai BBPP Lembang akan pentingnya pertanian sebagai salah satu sektor utama dalam pembangunan nasional. (DRY/YKO)

Komitmen Raih Zona Integritas WBK-WBBM Wujudkan Reformasi Birokrasi

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Zona Integritas (ZI) merupakan sebutan atau predikat yang diberikan kepada kementerian, lembaga dan pemerintah daerah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai niat (komitmen) untuk mewujudkan WBK dan WBBM melalui upaya pencegahan korupsi, reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menghendaki reformasi birokrasi di lingkup Kementerian Pertanian terus berjalan dan terkawal baik. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi juga menyerukan jajarannya dapat memahami dan memiliki komitmen wujudkan reformasi birokrasi.

Dalam rangka Penilaian Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi-Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (ZI WBK-WBBM) pada Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian tahun 2024, diadakan kegiatan pendampingan teknis oleh Tim Inspektorat Investigasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 2, 5-6 Februari 2024 secara hybrid.

Berdasarkan PermenPAN RB Nomor 90 tahun 2021, dalam pembangunan ZI WBK/WBBM, fokus pelaksanaan reformasi birokrasi tertuju pada 2 sasaran utama yaitu: 1) terwujudnya pemerintahan yang bersih dan akuntabel antara lain diperoleh dari nilai persepsi anti korupsi, 2) Kualitas pelayanan publik yang prima, diperoleh dari nilai persepsi kualitas pelayanan.

Tahun 2024 ini, ada perubahan mekanisme pengusulan unit kerja yang berhak memperoleh predikat WBK/WBBM. Pembangunan ZI WBK/WBBM dimulai dari dilakukannya Survei Persepsi Kualitas Pelayanan (SPKP) dan Survei Persepsi Anti Korupsi (SPAK) kepada pengguna jasa di setiap unit kerja. Jika nilai SPKP dan SPAK setiap unit kerja melebihi standar yang telah ditetapkan maka bisa diusulkan untuk melakukan penilaian mandiri pembangunan ZI WBK/WBBM. Hasil penilaian mandiri diajukan ke masing-masing eselon I. Setelah itu baru diajukan ke Tim Penilai Internal Itjen Kementan untuk diusulkan ke KemenPANRB. Jika lolos serangkaian penilaian lagi, baru bisa ditetapkan menjadi unit kerja berpredikat WBK atau WBBM.

Baca juga: Ketahanan Pangan, Kementan Bagi Puluhan Ribu Bibit Cabai untuk Masyarakat DIY

Secara teknis, Tim Inspektorat Investigasi membahas 2 agenda kegiatan selama pertemuan, yaitu pendampingan pengisian Survei Persepsi Kualitas Pelayanan (SPKP) dan Survei Persepsi Anti Korupsi (SPAK). Survei dilakukan selama 3 bulan hingga bulan Maret 2024 dan dilaporkan bulan April 2024.   SPKP terdiri dari 8 pertanyaan dan SPAK pertanyaan. Jika nilai SPKP > 3,2 dan nilai SPAK > 3,6 maka bisa lolos ke tahap pengisian Lembar Kerja Evaluasi (LKE).

Ada 6 area perubahan di dalam LKE yang harus dipenuhi dokumennya, yaitu area manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan akuntabilitas, penguatan pengawasan dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Unit kerja dinyatakan memperoleh predikat WBK jika meraih nilai minimal 75, dan memperoleh predikat WBBM jika meraih nilai minimal 85.

Hasil evaluasi survei SPKP dan SPAK tahun 2023 lalu, BBPP Lembang sudah bisa memenuhi standar minimal nilai dari 111 orang responden yang mengisi survei, yaitu perwakilan alumni pelatihan, alumni PKL/magang, stakeholder yang melakukan kunjungan ke BBPP Lembang, dan pihak yang bekerjasama dalam pemanfaatan sarana prasarana. Namun pada tahap selanjutnya penilaian terhadap 6 area perubahan, ada 2 area yang nilainya di bawah standar yaitu area penataan tata laksana dan peningkatan kualitas pelayanan publik, sehingga BBPP Lembang tidak lolos untuk diusulkan sebagai unit kerja berpredikat WBK/WBBM.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, saat apel pagi, Senin (5/2/2024), meminta semua lini di BBPP Lembang memahami dan ikut berperan aktif dan berkomitmen dalam pembangunan ZI WBK/WBBM. “Ini merupakan tuntutan dari reformasi birokrasi untuk melakukan pelayanan kepada publik kita lebih baik lagi. Pembangunan ZI WBK/WBBM ini juga mempengaruhi nilai tunjangan kinerja karena saat ini Kementerian Pertanian masih 80%. Saya berharap tahun 2024 BBPP Lembang bisa lebih baik lagi dalam hal implementasi reformasi birokrasi dalam kerangka pembangunan ZI WBK/WBBM,” tuturnya. (Yoko/Che)