15 Mei 2025

Hari: 22 Maret 2024

Kementan Dorong Kualitas dan Nilai Produk, Lewat Pelatihan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menggelar "Pelatihan Vokasi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Buah dan Sayuran", 13-20 Maret 2024. Kegiatan diikuti 30 penyuluh pertanian yang berasal dari empat provinsi wilayah kerja BBPP Lembang, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Banten.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendorong petani mengembangkan berbagai produk olahan dari hasil pertanian, sehingga tidak lagi menjual produk mentah (raw product).

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengingatkan petani untuk tidak lagi berpikir tanam, petik lalu jual.

“Bukan lagi jamannya, petani bekerja sendiri-sendiri. harus berjamaah seperti pada KEP dan KWT (Kelompok Wanita Tani] didampingi penyuluh," kata Dedi.

Pelatihan ini menjadi upaya Kementan dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk hortikultura, terutama penanganan pascapanen. Karena, proses penanganan pascapanen yang tepat menjadi kunci utama.

Kegiatan pascapanen buah dan sayuran merupakan salah satu aspek penting dalam usahatani yang memerlukan perhatian khusus.

Pelatihan dilaksanakan dengan metode klasikal dan praktik. Selama tujuh hari berlatih, peserta diberikan materi inti yang mencakup berbagai aspek dari hulu ke hilir, antara lain Good Handling Practices, Good Manufacturing Practices, SOP Pengolahan Hasil dan Buah, hingga Teknologi Pasca Panen Hasil Buah dan Sayuran.

Baca juga: P4S Lembah Kamuning Kuningan Konsisten Ajak Petani Terapkan Integrated Farming

Materi disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Lembang yang bertujuan agar peserta memahami seluruh tahapan pasca panen dan pengolahan hasil hingga produk siap dipasarkan.

Salah satu materi yang menarik adalah tentang pengemasan dan pelabelan. Peserta diajak mencoba berbagai teknik pengemasan dan pelabelan untuk membuat produk lebih tahan lama, dan meningkatkan nilai jual suatu produk.

Materi lain yang disampaikan adalah Teknologi Pengolahan Hasil Buah dan Sayuran, peserta praktik teknik pengemasan dan pengolahan cabai, dan Teknologi Pasca Panen Hasil Buah dan Sayuran.

Untuk memperkaya pengalaman peserta, BBPP Lembang juga mengadakan kunjungan lapangan ke Pisang Linting Ceu Popon, salah satu UMKM di Kabupaten Bandung.

Pelatihan ditutup Rabu (20/3/2024) oleh Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika. Pada kesempatannya Ia menegaskan bahwa ilmu yang didapat harus disebarluaskan kepada petani dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di masing-masing wilayah.

"Pelatihan ini sebagai awal dari upaya peningkatan kualitas komoditas unggulan di daerah," katanya.

Biryati, salah satu peserta dari Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara, mengakui manfaat besar yang diperoleh dari pelatihan ini. Ia melihat pelatihan sebagai kesempatan untuk berbagi ilmu antar penyuluh dan memperluas relasi.

"Materi yang didapat juga dinilai relevan dengan perkembangan pasar saat ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pelaku usaha di wilayah kerja penyuluh," tuturnya.

P4S Lembah Kamuning Kuningan Konsisten Ajak Petani Terapkan Integrated Farming

TANIINDONESIA.COM//KUNINGAN - Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Jawa Barat, secara periodik melakukan penumbuhan dan penguatan bagi pengelola Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) di wilayah binaan Provinsi Jawa Barat.

Salah satunya melakukan pendampingan di P4S Lembah Kamuning, Kuningan, Rabu (20/3/2024), yang konsisten menerapkan integrated farming.

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) merupakan sarana untuk pengembangan SDM pertanian yang strategis karena dimiliki dari, oleh, dan untuk petani. Dilengkapi sarana pembelajaran yang memadai dan usahatani yang berjalan dengan baik, P4S menjadi mitra pemerintah untuk mencetak SDM pertanian yang handal.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, penguatan SDM harus dilakukan untuk memperkuat sektor pertanian, sekaligus mendukung upaya mencapai swasembada.

“Saya optimis bahwa dua sampai tiga tahun ke depan Indonesia akan kembali mencapai swasembada pangan, terutama dalam produksi padi dan jagung, jika didukung SDM yang berkualitas,” tutur Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

Pernyataan tersebut diperkuat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

Dijelaskannya, sumber daya manusia pertanian menjadi faktor kunci  keberhasilan program pembangunan pertanian.

“Untuk itu, saya minta semuanya baik itu petani, penyuluh pertanian, petani milenial, KWT, kelompok tani, gapoktan, pengelola P4S, ikamaja, dan seluruh insan pertanian bahu membahu saling mendukung untuk peningkatan produksi pangan,” katanya.

“Kuncinya terapkan agribisnis dan memanfaatkan teknologi karena hal itu yang dapat memacu produktivitas di bidang pertanian,” imbuh Dedi lagi.

Sementara Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menjelaskan jika pembinaan dan pendampingan yang dilakukan berupa kegiatan pelatihan, sertifikasi bagi pengelola P4S, magang, kemitraan menjadikan P4S sebagai narasumber kegiatan Bertani on Cloud, layanan konsultasi, memfasilitasi kegiatan pertemuan forum P4S, mengikutsertakan di berbagai kegiatan pameran, melakukan pendampingan langsung di lapangan dan mengidentifikasi penumbuhan embrio P4S.

Ajat Jatnika menambahkan, keberadaan P4S di tengah masyarakat sebagai lembaga pelatihan dan memiliki keunggulan di bidang usahataninya menjadi agent of change.

“Ini untuk bisa mengubah paradigma bahwa pelatihan pertanian tidak hanya sebatas meningkatkan kompetensi subyek penyuluhan namun hingga meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian. Keunggulan usahatani yang dikelola P4S bisa menjadi proses pembelajaran dan materi penyuluhan dari petani untuk petani,” ucapnya.

Baca juga: Antisipasi Cuaca Esktrem, Kementan Jadikan Pompanisasi Solusi Perluas Areal Tanam

Ia mengatakan, tahun 2024 dilakukan kegiatan penumbuhan dan penguatan P4S dalam rangka evaluasi kegiatan P4S dan identifikasi embrio P4S. Bekerjasama dengan dinas pertanian kabupaten/kota, tim bergerak melakukan pendampingan ke puluhan P4S di wilayah Jawa Barat. Salah satunya di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

Ajat menjelaskan, Kecamatan Cigugur merupakan dataran tinggi dan menjadi salah satu sentra peternakan sapi perah di Kabupaten Kuningan. Hal ini terlihat di sepanjang jalan terdapat peternakan sapi dan domba.

P4S Lembah Kamuning yang terbentuk tahun 2013, diketuai oleh Danny Eko Prasetyo dan saat ini terklasifikasi sebagai P4S utama sejak tahun 2019.

"Aktivitas peternakan terus menggeliat di sini. Belasan ekor sapi perah yang dikelola, setiap hari diberi pakan dari rumput gajah yang ditanam sendiri dan ditambahkan pakan lain yaitu silase. Sapi dimandikan 2 kali sehari dan setelah itu diperah susunya kemudian susu dimasukkan ke ruang pendingin dan disterilisasi dan dikirim ke Padalarang Kabupaten Bandung Barat," tutur Danny.

Ia menjelaskan, rata-rata 1 ekor sapi menghasilkan 17 liter susu setiap harinya, sehingga dalam 1 hari P4S Lembah Kamuning menghasilkan 250 liter susu sapi segar. Pengolahannya menjadi susu pasteurisasi dan yoghurt yang dipasarkan ke berbagai segmentasi baik pasar modern dengan brand Yoseo.

Danny juga mengatakan, P4S Lembah Kamuning menerapkan integrated farming.

"Kita memiliki instalasi pengolahan limbah sendiri dan mengolah kotoran hewan menjadi pupuk kompos dan pupuk organik cair untuk diaplikasikan ke pakan ternaknya dan dijual atau dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan pupuk kompos untuk usahataninya," katanya.

Untuk kegiatan permagangan dan pelatihan, P4S Lembah Kamuning menerima kegiatan magang bagi siswa dan mahasiswa pertanian peternakan, menerima kunjungan anak sekolah untuk mengenalkan dunia pertanian sedari dini dan mengajarkan pola hidup sehat minum susu segar setiap hari.

P4S Lembah Kamuning juga konsisten melakukan penyuluhan dan pelatihan bagi kelompok peternak melalui berbagai pertemuan rutin.

"Kita mengajak petani peternak untuk menerapkan pertanian organik dengan memanfaatkan kotoran hewan supaya tidak hanya dibuang yang justru menimbulkan pencemaran lingkungan. Selain itu juga kerap menjadi narasumber di berbagai pertemuan untuk terus menggaungkan pertanian organik," tukasnya.