Antisipasi Cuaca Esktrem, Kementan Jadikan Pompanisasi Solusi Perluas Areal Tanam
TANIINDONESIA.COM//BANTUL – Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas padi. Salah satunya, memperkuat Perluasan Areal Tanam (PAT) padi melalui pompanisasi di lahan-lahan pertanian.
Untuk mendukung terobosan tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui Polbangtan Yogyakarta Magelang melakukan identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) Perluasan Areal Tanam Pompanisasi yang dilaksanakan Rabu (13/3/2024), di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Identifikasi ini menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, yang meminta semua kabupaten dan kota di Indonesia agar memasifkan pompanisasi dengan memanfaatkan sumber air terdekat untuk perairan pertanian.
“Kami mendorong kabupaten dan kota di seluruh Indonesia agar memanfaatkan sumber air terdekat baik yang berasal dari sungai maupun bendungan. Langkah ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem El Nino yang berlangsung panjang sejak tahun 2023 lalu,” kata Amran dalam keterangan di Jakarta.
Menurutnya, pompanisasi merupakan solusi cepat dalam menghadapi El Nino di sejumlah daerah. Nantinya, sistem pompa ini akan terintegrasi dengan paket layanan solar alsintan dan juga benih gratis bagi para petani yang mau mempercepat tanam di MT II Maret 2024.
Baca juga: Kabupaten Cianjur Optimalkan Perluasan Areal Tanam untuk Peningkatan Produksi Padi
Senada dengan pernyataan Mentan Amran, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bahu membahu mengatasi krisis pangan global yang terjadi karena adanya peperangan dan El-Nino yang terjadi sejak 2023.
“Gara-gara El Nino ini stok beras turun signifikan. Padahal di tahun-tahun dulu kita bisa menghasilkan 32,5 Juta ton, tahun ini hanya 30 juta ton beras, sementara jumlah manusia yang makan semakin meningkat, hampir 4 juta tiap tahunnya,” terangnya.
Ditambahkan Dedi, Krisis pangan global adalah dari konflik, proyektil, dan adanya perang Rusia – Ukrania, dampak sangat luar biasa.
“Dampak ini luar biasa, menyebabkan pasokan pangan di dunia itu turun. Sementara mulut yang harus diberi makan terus bertambah,” tambahnya.
Dedi menyebut salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas.
Selain itu, Optimalisasi lahan juga diperhatikan, di mana upaya akan dilakukan untuk memanfaatkan lahan secara maksimal, termasuk tumpang sari lahan perkebunan. Dengan memanfaatkan lahan yang ada secara lebih efisien, diharapkan dapat meningkatkan produksi
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, menyampaikan Kabupaten Bantul mendapatkan target PAT dan pompanisasi sebanyak 1.596 hektare.
“Oleh karena itu Dinas akan mengidentifikasi usulan CPCL dan akan bersinergi dengan Babinsa setempat sekaligus mengindentifikasi pompa existing,” terangnya.
Sementara itu, perwakilan Polbangtan YoMa, Geraldo Adinugra Rimartin, menerangkan jika identifikasi diawali dengan melakukan koordinasi di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul.
Dijelaskannya, koordinasi tersebut dimaksudkan untuk meminta pendampingan di lapangan untuk melakukan survey sumber air sekaligus permintaan data perluasan areal tanam dan usulan bantuan pompanisasi.
“Hasil identifikasi yang telah dikumpulkan tersebut selanjutnya direkap untuk dilaporkan ke Kementerian Pertanian,” terangnya.