15 Mei 2025

ABI

PMO Mitra Tani Bulog Gandeng ABI Terapkan Teknologi Biostimulan, Produksi Padi di Karawang Meningkat

TANIINDONESIA.COM//KARAWANG - Penerapan teknologi biostimulan dinilai efektif meningkatkan produksi padi. Hal itu dibuktikan dari produksi padi di Karawang yang mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dari sebelumnya. Meningkatnya produksi padi lantaran PMO Mitra Tani Bulog menggandeng Asosiasi Bio-agroinput Indonesia (ABI) bersama PT Artha Prima Humatindo dan PT Prima Agro Tech berkolaborasi dalam perbaikan sistem budidaya.

Melalui kolaborasi ini, diperkenalkan konsep budidaya terjadwal yang mengandalkan pola aplikasi input pertanian secara terjadwal sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) serta penerapan teknologi biostimulan dan biopestisida.

Pendekatan ini bertujuan untuk mengembalikan kesuburan tanah, meningkatkan efisiensi input pertanian dan secara signifikan mendongkrak produktivitas. Penerapan teknologi ini dilakukan di sawah milik Bulog seluas 8,5 hektare di Desa Kepuh dan Desa Cikalong, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Kegiatan ini untuk membuktikan implementasi teknologi budidaya padi dengan SOP mampu meningkatkan produktivitas padi dari 3 ton/hektare GKP menjadi rata-rata 7 ton/ hektare GKP dengan biaya rendah dan penyehatan tanah.

Acara ini dihadiri oleh pimpinan wilayah Bulog Jawa Barat, pimpinan cabang Bulog Karawang, tim PMO Mitra Tani Bulog, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang, Guru besar IPB University sebagai ahli tanah, Komandan Distrik Militer (Kodim) Kabupaten Karawang serta undangan lainnya.

Berdasarkan perhitungan BPS, hasil ubinan di tiga titik plot berbeda menunjukan hasil dalam GKP yakni 6.49 ton/hektare, 8.19 ton/hektare dan 7.58 ton/hektar. Hasil tersebut menunjukan kenaikan produksi signifikan dari 3 ton/hektare di rata-rata hasil panen sebelumnya.

Guru Besar Jurusan Ilmu Tanah IPB University Prof Budi Mulyanto mengatakan, peningkatan hasil panen ini diperoleh melalui perbaikan dalam Standar Operating Procedure (SOP) budidaya dari pengolahan tanah hingga panen yang terstruktur dan tercatat secara kuantitatif.

“Varietas Inpari 32 yang digunakan ini memiliki potensi mencapai 10 ton/hektare, dengan perbaikan SOP dan pengembalian kesehatan tanah menjadi kunci untuk peningkatan hasil ini,” ujarnya, Sabtu (3/5/2025).

Teknologi budidaya padi yang disusun menjadi SOP terintegrasi dapat mempermudah petani dalam menjalankan budidaya melalui panduan lengkap mulai dari jadwal tanam, dosis dan volume aplikasi hingga spesifikasi teknis produk seperti pupuk, biostimulan dan pestisida.

SOP ini juga menjelaskan secara rinci seperti, waktu yang tepat dilakukan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit hingga aplikasi biostimulan sehingga menghasilkan pertanian pintar dan presisi.

Pimpinan Cabang Bulog Karawang Umar Said mengatakan, keberhasilan ini tidak lepas dari pendampingan teknis yang intensif serta pemberian senyawa humat dan biostimulan yang meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman.

Peningkatan produktivitas ini juga merupakan bagian dari upaya mendukung program pemerintah untuk swasembada pangan dan memenuhi kebutuhan beras nasional.

Pimpinan Wilayah Bulog Jawa Barat Muhammad Alexander juga menyebutkan bahwa di Perum BULOG Jawa Barat telah mampu menyerap gabah langsung dari petani sebanyak 252.000 ton gabah atau 55.12 % dari target yang ditetapkan kantor pusat.

Salah seorang petani Eman juga mengaku puas dengan hasil panen kali ini. ”Alhamdulillah setelah memakai produk-produk tersebut hasilnya terlihat, saya berharap bisa menggunakan kembali di musim tanam berikutnya,” ujarnya.

Keberhasilan panen raya di Karawang ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara Bulog, pelaku teknologi pertanian dan petani lokal mampu menciptakan lompatan produktivitas yang signifikan.

Dengan penerapan pertanian pintar dan presisi berbasis teknologi serta pendampingan intensif, diharapkan model ini dapat direplikasi di wilayah lain untuk memperkuat ketahanan pangan nasional secara menyeluruh.(***)