15 Mei 2025

Berita terbaru

Berita utama

Berita terpopuler

Sambangi P4S Al-Mukhlis, Kepala BPPSDMP Apresiasi Inovasi Teknologi Eco-enzyme untuk Tingkatkan Produksi Padi

TANIINDONESIA.COM//BANJARAN - Sektor pertanian menjadi fokus utama pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Tercatat pada triwulan ketiga tahun 2023, sektor pertanian mencatat pertumbuhan sebesar 1,46% dan memberikan kontribusi sebesar 13,57% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran seluruh insan pertanian yang bekerja keras untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan dalam satu tahun ini pihaknya fokus menggerakkan SDM pertanian untuk mendongkrak produktivitas dan menjaga ketersediaan pangan di Indonesia. “Kita fokus meningkatkan produksi dan produktivitas pangan Indonesia. Kita tidak sendiri ada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk mendampingi para petani di lapangan," kata Amran.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menambahkan bahwa peningkatan produksi komoditas pangan utamanya padi dan jagung menjadi tanggung jawab dan tugas seluruh insan pertanian. “Penting juga untuk menerapkan inovasi dan teknologi dalam mendongrak produktivitas pertanian,” ujar Dedi.

Berkaitan dengan hal tersebut, saat menyambangi salah satu pelaku utama pembangunan pertanian yaitu Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Al-Mukhlis, apresiasi disampaikan oleh Kepala BPPSDMP saat melihat langsung kegiatan P4S. P4S Al-Mukhlis yang konsisten bergerak di agribisnis padi organik tidak hanya di sektor hulu, namun juga hilir. Tahun 2021, saat berkunjung ke P4S Al-Mukhlis pada kegiatan Kunjungan Pers lingkup BPPSDMP, Kepala Badan mengapresiasi P4S Al-Mukhlis yang tidak hanya menjual padi dalam bentuk gabah, namun bisa dalam bentuk beras bahkan bisa membuat restoran bernama Rumah Makan Riung Panyaungan di wilayah persawahannya yang terpantau ramai didatangi pengunjung. Tentunya ini sangat menguntungkan.

Saat ini, inovasi teknologi juga telah dilakukan oleh P4S Al-Mukhlis. Rabu (22/2/2024), Kepala BPPSDMP mengunjungi P4S Al-Mukhlis didampingi Kepala Balai, Kepala Bagian Umum dan Ketua Kelompok Program dan Evaluasi BBPP Lembang. Kepala Badan sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh P4S Al-Mukhlis berkaitan peningkatan produksi padi khususnya padi organik.

Kegiatan dihadiri oleh 6 orang penyuluh pertanian Kecamatan Banjaran. Diskusi santai antara pengelola P4S dan para penyuluh dengan Kepala Badan dan jajarannya di dalam saung di tengah hamparan sawah padi organik yang sedang menguning. Produk hilirisasi yang ditampilkan oleh P4S Al-Muklis yang diketuai H. Nono ini berupa eco-enzyme. Eco-enzyme dibuat dengan memanfaatkan limbah kulit buah dan sisa potongan sayuran dari rumah makan sehingga bisa disebut P4S Al-Mukhlis telah menerapkan pertanian ramah lingkungan zero waste. Eco-enzyme nantinya dijadikan tambahan nutrisi tanaman padi organik sehingga dihasilkan tanaman padi yang sehat dan produktivitasnya meningkat.

[caption id="attachment_1509" align="alignnone" width="300"]Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi Bersama Para Penyuluh Pertanian Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi Bersama Para Penyuluh Pertanian[/caption]

Baca juga: Kementan Gelar Training of Trainer Pupuk Subsidi, 50,987 SDM Pertanian Siap Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Di penghujung kegiatan, Kepala Badan menyampaikan, “Hari ini, saya mengunjungi P4S Al-Mukhlis, ternyata produknya luar biasa dan implementasinya di lapangan juga keren!!. Pertanian organik yang diterapkan dengan memanfaatkan kotoran hewan jadi pupuk kompos, pestisida nabati, pembenah tanah dan produktivitasnya 6-7 hektar, luar biasa” ucap Dedi.

“Ternyata di sini ada yang sudah sama sekali tidak menggunakan pupuk kimia hanya dengan menambahkan kohe, pupuk kompos dan ternyata mampu meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padinya karena dipadupadankan antara pupuk organik dan eco-enzyme sebagai katalisator pertumbuhan tanaman dan hasilnya 12 ton/hektar,” tutur Dedi.

“Implementasi pertanian organik betul betul dilaksanakan di lapangan maka produktivitasnya akan melejit. Penyuluh dan petani jika mengimplementasikan eco-enzyme dipadukan dengan pertanian organik maka tanaman sehat, keuntungan berlipat,” jelas Dedi.

“Terima kasih kepada penyuluh pertanian dan P4S yang menggagas pertanian organik khususnya di Kecamatan Banjaran ini. Tetap semangatt!!,” ucap Dedi mengakhiri kunjungannya.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menambahkan agar pengelola P4S Al-Mukhlis bisa menguji eco-enzyme tentang kandungan nutrisi yang ada di dalamnya agar lebih menguatkan untuk pemanfaatannya bagi petani sekitar.

Dadang Kustiawan, salah seorang penyuluh yang hadir menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan Kepala BPPSDMP. “Ini menjadi motivasi kami penyuluh dan petani untuk terus mengembangkan pertanian yang berbasis organik dengan ditunjang teknologi dari eco-enzyme yg dikembangkan oleh P4S. Kami menjadi lebih semangat bekerja untuk meningkatkan produktivitas dengan pertanian yang berkelanjutan dan terintegrasi.”

Senada dengan yang disampaikan pengelola P4S Al-Mukhlis, Dadang Sulaeman. “Motivasi dari Kepala BPPSDMP akan kami tindaklanjuti dengan terus menerapkan pertanian organik, mengkombinasikan pupuk kompos, kohe dan eco-enzyme,” ucapnya. (Yoko/Che)

Kementan Gelar Training of Trainer Pupuk Subsidi, 50,987 SDM Pertanian Siap Tingkatkan Produktivitas Pertanian

TANIINDONESIA.COM//CIAWI – Sektor pertanian menjadi fokus utama Pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Tercatat pada triwulan ketiga tahun 2023, sektor pertanian mencatat pertumbuhan sebesar 1,46% dan memberikan kontribusi sebesar 13,57% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran seluruh insan pertanian yang bekerja keras untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Dalam rangka meningkatkan produktivitas petani, Pemerintah telah meluncurkan berbagai upaya dukungan pada awal tahun 2024. Salah satunya adalah kemudahan dalam penebusan pupuk bersubsidi dengan menggunakan KTP. Selain itu, Pemerintah terus memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi dan menjaga keterjangkauan harga pupuk nonsubsidi.

Untuk mendukung percepatan tanam di masa tanam Oktober 2023-Maret 2024, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan untuk menambah alokasi pupuk subsidi sebanyak 14 trilyun dengan volume 7,2 juta ton.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran memastikan ketersediaan pupuk di Musim Tanam 1 ini cukup. “Pemerintah memastikan ketersediaan pupuk aman, maka petani fokus bertanam tanpa khawatir tidak ini mendapatkan pupuk bersubsidi. Kami (Kementan) dengan PIHC akan mengawal distribusi pupuk subsidi di musim tanam ini”, tegas Mentan.

Pada berbagai kesempatan, Mentan menegaskan bahwa pupuk adalah salah satu faktor penting dalam usaha tani. Maka dalam rangka peningkatan produktivitas pertanian nasional, khususnya untuk komoditas padi dan jagung. Pemerintah tetap berkomitmen untuk memberikan subsidi terhadap pupuk.

Untuk mendukung keberhasilan tersebut, maka diperlukan dukungan seluruh insan pertanian, tidak terkecuali untuk Penyuluh Pertanian, Dosen, Widyaiswara dan Guru.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSMP) melalui Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) “Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional” pada tanggal 20-22 Februri 2024.

Baca juga: Tingkatkan Produktivitas, Kementan Beberkan 5 Kunci Pemupukan

Kepala Puslatan, Muhammad Amin saat pembukaan Training of Trainer (TOT) Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional yang dilaksanakan di BBPMKP Ciawi melaporkan bahwa sebanyak 48.111 orang, terdiri dari 189 Widyaiswara, 253 Dosen, 63 Guru, dan 47.606, penyuluh pertanian (PNS, PPPK, THL Pusat, THL Daerah, THL Pendamping, dan Mantri Tani) di seluruh Indonesia akan mengikuti kegiatan TOT yang dilaksanakan secara hybrid ini (20/02/2024).

“Realisasi registrasi online peserta TOT saat ini mencapai 50.987 orang peserta dengan persentase mencapai 105,98 % dari target sasaran peserta sebesar 48.111 orang. Melalui TOT ini diharapkan peran SDM Pertanian seperti Widyaiswara, Dosen, Penyuluh Pertanian dan Guru untuk mendampingi petani dalam pengelolaan pupuk subsidi dan peningkatan produksi padi dan jagung Nasional berjalan sesuai dengan tujuan”, ungkap Amin.

Mewakili Mentan, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi pada saat membuka Training of Trainer (TOT) Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional mengatakan sebagai insan pertanian, tugas kita bersama untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.

“Saudara-saudaraku Widyaiswara, Dosen, Penyuluh Pertanian dan Guru serta insan pertanian lainnya telah menjadi tanggung jawab dan tugas kita untuk meningkatkan produksi dan produktivitas produk pertanian khususnya padi dan jagung. Kita pastikan sarana dan prasarana seperti benih, bibit, pupuk, alsintan ada saat petani akan melakukan tanam. Kita harus hadir memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi di lapangan”, pesan Dedi.

Dedi juga menekankan pentingnya inovasi dan teknologi dalam mendongrak produktivitas pertanian. Widyaiswara, Dosen, Penyuluh Pertanian dan Guru dan insan pertanian lainya merupakan pendamping petani, maka kita pastikan petani benar dan tepat dalam memilih benih dan bibit, penanganan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman, pemanfaatan IoT hingga proses panen dan pasca panen.

“Keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian. Untuk itu diperlukan langkah awal dalam rangka peningkatan wawasan dan pemahaman serta penyamaan persepsi khususnya dalam tata kelola pupuk bersubsidi, efisiensi penggunaan serta penerapan inovasi pertanian lainnya sebagai alternatif pengganti pupuk kimia, khususnya dalam rangka mencapai swasembada padi dan jagung”, kata Dedi.

Narita salah seorang penyuluh pertanian dari kabupaten Bogor mengapresiasi penyelenggaraan TOT ini. “Ini merupakan sarana kami para penyuluh untuk meningkatkan pengetahuan terkait sektor pertanian khususnya terkait pupuk subsidi. Bersama dengan petani dilapangan kami akan menerapkan apa yang telah kami dapatkan selama pelatihan ini”, ungkapnya.(***)

Tingkatkan Produktivitas, Kementan Beberkan 5 Kunci Pemupukan

TANIINDONESIA.COM//CIAWI - Hantaman elnino berdampak pada produktivitas sektor pertanian. Bergesernya masa tanam dan masa panen menyebabkan kelangkaan beras dipasaran yang menyebabkan harga beras naik secara signifikan dan mendorong harga-harga komoditas lainnya naik sehingga memicu terjadinya inflasi.

Menghadapi fenomena ini, Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan pembenahan besar-besaran untuk meningkatkan produksi pangan strategis utamanya padi dan jagung. Menggerakkan sumberdaya manusia (SDM) pertanian khususnya Penyuluh Pertanian, Widyaiswara, Guru dan Dosen.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan dalam satu tahun ini pihaknya focus menggerakkan SDM pertanian untuk mendongkrak produktifitas untuk menjaga ketersediaan pangan di Indonesia.

“Kita fokus meningkatkan produksi dan produktivitas pangan Indonesia. Kita tidak sendiri ada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk mendampingi para petani di lapangan," kata Amran.

“Sedangkan masalah utama dalam penurunan produksi adalah pupuk, keterbatasan alsintan serta kesulitan benih. 2019-2022 swasembada kita raih 2 kali dan menurun karena El Nino, tapi saat ini kita bersinergi untuk meraih kembali swasembada,” sambungnya.

Tentunya hal ini menuntut peningkatan kinerja penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan pertanian sebagai fungsi peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pertanian melalui pendampingan efektif kepada pelaku usaha tani di lapangan”, jelas Mentan Amran.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi saat menjadi narasumber pada Training of Trainer Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional di BBPMKP Ciawi (20/02/2024) mengatakan bahwa saat ini 10 negara sudah mengalami krisis pangan akibat dampak covid, climate change dan El Nino.

Bahkan Myanmar dan Vietnam yang merupakan negara produsen, menahan beras mereka untuk ekspor untuk memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri.

Baca juga: Genjot Produksi Padi dan Jagung Nasional, Kementan Siapkan SDM Unggul

“Peningkatan produktivitas dan produksi pertanian diantaranya tersedianya sarana prasarana pertanian seperti pupuk, benih, pestisida, irigasi, asuransi selain itu petani mengerti memahami informasi teknologi pertanian. Salah satunya dengan menggunakan varietas tinggi dan yang terpenting pastikan penyuluh pertanian mendampingi petani dalam implementasi teknologi pertanian,” ujar Dedi.

Terkait pupuk, Dedi membeberkan 5 kunci utama dalam pemupukan. “Kunci sukses dalam pemupukan adalah 5 T. T yang pertama adalah tepat jenis, pada saat pemupukan harus tepat menentukan jenis pupuk apa yang dibutuhkan oleh tanaman. T kedua adalah tepat dosis. Tepat dosis memiliki tujuan agar dosis yang diberikan ke tanaman tidak terlalu banyak atau tidak terlalu sedikit. Jika pemberian pupuk sedikit, tanaman masih kekurangan unsur yang dibutuhkan. Jika terlalu banyak tanaman akan overdosis dan bisa menjadi toksik”, papar Dedi.

Dihadapan peserta ToT, Dedi menambahkan 3 T lainnya, yakni tepat waktu, tepat cara, dan tepat sasaran. Pemberian pupuk hendaknya dilakukan dengan baik dan benar. Misalnya, disesuaikan kapan tanaman ini membutuhkan asupan lebih unsur hara.

Hal ini bertujuan agar tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Lokasi dan tempat penanaman pun perlu diperhatikan. Contohnya, jika lokasi pemupukan terletak pada ketinggian dan kecepatan anginnya sangat besar, tidak disarankan menggunakan pupuk cair dan disemprotkan. Pemupukan juga harus memperhatikan cara peletakan pupuk pada tanaman. Sebab, hal ini bisa memengaruhi hasil penyerapan pupuk pada tanaman. Dan kunci yang terakhir adalah pemupukan harus sesuai dengan ketentuan. Cara pemberian pupuk yang salah dapat membuat pupuk terbuang sia-sia ataupun tercuci oleh air dan teridentifikasi.

Di akhir materi, pria yang akrab disapa Prof ini meminta seluruh peserta ToT memasifkan informasi terkait pertanian khususnya pemanfaatan pupuk guna peningkatan produktifitas pertanian khususnya padi dan jagung.(***)

Genjot Produksi Padi dan Jagung Nasional, Kementan Siapkan SDM Unggul

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA – Hantaman El nino sejak Februari 2023 hingga kini sangat mempengaruhi produksi bahan pangan. Padi dan jagung merupakan komoditas yang strategis. Tingginya permintaan masyarakat terhadap kedua komoditas ini telah mendorong kebijakan impor bila produksi dalam negeri tidak mencukupi. Dengan latar belakang inilah maka produksi padi dan jagung harus terus ditingkatkan.

Kementerian Pertanian (Kementan) telah menerapkan pendekatan holistik yang mendukung budidaya padi dan jagung. Dukungan sarana dan prasarana ditujukan pada proses hulu sampai hilir, dari penyiapan lahan sampai pengolahan. Pada setiap proses ini, upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga terus dilakukan.

Saat ini Kementan tengah fokus meningkatkan produksi padi dan jagung nasional dalam satu tahun ke depan. Salah satunya dengan melakukan akselerasi percepatan tanam di seluruh Indonesia sebagai solusi kebijakan impor yang dilakukan akibat dampak cuaca ekstrem El Nino beberapa bulan lalu.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, "Kebijakan akselerasi tanam ini sangat penting kita lakukan untuk menekan impor yang dilakukan akibat dampak el nino. Hari ini kita letakan pondasinya agar ke depan kita bisa swasembada".

Sejak 2014 alokasi pupuk subsidi kurang lebih 9,5 juta ton dan mengalami penurunan di tahun 4,8 juta ton di tahun 2018 hingga kini. Penurunan ini dipengaruhi oleh kelangkaan bahan baku pupuk. Dalam rangka mempercepat masa tanam satu (MT I) yang telah berlangsung sejak Oktober 2023, Mentan Amran juga menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan petani, dari pupuk subsidi, benih gratis, hingga kemudahan menebus solar subsidi.

Baca juga: Jadi Komoditas Andalan, BBPP Kementan Tingkatkan Produktivitas Selada di Lahan Inkubator Agribisnis

Mentan menambahkan Dukungan nyata pun diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menambah alokasi pupuk subsidi sebesar Rp 14 triliun 2024 atau senilai 7.2 juta ton.

Sebagai unit kerja yang memiliki tupoksi untuk meningkatkan kualitas SDM Pertanian, Maka Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan akan menggelar Training of Trainers (TOT) Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi yang akan dilaksanakan pada tanggal 20-22 Februari 2024 di BBPMKP Ciawi yang akan dibuka langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman.

Pada acara Konferensi Pers yang dilaksanakan secara online Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan TOT ini akan diikuti oleh peserta 48.111 yang terdiri dari 189 widyaiswara, 253 Dosen, 63 Guru SMKPP lingkup Kementan, 24.607 Penyuluh Pertanian PNS, 12.480 Penyuluh Pertanian PPPK, 1.744 Penyuluh Pertanian THL APBN, dan 8.775 penyuluh pertanian THL BPBD (19/02/2024).

"Seluruh peserta TOT yang akan menjadi kepanjangan tangan Kementan untuk mensosialisasikan terkait kebijakan pupuk bersubsidi ini. Kita harus memastikan sarana dan prasarana ada di lapangan saat akan masuk musim tanam”.ujar Dedi

Dedi menambahkan, adanya inovasi dan penerapan teknologi yang tepat juga perlu di perhatikan. Gunakan benih, bibit yang baik serta perhatikan nutrisi untuk tanaman yakni pupuk.

“Kita maksimalkan penggunaan pupuk hayati, pupuk organik, pestisida hayati, bio organik. Yang terpenting adalah pemupukan harus berimbang", pesan Dedi.

Berulang kali Dedi mengingatkan bahwa penyuluh merupakan pendamping petani di lapangan. Maka penyuluh wajib hadir dalam segala kondisi petani di lapangan. Bersama petani, penyuluh harus mendongkrak produksi dan produktivitas padi dan jagung.

Diakhir acara, Dedi menjelaskan bahwa Narasumber yang dihadirkan selama TOT berlangsung merupakan para ahli dalam Pengelolaan Pupuk Subsidi dalam Peningkatan Produktivitas Padi dan Jagung, Mekanisme Pemanfaatan Pupuk Subsidi, Pemupukan Berimbang, Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), dan Optimalisasi Lahan Rawa untuk Meningkatkan Produktivitas Padi dan Jagung

"TOT ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam pengelolaan pupuk subsidi dan peningkatan produksi padi dan jagung nasional dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani," tutup Dedi.(***)

Jadi Komoditas Andalan, BBPP Kementan Tingkatkan Produktivitas Selada di Lahan Inkubator Agribisnis

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang kembali menggelar kegiatan rutin Jumat Bersih. Namun suasana berbeda nampak pada Jumat (16/02). Untuk mengisi pekan ini dilakukan penanaman selada di lahan Inkubator Agribisnis BBPP Lembang, tepatnya di sudut utara area packing house.

Kegiatan turut dihadiri oleh kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, serta melibatkan seluruh pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN), Tenaga Harian Lepas (THL), dan peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) di BBPP Lembang.

Ajat kemudian menyampaikan bahwa “tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasa memiliki seluruh pegawai terhadap Inkubator Agribisnis BBPP Lembang”. Menurutnya, lahan Inkubator Agribisnis bukan hanya sekadar area produksi, namun juga menjadi show window dan tempat pembelajaran yang menjadi inti dari kegiatan di sebuah balai pelatihan.

Tidak hanya itu, Ajat juga berharap sebagai bagian dari Kementerian Pertanian, khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), seluruh pegawai dapat menggenjot produktivitas terutama tanaman hortikultura yang potensial untuk dibudidayakan di wilayah Lembang.

Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman yang terus mendorong seluruh pelaku usaha tani untuk terus menggenjot produktivitas tanaman pangan maupun hortikultura.

Baca juga: Komitmen Raih Zona Integritas WBK-WBBM Wujudkan Reformasi Birokrasi

Senada, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi juga menyatakan bahwa agribisnis terutama komoditas hortikultura menjadi salah satu pasar yang menjanjikan. Ia kemudian membagikan tiga kunci peningkatan produktivitas dan produksi yakni benih, nutrisi tanaman, dan pemasaran.

Penanaman selada dilakukan dengan serius dan penuh semangat. Sebanyak 400 benih tanaman selada dimasukkan ke dalam 200 polybag dengan harapan dapat menjadi salah satu hasil komoditas yang akan memberikan manfaat bagi BBPP Lembang serta para pelaku pertanian di sekitar wilayahnya.

Terlebih didukung dengan kondisi geografis BBPP Lembang yang memungkinkan tanaman selada dapat tumbuh dengan baik. Di Inkubator Agribisnis BBPP Lembang tanaman selada dibudidayakan dengan metode konvensional menggunakan polybag maupun hidroponik dengan sistem NFT dan DFT.

Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk mempererat kebersamaan serta meningkatkan kesadaran pegawai BBPP Lembang akan pentingnya pertanian sebagai salah satu sektor utama dalam pembangunan nasional. (DRY/YKO)

Komitmen Raih Zona Integritas WBK-WBBM Wujudkan Reformasi Birokrasi

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Zona Integritas (ZI) merupakan sebutan atau predikat yang diberikan kepada kementerian, lembaga dan pemerintah daerah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai niat (komitmen) untuk mewujudkan WBK dan WBBM melalui upaya pencegahan korupsi, reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menghendaki reformasi birokrasi di lingkup Kementerian Pertanian terus berjalan dan terkawal baik. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi juga menyerukan jajarannya dapat memahami dan memiliki komitmen wujudkan reformasi birokrasi.

Dalam rangka Penilaian Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi-Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (ZI WBK-WBBM) pada Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian tahun 2024, diadakan kegiatan pendampingan teknis oleh Tim Inspektorat Investigasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 2, 5-6 Februari 2024 secara hybrid.

Berdasarkan PermenPAN RB Nomor 90 tahun 2021, dalam pembangunan ZI WBK/WBBM, fokus pelaksanaan reformasi birokrasi tertuju pada 2 sasaran utama yaitu: 1) terwujudnya pemerintahan yang bersih dan akuntabel antara lain diperoleh dari nilai persepsi anti korupsi, 2) Kualitas pelayanan publik yang prima, diperoleh dari nilai persepsi kualitas pelayanan.

Tahun 2024 ini, ada perubahan mekanisme pengusulan unit kerja yang berhak memperoleh predikat WBK/WBBM. Pembangunan ZI WBK/WBBM dimulai dari dilakukannya Survei Persepsi Kualitas Pelayanan (SPKP) dan Survei Persepsi Anti Korupsi (SPAK) kepada pengguna jasa di setiap unit kerja. Jika nilai SPKP dan SPAK setiap unit kerja melebihi standar yang telah ditetapkan maka bisa diusulkan untuk melakukan penilaian mandiri pembangunan ZI WBK/WBBM. Hasil penilaian mandiri diajukan ke masing-masing eselon I. Setelah itu baru diajukan ke Tim Penilai Internal Itjen Kementan untuk diusulkan ke KemenPANRB. Jika lolos serangkaian penilaian lagi, baru bisa ditetapkan menjadi unit kerja berpredikat WBK atau WBBM.

Baca juga: Ketahanan Pangan, Kementan Bagi Puluhan Ribu Bibit Cabai untuk Masyarakat DIY

Secara teknis, Tim Inspektorat Investigasi membahas 2 agenda kegiatan selama pertemuan, yaitu pendampingan pengisian Survei Persepsi Kualitas Pelayanan (SPKP) dan Survei Persepsi Anti Korupsi (SPAK). Survei dilakukan selama 3 bulan hingga bulan Maret 2024 dan dilaporkan bulan April 2024.   SPKP terdiri dari 8 pertanyaan dan SPAK pertanyaan. Jika nilai SPKP > 3,2 dan nilai SPAK > 3,6 maka bisa lolos ke tahap pengisian Lembar Kerja Evaluasi (LKE).

Ada 6 area perubahan di dalam LKE yang harus dipenuhi dokumennya, yaitu area manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan akuntabilitas, penguatan pengawasan dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Unit kerja dinyatakan memperoleh predikat WBK jika meraih nilai minimal 75, dan memperoleh predikat WBBM jika meraih nilai minimal 85.

Hasil evaluasi survei SPKP dan SPAK tahun 2023 lalu, BBPP Lembang sudah bisa memenuhi standar minimal nilai dari 111 orang responden yang mengisi survei, yaitu perwakilan alumni pelatihan, alumni PKL/magang, stakeholder yang melakukan kunjungan ke BBPP Lembang, dan pihak yang bekerjasama dalam pemanfaatan sarana prasarana. Namun pada tahap selanjutnya penilaian terhadap 6 area perubahan, ada 2 area yang nilainya di bawah standar yaitu area penataan tata laksana dan peningkatan kualitas pelayanan publik, sehingga BBPP Lembang tidak lolos untuk diusulkan sebagai unit kerja berpredikat WBK/WBBM.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, saat apel pagi, Senin (5/2/2024), meminta semua lini di BBPP Lembang memahami dan ikut berperan aktif dan berkomitmen dalam pembangunan ZI WBK/WBBM. “Ini merupakan tuntutan dari reformasi birokrasi untuk melakukan pelayanan kepada publik kita lebih baik lagi. Pembangunan ZI WBK/WBBM ini juga mempengaruhi nilai tunjangan kinerja karena saat ini Kementerian Pertanian masih 80%. Saya berharap tahun 2024 BBPP Lembang bisa lebih baik lagi dalam hal implementasi reformasi birokrasi dalam kerangka pembangunan ZI WBK/WBBM,” tuturnya. (Yoko/Che)

Ketahanan Pangan, Kementan Bagi Puluhan Ribu Bibit Cabai untuk Masyarakat DIY

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Kementerian Pertanian, melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang, menargetkan pembagian bibit komoditas pertanian strategis, utamanya cabai sebanyak 75 ribu. Pembagian bibit ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga ketahanan pangan

Pembagian bibit cabai tersebut dilakukan Polbangtan Yogyakarta Magelang, Kamis (15/2/2024), di Teaching Factory Celeban. Polbangtan Kementan ini melaksanakan pembagian bibit tahap dua yaitu sebanyak 10 ribu bibit cabai untuk masyarakat wilayah provinsi DI Yogyakarta.

Satu pekan sebelumnya, Polbangtan Yogyakarta Magelang juga telah membagikan bibit cabai di wilayah Kabupaten dan Kota Magelang sebanyak 15 ribu.

Kegiatan turut dihadiri oleh Walikota Kota Yogyakarta, ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Yogyakarta, Staf Ahli Bupati Bantul, Ketua TP PKK Bantul, Kepala Dinas Pertanian setempat, Kodim, dan juga para perwakilan kelompok penerima manfaat.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia berharap pembagian bibit ini bisa berdampak positif terhadap stok serta pemenuhan kebutuhan masyarakat di pasaran, khususnya untuk komoditas cabai.

Harapan serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

"Pembagian bibit ini adalah bagian dari upaya untuk menjaga ketahanan pangan. Namun, saya juga berharap bibit yang dibagikan benar-benar berkualitas sehingga bisa memiliki manfaat lebih bagi petani," katanya.

Dedi juga berharap masyarakat petani yang mendapatkan bibit ini diberi pemahaman mengenai cara bercocok tanam yang baik untuk mendapatkan hasil maksimal.

Sementara Direktur Polbangtan Yogyakarta Magelang, Bambang Sudarmanto, menjelaskan bahwa pembagian bibit ini ditujukkan kepada masyarakat melalui kelompok tani, PKK, maupun kelompok wanita tani.

“Kami targetkan sekitar 75 ribu bibit cabai tersalurkan untuk masyarakat khususnya wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ini akan kami salurkan bertahap, sementara untuk DI Yogyakarta ada 10 ribu yang kami salurkan kepada 39 kelompok yang tersebar di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Sleman hari ini,” papar Bambang saat memberikan sambutan.

Tujuan pembagian bibit cabai kata Bambang yaitu utamanya untuk membantu menjaga ketahanan pangan keluarga dan jika dikembangkan dengan baik dapat membantu perekonomian keluarga.

Baca juga: Kementan Pacu Regenerasi Petani melalui Kegiatan Magang

“Cukup 2 atau 3 polybag saja sudah mencukupi untuk kebutuhan keluarga. Jenis cabai rawit ini juga umurnya relatif panjang, mampu berproduksi kurang lebih selama 7 bulan, bahkan di kebun kami ini mencapai 8 bulan dan sudah sekitar 50 kali panen. Tergantung perawatannya,” tutur Bambang

Bambang juga menegaskan bahwa pembagian bibit ini juga nantinya akan ditindaklanjuti dengan pendampingan agar dampaknya benar-benar optimal.

“Bukan hanya sekedar bagi-bagi bibit, namun jika diminta untuk melakukan kami siap. Ada 600 mahasiswa kami yang siap untuk diterjunkan jika bapak ibu sekalian perlu pendampingan. Kami berharap upaya ini benar-benar berdampak positif,” tegasnya.

Ia juga berharap Pemerintah Daerah dapat turut mendampingi sehingga ibarat gayung bersambut,

“Kami mohon bantuan dari Pak Walikota dan Bupati Bantul serta Ibu-Ibu TP PKK untuk turut mengawal dan mendampingi,” pesannya.

Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya langkah yang dilakukan Polbangtan YOMA ini sangat tepat. Sebab, cabai merupakan komoditas yang sangat strategis dan sering kali menjadi penyebab inflasi.

“Cabai merupakan komoditas yang sangat strategis dan harganya fluktuatif sehingga rawan menjadi penyebab inflasi. Dengan pembagian bibit ini saya berpesan kepada warga Kota Yogyakarta khususnya agar dapat memanfaatkan dengan baik,” ujar Singgih.

Singgih yang berkesempatan melihat instalasi smart farming milik Polbangtan Yogyakarta Magelang juga berharap warganya dapat didampingi untuk menerapkan inovasi teknologi tersebut.

“Tanam cabai tidak harus di lahan luas. Polbangtan Yogyakarta Magelang ini punya teknologinya, punya inovasinya. Bisa ditanam di polybag, juga bisa dioptimalkan dengan pemanfaatan teknologi. Hebat sekali saya lihat, dapat dikendalikan dari jarak jauh menggunakan handphone. Kita juga punya program Lorong Sayur, jadi tidak ada alasan bapak ibu tidak bisa bertani,” ucap Singgih.

Ketua TP PKK Kabupaten Bantul yang juga merupakan Istri Bupati Bantul, Emi Masruroh, juga berkomitmen memanfaatkan bantuan bibit ini dengan baik.

“Kami merasa sangat bersyukur dengan bantuan ini dan kami akan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin, sebagai sarana edukasi juga bagi ibu-ibu PKK di wilayah kami. Kami juga senang jika nantinya akan ada pendampingan dari Polbangtan,” kata Emi.(***)

Kementan Pacu Regenerasi Petani melalui Kegiatan Magang

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Salah satu Standar Pelayanan Publik (SPP) Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang yang menjadi daya tarik pengguna layanan adalah kegiatan kerjasama PKL/magang. Berbagai sekolah dan kampus di seluruh Indonesia, silih berganti setiap tahunnya mengirimkan siswa dan mahasiswa nya untuk datang, belajar dan praktik langsung tentang agribisnis di BBPP Lembang. Salah satunya adalah Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Keberhasilan pembangunan pertanian harus didukung oleh SDM pertanian yang profesional. Kementerian Pertanian berupaya melakukan percepatan penumbuhan dan peningkatan SDM pertanian. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan jajarannya terus berupaya meningkatkan produksi pangan strategis. Hal ini tentunya perlu dukungan dari SDM pertanian yang memiliki potensi besar yang berasal dari usia produktif.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, “Dunia pertanian terus mengalami perkembangan. Sektor pertanian mempunyai banyak hal yang bisa dikembangkan generasi muda dan sangat menjanjikan. Banyak peluang untuk digarap, makanya kita mengajak anak-anak muda untuk terjun ke dunia pertanian," kata Dedi.

Salah satu program regenerasi petani yang dilaksanakan oleh BBPP Lembang adalah kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)/magang bagi siswa dan mahasiswa. BBPP Lembang sudah bekerjasama dengan berbagai sekolah dan universitas, bahkan ada beberapa sekolah dan universitas yang setiap tahun rutin mengirimkan siswa dan mahasiswa nya untuk belajar sekaligus praktik langsung, menyiapkan mereka untuk siap nantinya terjun ke Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Kepala Balai, Ajat Jatnika menyampaikan, “BBPP Lembang siap mencetak generasi muda agar mau tekuni pertanian melalui kegiatan PKL/magang. Sarana pembelajaran kami terus kami kembangkan untuk mengakomodir kebutuhan generasi muda kita untuk praktik langsung tentang pertanian, baik budidaya secara konvensional maupun memanfaatkan teknologi, agribisnis dari hulu hingga hilir, dan pertanian ramah lingkungan,” tuturnya.

Baca juga: Pertanian Modern untuk Tingkatkan Produktivitas Pangan

Enam orang mahasiswa-i Agroteknologi semester 6 angkatan 2021 Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto melaksanakan kegiatan magang/PKL di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Periode magang selama 3 minggu mulai dari tanggal 22 Januari – 16 Februari 2024. Selama magang, keenamnya ditempatkan di berbagai instalasi di lahan praktik Inkubator Agribisnis BBPP Lembang untuk belajar dan praktik budidaya tanaman.
Didampingi petugas lapangan, mahasiswa semester 7 ini melakukan budidaya tanaman seledri dengan hidroponik sistem deep flow technique (DFT), budidaya tanaman kaktus dengan teknik grafting, pemeliharaan tanaman melon di dalam screen house secara hidroponik sistem irigasi tetes, sub kultur teknologi kultur jaringan komoditas anggrek bulan, pemeliharaan tanaman kentang dengan hidroponik system aeroponik, dan perbanyakan Trichoderma sp menggunakan media singkong dan limbah makanan. Masing-masing mahasiswa juga memperoleh bimbingan dari widyaiswara BBPP Lembang dalam hal penyelesaian laporan akhir magang.

Senin (12/2/2024), setelah menjalani 3 minggu magang, belajar dan praktik budidaya aneka komoditas, dilaksanakan seminar hasil. Seminar dihadiri oleh widyaiswara pembimbing dan pembahas serta mahasiswa lainnya yang juga sedang melaksanakan magang di BBPP Lembang.

Satu persatu mempresentasikan hasil magang, dilanjutkan sesi diskusi tanya jawab. Tanya jawab bertujuan untuk melakukan konfirmasi atas apa yang sudah dipelajari dan memberikan catatan terhadap beberapa hal yang masih belum tepat, sebagai bahan untuk penyempurnaan isi laporan.
Kegiatan magang diakhiri dengan pelepasan secara resmi oleh Tim Manajemen BBPP Lembang, diwakili Ketua Kelompok Substansi Program dan Evaluasi, Aris Hanafiah, dan Ketua Tim Kerja Program dan Kerja sama, Yanissa Nuraeni Kuswandi.

Arbi Abdillah, salah satu perwakilan mahasiswa, memberikan kesan positif selama menjalani proses magang. “Kami merasa senang, fasilitas untuk kegiatan belajar baik dari fasilitas literatur dan fasilitas alat kerja praktik sangat lengkap. Di sini kami juga dibimbing bapak/ibu widyaiswara dalam penyusunan laporan dan bahan presentasi, hal ini sangat meringankan kami saat kembali ke kampus dan menyerahkan hasil laporan,” ujarnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, “Setiap kegiatan yang kami lakukan juga didampingi oleh pembimbing lapangan yang sangat kompeten sehingga kami mendapat ilmu baru dari praktik lapangan. Selain itu, kami mendapatkan banyak teman-teman baru dari universitas lain sehingga kami dapat bertukar pikiran mendapat ilmu baru.” (Yoko/Che)

Pertanian Modern untuk Tingkatkan Produktivitas Pangan

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Dalam rangka pengembangan inovasi dan teknologi pertanian modern, khususnya pengembangan screen house, Dinas Pertanian Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara lakukan studi tiru ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

Kementerian Pertanian berkolaborasi dengan berbagai pihak, fokus pada peningkatan produksi pangan untuk peningkatan produksi pangan padi dan jagung tahun 2023-2024. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menilai sektor pertanian akan lebih optimal dikembangkan dengan sentuhan teknologi dan inovasi. Dengan adanya sentuhan teknologi dan inovasi, pertanian di Indonesia akan mampu bersaing dengan negara lainnya.

“Kehadiran transformasi pertanian menjadi pertanian modern itu telah memberikan dampak yang positif dalam beberapa hal. Diantaranya terkait efisiensi tenaga kerja dan penurunan biaya tanam”. Kementerian  yang dipimpinnya pun memberikan berbagai dukungan untuk peningkatan produksi pangan diantaranya berupa kesiapan benih unggul, hingga pupuk bersubisidi.

Sejalan dengan pernyataan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, bahwa tranformasi pertanian dari tradisional ke modern menjadi suatu keharusan untuk peningkatan produksi pertanian. Pertanian modern ditandai dengan penggunaan bibit varietas unggul, pemanfaatan alsintan dan teknologi informasi.

Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Ajat Jatnika, menyatakan kesiapan BBPP Lembang sebagai tempat pembelajaran pertanian baik dari sisi SDM dan sarana prasarana yang terus dikembangkan memanfaatkan berbagai teknologi pertanian modern untuk mendukung program nasional percepatan peningkatan produksi pangan dan peningkatan kualitas SDM pertanian.

Salah satu wilayah di Indonesia yang sedang mengembangkan pertanian modern adalah Kabupaten MInahasa Utara. Potensi pertanian yang tinggi mengharuskan pengelolaannya yang modern agar tercapai produktivitas pertanian secara optimal. Untuk mempelajari pertanian modern, sejumlah pejabat, petugas, dan penyuluh pertanian dari Dinas Pertanian Minahasa Utara lakukan studi tiru ke BBPP Lembang, Rabu (7/2/2024). Rombongan diterima secara resmi oleh Tim Manajemen yaitu Kepala Bagian Umum, Ketua Tim Kerja Program dan Kerja sama, widyaiswara BBPP Lembang dan Manajer Inkubator Agribisnis (IA).

Kepala Bagian Umum, Yullyndra Tisna Diputri, saat menerima secara resmi tamu kunjungan, menyampaikan tugas pokok dan fungsi BBPP Lembang, beserta dukungan sarana dan prasarana penunjang proses pelatihan. Diantaranya bangunan screen house baik yang konvensional maupun yang sudah modern/otomatis karena dilengkapi berbagai sensor penerapan smart farming.

Baca juga: Kementan Ajak Petani Muda Berpartisipasi di YAA Lahan Rawa 2024

Widyaiswara, Dewi P.S, menyampaikan materi tentang Pengembangan Inovasi dan Teknologi Modern (Screen/Greenhouse). Tujuannya agar rombongan studi tiru mengetahui dan terbuka wawasannya tentang pengembangan screen/greenhouse (GH) sehingga indikator keberhasilannya diharapkan  mampu mengembangkan teknologi GH di daerahnya masing-masing. Dijelaskan bahwa  di dalam teknologi pertanian modern, tujuan pembangunan GH sebagai struktur bangunan yang dirancang untuk melindungi tanaman dari gangguan lingkungan (hama, penyakit, dan cuaca ekstrem). Dewi juga menjelaskan tentang keberadaan GH di skala petani wilayah Lembang dan juga di BBPP Lembang dan komoditas pertanian yang bisa dibudidayakan di dalam GH.

Tidak berlama, peserta langsung diajak mengelilingi Inkubator Agribisnis yang menjadi lahan praktik peserta pelatihan khususnya 15 buah GH koleksi BBPP Lembang. Pertama, peserta menuju GH untuk budidaya melon menggunakan teknologi hidroponik sistem irigasi tetes. Manajer IA, Risa Nurul Falah didampingi petugas, menjelaskan tentang teknik budidaya melon, proses pembibitan, pemberian nutrisi dan pemeliharaannya. Selanjutnya, di GH aeroponik kentang yang sedang dilakukan pengeringan bibit kentang, rombongan memperoleh informasi tentang pembibitan kentang yang dilakukan sebagai salah satu komoditas yang memiliki nilai jual tinggi.

Kunjungan diakhiri di 2 GH otomatis yang dikelola BBPP Lembang, yaitu GH persemaian aneka sayuran dan GH yang digunakan untuk budidaya tanaman tomat beef. Di GH ini, diskusi panjang tentang sensor yang membuat GH bersifat otomatis, saat suhu di dalam GH terlalu panas maka shade luar screen menutup, jika masih panas juga maka shade dalam juga akan menutup. Jika turun hujan maka plastik pinggiran dan atap GH akan menutup.

Setelah berkeliling lahan praktik Inkubator Agribisnis, Kepala Dinas Pertanian Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara, Wangke Sem Karundeng, menyampaikan apresiasinya, khususnya setelah melihat beberapa bangunan screen house BBPP Lembang. “Kehadiran kami di sini ingin melihat pengelolaan screen house. Luar biasa, teknologinya sudah canggih. Ini yang akan kami bawa ke daerah kami untuk pengembangan screen house yang modern di Kabupaten Minahasa Utara,” ungkapnya. Dirinya juga mengharapkan kerja sama berlanjut karena berkeinginan untuk mengundang narasumber dan tenaga ahli dari BBPP Lembang dalam pengelolaan screen house dan budidaya tanaman menggunakan teknologi hidroponik. (Yoko/Che)

Kementan Ajak Petani Muda Berpartisipasi di YAA Lahan Rawa 2024

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA – Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dan Program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS), akan menyelenggarakan Pemilihan Young Ambassador Agriculture (YAA) Tahun 2024 dan YAA Lahan Rawa Tahun 2024, untuk memilih 50 duta petani muda Program YESS. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers yang dilangsungkan, Senin (12/2/2024), di Jakarta.

Menurut Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, salah satu fokus Kementerian Pertanian adalah pemenuhan kebutuhan pangan dan mencapai kembali swasembada pangan yang pernah diraih pada 2017, 2019 dan 2020.

“Salah satu program untuk mencapai hal tersebut melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa dalam peningkatan produksi pangan. Program tersebut membutuhkan keterlibatan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh dan petani khususnya petani muda,” tuturnya.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menyatakan mensupport penuh upaya peningkatan produksi pangan melalui optimalisasi lahan rawa.

“Young Ambassador Agriculture merupakan kegiatan pemilihan dan pelatihan petani atau pengusaha muda sektor pertanian dari seluruh Indonesia, untuk dapat menjadi duta Program YESS. Tujuannya mempromosikan dan mengajak kaum muda di wilayah Program YESS untuk terlibat secara aktif di sektor pertanian,” tutur Dedi.

Ia juga menjelaskan jika Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) adalah program kerjasama antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan International Fund For Agricultural Development (IFAD).

“Partisipasi aktif sasaran program yaitu petani muda terus didorong dalam rangka mencapai target tersebut,” lanjutnya.

Sementara Kepala Pusat Pendidikan Pertanian dan Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti menjelaskan secara detail tema dan mekanisme pemilihan.

Baca juga: Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Tekuni Kultur Jaringan dan Budidaya Kopi di BBPP Kementan

Dijelaskannya, Young Ambassador Agriculture merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) dari Pusdiktan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian.

“Kegiatan pemilihan YAA YESS rutin dilakukan sebagai upaya menggaungkan peran generasi muda, dalam pembangunan pertanian. Sekaligus upaya mempromosikan modernisasi dan peran generasi muda di sektor pertanian,” terang Santi.

Menurutnya, tema Pemilihan Young Ambassador Agriculture (YAA) Lahan Rawa tahun ini adalah Masa Depan Pertanian yang Berkelanjutan.

“Kegiatan ini akan memberikan kesempatan bagi petani muda yang memiliki visi dan komitmen untuk mengubah lanskap pertanian, terutama di daerah rawa, untuk mendaftar dan mempresentasikan ide-ide mereka. Para peserta akan dinilai berdasarkan kriteria-kriteria seperti inovasi, keberlanjutan, dampak sosial, dan keberlanjutan lingkungan,” katanya.

Santi menambahkan, tujuan penyelenggaraan pemilihan Young Ambassador Agriculture (YAA) Tahun 2024 untuk petani muda lahan rawa untuk menyoroti peran penting para petani muda dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan di masa depan.

Ia menjelaskan, petani muda memiliki peran krusial dalam menjaga ketahanan pangan global, khususnya di tengah tantangan perubahan iklim dan penurunan produktivitas lahan pertanian.

“Melalui pemilihan ini, kami berharap untuk mengidentifikasi, menghargai, dan mendukung para petani muda yang berdedikasi dalam mengelola lahan rawa dengan cara yang inovatif dan berkelanjutan,” kata Santi lagi.

“Kami mengundang seluruh petani muda yang bersemangat dan memiliki bakat dalam mengelola lahan rawa untuk berpartisipasi dalam pemilihan ini. Bersama-sama, mari kita bangun masa depan pertanian yang lebih baik dan lebih berkelanjutan,” imbuhnya.

Selain untuk merubah persepsi kaum muda atas sektor pertanian menjadi lebih baik, menurut Santi, kegiatan ini juga memberikan motivasi bagi mereka untuk terjun ke sektor pertanian dan maju di usia muda.

“Calon Young Ambassador Agriculture (YAA) akan mengikuti pembekalan (bootcamp) selama 5 (lima) hari yang dilaksanakan oleh Tim Instruktur. Materi pembekalan meliputi: Wawasan Bisnis, Kemampuan Berkomunikasi di depan Publik, Pemahaman Media dan Kepemimpinan,” katanya.

50 Young Ambassador Agriculture (YAA) akan terpilih setelah melalui beberapa tahapan seperti seleksi administrasi, seleksi potensi, bootcamp, dan tahap penjurian.

Pemilihan Young Ambassador Agriculture (YAA) Tahun 2024 ini diharapkan dapat menularkan dan meresonansi semangat berwirausaha di bidang pertanian bagi generasi muda lainnya.(***)