18 Maret 2025

Sektor Pertanian Penyangga Ekonomi, UPT Pelatihan Kementan Latih Masyarakat Subang Terdampak Tol

0
IMG-20250227-WA0033

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melalui OCG Associates, melatih masyarakat terdampak pembangunan Jalan Tol Akses Patimban di Kabupaten Subang.

Kegiatan bernama Pelatihan Perempuan di Pedesaan dalam Usaha Ekonomi Produktif (Angkatan 3), dilaksanakan di Desa Sawangan Kecamatan Cipeundeuy. Widyaiswara BBPP Lembang menjadi fasilitator kegiatan ini.

Kunjungan lapang pelatihan dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian BBPP Lembang, Rabu (26/2/2025).

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan pangan merupakan kebutuhan dasar bagi lebih dari 280 juta penduduk Indonesia.

“Saya selalu katakan tanpa pangan sebuah negara itu bisa hancur karena nantinya akan terjadi konflik sosial antar masyarakatnya,” kata Mentan Amran.

Untuk mendukung kebutuhan pangan tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menggenjot kualitas SDM pertanian yang menjadi faktor utama untuk mengungkit produksi pangan.

Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, juga mengajak seluruh insan pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian.

“Mari kita bergerak bersama meningkatkan produksi dan produktivitas pangan,” ajaknya.

Pada kunjungan lapangan ini, 35 orang peserta dibagi 3 kelompok dan dipandu widyaiswara serta petugas laboratorium.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/02/27/dukung-swasembada-pangan-upt-pelatihan-kementan-ajak-gen-z-tekuni-pertanian/

Mereka mempraktikkan olahan pisang yang menjadi produk unggulan BBPP Lembang, yaitu eggroll pisang dan pisang linting.

Pertama-tama, diberikan penjelasan alat dan bahan, dilanjutkan praktik membuat eggroll pisang dan pisang linting mulai dari pencampuran semua bahan menjadi adonan dan mencetak adonan di mesin pencetak eggroll dan memasukkannya ke dalam kemasan.

Penghujung pelatihan, dilakukan pelepasan oleh Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, dan dihadiri tim manajemen dan widyaiswara serta perwakilan dari Program Pemulihan Mata Pencaharian (LRP).

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menyampaikan bahwa sejatinya manusia adalah makhluk pembelajar yang setiap hari harus selalu mengasah kemampuan dan wawasannya dengan suatu hal yang baru.

“Ini akan membentuk karakter positif bagi siapapun yang tidak lelah untuk belajar setiap harinya,” tutur Ajat.

“Pengolahan hasil pertanian bisa menjadi alternatif usaha yang produktif dibidang pertanian, asalkan dilakukan dengan baik dan saya berharap ibu-ibu yang memang biasa melakukan pengolahan bahan baku menjadi bahan pangan, sukses menjalankan bisnis pengolahan pangan ini,” harap Ajat.

Rangkaian pelatihan dilanjutkan praktik mandiri sesuai rencana tindak lanjut. Pertemuannya sebanyak 3 kali dan peserta dibagi menjadi 3 kelompok.

Selanjutnya widyaiswara BBPP Lembang dan OCG Associates akan terjun langsung ke lapangan melakukan pendampingan fokus di pemasaran hingga produk olahan keripik singkong dan pisang ini mampu dijual dan memberikan keuntungan bagi peserta pelatihan.

Harapan dari kegiatan kerja sama ini, dampak pelatihan dirasakan oleh semua peserta menjadi active income untuk membantu keuangan keluaga sebagai upaya pemulihan mata pencaharian pasca terdampak pembangunan jalan tol.

Dengan demikian pertanian bisa menjadi alternatif peningkatan taraf hidup masyarakat.

Salah satu peserta, Wiha Wahyani menyampaikan, “Banyak hal baru yang saya dapatkan terutama terkait pengolahan pangan hingga menjadi sebuah produk yang siap dijual, bagaimana pemasaran produk, dan diskusi yang menarik dengan widyaiswara dan rekan rekan sesama peserta pelatihan mengenai masalah yang terjadi yang berkaitan dengan pengolahan pangan.

Materi yang disampaikan sangat jelas dan mudah dipahami. Satu hal yang sangat berkesan, widyaiswara memotivasi kami agar bisa menjadi seseorang yang sukses berbisnis,” cerita Wiha.

Wiha berharap BBPP lembang bisa tetap menebarkan ilmu dan memotivasi masyarakat untuk bisa bergerak bisnis pengolahan pangan sehingga mampu pengangguran di Indonesia. Selain itu juga bisa memajukan ekonomi khususnya masyarakat pedesaan.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *