15 Mei 2025

#Kementan

Tingkatkan Kesejahteraan Petani Kabupaten Kudus, Kementan Dorong Pembentukan Koperasi Merah Putih

TANIINDONESIA.COM//KUDUS - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong terbentuknya Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Terbentuknya koperasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Hadir di lokasi, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan KDMP akan memberikan banyak manfaat bagi anggota koperasi, termasuk petani. Ke depan, KDMP akan menjadi wadah untuk melaksanakan program-program pemerintah.

“Koperasi diharapkan bisa membeli produk hasil pertanian dengan harga yang baik. Menjadi penyalur pupuk subsidi, disamping menyediakan sembako dan gas LPG dengan mudah dan harga normal,” ucapnya pada Musyawarah Desa Khusus dalam rangka Pembentukan KDMP Desa Tanjungrejo pada Selasa (6/5/2025).

Ia menyebut KDMP juga akan memiliki gerai apotek desa dengan obat – obatan yang terjangkau, serta produk simpan pinjam untuk anggotanya.

Berbeda dengan konsep koperasi terdahulu, menurut Wamentan Sudaryono KDMP memberikan jaminan usaha yang pasti. Ia menyebut pemerintah tidak berjarak dengan rakyatnya.

“KDMP dari, oleh, dan untuk masyarakat, serta diawasi oleh masyarakat dan aparatur penegak hukum” jelas Wamentan.

Baca juga:

Jadikan Nilai Tambah Perekonomian, Mahasiswa Polbangtan Kementan Kelola Sampah Dapur

Wamentan memastikan di akhir Mei 2025 ini, sebanyak 8.563 KDMP sudah terbentuk di Jawa Tengah.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Idha Widi Arsanti berharap KDMP mempunyai usaha terkait pertanian supaya lebih berdaya saing. Sebab, nantinya koperasi tersebut menjadi wadah atau kelembagaan di desa yang dapat menaungi petani dan kelompok tani.

“Hal ini akan memangkas rantai pasok pemasaran produk pertanian yang selama ini cukup panjang. Petani akan mendapatkan harga yang baik dan konsumen juga menerima harga yang lebih murah,” ucap Idha.

Sementara itu, Bupati Kudus Sam'ani Intakoris meminta masyarakat untuk tidak khawatir terjadinya tumpang tindih peran dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau koperasi yang sudah berjalan karena dapat dikolaborasikan.

Hadir pula Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA), R. Hermawan memberikan dukungannya pada pembentukan KDMP di wilayah Jawa Tengah ini.(***)

Jadikan Nilai Tambah Perekonomian, Mahasiswa Polbangtan Kementan Kelola Sampah Dapur

TANIINDONESIA.COM//JEPARA - Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan gerakan mengompos. Upaya ini dilakukan untuk mengedukasi ibu-ibu rumah tangga di Desa Bakalan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupatan Jepara, Jawa Tengah untuk mengolah sampah rumah tangga.

Pengelolaan sampah organik organik menjadi kompos diharapkan bisa dikembangkan masyarakat. Supaya memiliki nilai tambah dalam perekonomian, melalui pengolahan dengan skala yang lebih besar dan bisa dikomersialkan.

Hal ini sesuai ajakan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman agar mahasiswa Polbangtan/PEPI untuk menjadi penggerak utama inovasi dan pencipta lapangan kerja di sektor pertanian modern.

“Mahasiswa berperan penting sebagai ujung tombak masa depan bangsa, dengan kemampuan menciptakan teknologi baru yang dapat menjadi acuan bagi pertanian global,” ucap Mentan Amran.

Ia mendorong mahasiswa untuk menghasilkan inovasi yang tidak hanya mendukung swasembada pangan nasional tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya kesiapan SDM dalam menggerakkan sistem pertanian modern.

“SDM pertanian adalah kunci. Kami terus mendorong pelatihan teknologi tepat guna, pelibatan petani milenial, dan penguatan kelembagaan”, ujarnya.

Oleh Ilham Catur Darmawan, mahasiswa Semester 8 Program Studi Agribisnis Hortikultura Polbangtan YOMA, sampah dapur berhasil diolah menjadi pupuk bernilai ekonomi yang cukup tinggi.

Catur mempunyai ketertarikan kuat pada budidaya pekarangan rumah. Dari sana, Ia mulai mempelajari pemanfaatan limbah menjadi pupuk kompos/pupuk cair.

“Dari situ muncul keinginan untuk lebih lanjut lebih peduli pada lingkungan, mulai dari menyisihkan sampah organik sampai membuat lingkungan yang tidak hanya bersih tapi juga enak dilihat (estetik),” tuturnya.

Baca juga:

Kenalkan Industri Pertanian, Polbangtan Kementan Jajaki Kerjasama dengan SMK Bansari Temanggung

Ia pun mengajak ibu-ibu rumah tangga yang bergabung di KWT Den Ayu Putri Desa Bakalan untuk mengolah sampah dapur.

“Gerakan pengolahan limbah organik menjadi kompos ini bertujuan untuk mengelola sampah organik yang sebelumnya hanya sekedar tertimbun di suatu lokasi. Yang bisa berpotensi membahayakan lingkungan sekitar,” papar Catur yang juga merupakan anggota Jepara Green Generation.

Ia pun menggandeng Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia (YAPPIKA) untuk mendanai gerakan mengompos ini.

“Saya menggunakan metode pengolahan anaerob. Untuk medianya saya coba bergantian. Pernah menggunakan bak dari harbel, ember tumpuk, compostbag, raised bed, biopori di planterbag, atau sekedar ditimbun di suatu tempat”, ungkapnya.

Ia menilai kebutuhan pupuk kompos memiliki permintaan pasar yang cukup besar.

Dewi Triana Novarani, Penyuluh Pertanian BPP Kalinyamatan merespon baik gerakan ini.

“Permasalahan sampah ini sebenarnya bisa diminimalisir dari rumah masing-masing, terutama ibu-ibu yang suka memasak tentunya limbahnya itu bisa dikelola dengan baik,” papar Dewi.

Ia menyebut pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos ini merupakan salah satu upaya untuk menghemat pengeluaran dalam budidaya tanaman.

“Terlebih lagi ibu-ibu KWT pada suka menanam tanaman di pekarangan, tentunya membutuhkan pupuk untuk tanamannya.” tuturnya.(***)

Kenalkan Industri Pertanian, Polbangtan Kementan Jajaki Kerjasama dengan SMK Bansari Temanggung

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) menerima kunjungan SMK Bansari Temanggung, Rabu (30/4/2025). Rombongan terdiri dari 6 guru dan siswa Agribisnis Tanaman sebanyak 97 orang.

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, mengatakan generasi muda saat ini memegang peranan penting untuk kemajuan pertanian.

"Oleh sebab itu, kita berharap semakin banyak anak-anak muda yang terjun ke sektor pertanian. Sebab di tangan mereka kita berharap pertanian bisa lebih berkembang," ujarnya.

Pernyataan serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti.

Ia menegaskan jika pertanian membutuhkan regenerasi petani.

"Petani yang ada sudah tua-tua. Kita butuh kehadiran anak-anak muda dengan ilmu baru dan didukung kemajuan teknologi untuk memajukan sektor pertanian," katanya.

Baca juga:

Dorong Percepatan Tanam, Kementan Kawal LTT Bantul

SMK Bansari Temanggung sendiri berkunjung ke Polbangtan YoMa untuk menjalin kemitraan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri.

Selain itu, kunjungan ini juga untuk mengikuti perkembangan teknologi industri sebagai bekal memasuki dunia kerja serta memberikan gambaran siswa tentang pendidikan lebih tinggi.

Rombongan SMK Bansari diterima oleh Wakil Direktur I, Endah Puspitojati, beserta jajaran tenaga pendidik dan kependidikan Polbangtan YoMa.

"Saya berharap agar kunjungan ini dapat menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap dunia pertanian sehingga diharapkan mereka nantinya menjadi petani milenial yang sukses," ujar Endah dalam sambutannya.

Perwakilan dari SMK Bansari, Bidang Humas Nurjati menyampaikan terimakasih kepada pihak Polbangtan YoMa yang telah bersedia menerima kunjungan siswa siswi SMK Bansari.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian profil Polbangtan YoMa. Selain itu, para siswa diajak berkeliling lokasi Polbangtan YoMa untuk melihat fasilitas kelas, laboratorium, perpustakaan dan lahan praktek.(***)

Kementan Perkuat Kompetensi Pengelolaan Alsintan BP Provinsi Kalimantan Tengah

TANIINDONESIA.COM//KALIMANTAN TENGAH — Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menggelar Penyiapan Tenaga Kompeten Brigade Pangan (BP) sebanyak 465 angkatan di Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan ini adalah bagian dari komitmen Kementan untuk meningkatkan kompetensi pejuang pangan.

Menurut Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman untuk mencapai swasembada pangan, Kementan memastikan akan fokus dalam upaya meningkatkan produksi pangan utama, dalam hal ini beras.

Dan salah satu yang digalakkan Kementan adalah optimalisasi lahan pertanian melalui pembentukan Brigade Pangan (BP).

“Brigade Pangan akan menjadi garda terdepan dalam mengelola dan mengoptimalkan lahan pertanian secara modern, profesional dan terampil dengan menjalankan usaha yang berorientasi bisnis dan menghasilkan pendapatan dan keuntungan,” kata Mentan Amran saat membuka pelatihan secara daring, medio April.

Amran mengatakan, BP mengelola lahan pertanian secara terstruktur, dengan skala pengelolaan mencapai sekitar 200 hektar per BP.

"Program ini juga mencakup pengelolaan lahan rawa yang optimal dan pencetakan sawah rakyat, serta mengintegrasikan pendekatan berbasis komunitas dengan teknologi canggih,” imbuhnya.

Selain itu, BP diberikan dukungan berupa alat dan mesin pertanian, pelatihan, serta akses ke benih unggul, pupuk, dan pestisida.

“Program ini tidak hanya meningkatkan produksi pangan nasional tetapi juga menciptakan ekosistem agribisnis modern yang memberdayakan generasi muda,” kata Mentan Amran lagi.

Baca juga:

Tingkatkan SDM Pertanian, UPT Pelatihan Kementan Latih Petani Kabupaten Bandung Barat

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan menargetkan pembentukan 4.224 BP.

Saat ini, jumlah BP yang telah terbentuk sebanyak 1.900 yang tersebar di 16 Provinsi, yaitu 1.779 pada tahun 2024 dan 121 pada tahun 2025.

“Saat ini, BP yang sudah beroperasi mencapai 1.154 BP dengan cakupan luas lahan mencapai 230.800 Hektar yang tersebar di 12 Provinsi,” ungkap Santi.

Selama bulan April, BBPP Lembang menyelenggarakan pelatihan sebanyak 25 angkatan di beberapa kabupaten, yaitu Kabupaten Kapuas, Barito Selatan, Barito Timur, Seruyan, Kotawaringin Timur, dan Kotawaringin Barat. Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari untuk masing-masing angkatan.

Selama 3 hari pelatihan, peserta memperoleh materi inti tentang pengolahan lahan menggunakan traktor roda 2, pengolahan lahan menggunakan traktor roda 4, pengenalan, pengoperasian, perawatan, dan pemeliharaan mesin panen kombinasi (combine harvester), dan laporan usahatani.

Salah seorang peserta BP Prajurit Tani, mengaku siap mempraktikkan ilmu yang didapat selama pelatihan.

“Setelah pelatihan ini, kami akan langsung mempraktikkan tanam padi di bulan Mei dengan menerapkan ilmu yang kami peroleh selama pelatihan terutama penggunaan alsintan, sehingga harapannya bulan Agustus bisa panen padi," katanya saat penutupan pelatihan, Rabu (30/4/2025), di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Selat Kabupaten Kapuas.

“Terima kasih Kementerian Pertanian dengan diadakannya pelatihan ini kami bisa memahami pengelolaan lahan sawah di sini yang dapat lebih efisien dan produktif,” ujarnya lagi.(***)

Transformasi Pertanian Nasional, Kementan Launching Pertanian Modern

TANIINDONESIA.COM//PRINGSEWU – Kementerian Pertanian resmi meluncurkan Program Pertanian Modern sebagai agenda utama dalam kegiatan nasional bertajuk Launching Pertanian Modern yang dirangkaikan dengan Gebyar Mekanisasi, Kamis, 24 April 2025, di Pekon Pujodadi, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Program ini menjadi tonggak transformasi sistem pertanian nasional ke arah yang lebih terstruktur, terintegrasi, berkelanjutan, dan berbasis teknologi. Pertanian Modern juga didorong menjadi gerakan kewirausahaan yang melibatkan generasi muda sebagai operator teknologi dan penggerak kelembagaan petani.

Acara peluncuran dihadiri oleh Bupati Pringsewu, Riyanto Pamungkas, Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian, Sam Herodian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, Plt Direktur Jenderal Hortikultura, Muhammad Taufiq Ratule, Kepala Pusat Pelatihan, Inneke Kusumawaty, Kepala Pusat Penilaian dan Pengembangan Kompetensi ASN Pertanian, Indria Fitriani, Kepala Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung, Adi Destriadi Sutisna, serta perwakilan Bulog, Patra Niaga Pertamina, Jajaran Forkopimda dan OPD Pemda Pringsewu.

Sebagai bagian dari rangkaian acara, dalam kegiatan ini juga turut digelar peninjauan workshop UPJA Karya Mandiri dan Koperasi Karya Mandiri Sejahtera, demo mekanisasi pertanian, serta peluncuran penyaluran BBM subsidi dan penunjukan koperasi sebagai titik serah pupuk subsidi. Ini sekaligus menandai implementasi penyaluran subsidi di 10 Titik Pertanian Modern secara serentak di seluruh Indonesia.

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa untuk mencapai swasembada pangan dalam empat tahun ke depan, Kementan menjalankan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi.

“Intensifikasi dilakukan lewat peningkatan indeks pertanaman dengan pompanisasi dan optimalisasi lahan. Ekstensifikasi dengan mencetak sawah baru, targetnya 3 juta hektar di 2025, khususnya di Merauke, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan,” ungkapnya.

Baca juga:

Regenerasi Petani, Kementan Dukung Peningkatan Kapasitas Generasi Z

Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan, Sam Herodian, menyampaikan bahwa modernisasi pertanian menjadi tulang punggung pendekatan intensifikasi nasional.

“Pertanian modern bukan sekadar penggunaan alat. Ini adalah sistem produksi baru yang mengintegrasikan teknologi, mekanisasi, penguatan koperasi, dan efisiensi distribusi subsidi,” tegas Sam.

“Melalui koperasi sebagai titik serah BBM dan pupuk, kita potong rantai birokrasi agar subsidi tepat sasaran. Pompanisasi pun memungkinkan tanam lebih dari sekali dalam setahun.”

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menekankan pentingnya kesiapan SDM dalam menggerakkan sistem pertanian modern.

“SDM pertanian adalah kunci. Kami terus mendorong pelatihan teknologi tepat guna, pelibatan petani milenial, dan penguatan kelembagaan seperti Brigade Pangan,” ujarnya.

“Petani harus mampu mengoperasikan alsintan seperti traktor, transplanter, drone seeder dan sprayer, agar manfaat mekanisasi betul-betul dirasakan dalam produktivitas dan efisiensi.”

Dengan peluncuran ini, Kementan berharap ekosistem pertanian modern bisa mendorong peningkatan produksi, kualitas, dan kesejahteraan petani, serta mempercepat kemandirian pangan Indonesia secara menyeluruh.(***)

Siapkan Regenerasi Petani, Kementan Latih Gen Z Pertanian Modern

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, kembali memperkenalkan sektor pertanian kepada generasi muda siswa-siswi kelas VIII SMP Budi Cendekia Islamic School, Depok, Kamis (24/4/2025).

Buat SMP Budi Cendekia Islamic School, kunjungan kali ini adalah yang ketiga kalinya sepanjang bulan April. Kali ini 50 orang siswa-siswi didampingi 5 orang guru yang ingin mempelajari pertanian modern.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan generasi muda adalah ujung tombak kemajuan Indonesia.

“Sekarang generasi muda adalah generasi yang harus kita persiapkan untuk mengawal Indonesia menjadi negara emas. 20 tahun kemudian mereka yang akan memimpin republik ini. Kita harapkan mereka lebih baik dan lebih hebat dari kita,” ujarnya.

Karena itu, lanjutnya, Kementan akan terus berupaya meregenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyebut jika petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan komitmennya mencetak generasi muda agar mampu menjadi wirausaha muda melalui berbagai program peningkatan kompetensi. Di antaranya pelatihan, kegiatan kunjungan singkat dan kegiatan magang.

Seperti pada dua kunjungan sebelumnya, rombongan SMP Budi Cendekia Islamic School kali ini juga fokus di hilirisasi komoditas pertanian dan agribisnis tanaman hias.

Di laboratorium pengolahan hasil pertanian, widyaiswara spesialisasi pengolahan hasil pertanian memberi motivasi pentingnya mengupayakan sektor pertanian terus berjalan.

Baca juga:

Presiden Prabowo dan Mentan Amran Pimpin Tanam Padi Serentak di 14 Provinsi

Kebutuhan pangan terus ada sehingga pertanian dapat menjadi peluang usaha menjanjikan terutama di sektor hilirisasi yang dapat menghasilkan keuntungan berlipat.

Hilirisasi komoditas pangan melalui pengolahan hasil pertanian diungkapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk dan memperpanjang daya simpan.

Lalu, generasi z ini diajak praktik langsung membuat cemilan yang rasanya manis asam dan menyegarkan yaitu sorbet mangga.

Pertama-tama, diberikan penjelasan alat dan bahan, dilanjutkan demo membuat sorbet hingga menjadi sorbet mangga yang siap dikonsumsi.

Siswa-siswi tekun dan antusias mempraktikkan langkah demi langkah pembuatan sorbet, mulai dari pencampuran semua bahan, pemasakan, pemixeran hingga pelabelan.

“Mudah juga ya membuat sorbet ini dan rasanya juga enak,” ucap mereka.

Produk olahan lainnya seperti es krim jagung, es krim labu, sorbet pakcoy, sorbet buah naga, dan sorbet cabai, juga diserbu oleh anak-anak untuk dicicipi sampai menciptakan antrian panjang di depan freezer.

Selanjutnya, di screen tanaman hias, widyaiswara spesialisasi budidaya pertanian mengajarkan peluang bisnis tanaman hias dengan proses perbanyakan dan pemeliharaan yang sangat mudah asalkan dilakukan dengan serius dan memahami betul proses budidaya yang baik dan benar.

Karena itu, masing-masing siswa diajak mempraktikkan perbanyakan tanaman hias kaktus dan sukulen mulai dari penyiapan media tanam terdiri dari pasir, sekam bakar, dan pupuk kandang ayam dengan perbandingan 1:1:1.

Siswa-siswi mempraktikkan perbanyakan tanaman sukulen melalui stek pucuk dan stek daun. Selain itu, mereka juga praktik perbanyakan kaktus dengan cara grafting, menyambungkan understam dan anakan kaktus.(***)

Jajaki Kerjasama Bidang Pertanian, Politeknik Enjiniring Kementan Terima Kunjungan Delegasi Negara Fiji

TANIINDONESIA.COM//TANGERANG –Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) menerima kunjungan delegasi Negara Fiji untuk menjajaki program beasiswa pertanian, teknologi pertanian modern, serta peluang pelatihan dan penelitian kolaboratif antara Fiji dan PEPI. bertempat di Ruang Rapat Senat PEPI, Selasa (22/4/2025).

Kunjungan ini dihadiri oleh Principal Agriculture Officer (Animal Production), Mr. Chanel Berlin Alfred, Kepala Pejabat Pertanian Utama (Produksi Hewan), Chanel Berlin Alfred, Agriculture Officer (Goat) Mr. Harold Tikiko Lord disambut oleh Direktur PEPI Muharfiza, Kapala Tim Kerja Administrasi Akademik Nita Martiani beserta civitas akademika

Dalam sambutannya, Direktur PEPI, Muharfiza menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi internasional yang telah terjalin. Diharapkan dari pertemuan ini dapat menghasilkan kesepakatan mengenai program kerja sama konkrit yang akan dilaksanakan ke depan.

Mudah-mudahan ini bukan hanya sebatas kunjungan persahabatan, tetapi lebih dari itu banyak hal dapat kita diskusikan untuk bersama-sama berkolaborasi dalam program yang berkelanjutan dan saling memberikan kebermanfaatan. Tiada lagi sesuatu yang menjadi kelebihan atau kemuliaan manusia, semata-mata kita bisa memberikan kemanfaatan kepada khalayak yang lebih luas.
“Kunjungan ini menjadi ajang perkuat kerja sama dan pertukaran ilmu di bidang teknologi pertanian, khususnya untuk mendukung pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan. Pengembangan kompetensi mahasiswa dan petani melalui beasiswa dan pelatihan teknologi pertanian yang relevan dengan kondisi iklim dan lingkungan di Fiji dan Indonesia”, tegas Muharfiza.

PEPI memiliki tiga program studi diantaranya Teknologi Mekanisasi Pertanian, Teknologi Hasil Pertanian dan Tata Air Pertanian, hingga saat ini mahasiswa PEPI berjumlah 378 diantaranya terdapat putra/puti yang berasal dari negara Timur Leste. Mahasiswa tersebut tinggal di asrama selama tiga tahun. “Untuk dapat bergabung/menjadi mahasiswa PEPI nantinya terdapat persyaratan yang perlu dilengkapi. Pada saat ini, Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Tahun Akademik 2025/2026 sedang dibuka melalui website https://pmb.pusdiktan.id/ putra/putri terbaiknya dapat ikut bagian dalam hal pengembangan teknologi mekanisasi pertanian”, tegas Muharfiza.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan bahwa regenerasi petani nasional merupakan prioritas utama dalam mewujudkan pertanian yang maju dan mandiri.

Baca juga:

Siapkan Generasi Muda Jadi Petani Muda Sukses, Politeknik Enjinering Kementan Gelar Kuliah Umum

Kementan membuka Pendaftaran PMB 2025 bagi calon mahasiswa baru, yaitu: Jalur Undangan (Anak Petani/Penyuluh), Jalur Kerja Sama dan Tugas Belajar, Jalur Umum, dan Jalur Prestasi.

"Penerimaan mahasiswa Baru jalur undangan SMKPP dan Mitra, Anak Petani dan Penyuluh diutamakan ada rekomendasi dari dinas pertanian kabupaten/Kota," imbuhnya.

“Upaya peningkatan kompetensi ASN pada rumpun jabatan fungsional pertanian melalui peningkatan jenjang pendidikan tugas belajar serta regenerasi petani nasional menjadi langkah penting dalam menyiapkan SDM pertanian Indonesia yang profesional dan berdaya saing,” ujar Santi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pendidikan vokasi menjadi strategi utama dalam mencetak tenaga pertanian yang siap menghadapi tantangan global.

“Kami ingin menjaring mahasiswa baru yang benar-benar memiliki minat di bidang pertanian. Mereka akan mendapatkan pendidikan berkualitas yang tidak hanya berorientasi pada akademik, tetapi juga praktik dan inovasi di sektor pertanian," tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengajak generasi muda untuk berkontribusi di sektor pertanian guna mewujudkan swasembada dan kedaulatan pangan Indonesia.

"Optimisme kebangkitan pertanian Indonesia harus terus dijaga, terutama oleh generasi muda. Jika seluruh anak muda bergerak, dalam 10 tahun ke depan, Indonesia bisa menjadi negara super power di sektor pangan," ujar Amran.

“Untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan daya saing produk pertanian, kita harus menyiapkan generasi muda yang kompeten di bidang ini. Polbangtan dan PEPI hadir sebagai solusi bagi anak-anak muda yang ingin berkontribusi dalam pertanian modern,” ujar Mentan Amran.(*)

Gabah Sesuai HPP, Petani Kabupaten Bandung Sumringah

TANIINDONESIA.COM//BANDUNG — Pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (HKP) ditingkat petani seharga Rp6.500. Hal ini tentunya membuat para petani diberbagai tempat sumringah, salah satunya di Kabupaten Bandung, Jumat (18/4/2025).

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menjelaskan jika HPP sebesar Rp 6.500 ini merupakan bentuk keberpihakan Presiden Prabowo Subianto untuk mensejahterakan petani dan memastikan harga gabah tidak turun.

“Kebijakan yang meningkatkan harga gabah dan jagung ini dapat menjadi pemicu untuk mewujudkan swasembada pangan,” terang Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengajak petani terus meningkatkan produksinya untuk mendukung swasembada pangan yang digagas pemerintah.

Baca juga:

Kementan Perkenalkan Sektor Pertanian ke Generasi Muda

"Selain itu pemerintah juga telah membantu meningkatkan kesejahteraan petani, salah satunya dengan HPP untuk GKP diserap Bulog dengan harga Rp6.500," ujar Santi.

Santi menambahkan, untuk mendukung swasembada pangan, Kementan telah melakukan berbagai kegiatan. Di antaranya optimalisasi lahan, cetak sawah rakyat, brigade pangan, kebutuhan pupuk, penggunaan alsintan, perbaikan prasarana dan sarana pertanian dan berbagai kegiatan lainnya.

Petani dari Kelompok Tani Rancamanyar Kabupaten Bandung, Dede Rahim, didampingi penyuluh pertanian saat sedang panen raya seluas 5 hektar mengungkapkan rasa syukur dengan penetapan HPP.

“Alhamdulillah kebijakan pemerintah menyerap hasil panen kami dengan harga Rp 6.500 sangat menolong kami dan berdampak sangat bagus di wilayah kami," katanya.

Dede Rahim juga berterimakasih kepada pemerintah pusat maupun daerah karena bantuan yang diterima oleh petani seperti pupuk bersubsidi, benih berkualitas dan saprodi lainnya sehingga membantu petani dalam proses produksi padi yang tinggi dan berkualitas.(***)

Kementan Perkenalkan Sektor Pertanian ke Generasi Muda

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan sektor pertanian kepada 135 Gen Z siswa-siswi kelas VIII SMP IT Ibnu Khaldun, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (21/4/2025).

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan generasi muda adalah ujung tombak kemajuan Indonesia.

“Sekarang generasi muda adalah generasi yang harus kita persiapkan untuk mengawal Indonesia menjadi negara emas. 20 tahun kemudian mereka yang akan memimpin republik ini. Kita harapkan mereka lebih baik dan lebih hebat dari kita,” ujar Menteri Amran.

Karena itu, lanjutnya, Kementan akan terus berupaya meregenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyebut jika petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Kedatangan para siswa kelas VIII SMP IT Ibnu Khaldun, Lembang, disambut hangat oleh tim manajemen BBPP Lembang.

Baca juga:

Inovatif, UPT Pelatihan Kementan Dampingi Petani Kabupaten Bandung Barat lewat Konsultasi Agribisnis Keliling

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan komitmennya mencetak generasi muda agar mampu menjadi wirausaha muda melalui berbagai program peningkatan kompetensi. Di antaranya pelatihan, kegiatan kunjungan singkat dan kegiatan magang.

Kepada para siswa, BBPP Lembang mengajarkan budidaya sayuran daun seperti selada, bawang daun, dan pakcoy di lapangan praktik zona kawasan rumah pangan lestari Inkubator Agribisnis (IA).

Mereka menyimak penjelasan dan praktik mulai dari menyiapkan media tanam yaitu arang sekam dan pupuk kandang untuk proses persemaian di dalam tray dan penanaman benih sayuran di lubang-lubang tanam.

Selanjutnya, didampingi manajer IA dan petugas lapangan, para gen z praktik menanam bibit sayuran yang sudah siap tanam setelah melalui proses persemaian, di dalam polybag.

Tahapan yang dilakukan mulai dari mencampurkan media tanam tanah, arang sekam, dan pupuk kandang ayam dengan perbandingan 1:1:1.

Setelah itu menanam aneka sayuran daun seperti selada keriting, daun bawang, dan pakcoy ke dalam masing-masing polybag.

Salah satu murid, Nurin, menceritakan pengalaman berharganya belajar pertanian di BBPP Lembang.

“Di sini kita diajarkan untuk menanam sayuran yang baik, mulai dari menyemai, menanam dan merawat tanaman. Kami akan memelihara tanaman ini hingga siap dipanen,” ucapnya.(***)

Dorong Percepatan Tanam, Kementan Kawal LTT Bantul

TANIINDONESIA.COM//BANTUL - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengupayakan luas tambah tanam (LTT) sebagai langkah strategis memastikan peningkatan produksi padi. Hal ini agar target swasembada pangan bisa segera tercapai.

Seperti disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, pemerintah berkomitmen untuk mencapai swasembada pangan dengan menargetkan peningkatan signifikan pada produksi padi nasional tahun 2025.

"Alhamdulillah, capaian bulan Maret meningkat dari 900-an ribu hektare menjadi lebih dari 1,2 juta hektare dibandingkan tahun sebelumnya. Ini capaian bagus, tetapi tidak boleh lengah," tegasnya.

Mentan menargetkan LTT minimal bisa mencapai 1,6 juta hektare sehingga pentingnya peran semua pihak dalam menjaga ritme tanam.

Untuk itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Ali Jamil turun langsung mengawal LTT di Desa Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa (15/4/2025).

“Kita baru saja tanam padi varietas Inpari 32. Dengan luas lahan 8,4 ubinan (2,5 x 2,5 meter).” ucap Ali setelah melakukan gerakan tanam bersama pihak terkait.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/04/21/dorong-capaian-swasembada-pangan-kementan-sosialisasikan-inpres-3-2025/

Ia mengapresiasi produktivitas padi setempat yang hampir mencapai 8 ton/ ha. Pasalnya, produktivitas nasional baru mencapai 5,25 ton/ha Gabah Kering Giling (GKP).

“Kita berupaya untuk kejar tanam, kejar Luas Tambah Tanam (LTT). Karena target April ini adalah 1,6 juta ton secara nasional. Untuk DIY kita targetkan 14 sampai dengan 19 ribu ton,” tuturnya.

Ia menilai lahan sudah optimal untuk ditanami. Dengan melihat ketersediaan air yang melimpah, dan bibit yang siap tanam.

“Jadi pesannya, mari kita kawal semua pertanaman kita supaya arahan Pak Presiden untuk swasembada pangan dapat dicapai secepat-cepatnya di negara kita, Indonesia,” pungkas Ali.

Selaras, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menekankan perlunya kolaborasi berbagai pihak untuk mencapai swasembada pangan.

“Untuk mewujudkan swasembada pangan ini tidak bisa sendirian, kita harus terus bergandengan tangan dengan semua pihak,” ujar Idha.

Hadir mendampingi Sekretaris Jenderal, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA), R. Hermawan mengatakan siap mengawal LTT di wilayah Kabupaten Bantul, DIY. Hal ini agar target produksi padi dapat tercapai.(***)