6 November 2025

#Kementan

UPT Pelatihan Kementan Perkenalkan Agroeduwisata ke Siswa SD Cimahi

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui UPT pelatihan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan agribisnis kepada 89 siswa kelas 1, 2, dan 3 SD IT Bina Insan Cendekia Kota Cimahi yang berkunjung Kamis (30/10/2025). Rombongan diterima secara resmi oleh Kepala Balai didampingi tim manajemen.

Kegiatan outing class ini bertujuan untuk mengenal hal-hal baru yang bermanfaat. Dan pertanian merupakan bidang yang menarik untuk dipelajari.

Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendorong generasi muda untuk mengawal Indonesia menuju negara superpower.

“Sekarang generasi muda adalah generasi yang harus kita persiapkan untuk mengawal Indonesia menjadi negara emas. 20 tahun kemudian mereka yang akan memimpin republik ini. Kita harapkan mereka lebih baik dan lebih hebat dari kita,” kata Mentan Amran.

Kementan juga mendorong anak muda terjun ke sektor pertanian untuk menciptakan wirausahawan tani (agropreneur), meningkatkan produktivitas, dan menyokong ketahanan pangan nasional.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan perlu ada pendampingan untuk meningkatkan minat generasi muda dalam bidang pertanian, baik dalam bentuk mentoring maupun akses permodalan.

Baca juga: 

Persiapan Masa Purnabakti, Pegawai KAI Perdalam Budidaya Tanaman Hias

Dalam kunjungannya, para siswa SD IT Bina Insan Cendekia Kota Cimahi diajak menuju laboratorium pengolahan hasil pertanian.

Widyaiswara spesialisasi pengolahan hasil pertanian, didampingi petugas menjelaskan tujuan kegiatan pengolahan hasil pertanian. Selanjutnya pengenalan alat dan bahan pembuatan olahan es krim jagung.

Keseruan terjadi karena anak-anak antusias mempaktikkan pembuatan es krim jagung. Para generasi alpha ini tampak antusias bergantian mempraktikkan pembuatan cemilan sehat yang sangat digemari oleh anak-anak, mulai dari pencampuran bahan, pemasakan bahan, dan pengemasan es krim jagung.

Di screen tanaman hias, widyaiswara spesialisasi budidaya didampingi petugas menjelaskan proses perbanyakan kaktus melalui teknik grafting dan stek pucuk untuk sukulen.

Anak-anak tampak senang karena masing-masing hasil praktik baik es krim jagung dan tanaman kaktus dan sukulen yang bisa dibawa pulang untuk dilakukan pemeliharaan.

Apresiasi juga disampaikan Kepala SD IT Bina Insan Cendekia Kota Cimahi, Erni Suryadin.

“Tujuan kami di sini belajar di alam. Anak-anak tampak excited tadi belajar tentang tanaman hias yaitu cara menanam kaktus dan sukulen. Setelah itu mereka praktik pengolahan hasil pertanian yaitu membuat es krim jagung," katanya.

Menurut Erni, anak-anak senang bisa belajar di luar kelas sembari melihat sekelilingnya melihat kebun sayuran dan udaranya juga sejuk.

“BBPP Lembang sangat cocok menjadi tempat belajar pertanian,” tuturnya.(***)

Persiapan Masa Purnabakti, Pegawai KAI Perdalam Budidaya Tanaman Hias

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP), menerima kunjungan 28 orang calon purnabakti PT Kereta Api Indonesia (PT. KAI) Daop 2 Bandung, Selasa (21/10/2025). Para calon purnabakti ini mengenal pertanian khususnya agribisnis tanaman hias sebagai peluang usaha mengisi masa purnabakti.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, melihat adanya potensi besar dalam bisnis pertanian bagi para purnabakti atau pensiunan.

“Sinergi dan investasi di sektor pertanian, dari budidaya hingga industri hilir menjadi peluang bagus untuk mengoptimalkan potensi lahan dan sumber daya yang ada dan mendukung ketahanan pangan,” tutur Mentan Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mendukung peningkatan SDM pertanian,

“Peningkatan kualitas SDM adalah hal terpenting untuk memajukan sektor pertanian. BPPSDMP terus berupaya meningkatkan kompetensi SDM di bidang pertanian, termasuk bagi para calon purnabakti,” katanya.

Baca juga:

KATALIS, Sarana Edukasi dan Informasi Pertanian

Dalam kunjungan kali ini, Widyaiswara BBPP Lembang spesialisasi budidaya tanaman hias memberikan penjelasan tentang agribisnis tanaman sukulen dan kaktus, mulai dari budidaya hingga peluang bisnis yang menjanjikan sebagai alternatif mengisi masa purnabhakti.

Para calon purnabhakti yang akan pensiun 2-3 tahun, mempraktikkan perbanyakan sukulen secara vegetatif yaitu stek pucuk dan stek daun.

Sementara itu di bagian tanaman kaktus, petugas menjelaskan perbanyakan kaktus dengan teknik menempel (grafting).

Peserta pun antusias mencoba mulai dari memotong batang entres, menempelkan anakan kaktus dengan batang entres menggunakan karet gelang.

Rombongan juga melihat lahan praktik di Inkubator Agribisnis seluas 2,5 hektar, yaitu kegiatan budidaya tanaman anggur serta tanaman kopi serta budidaya sayuran daun dengan teknologi hidroponik sistem deep flow technique.

Semua aktivitas pertanian yang ada dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan, asalkan pemilihan komoditas yang tepat serta ditekuni dengan serius.(***)

KATALIS, Sarana Edukasi dan Informasi Pertanian

TANIINDONESIA.COM//BANDUNG BARAT – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui UPT Pelatihan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menyelenggarakan Konsultasi Agribisnis Terpadu, Andal, Luar Biasa, Inovatif, Solutif (KATALIS), Kamis (23/10/2025), di BP3K Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Hadir pada kegiatan ini konsultan dari widyaiswara BBPP Lembang, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bandung Barat, dan kelompok tani dari desa-desa di Kecamatan Rongga sejumlah 30 orang.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyambut baik setiap usaha memperkenalkan dunia pertanian karena hal itu sangat penting untuk masyarakat.

“Ingat, tidak ada pangan, tidak ada negara dan peradaban. Mati hidupnya negara, pertama ditentukan oleh pertanian. Jadi ini sangat vital, kalau pertanian bermasalah,” katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan hal terpenting untuk meningkatkan pertanian adalah dengan meningkatkan kualitas SDM.

“Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP juga terus mengupayakan peningkatan SDM di bidang pertanian,” kata Santi.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengatakan pihaknya membangun dan mengembangkan KATALIS sebagai salah satu standar pelayanan bagi para stakeholder dengan tujuan peningkatan kompetensi SDM pertanian.

Baca juga:

Mentan Amran dan KSP Qodari Sidak Kios Pupuk, Petani Tersenyum Harga Pupuk Turun

“Salah satu pelayanan publik yang kami laksanakan mendukung kompetensi SDM pertanian melalui konsultasi agribisnis,” jelasnya.

Kegiatan KATALIS diikuti dengan antusias oleh petani Bandung Barat. Petani pun memanfaatkan acara ini dengan melontarkan banyak pertanyaan.

Salah seorang petani, Nurdin, menanyakan tentang bagaimana menanggulangi hama pada tanaman cabai.

Widyaiswara BBPP Lembang yang menjadi konsultan menjelaskan mengenai pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai dengan melakukan pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT).

Diawali dengan penanaman barrier ataupun trap crop berupa jagung sebanyak 3 baris di pinggir dan ditanam 3 minggu sebelum tanam, pemilihan benih yang sehat, pengolahan lahan yang sempurna, pemberian kompos yang diberi trichoderma, dan pemasangan mulsa plastik hitam perak.

Diskusi dan konsultasi antara petani dan widyaiswara, diharapkan bisa memberikan solusi atas kendala yang dihadapi petani dan peluang bisnis pertanian yang bisa dilakukan agar dapat meningkatkan taraf hidup petani di wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Salah seorang petani, Imas, mengatakan kesannya terhadap kegiatan KATALIS ini.

“Adanya konsultasi agribisnis ini menambah ilmu pengetahuan bagi kami tentang pengendalian hama dan penyakit pada tanaman berbagai tanaman yang sering kami alami,” ucapnya.

“Mudah-mudahan para petani yang ada di Kecamatan Rongga pertaniannya lebih maju dengan adanya program-program seperti ini,” harap Imas.(***)

Mentan Amran dan KSP Qodari Sidak Kios Pupuk, Petani Tersenyum Harga Pupuk Turun

TANIINDONESIA.COM//Lampung Utara – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kios Pupuk Mitra Tani Sejati di Kecamatan Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung. Sidak ini dilakukan untuk memastikan langsung implementasi kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menurunkan harga pupuk bersubsidi sebesar 20 persen di seluruh Indonesia.

Dalam sidak tersebut, Mentan Amran dan Kepala Staf Kepresidenan berdialog langsung dengan distributor dan petani. Saat ditanya soal harga, distributor kios memastikan bahwa harga pupuk memang telah turun signifikan.

Mentan Amran menjelaskan bahwa kebijakan penurunan harga pupuk ini merupakan wujud nyata keberpihakan Presiden Prabowo kepada petani.

“Ini perintah Bapak Presiden. Presiden sayang petani makanya harga pupuk diturunkan 20 persen dan ini terjadi pertama kali dalam sejarah pertanian Indonesia harga pupuk turun ekstrem,” kata Mentan Amran saat sidak pada Rabu (29/10/2025).

Para petani yang hadir pun menyampaikan rasa syukur mereka atas kebijakan pemerintah tersebut. “Benar, harga pupuk turun. Urea sekarang Rp90 ribu per sak, sebelumnya Rp125 ribu. Kami senang sekali. Terima kasih kepada Pak Presiden dan Pak Menteri Pertanian,” ujar Eko, salah satu petani setempat.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari menegaskan bahwa temuan di lapangan membuktikan efektivitas kebijakan pemerintah. Artinya, kebijakan terimplementasi secara cepat dan langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Baca juga:

Manfaatkan Peluang Pasar, Kementan Bekali Generasi Muda Cara Budidaya dan Pengolahan Kopi

”Hari ini terbukti bahwa harga pupuk turun di sini 20 persen. Ini keputusan dibuat di Jakarta, baru beberapa hari di Kotabumi Lampung tereksekusi dengan baik. Kita tanya kepada distributor dan petani, turun harga pupuknya. Jadi ini betul real di petani ya,” ungkapnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk hingga 20 persen, berlaku mulai 22 Oktober 2025. Penurunan harga ini sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025 tanggal 22 Oktober 2025 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor 800/KPTS./SR.310/M/09/2025 tentang Jenis , Harga Eceran Tertinggi dan Alokasi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2025.

Penurunan ini meliputi seluruh jenis pupuk bersubsidi yang digunakan petani, yaitu urea dari Rp2.250 per kilogram menjadi Rp1.800 per kilogram, NPK dari Rp2.300 per kilogram menjadi Rp1.840 per kilogram, NPK kakao dari Rp3.300 per kilogram menjadi Rp2.640 per kilogram, ZA khusus tebu dari Rp1.700 per kilogram menjadi Rp1.360 per kilogram, dan pupuk organik dari Rp800 per kilogram menjadi Rp640 per kilogram.

“Ini adalah terobosan Bapak Presiden, tonggak sejarah revitalisasi sektor pupuk. Bapak Presiden Prabowo memerintahkan agar pupuk harus sampai ke petani dengan harga terjangkau. Tidak boleh ada keterlambatan, tidak boleh ada kebocoran. Kami langsung menindaklanjuti dengan langkah konkret: merevitalisasi industri, memangkas rantai distribusi, dan menurunkan harga 20 persen tanpa menambah subsidi APBN,” ujar Mentan Amran di Jakarta, pada Rabu (22/10/2025) lalu.(***)

Tingkatkan Potensi Wilayah, Polbangtan Kementan Kembangkan BPP Pathuk Jadi Laboratorium Lapangan

TANIINDONESIA.COM//GUNUNG KIDUL. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang (Polbangtan Yoma) menggandeng Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul dalam pengembangan Laboratorium Lapangan, Selasa (21/10/2025).

Berlokasi di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Patuk, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, keduanya bersepakat untuk meningkatkan fungsi BPP sebagai sarana untuk mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi sekaligus peningkatan potensi wilayah Kapanewon Pathuk.

Hal ini sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman untuk mendorong perguruan tinggi mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Dengan sinergi antara akademisi, pemerintah, dan petani, hilirisasi pertanian diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah, kesejahteraan petani, serta kemandirian pangan Indonesia.” ucap Mentan Amran.

Demikian juga disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti.

“Bagaimana kita mendorong pertanian modern di lapangan, ini menjadi penting. Bagaimana pertanian modern ini kita menggunakan unsur teknologi. Kita juga melakukan reformasi atau rekayasa kelembagaan petaninya, ini juga hal yang sangat penting.” jelas Idha.

Baca juga:

Kebijakan Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20% Pertama Kali dalam Sejarah

Ia menambahkan, pertanian saat ini harus menjadi garda terdepan dalam menjawab tantangan nasional dan global. Menurutnya pertanian modern bukan hanya soal alat dan mesin, tetapi juga tentang kelembagaan petani dan peningkatan kapasitas SDM.

Hadir langsung di lokasi, Direktur Polbangtan Yoma, R. Hermawan menyampaikan komitmennya untuk mengembangkan laboratorium lapangan di BPP Patuk.

“Kami arahkan mahasiswa dari Jurusan Peternakan dan Pertanian untuk melakukan pembelajaran, magang, dan praktik kerja lapangan di BPP Patuk ini.” ucap Hermawan.

Tak hanya itu, Ia pun mendorong dosen - dosen untuk melakukan penelitian dan pendampingan masayarakat di wilayah kerja BPP Patuk.

Selanjutnya, Hermawan menyebut akan mencanangkan BPP Patuk sebagai BPP Model yang menjadi pusat informasi dan pembelajaran bagi Polbangtan Yoma.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Gunung Kidul, Rusmiyadi menyambut baik rencana ini. Ia mengatakan inisiasi BPP Model ini sangat diperlukan sebagai salah satu cara untuk pengembangan pertanian yang lebih baik.

“BPP Patuk berkomitmen untuk mengiringi dan mengimbangi kepercayaan untuk menjadi BPP model. Pertanian ini memang harus digarap secara lintas sektor sesuai dengan arahan Menteri Pertanian.” ujar Rusmiyadi.

Salah satu langkah yang sudah diambil oleh BPP Patuk, lanjutnya, adalah pengembangan pusat pertumbuhan petani milenial.(***)

Manfaatkan Peluang Pasar, Kementan Bekali Generasi Muda Cara Budidaya dan Pengolahan Kopi

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memberikan bekal kepada generasi muda teknik budidaya, pengolahan, hingga menjual produk kopi. Hal itu dilakukan dalam pelatihan agribisnis, Jumat (17/10/2025), yang diikuti peserta praktik kerja lapangan (PKL).

Pelatihan agribisnis kopi juga memuat kajian mengenai teknik budidaya dimulai dari penyiapan lahan hingga pemanenan.

Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengenai komoditas yang harus dihilirisasikan.

“Kita tidak boleh lagi menjual bahan mentah. Saatnya petani menjadi pengusaha. Hilirisasi kopi, kakao, lada, pala, kelapa, tebu, jambu mete, sawit, hingga gambir harus kita dorong agar nilai tambahnya tinggal di desa. Dengan begitu, manfaatnya dirasakan langsung oleh petani kita, oleh bangsa kita, bukan dibawa ke luar negeri,” kata Mentan Amran.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan pentingnya generasi muda dalam memajukan pertanian Indonesia dan mewujudkan hilirisasi.

“Program pelatihan dan pendampingan kami terus diperkuat untuk mendukung pertumbuhan petani muda,” ujar Idha.

Baca juga:

Agroeduwisata, Sarana Kementan Edukasi Generasi Muda Sektor Pertanian

Sejalan dengan tujuan tersebut BBPP Lembang membuka kesempatan bagi pelajar dan mahasiswa untuk menjalankan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Para peserta PKL mendapat kesempatan mempelajari berbagai hal termasuk budidaya hingga pengolahan kopi.

Materi yang diberikan antara lain persiapan benih dan lahan. Kemudian mereka juga mempelajari penanaman dan pemeliharaan tanaman kopi dimulai dari pemupukan pengendalian, hingga panen.

Tidak kalah penting adalah pengolahan hasil kopi dan analisis usaha tani yang akan memperkuat pengetahuan para peserta mengenai agribisnis.

Para peserta pun dibekali dengan teknik-teknik pemasaran yang mengikuti zaman. Pemasaran kopi yang dulunya hanya dari tanaman ke pengepul kini dapat dilakukan dari lahan pertanian ke marketplace online terang widyaiswara BBPP Lembang Yeyep Dintan.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan komitmen Kementerian Pertanian dalam melatih generasi muda.

“Petani muda kini tidak hanya harus menguasai Teknik budidaya namun juga memasarkan produk mereka agar tercapainya tujuan hilirisasi,” terang Ajat.(***)

Agroeduwisata, Sarana Kementan Edukasi Generasi Muda Sektor Pertanian

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Keberadaan Agroeduwisata di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, UPT di Kementerian Pertanian (Kementan), dimanfaatkan untuk menarik minat generasi muda dalam mempelajari pertanian. Hal ini juga dimanfaatkan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Insantama saat mengunjungi BBPP Lembang, Selasa (21/10/2025).

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan sektor pertanian memberikan kesempatan bagi anak muda untuk berkarir.

“Kita mentransformasi pertanian dari tradisional ke modern. Kita buat setara dengan Amerika dan China dengan teknologinya sehingga anak muda turun,” tegasnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan pentingnya mengubah paradigma bertani.

“Mindset harus berubah. Pertanian modern adalah keharusan, bukan lagi pilihan,” tegasnya.

Upaya modernisasi tersebut dapat dilihat di UPT seperti BBPP Lembang. Penggunaan teknologi internet of things hingga otomatisasi di green house sudah dapat dilihat praktik dan penggunaannya.

Baca juga:

Lewat KATALIS, Kementan Kenalkan Teknologi Aeroponik Kentang ke Petani Bandung Barat

Hal ini menarik bagi generasi muda seperti para siswa SMPIT Insantama yang melakukan study tour ke BBPP Lembang.

Para siswa yang mendapatkan tugas untuk menulis karya ilmiah mengenai pertanian kemudian antusias mengelilingi inkubator agribisnis yang ada di balai tersebut.

Yang menarik bagi mereka diantaranya adalah budidaya tanaman dengan menggunakan teknik hidroponik. Instalasi hidroponik di BBPP Lembang menunjukkan berbagai teknik yang dimungkinkan tanpa media tanam berupa tanah. Diantaranya adalah menggunakan teknik aeroponik, irigasi tetes, dan deep flow technique (DFT).

Masing-masing teknik tersebut memiliki keuntungannya tersendiri. Aeroponik misalnya, yang digunakan untuk membudidayakan kentang di BBPP Lembang, dapat menghasilkan kentang G0 yang digunakan untuk membudidayakan bibit unggul tanaman kentang.

Para siswa juga mengunjungi greenhouse otomatis BBPP Lembang yang digunakan untuk membudidayakan melon dan tomat. Di sampingnya terletak instalasi DFT yang umumnya digunakan untuk membudidayakan tanaman berdaun seperti selada, pak choi, dan sebagainya.

Sebagai penutup, para siswa mengunjungi Lab Pengolahan Hasil Pertanian BBPP Lembang. Di sana mereka dapat melihat beragam sayuran diolah menjadi makanan kemasan seperti es krim, cheese stick, eggroll, dan lainnya.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan bahwa BBPP Lembang terbuka untuk masyarakat yang ingin mempelajari pertanian.

“Ini adalah komitmen kami dalam menumbuhkan petani generasi selanjutnya,” tegas Ajat.(***)

Kebijakan Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20% Pertama Kali dalam Sejarah

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Untuk pertama kalinya dalam sejarah program pupuk bersubsidi, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk hingga 20 persen, berlaku mulai 22 Oktober 2025. Langkah bersejarah ini bertepatan dengan satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan dilakukan tanpa menambah anggaran subsidi dari APBN, melainkan melalui efisiensi industri dan perbaikan tata kelola distribusi pupuk nasional.

Penurunan harga ini sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025 tanggal 22 Oktober 2025 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor 800/KPTS./SR.310/M/09/2025 tentang Jenis , Harga Eceran Tertinggi dan Alokasi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2025.

Penurunan ini meliputi seluruh jenis pupuk bersubsidi yang digunakan petani, yaitu urea dari Rp2.250 per kilogram menjadi Rp1.800 per kilogram, NPK dari Rp2.300 per kilogram menjadi Rp1.840 per kilogram, NPK kakao dari Rp3.300 per kilogram menjadi Rp2.640 per kilogram, ZA khusus tebu dari Rp1.700 per kilogram menjadi Rp1.360 per kilogram, dan pupuk organik dari Rp800 per kilogram menjadi Rp640 per kilogram. Kebijakan ini langsung dirasakan oleh lebih dari 155 juta penerima manfaat yang terdiri dari petani dan keluarganya di seluruh Indonesia.

Mentan Amran menyampaikan bahwa kebijakan ini merupakan pelaksanaan langsung dari arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan ketersediaan pupuk dengan harga yang lebih terjangkau bagi petani.

“Ini adalah terobosan Bapak Presiden, tonggak sejarah revitalisasi sektor pupuk. Bapak Presiden Prabowo memerintahkan agar pupuk harus sampai ke petani dengan harga terjangkau. Tidak boleh ada keterlambatan, tidak boleh ada kebocoran. Kami langsung menindaklanjuti dengan langkah konkret: merevitalisasi industri, memangkas rantai distribusi, dan menurunkan harga 20 persen tanpa menambah subsidi APBN,” ujar Mentan Amran di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Ia menegaskan bahwa Kementerian Pertanian bersama PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) bergerak cepat mengeksekusi perintah Presiden melalui pembenahan menyeluruh tata kelola pupuk bersubsidi. Mulai dari deregulasi distribusi langsung dari pabrik ke petani, penyederhanaan proses penyaluran, hingga pengetatan pengawasan dari hulu ke hilir.

Baca juga:

Pelajari Budidaya Bawang Merah, Jabatan Pertanian Malaysia Kunjungi Polbangtan Kementan

“Kita merevitalisasi sektor pupuk karena pupuk adalah darah pertanian. Tanpa pupuk kita tidak bisa berproduksi. Ini langkah cepat pemerintah untuk menolong petani, meningkatkan produksi pangan, dan memastikan tidak ada lagi kelangkaan pupuk di lapangan,” lanjutnya.

Pemerintah juga melakukan penegakan hukum yang tegas terhadap penyalahgunaan pupuk bersubsidi oleh pihak manapun, termasuk korporasi besar yang menggunakan pupuk subsidi secara tidak sah. Bagi pelaku yang terbukti melanggar, akan dikenakan sanksi pencabutan izin usaha serta proses hukum pidana sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara dan denda hingga lima miliar rupiah.

Hasil revitalisasi tata kelola pupuk bersubsidi menghasilkan efisiensi besar bagi negara. Melalui pembenahan sistem, pemerintah berhasil menghemat anggaran hingga Rp10 triliun, menurunkan biaya produksi pupuk sebesar 26 persen, serta meningkatkan laba PT Pupuk Indonesia (Persero) hingga Rp2,5 triliun pada tahun 2026, dengan proyeksi total keuntungan mencapai Rp7,5 triliun. Revitalisasi ini juga berpotensi menambah volume pupuk bersubsidi sebanyak 700 ribu ton secara bertahap hingga 2029.

Sebagai bagian dari program jangka panjang, pemerintah tengah membangun tujuh pabrik pupuk baru untuk memperkuat kemandirian industri pupuk nasional. Lima di antaranya ditargetkan selesai paling lambat pada tahun 2029. Dengan beroperasinya pabrik baru tersebut, biaya produksi dapat ditekan lebih dari seperempat dan ketergantungan pada bahan baku impor dapat dikurangi secara signifikan.

Mentan Amran menegaskan bahwa kebijakan ini bukan hanya soal harga pupuk, tetapi tentang keberpihakan negara kepada petani. “Presiden Prabowo memberi arahan yang sangat tegas, negara harus hadir di sawah, di kebun, di ladang. Petani tidak boleh menjerit karena harga pupuk. Kami di Kementan bersama BUMN pupuk bergerak cepat mengeksekusi perintah itu. Ini bukti nyata keberpihakan Presiden dan pemerintah kepada petani,” tegas Amran.

Melalui langkah besar ini, pemerintah memastikan pupuk tersedia, terjangkau, dan tepat sasaran sebagai bagian dari komitmen mewujudkan kedaulatan pangan nasional.(***)

Lewat KATALIS, Kementan Kenalkan Teknologi Aeroponik Kentang ke Petani Bandung Barat

TANIINDONESIA.COM//BANDUNG BARAT – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui UPT Pelatihan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menyelenggarakan Konsultasi Agribisnis Terpadu, Andal, Luar Biasa, Inovatif, Solutif (KATALIS), Kamis (16/10/2025), di BP3K Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Tema yang diangkat adalah teknologi perbanyakan benih kentang G0 menggunakan teknologi hidroponik sistem aeroponik.

Hadir pada kegiatan ini konsultan dari widyaiswara BBPP Lembang, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bandung Barat, dan kelompok tani dari desa-desa di Kecamatan Ngamprah sejumlah 30 orang.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyambut baik setiap usaha memperkenalkan dunia pertanian karena hal itu sangat penting untuk masyarakat.

"Ingat, tidak ada pangan, tidak ada negara dan peradaban. Mati hidupnya negara, pertama ditentukan oleh pertanian. Jadi ini sangat vital, kalau pertanian bermasalah,” katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan hal terpenting untuk meningkatkan pertanian adalah dengan meningkatkan kualitas SDM.

Baca juga:

Pelajari Hilirisasi Komoditas Hortikultura, Calon Purnabhakti PT KAI Datangi UPT Pelatihan Kementan

“Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP juga terus mengupayakan peningkatan SDM di bidang pertanian,” kata Santi.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengatakan pihaknya membangun dan mengembangkan KATALIS sebagai salah satu standar pelayanan bagi para stakeholder dengan tujuan peningkatan kompetensi SDM pertanian.

“Salah satu pelayanan publik yang kami laksanakan mendukung kompetensi SDM pertanian melalui konsultasi agribisnis," jelasnya.

Saat konsultasi, Widyaiswara BBPP Lembang yang menjadi konsultan menjelaskan mengenai perbanyakan benih kentang G0, proses budidayanya hingga peluang bisnis yang bisa dijalankan oleh petani.

Diskusi dan konsultasi antara petani dan widyaiswara berkaitan dengan aktivitas budidaya dan agribisnis yang dillakukan petani Kecamatan Ngamprah, diharapkan bisa memberikan solusi atas kendala yang dihadapi petani dan peluang bisnis pertanian yang bisa dilakukan agar dapat meningkatkan taraf hidup petani di wilayah Kabupaten Bandung Barat.(***)

Pelajari Hilirisasi Komoditas Hortikultura, Calon Purnabhakti PT KAI Datangi UPT Pelatihan Kementan

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP), menerima kunjungan 30 orang calon purnabhakti PT Kereta Api Indonesia (PT. KAI) Daop 2 Bandung, Kamis (16/10/2025) di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian BBPP Lembang.

Kunjungan dilakukan agar para calon purnabhakti ini mengenal pertanian sebagai peluang usaha mengisi masa purna bhakti

Pada berbagai kesempatan, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan kekuatan sektor pertanian Indonesia tidak hanya terletak pada kemampuan memproduksi, tetapi juga pada menciptakan nilai tambah melalui pengolahan, inovasi, dan pengembangan industri hilir.

“Hilirisasi merupakan kunci transformasi pertanian kita. Kalau ini bisa kita lakukan dalam 10 tahun ke depan, dengan komitmen kuat, maka Indonesia bisa menjadi negara superpower,” tegasnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyatakan bahwa peningkatan kualitas hasil pertanian dan ekonomi petani, sangat berkaitan dengan pengolahan hasil pertanian sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk.

Baca juga:

Perdalam Ilmu Pertanian, Siswa SMKN Purwakarta Lakukan Praktek Kerja UPT Pelatihan Kementan

Dalam kunjungan, Widyaiswara BBPP Lembang spesialisasi pascapanen dan pengolahan hasil pertanian, menjelaskan konsep pengolahan hasil pertanian yang bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian dan memperpanjang masa simpan produk.

Analisa usaha kegiatan pengolahan hasil pertanian juga disampaikan sehingga kegiatan hilirisasi komoditas hortikultura dapat menjadi peluang bisnis menguntungkan untuk mengisi masa purna bhakti.

Peserta dikenalkan olahan berbahan dasar sayuran wortel, yaitu cistik wortel. Petugas laboratorium pengolahan hasil pertanian menjelaskan alat dan bahan pembuatan cistik wortel.

Perwakilan peserta praktik membuatnya mulai dari mencampurkan bahan-bahan, mencetak adonan, menggoreng hingga mengemas produk cistik wortel.

Rombongan juga melihat lahan praktik di Inkubator Agribisnis, kegiatan budidaya sayuran daun dengan teknologi hidroponik sistem deep flow technique, melihat koleksi tanaman hias kaktus dan sukulen serta sayuran lapang yang sedang dibudidayakan di area praktik seluas total 2,5 hektar.

Semua aktivitas pertanian yang ada dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan, asalkan pemilihan komoditas yang tepat serta ditekuni dengan serius.(***)