21 Januari 2025

#Pertanian

Ajak Gen Z Tekuni Pertanian, Kementan Ajarkan Hilirisasi Komoditas Sayuran

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan sektor pertanian kepada 163 orang siswa-siswi kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sirojul Athfal, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (13/1/2025).

Para siswa yang didampingi guru mempelajari peningkatan nilai tambah komoditas pertanian melalui kegiatan hilirisasi sektor pertanian.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan Kementan akan terus berupaya melakukan regenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.

Mentan mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.

“Generasi muda adalah ujung tombak kemajuan Indonesia. Kata kuncinya (anak muda) diberi ruang untuk untung dan beri teknologi tinggi," ucap Mentan Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan akan mendukung penuh upaya regenerasi petani. Selain itu, BPPSDMP juga membuka akses pelatihan dan pendampingan untuk petani milenial.

Kepala MTs Sirojul Athfal mengatakan tujuan berkunjung ke BBPP Lembang untuk menumbuhkan minat generasi Z ini terhadap pertanian.

“Harapannya ketika tumbuh minat terhadap pertanian, mereka akan bisa mengembangkannya sehingga kelak bisa berkontribusi aktif pada pembangunan pertanian,” katanya.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/31/kementan-dan-politeknik-negeri-jakarta-implementasikan-smart-farming-berbasis-iot/

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, saat menerima kunjungan, menjelaskan harapannya agar para generasi zilenial ada yang menekuni sektor pertanian.

“Kami berharap adik-adik di sini nantinya ada yang melanjutkan pendidikan menengah atas, pendidikan tinggi dan bekerja di sektor pertanian karena sektor pertanian menjanjikan masa depan cerah asalkan ditekuni dengan semangat dan kerja keras,” tuturnya.

Dalam kunjungan itu, para siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Rombongan diajak mengunjungi laboratorium pengolahan hasil pertanian. Widyaiswara BBPP Lembang memberikan penjelasan sederhana tentang konsep pengolahan hasil pertanian yang bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian dan memperpanjang masa simpan produk.

Sementara petugas laboratorium menjelaskan 3 jenis olahan pangan berbahan dasar komoditas hortikultura, yaitu selai wornas (wortel-nanas), cistik wortel, dan es krim jagung. Pertama-tama, diberikan penjelasan alat dan bahan, dilanjutkan demo membuat aneka olahan tersebut dan anak-anak juga ikut mempraktikkannya.

Rombongan juga diberikan kesempatan melihat lahan praktik di Inkubator Agribisnis, melihat screen tanaman anggur, tanaman hias, dan sayuran lapang.

Sejumlah siswa, Zahira, Naura, Sania, dan Putri, mengatakan kesannya belajar pertanian di BBPP Lembang.

“Berkunjung dan belajar pertanian di BBPP Lembang menyenangkan sekali karena udaranya sejuk dan banyak tanaman di sini yang belum pernah kami lihat. Berkunjung ke sini juga menambah pengetahuan tentang pertanian khususnya pengolahan hasil pertanian,” ucap keempatnya kompak.(***)

Kementan Siapkan Generasi Muda Pertanian Terjun ke Dunia Usaha Dunia Industri

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Sepuluh mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu, melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, UPT di Kementerian Pertanian, 14 Agustus sampai 24 Desember 2024.

Kementan sendiri memiliki beberapa program yang menarik generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian, antara lain Mengubah image pertanian tradisional agar lebih menarik, memfasilitasi generasi milenial untuk melanjutkan pendidikannya di sektor pertanian dengan biaya ditanggung pemerintah.

Program lainnya adalah memberikan kesempatan kepada generasi milenial untuk dibekali pengetahuan, pendidikan karakter, dan dilatih sesuai dengan keperluan dunia industri dan dunia usaha, mengasah keterampilan generasi Z melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL), dan memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk ikut dalam regenerasi petani.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, di berbagai kesempatan menekankan pentingnya peran generasi muda membangun pertanian Indonesia.

Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter kuat menghadapi tantangan dunia.

“Dengan karakter yang kuat, jujur, disiplin, dan pekerja keras, pemuda Indonesia bisa menjadi ujung tombak mewujudkan swasembada pangan dan mengantarkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” tutur Amran.

“Mari bersama kita wujudkan cita-cita besar ini. Indonesia tidak hanya swasembada, tetapi menjadi bangsa yang mampu memberi makan dunia,” imbuhnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/24/dukung-ketahanan-pangan-kementan-kenalkan-program-pertanian-modern-ke-aparat-desa/

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan komitmennya mencetak generasi muda agar mampu menjadi wirausaha muda melalui berbagai program peningkatan kompetensi. Diantaranya pelatihan, kegiatan kunjungan singkat dan kegiatan PKL.

Mahasiswa semester 7 Universitas Bengkulu ini melaksanakan PKL di beberapa zona praktik di Inkubator Agribisnis BBPP Lembang, yaitu di zona screen house tanaman hias sukulen, budidaya pakcoy sistem DFT, budidaya melon dengan hidroponik sistem irigasi tetes, laboratorium agens hayati, zona kandang sapi dan rumah kompos, dan pembibitan kentang G0 hidroponik sistem aeroponik.

Setelah lebih dari 3 bulan melakukan PKL, untuk mempertanggungjawabkan hasil PKL dilaksanakan seminar hasil pada hari Jumat (27/12/2024).

Kegiatan dihadiri oleh widyaiswara BBPP Lembang sebagai pembimbing dan pembahas, serta siswa dan mahasiswa lain yang juga sedang PKL di BBPP Lembang.

Secara bergantian, mereka memaparkan hasil penelitian dan pengamatan. Diskusi berlangsung tentang hasil proses pengamatan yang dilakukan.

Salah seorang peserta PKL, Distira Viro Nika, menyatakan mendapatkan banyak pengalaman berharga yang sangat berpengaruh dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilannya, khususnya dibidang pertanian.

“BBPP Lembang memberikan kesempatan untuk langsung terlibat dalam berbagai kegiatan yang mendalam dan aplikatif, seperti pengelolaan tanaman, pengolahan hasil pertanian, serta penerapan teknologi modern dalam kegiatan pertanian,” katanya.

Distira memberi kesan yang paling mendalam tentang adanya kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para ahli dan praktisi di BBPP Lembang yang sudah berpengalaman.

“Saya belajar banyak tentang teknik terbaru dalam pengelolaan pertanian, mulai dari sistem pertanian organik, hidroponik hingga teknologi yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas,” katanya.

“Selain itu, saya juga memperoleh pemahaman lebih baik tentang pentingnya keberlanjutan dan konservasi dalam dunia pertanian. PKL di BBPP Lembang juga mengajarkan saya bagaimana bekerja secara tim, menyelesaikan tugas dalam tenggat waktu yang ketat, serta menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang dinamis," imbuhnya.

Menurutnya, pengalaman ini membuka wawasan mengenai tantangan dan peluang yang ada dalam sektor pertanian di Indonesia.

“Secara keseluruhan, pengalaman PKL ini sangat memberikan banyak pelajaran yang tidak hanya berguna untuk perkembangan akademik saya, tetapi juga untuk pengembangan karier di masa depan. Saya merasa lebih siap untuk terjun ke dunia profesional setelah mengikuti program ini,” tutur Distira semangat.(***)

Dukung Ketahanan Pangan, Kementan Kenalkan Program Pertanian Modern ke Aparat Desa

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan pertanian modern kepada 60 aparat desa asal Kabupaten Bogor, Senin (23/12/2024), yang berkunjung untuk meningkatkan wawasan kebangsaan dan bela negara dan studi tiru ketahanan pangan.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan pertanian sangat penting untuk masyarakat.

"Ingat, tidak ada pangan, tidak ada negara dan peradaban. Mati hidupnya negara, pertama ditentukan oleh pertanian. Jadi ini sangat vital, kalau pertanian bermasalah," tegas Mentan Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan, salah satu fokus Kementan adalah mewujudkan akselerasi peningkatan produksi dan produktivitas pangan agar mampu swasembada.

“Kementan terus memprioritaskan berbagai program dan kegiatan yang mendukung ketahanan pangan dalam negeri,” kata Santi.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, dalam setiap kesempatan menyampaikan kesiapannya melayani para stakeholder yang ingin mempelajari pertanian.

“Kami berkomitmen meningkatkan kompetensi SDM pertanian untuk mendukung program-program strategis Kementan,” tutur Ajat.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/18/gen-z-pelajari-agribisnis-pertanian-di-upt-kementan/

Kehadiran rombongan aparat desa dari Kabupaten Bogor di BBPP Lembang diterima Ketua Kelompok Substansi Program dan Evaluasi, Ketua Tim Kerja Program dan Kerja sama dan widyaiswara spesialisasi budidaya pertanian.

Widyaiswara memberi materi tentang sistem-sistem yang ada di dalam teknologi hidroponik seperti aeroponik, irigasi tetes, deep flow technique, nutrient film technique, wick system, dan rakit apung.

Widyaiswara juga menjelaskan kelebihan dan kekurangan bertanam menerapkan hidroponik.

Kunjungan diakhiri dengan mengelilingi Inkubator Agribisnis BBPP Lembang.

Peserta praktik membuat instalasi hidroponik sistem DFT, pembuatan lubang tanam, persemaian hidroponik, dan proses pelarutan nutrisi utama dalam budidaya hidroponik yaitu AB Mix.

Rombongan juga diajak melihat koleksi tanaman yang ada di BBPP Lembang yaitu budidaya anggur.(***)

CropLife Indonesia Gelar Workshop Sinergitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Peredaran Sarana Pertanian Palsu dan Ilegal

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Peredaran produk dan sarana pertanian palsu dan ilegal menjadi tantangan serius bagi sektor pertanian Indonesia. Produk-produk ini sering kali diproduksi tanpa memenuhi standar keamanan dan mutu yang telah ditetapkan.

Akibatnya memberikan dampak kerugian terhadap finansial petani, kesehatan manusia, dan lingkungan. CropLife Indonesia, asosiasi industri benih, dan perlindungan tanaman bersama dengan asosiasi pertanian lainnya Asosiasi Crop Care Indonesia dan Alishter, menyelenggarakan Sarasehan dengan Lintas Pemangku Kebijakan dengan mengambil topik Sinergitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Peredaran Sarana Pertanian Palsu dan Ilegal Melalui platform Online di Hotel Grand City Hall, Medan, Sumatera Utara, Kamis 19 Desember 2024.

Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian (Kementan) Jekvy Hendra mengatakan, mekanisme pengawasan secara terintegrasi dengan melakuan keterlibatan K/L terkait perlu dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan melalui wadah Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3).

"Melalui kegiatan ini diharapkan kolaborasi dan sinergi para stakeholder semakin kuat sehingga dapat menjadi solusi dalam menghadapi maraknya peredaran produk dan sarana pertanian palsu dan ilegal di Indonesia," kata Jekvy saat membuka acara dan memberikan arahan terhadap kegiatan workshop seperti dikutip dari keterangannya, Jumat 20 Desember 2024.

Direktur Eksekutif CropLife Indonesia Agung Kurniawan menyatakan, upaya kolaborasi yang perlu dilakukan secara konsisten bersama-sama antara lain: memperkuat pengawasan distribusi, meningkatkan koordinasi dalam penegakan hukumnya, dan terus memberikan edukasi kepada petani serta pelaku usaha tentang dampak produk palsu dan cara mendeteksinya.

“Upaya strategis melalui kolaborasi lintas pemangku kebijakan perlu dilakukan, kesepahaman terhadap fungsi pengawasan perlu dipahami oleh masing masing K/L terkait melalui fungsi KP3 terutama di tingkat Provinsi, Kabupaten, dan Kota," kata Agung.

CropLife Indonesia melalui Divisi Anti Pemalsuan, kata dia, terus melaksanakan berbagai kegiatan yang terintegrasi dan berkesinambungan dalam membangun pemahaman akan pentingnya mitigasi peredaran produk pertanian palsu dan ilegal di Indonesia. Baik produk Perlindungan Tanaman (Prolintan) dan juga benih serta senantiasa bersinergi dengan stakeholder lain dalam memerangi peredaran produk pertanian palsu dan ilegal, sehingga dapat menekan kerugian di tingkat petani serta mendorong iklim pelindungan Kekayaan Intelektual (KI) yang baik di sektor pertanian.

"Pada kegiatan ini dilakukan pula pemberian piagam penghargaan dari Lintas Asosiasi (CropLife Indonesia, Asosiasi Crop Care Indonesia dan Alishter) kepada Direktorat Pupuk dan Pestisida, Kementerian Pertanian dan Dittipidter Bareskrim Polri atas upaya dan komitmen yang berkesinambungan terus dilakukan dalam memerangi peredaran produk palsu dan ilegal di Indonesia," terangnya.

Sarasehan dilakukan secara daring dan luring yang diisi dengan pemaparan dan diskusi antara lain mengenai identifikasi, evaluasi dan penegakan hukum atas upaya peredaran produk palsu di pasar tradisional, modern dan media digital (e-commerce dan sosmed), upaya strategis penegakan hukum oleh Bareskrim Polri, pengembangan SOP Peredaran melalui platfom digital (E-Commerce) serta pengawasan lapangan peredaran produk dan sarana pertanian.

Pada diskusi panel dengan narasumber Wakil Dekan Sekolah Bisnis IPB University Tanti Novianti, Ketua Umum Perhepi Komisariat Bogor, Budi Hanafi, Kelompok Pengawasan Pestisida, AKBP Sugeng Irianto selaku Subdit 1 Dittipidter Bareskrim Polri, dan Mulyadi Benteng selaku Ketua Umum Alisther.

Acara ini dihadiri oleh Direktorat Pupuk dan Pestisida, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP), Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Mabes Polri, KP3 (Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida) Provinsi Sumatera Utara, IPB University, media dan industri serta anggota asosiasi.(***)