25 April 2025

#Petani

Siapkan Regenerasi Petani, Kementan Latih Gen Z Pertanian Modern

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, kembali memperkenalkan sektor pertanian kepada generasi muda siswa-siswi kelas VIII SMP Budi Cendekia Islamic School, Depok, Kamis (24/4/2025).

Buat SMP Budi Cendekia Islamic School, kunjungan kali ini adalah yang ketiga kalinya sepanjang bulan April. Kali ini 50 orang siswa-siswi didampingi 5 orang guru yang ingin mempelajari pertanian modern.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan generasi muda adalah ujung tombak kemajuan Indonesia.

“Sekarang generasi muda adalah generasi yang harus kita persiapkan untuk mengawal Indonesia menjadi negara emas. 20 tahun kemudian mereka yang akan memimpin republik ini. Kita harapkan mereka lebih baik dan lebih hebat dari kita,” ujarnya.

Karena itu, lanjutnya, Kementan akan terus berupaya meregenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyebut jika petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan komitmennya mencetak generasi muda agar mampu menjadi wirausaha muda melalui berbagai program peningkatan kompetensi. Di antaranya pelatihan, kegiatan kunjungan singkat dan kegiatan magang.

Seperti pada dua kunjungan sebelumnya, rombongan SMP Budi Cendekia Islamic School kali ini juga fokus di hilirisasi komoditas pertanian dan agribisnis tanaman hias.

Di laboratorium pengolahan hasil pertanian, widyaiswara spesialisasi pengolahan hasil pertanian memberi motivasi pentingnya mengupayakan sektor pertanian terus berjalan.

Baca juga:

Presiden Prabowo dan Mentan Amran Pimpin Tanam Padi Serentak di 14 Provinsi

Kebutuhan pangan terus ada sehingga pertanian dapat menjadi peluang usaha menjanjikan terutama di sektor hilirisasi yang dapat menghasilkan keuntungan berlipat.

Hilirisasi komoditas pangan melalui pengolahan hasil pertanian diungkapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk dan memperpanjang daya simpan.

Lalu, generasi z ini diajak praktik langsung membuat cemilan yang rasanya manis asam dan menyegarkan yaitu sorbet mangga.

Pertama-tama, diberikan penjelasan alat dan bahan, dilanjutkan demo membuat sorbet hingga menjadi sorbet mangga yang siap dikonsumsi.

Siswa-siswi tekun dan antusias mempraktikkan langkah demi langkah pembuatan sorbet, mulai dari pencampuran semua bahan, pemasakan, pemixeran hingga pelabelan.

“Mudah juga ya membuat sorbet ini dan rasanya juga enak,” ucap mereka.

Produk olahan lainnya seperti es krim jagung, es krim labu, sorbet pakcoy, sorbet buah naga, dan sorbet cabai, juga diserbu oleh anak-anak untuk dicicipi sampai menciptakan antrian panjang di depan freezer.

Selanjutnya, di screen tanaman hias, widyaiswara spesialisasi budidaya pertanian mengajarkan peluang bisnis tanaman hias dengan proses perbanyakan dan pemeliharaan yang sangat mudah asalkan dilakukan dengan serius dan memahami betul proses budidaya yang baik dan benar.

Karena itu, masing-masing siswa diajak mempraktikkan perbanyakan tanaman hias kaktus dan sukulen mulai dari penyiapan media tanam terdiri dari pasir, sekam bakar, dan pupuk kandang ayam dengan perbandingan 1:1:1.

Siswa-siswi mempraktikkan perbanyakan tanaman sukulen melalui stek pucuk dan stek daun. Selain itu, mereka juga praktik perbanyakan kaktus dengan cara grafting, menyambungkan understam dan anakan kaktus.(***)

Manfaatkan Alsintan, Petani Kulon Progo Panen Raya

TANIINDONESIA.COM//KULON PROGO - Kelompok Tani (Poktan) Tani Makmur Kulonprogo memanfaatkan alat mesin pertanian (alsintan) dalam budidaya padinya. Bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) ini terbukti bisa meningkatkan produktivitas padi di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Petani di Dukuh Karangasem, Kedungsari, Pakanewonan Pengasih Kulon Progo berhasil menikmati panen raya. Dengan lahan poktan seluas 21 ha, produktivitas petani bisa mencapai 6,88 ton/ha.

Sementara itu, di lokasi Panen Raya Nasional di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyebut keberhasilan ini adalah hasil dari kebijakan yang tepat dan keberpihakan Presiden terhadap sektor pertanian.

“Ini betul-betul revolusi sektor pertanian. Kemudian program pompanisasi telah meningkatkan produksi padi di Pulau Jawa sebesar 2,8 juta ton di saat krisis El Nino. Alhamdulillah produksi kita meningkat. Menurut data dari BPS, terjadi peningkatan produksi sebesar 52 persen pada Januari, Februari, dan Maret,” lanjutnya.

Untuk itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga negara, baik pusat maupun daerah, untuk mencapai target swasembada pangan.

"Untuk mewujudkan swasembada pangan ini tidak bisa sendirian, kita harus terus bergandengan tangan dengan semua pihak," kata Idha.

Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) R. Hermawan yang hadir di lokasi panen raya Kulon Progo mengatakan ini sebagai langkah strategis pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Hermawan menyebut alsintan menjadi salah satu kunci keberhasilan swasembada pangan.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/03/14/dorong-swasembada-pangan-kementan-laksanakan-bimtek-penyuluhan-keamanan-pangan/

Disampaikan oleh Sarino, Ketua Poktan Kedungsari alsintan sudah menjadi kebutuhan dasar petani.

“Saat ini rata – rata usia petani mencapai 50 tahun ke atas, sehingga program percepatan tanam memerlukan bantuan alsintan yang sesuai” ucapnya.

Senada, Rizal Agung Wahyudi, petani milenial sekaligus pengurus UPJA Ngestiraharjo, mengatakan alsintan berperan penting dalam mempermudah budidaya, panen, dan pasca panen di lapangan.

“Kami sudah mendapat bantuan alsintan traktor dan combine serta drier. Usaha jasa pengolahan tanah, panen juga sudah berjalan.” jelasnya.

Ia menyebut bantuan drier sangat bermanfaat bagi petani yang bergerak dalam penggilingan padi. Dengan semakin tingginya produksi padi harian, ia menyebut perlunya drier yang lebih besar.

Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan optimis produktivitas padi Kulon Progo akan terus meningkat.

“Kami menyiapkan Kulon Progo untuk menjadi lumbung pangan. Kami akan melatih taruna tani, dengan 50 orang petani tiap angkatan, di lokasi tanam” jelasnya.

Menurutnya, upaya ini bisa merubah mindset petani muda dari petani kumuh menjadi petani bisa kaya.

Hadir di lokasi, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengapresiasi gerakan ini. Ia mendorong petani untuk memanfaatkan lahan dengan budidaya varietas padi unggul.

“Dengan luasan lahan yang sempit akan lebih menguntungkan jika tanam padi premium.” papar Sri Sultan usai melakukan panen raya di lokasi pada Senin (7/4/2025).(***)

Harga Gabah di Bawah HPP, Petani Garut Berharap Bulog Serap Gabah

TANIINDONESIA.COM//GARUT – Pemandangan kontras terlihat di tengah hamparan sawah yang mulai menguning di Kabupaten Garut. Di satu sisi, petani tengah bergembira menyambut panen padi, namun di sisi lain, kekhawatiran mendalam menyelimuti mereka akibat anjloknya harga gabah.

Seperti yang dirasakan oleh petani di Desa Putrajawa Kecamatan Selaawi, Asep, yang tergabung di Kelompok Tani Harapan Makmur. Asep mengelola lahan sawah seluas 10 hektar. Saat ditemui di sela-sela kegiatan panen, Senin (13/1), menyampaikan, “Hari ini kami panen sebanyak 56 ton dan produktivitasnya 5,6 ton/hektar. Hasil panen kami jual ke tengkulak dengan harga Rp 6.000 per kilogram,” tuturnya.

Kondisi ini membuat ada selisih Rp 500 per kilogram dari Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Padahal, sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto, HPP harus minimal Rp 6.500 per kilogram, yang bertujuan untuk melindungi harga dasar gabah dan beras di tingkat petani, serta mengoptimalkan penyerapan hasil panen dalam negeri.

Menurut Asep, harga HPP sebesar Rp 6.500 sangat bagus dan memberikan harapan besar bagi petani. Namun, tanpa intervensi Bulog, gabah mereka hanya diserap oleh tengkulak dengan harga jauh di bawah HPP.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/17/perkenalkan-pertanian-ke-pelajar-kementan-siapkan-generasi-petani-masa-depan/

“Harapan kami harga gabah bisa minimal Rp 6.500 per kilogram agar kami bisa terus melakukan budidaya padi dengan semangat dan menghasilkan padi yang berkualitas baik,” kata Asep.

Namun demikian, Asep mengapresiasi perhatian pemerintah yang telah mempermudah akses petani terhadap saprodi khususnya pupuk. “Alhamdulillah saat ini pupuk banyak dan mudah kami peroleh dan sangat membantu kegiatan budidaya padi,” ujarnya.

Harga gabah yang terus anjlok di tingkat petani menjadi persoalan mendesak yang harus segera diatasi. Intervensi Bulog diperlukan agar ketentuan HPP benar-benar terlaksana, sehingga petani dapat menikmati hasil panen dengan harga yang layak dan mengurangi potensi kerugian besar.

Pembelian gabah sesuai HPP agar petani sejahtera dan termotivasi untuk terus meningkatkan produksi padi meraih swasembada pangan secepat-cepatnya. (yoko/che)

Mari Lindungi Petani Dengan Serap Gabah Sesuai HPP

TANIINDONESIA.COM//BANTUL - Ketua Komisi IV DPRI RI, Siti Hediati Hariyadi mengatakan pentingnya menyerap gabah petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

"Dengan memastikan harga sesuai HPP, kita bisa melindungi petani dari kerugian besar. Pemerintah dan DPR sepakat bahwa ini adalah langkah prioritas," jelas perempuan yang akrab disapa Mbak Titiek ini.

Hal ini Ia sampaikan dalam kunjungannya bersama Menteri Pertanian di lokasi panen padi Desa Triharjo, Kapanewon Pandak, Kebupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu (15/1/2025).

Ia menyampaikan dukungan penuh pada instruksi Presiden untuk memastikan penyerapan gabah petani dengan harga layak.

Titiek menegaskan pihaknya akan mengawal kebijakan ini. Ia berharap Bulog dapat bekerja maksimal dengan menyerap gabah sesuai dengan HPP sebesar Rp. 6.500 per kilogram.

"Ini bukan hanya soal kebijakan, tetapi komitmen kita semua untuk memperkuat ketahanan pangan nasional," ujar Titiek.

Ia menyebut hal ini penting untuk memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/13/harga-gabah-di-bawah-hpp-petani-kulonprogo-menjerit-dan-berharap-bulog-segera-bertindak/

Dalam kesempatan ini, Ia pun memberi apresiasi atas langkah Kementerian Pertanian yang telah memberikan berbagai bantuan, seperti benih unggul, pupuk, alat pertanian, dan normalisasi irigasi.

Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas padi di tingkat petani.

"Kita sudah siapkan sarana dan prasarana. Sekarang tinggal memastikan gabah terserap sesuai HPP," tegasnya.

Mentan Amran menegaskan, peran Bulog sangat strategis dalam menjaga stabilitas harga gabah untuk mendukung kesejahteraan petani. Ia mengajak seluruh pihak terkait untuk bekerja keras memastikan gabah petani terserap dengan maksimal.

Ia menyoroti dampak harga pembelian gabah sebesar Rp. 5.500 per kilogram yang saat ini terjadi di Bantul. Ia menjelaskan bahwa selisih Rp. 1.000 per kilogram dapat menyebabkan kerugian hingga Rp. 25 triliun bagi petani, mengingat target panen nasional mencapai 25 juta ton.

"Dampak ini signifikan. Kalau selama empat bulan harga terus di bawah HPP, pendapatan petani akan sangat tergerus," pungkas Mentan Amran.(***)

Harga Gabah di Bawah HPP, Petani Kulonprogo Menjerit dan Berharap Bulog Segera Bertindak

TANIINDONESIA.COM//Kulonprogo – Para petani di Kulonprogo, salah satu sentra padi di Yogyakarta, menghadapi situasi sulit. Harga gabah hasil panen raya mereka hanya dihargai Rp5.100 per kilogram, jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram. Kondisi ini membuat petani menanggung kerugian besar dan berharap Bulog segera turun tangan menyerap hasil panen sesuai ketentuan HPP.

“Informasi dari pemerintah, harga gabah harusnya Rp6.500. Tapi kenyataannya, kami hanya bisa menjual di harga Rp5.100. Artinya, kami rugi Rp1.400 per kilogram,” ungkap Yudi Indarto, Ketua Kelompok Tani Mandiri, Pedukuhan 1, Bojong Panjatan, Kulonprogo, saat ditemui di lokasi panen miliknya, Senin, 13 Januari 2025.

Menurut Yudi, harga HPP sebesar Rp6.500 sebenarnya memberikan harapan besar bagi petani. Namun, tanpa intervensi Bulog, gabah mereka hanya diserap oleh tengkulak dengan harga jauh di bawah HPP.

“Selama ini, gabah kami hampir selalu dibeli tengkulak. Bulog belum pernah menyerap hasil panen di sini. Harga yang kami dapatkan bahkan pernah lebih rendah, hanya Rp3.500 hingga Rp4.000 per kilogram,” jelas Yudi.

Yudi menambahkan, para petani terpaksa menjual gabah dengan harga murah karena kebutuhan mendesak. “Kami butuh uang untuk keperluan sehari-hari, seperti kebutuhan dapur, biaya sekolah anak, hingga kebutuhan bayi. Karena itu, kami tidak punya pilihan selain menerima harga yang ditawarkan pembeli,” katanya.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/10/apresiasi-keterbukaan-informasi-publik-kementan-beri-polbangtan-yoma-predikat-bergengsi/

Senada dengan Yudi, petani lain bernama Triyono juga mendesak Bulog untuk segera menyerap gabah hasil panen raya dengan harga sesuai HPP.

“Dua minggu lalu, harga masih Rp5.500 per kilogram. Sekarang malah turun jadi Rp5.000 per kilogram. Kami berharap Bulog segera membeli gabah kami sesuai HPP Rp6.500 per kilogram, atau kalau bisa harga dinaikkan lagi agar petani tidak merugi,” harap Triyono.

Meski begitu, Triyono mengapresiasi perhatian pemerintah yang telah mempermudah akses petani terhadap pupuk dan benih. “Bantuan pupuk dan benih memang sangat membantu produksi kami. Tapi yang paling penting sekarang adalah serapan gabah oleh Bulog harus segera dilakukan agar petani tidak semakin terpuruk,” tegasnya.

Harga gabah yang terus anjlok di tingkat petani menjadi persoalan mendesak yang harus segera diatasi. Intervensi Bulog diperlukan agar ketentuan HPP benar-benar terlaksana, sehingga petani dapat menikmati hasil panen dengan harga yang layak dan mengurangi potensi kerugian besar.(***)

Kementan Perkuat Kompetensi Penyuluh Pertanian Indramayu

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Sebagai UPT di bawah Kementerian Pertanian, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang memiliki 4 jenis layanan sebagai badan publik, di antaranya adalah kerja sama ketenagaan dan sarana prasarana.

Salah satunya dilakukan dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Indramayu, untuk kegiatan Bimbingan Teknis tentang Budaya Kerja dan Kode Etik Penyuluh Pertanian serta Programa Penyuluhan.

Kegiatan dilaksanakan 2 hari, 14 – 15 Desember 2024, diikuti 153 orang peserta yaitu penyuluh pertanian PNS dan PPPK.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya SDM pertanian.

“SDM menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian. Karenanya sudah seharusnya SDM pertanian memiliki kualitas yang mumpuni,” tutur Amran.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/16/kementan-tingkatkan-kompetensi-penyuluh-pertanian-kabupaten-ciamis/

Menurutnya, penyuluh pertanian merupakan ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan. Perannya sangat signifikan dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan.

Saat memberikan materi Budaya Kerja dan Kode Etik Penyuluh, Minggu (15/12/2024), Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengingatkan peserta untuk terus belajar, memperkuat kemampuan literasi dan mampu menerapkan budaya kerja positif yang bisa mendukung kinerja sebagai penyuluh pertanian melakukan pendampingan kepada petani.

“Tugas penyuluh pertanian adalah meningkatkan motivasi petani yang didampinginya agar bisa meningkat produksi dan produktivitas pertaniannya. Kita harus bisa menjadi bagian dari keberhasilan petani meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya,” tutur Ajat.

Widyaiswara BBPP Lembang memberikan materi-materi tentang Identifikasi Potensi Wilayah (IPW), Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan (RKTP), dan Programa Penyuluhan.

Selain itu juga diberikan materi Agen Hayati sebagai Pembenah Tanah dan SOP Budidaya Padi.(***)

Kementan Tingkatkan Kompetensi Penyuluh Pertanian Kabupaten Ciamis

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, sebagai UPT Kementerian Pertanian (Kementan), bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, melaksanakan Training of Trainer (TOT) Budidaya dan Penguatan Kelembagaan Tani Tembakau bagi Penyuluh Pertanian, Petugas POPT dan Penyuluh Pertanian Swadaya.

Kegiatan yang dilaksanakan 9 – 14 Desember 2024, diikuti 40 orang peserta.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya SDM pertanian.

“SDM menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian. Karenanya sudah seharusnya SDM pertanian memiliki kualitas yang mumpuni,” tutur Amran.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti.

Menurutnya, penyuluh pertanian merupakan ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan. Perannya sangat signifikan dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, yang memberikan materi Kebijakan Pembangunan Pertanian, Selasa (10/12/202), menyampaikan kebijakan dan program Kementerian Pertanian saat ini.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/13/regenerasi-petani-kementan-masifkan-peran-generasi-muda/

Ajat juga memberi motivasi pentingnya peran penyuluh pertanian.

“Tugas penyuluh pertanian adalah meningkatkan motivasi petani yang didampinginya agar bisa meningkat produksi dan produktivitas pertaniannya. Kita harus bisa menjadi bagian dari keberhasilan petani meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya,” ungkap Ajat.

Widyaiswara BBPP Lembang memberikan materi-materi tentang Persiapan Penyelenggaraan Kegiatan Penyuluhan Pertanian, Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian, Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Penumbuhan dan Pengembangan Posluhdes.

Peserta juga memperoleh materi dari Fasilitator Daerah (Fasda) Perkebunan Provinsi Jawa Barat tentang Dinamika Kehidupan dan Pentingnya Keterbukaan yaitu Motivasi Diri dan Membangun Harapan dan Menemu Kenali Masalah Rumah Idaman Masa Depan (RMD), Pentingnya Kebersamaan dan Filosofi Kemitraan Menyikapi Bantuan dan Motivasi Memperbanyak Sumber Pendapatan.

Materi lainnya adalah Pemantapan Kebersamaan, Penerapan Aturan dan Sanksi Kelompok dan Sepuluh Prinsip Dasar Kelompok Produktif, Sekilas Bagan Organsiasi Kelompok Kewajiban, Hak, Pengurus dan Anggota dan Strategi Dasar Pengelolaan Lahan.

Di penghujung pelatihan, diadakan kunjungan lapang ke Kabupaten Boyolali. Di sana, peserta mempelajari Pengembangan Komoditas Tembakau, Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau, dan Pembibitan dan Penanganan OPT Tanaman Tembakau dan SOP Teknis Pengelolaan dan Budidaya Tembakau.(***)

Penyuluh Pertanian Karawang Kompeten, Siap Dampingi Petani Wujudkan Swasembada Pangan

TANIINDONESIA.COM//KARAWANG - Kementerian Pertanian, melalui Tempat Uji Kompetensi (TUK) Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang, menggelar Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian melalui Sertifikasi Surveilans Pertanian. Kegiatan diikuti 100 orang penyuluh pertanian Kabupaten Karawang, dilaksanakan 9 – 12 Desember 2024 di Front One Akshaya Hotel, Karawang.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan penyuluh adalah ujung tombak pembangunan pertanian. “Penyuluh adalah pahlawan pangan dan garda terdepan swasembada pangan. Penyuluh jangan pernah mengeluh dan harus merubah mindset serta keluar dari zona nyaman kalau ingin berhasil," sebutnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan “Penyuluh pertanian merupakan ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan. Perannya sangat signifikan dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan,” tutur Santi.

Pada kegiatan sertifikasi kompetensi bagi penyuluh pertanian Kabupaten Karawang, asesor kompetensi merupakan Widyaiswara BBPP Lembang, Dosen Polbangtan Bogor, dan praktisi penyuluh Dinas Pertanian Cirebon dan Kuningan. Metode sertifikasi yaitu pengecekan dokumen-dokumen penyuluhan, wawancara dan praktik penyuluhan.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/12/10/sumber-daya-manusia-pertanian-menjadi-kunci-penggerak-terwujudnya-swasembada-pangan/

Pembukaan kegiatan, Selasa (10/12/2024) oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang, Rohman. Turut hadir Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pusat Pelatihan Pertanian Kementerian Pertanian dan seluruh asesor kompetensi.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang, Rohman menyampaikan rasa bangganya penyuluh pertanian di Kabupaten Karawang dinyatakan kompeten. “Untuk melaksanakan tugas sehari hari diperlukan kompetensi diri. Saya berharap dengan sertifikasi ini penyuluh pertanian lebih profesional, memahami dan menguasai ilmu teknis pertanian," katanya.

“Sertifikasi kompetensi ini bisa membuktikan bahwa kualitas SDM Penyuluh Pertanian di Kabupaten Karawang dapat dipertanggungjawabkan. Penyuluh pertanian diharapkan kompeten untuk membina petani dalam rangka membangun sektor pertanian di Kabupaten Karawang,” tambah Rohman.

Sementara Kepala BBPP Lembang Ajat Jatnika, mengatakan setiap insan pertanian termasuk penyuluh pertanian harus terus belajar meningkatkan kompetensi baik teknis, manajerial, dan sosiokultural. “Ini penting untuk peningkatan kapasitas diri dalam rangka menunjang kinerja pribadi dan instansi,” tutur Ajat.

Seluruh asesi dinyatakan kompeten. Di penghujung kegiatan, salah seorang peserta Dian Eka menyampaikan rasa syukurnya. "Alhamdulillah kami semua dinyatakan kompeten. Ini menjadi motivasi untuk menjalankan tugas lebih baik dan memberi manfaat yang luas bagi petani binaan kami masing-masing di wilayah Kabupaten Karawang. (yoko/che)