15 Mei 2025

NEWS

Panen Perdana, Kota Bandung Capai Rata-rata Produksi 8,6 ton per Hektar

TANIINDONESIA.COM//BANDUNG - Kota Bandung melaksanakan panen padi perdana, Rabu (27/3/2024). Panen dilaksanakan di hamparan sawah seluas 4 hektar di Kelompok Tani Agrowisata, Ciporeat, Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujungberung Kota Bandung.

Panen dihadiri Asisten Perekonomian Pembangunan, Eric M. Atthauriq, yang mewakili Pj. Walikota Bandung, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Dandim 0618 Kota Bandung, dan perangkat desa di wilayah Kecamatan Ujungberung.

Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, dalam sambutannya menyampaikan, “Pada bulan Maret ini luas panen padi mencapai 32 hektar, dan saat ini kita berkumpul bersama di areal sawah seluas 4 hektar ini yang dikelola oleh Kelompok Tani Agrowisata untuk melakukan panen padi pertama di Kota Bandung,” terang Gin Gin.

Kota Bandung memiliki lahan baku sawah seluas 702 hektar yang tersebar di 18 kecamatan. Gin Gin menjelaskan pula bahwa rata-rata produksi padi di Kota Bandung mencapai 8,6 ton/hektar dengan indeks pertanaman 2,5 dalam setahun. “Pada musim tanam Oktober 2023 hingga Maret 2024, luas areal tanam padi 651 hektar dan luas areal panen 437 hektar,” jelasnya.

Baca juga:Melalui PKL Kementan Cetak Generasi Penerus Pertanian

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengungkapkan bahwa kolaborasi antara BBPP Lembang dan DKPP Kota Bandung untuk mendukung peningkatan produksi padi agar dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional. “Kota Bandung menjadi salah satu wilayah untuk kegiatan perluasan areal tanam melalui kegiatan pompanisasi agar dapat menambah produksi padi di Kota Bandung”, ujarnya.

Ini sesuai arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman bahwa kegiatan pompanisasi agar lahan-lahan pertanian dapat ditanami hingga 2-3 kali dalam setahun sehingga produktivitas padi meningkat.

“Saat ini, Kementan fokus meningkatkan produksi padi dan jagung melalui 3 strategi, yaitu meningkatkan perluasan areal tanam (PAT), peningkatan indek pertanaman (PIP) serta peningkatan produktivitas,” ujar Amran.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi.

"Salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi,” ujarnya.

Melalui PKL Kementan Cetak Generasi Penerus Pertanian

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Kementerian Pertanian terus mengajak generasi muda untuk berkarya di sektor pertanian dengan membuka lebar kesempatan bagi siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum untuk berlatih dan mempelajari teknik-teknik pertanian modern. Pasalnya, di sektor ini Indonesia memiliki potensi dan sumber daya alam yang melimpah.

Salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dapat dijadikan tempat berlatih adalah Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Balai yang berada di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan tersebut, menerima Praktik Kerja Lapangan (PKL) maupun magang dari seluruh Indonesia.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pertanian adalah sektor yang sangat menjanjikan baik dari hulu maupun hilir. Menurutnya, banyak yang bisa dilakukan generasi muda untuk mendapatkan keuntungan dari sektor ini.

Hal senada disampaikan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi. Dijelaskannya, pertanian saat ini tidak sama dengan jaman dulu.

"Pertanian sudah tidak lagi identik dengan kotor. Karena sudah dapat digarap dengan teknologi kekinian, yaitu digital. Dan digital ini dekat dengan anak-anak muda. Untuk itu, kita mengajak anak-anak muda untuk terjun ke pertanian. Karena dari hulu hingga hilir, banyak yang bisa digarap di pertanian," katanya.

Dedi juga mengatakan, masa depan pertanian ada di tangan anak-anak muda. Untuk itu, regenerasi harus disiapkan untuk mendukung pelaksanaan program utama Kementerian Pertanian dalam menjamin produktivitas, kontinuitas dan ketahanan pangan

Salah satu upaya Kementan untuk mendukung hal itu adalah memaksimalkan UPT yang ada, seperti BBPP Lembang yang terletak di Kabupaten Bandung Barat.

BBPP Lembang menarik minat mahasiswa-mahasiswi dari universitas di sekitarnya untuk kegiatan PKL mereka.

Baca juga: Kementan Dorong Kualitas dan Nilai Produk, Lewat Pelatihan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

Selasa (19/3/2024) lalu mahasiswa dan mahasiswi Universitas Insan Cendekia Mandiri Kota Bandung melakukan seminar, sebagai hasil pertanggungjawaban atas hal yang dipelajari di BBPP Lembang selama satu bulan. Peserta PKL diberikan penugasan di Inkubator Agribisnis (IA) BBPP Lembang untuk mempelajari beragam hal.

Salah seorang peserta PKL, Ita Maulana, mengaku mempelajari cara perbanyakan tanaman hias kaktus dengan cara vegetatif atau teknik grafting. Dalam seminar, Ita menuturkan cara-cara dan tahap-tahap yang dibutuhkan dalam melakukan teknik grafting. Tidak hanya mempelajari secara pasif dari petugas screen house tanaman hias BBPP Lembang, Ita juga mempraktikkan hal tersebut sendiri.

Peserta PKL lain, Agni Rupaidah yang mempelajari teknik persemaian benih tanaman seledri, menerangkan dengan cukup detail mengenai hal yang dipelajarinya. Agni memaparkan tahap-tahapnya mulai dari persiapan hingga persemaian dan juga cara-cara merawat benih agar bebas dari hama dan penyakit.

Begitu juga dengan, Sinta Bela, peserta yang juga mempelajari benih seledri namun fokus mempelajari teknik budidaya tanaman seledri dengan sistem hidroponik deep flow technique (DFT). Sinta menjelaskan teknik pembudidayaan dan persemaian serta manfaat dari menggunakan teknik hidroponik DFT pada presentasinya.

Presentasi terakhir datang dari Yayan yang mengulas pengendalian hama dan penyakit pada tanaman anggur. Meski berfokus pada pengendalian hama dan penyakit, Yayan juga mengulas pembudidayaan anggur yang dilakukan di BBPP Lembang.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menegaskan akan terus mendorong terus generasi muda untuk mengambil peran di sektor pertanian. “Program PKL bertujuan agar para siswa dan mahasiswa PKL mampu mengambil ilmu dan pengalaman yang didapat selama berada di BBPP Lembang,” tegas Ajat.

Kementan Dorong Kualitas dan Nilai Produk, Lewat Pelatihan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menggelar "Pelatihan Vokasi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Buah dan Sayuran", 13-20 Maret 2024. Kegiatan diikuti 30 penyuluh pertanian yang berasal dari empat provinsi wilayah kerja BBPP Lembang, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Banten.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendorong petani mengembangkan berbagai produk olahan dari hasil pertanian, sehingga tidak lagi menjual produk mentah (raw product).

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengingatkan petani untuk tidak lagi berpikir tanam, petik lalu jual.

“Bukan lagi jamannya, petani bekerja sendiri-sendiri. harus berjamaah seperti pada KEP dan KWT (Kelompok Wanita Tani] didampingi penyuluh," kata Dedi.

Pelatihan ini menjadi upaya Kementan dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk hortikultura, terutama penanganan pascapanen. Karena, proses penanganan pascapanen yang tepat menjadi kunci utama.

Kegiatan pascapanen buah dan sayuran merupakan salah satu aspek penting dalam usahatani yang memerlukan perhatian khusus.

Pelatihan dilaksanakan dengan metode klasikal dan praktik. Selama tujuh hari berlatih, peserta diberikan materi inti yang mencakup berbagai aspek dari hulu ke hilir, antara lain Good Handling Practices, Good Manufacturing Practices, SOP Pengolahan Hasil dan Buah, hingga Teknologi Pasca Panen Hasil Buah dan Sayuran.

Baca juga: P4S Lembah Kamuning Kuningan Konsisten Ajak Petani Terapkan Integrated Farming

Materi disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Lembang yang bertujuan agar peserta memahami seluruh tahapan pasca panen dan pengolahan hasil hingga produk siap dipasarkan.

Salah satu materi yang menarik adalah tentang pengemasan dan pelabelan. Peserta diajak mencoba berbagai teknik pengemasan dan pelabelan untuk membuat produk lebih tahan lama, dan meningkatkan nilai jual suatu produk.

Materi lain yang disampaikan adalah Teknologi Pengolahan Hasil Buah dan Sayuran, peserta praktik teknik pengemasan dan pengolahan cabai, dan Teknologi Pasca Panen Hasil Buah dan Sayuran.

Untuk memperkaya pengalaman peserta, BBPP Lembang juga mengadakan kunjungan lapangan ke Pisang Linting Ceu Popon, salah satu UMKM di Kabupaten Bandung.

Pelatihan ditutup Rabu (20/3/2024) oleh Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika. Pada kesempatannya Ia menegaskan bahwa ilmu yang didapat harus disebarluaskan kepada petani dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di masing-masing wilayah.

"Pelatihan ini sebagai awal dari upaya peningkatan kualitas komoditas unggulan di daerah," katanya.

Biryati, salah satu peserta dari Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara, mengakui manfaat besar yang diperoleh dari pelatihan ini. Ia melihat pelatihan sebagai kesempatan untuk berbagi ilmu antar penyuluh dan memperluas relasi.

"Materi yang didapat juga dinilai relevan dengan perkembangan pasar saat ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pelaku usaha di wilayah kerja penyuluh," tuturnya.

P4S Lembah Kamuning Kuningan Konsisten Ajak Petani Terapkan Integrated Farming

TANIINDONESIA.COM//KUNINGAN - Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Jawa Barat, secara periodik melakukan penumbuhan dan penguatan bagi pengelola Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) di wilayah binaan Provinsi Jawa Barat.

Salah satunya melakukan pendampingan di P4S Lembah Kamuning, Kuningan, Rabu (20/3/2024), yang konsisten menerapkan integrated farming.

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) merupakan sarana untuk pengembangan SDM pertanian yang strategis karena dimiliki dari, oleh, dan untuk petani. Dilengkapi sarana pembelajaran yang memadai dan usahatani yang berjalan dengan baik, P4S menjadi mitra pemerintah untuk mencetak SDM pertanian yang handal.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, penguatan SDM harus dilakukan untuk memperkuat sektor pertanian, sekaligus mendukung upaya mencapai swasembada.

“Saya optimis bahwa dua sampai tiga tahun ke depan Indonesia akan kembali mencapai swasembada pangan, terutama dalam produksi padi dan jagung, jika didukung SDM yang berkualitas,” tutur Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

Pernyataan tersebut diperkuat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

Dijelaskannya, sumber daya manusia pertanian menjadi faktor kunci  keberhasilan program pembangunan pertanian.

“Untuk itu, saya minta semuanya baik itu petani, penyuluh pertanian, petani milenial, KWT, kelompok tani, gapoktan, pengelola P4S, ikamaja, dan seluruh insan pertanian bahu membahu saling mendukung untuk peningkatan produksi pangan,” katanya.

“Kuncinya terapkan agribisnis dan memanfaatkan teknologi karena hal itu yang dapat memacu produktivitas di bidang pertanian,” imbuh Dedi lagi.

Sementara Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menjelaskan jika pembinaan dan pendampingan yang dilakukan berupa kegiatan pelatihan, sertifikasi bagi pengelola P4S, magang, kemitraan menjadikan P4S sebagai narasumber kegiatan Bertani on Cloud, layanan konsultasi, memfasilitasi kegiatan pertemuan forum P4S, mengikutsertakan di berbagai kegiatan pameran, melakukan pendampingan langsung di lapangan dan mengidentifikasi penumbuhan embrio P4S.

Ajat Jatnika menambahkan, keberadaan P4S di tengah masyarakat sebagai lembaga pelatihan dan memiliki keunggulan di bidang usahataninya menjadi agent of change.

“Ini untuk bisa mengubah paradigma bahwa pelatihan pertanian tidak hanya sebatas meningkatkan kompetensi subyek penyuluhan namun hingga meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian. Keunggulan usahatani yang dikelola P4S bisa menjadi proses pembelajaran dan materi penyuluhan dari petani untuk petani,” ucapnya.

Baca juga: Antisipasi Cuaca Esktrem, Kementan Jadikan Pompanisasi Solusi Perluas Areal Tanam

Ia mengatakan, tahun 2024 dilakukan kegiatan penumbuhan dan penguatan P4S dalam rangka evaluasi kegiatan P4S dan identifikasi embrio P4S. Bekerjasama dengan dinas pertanian kabupaten/kota, tim bergerak melakukan pendampingan ke puluhan P4S di wilayah Jawa Barat. Salah satunya di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

Ajat menjelaskan, Kecamatan Cigugur merupakan dataran tinggi dan menjadi salah satu sentra peternakan sapi perah di Kabupaten Kuningan. Hal ini terlihat di sepanjang jalan terdapat peternakan sapi dan domba.

P4S Lembah Kamuning yang terbentuk tahun 2013, diketuai oleh Danny Eko Prasetyo dan saat ini terklasifikasi sebagai P4S utama sejak tahun 2019.

"Aktivitas peternakan terus menggeliat di sini. Belasan ekor sapi perah yang dikelola, setiap hari diberi pakan dari rumput gajah yang ditanam sendiri dan ditambahkan pakan lain yaitu silase. Sapi dimandikan 2 kali sehari dan setelah itu diperah susunya kemudian susu dimasukkan ke ruang pendingin dan disterilisasi dan dikirim ke Padalarang Kabupaten Bandung Barat," tutur Danny.

Ia menjelaskan, rata-rata 1 ekor sapi menghasilkan 17 liter susu setiap harinya, sehingga dalam 1 hari P4S Lembah Kamuning menghasilkan 250 liter susu sapi segar. Pengolahannya menjadi susu pasteurisasi dan yoghurt yang dipasarkan ke berbagai segmentasi baik pasar modern dengan brand Yoseo.

Danny juga mengatakan, P4S Lembah Kamuning menerapkan integrated farming.

"Kita memiliki instalasi pengolahan limbah sendiri dan mengolah kotoran hewan menjadi pupuk kompos dan pupuk organik cair untuk diaplikasikan ke pakan ternaknya dan dijual atau dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan pupuk kompos untuk usahataninya," katanya.

Untuk kegiatan permagangan dan pelatihan, P4S Lembah Kamuning menerima kegiatan magang bagi siswa dan mahasiswa pertanian peternakan, menerima kunjungan anak sekolah untuk mengenalkan dunia pertanian sedari dini dan mengajarkan pola hidup sehat minum susu segar setiap hari.

P4S Lembah Kamuning juga konsisten melakukan penyuluhan dan pelatihan bagi kelompok peternak melalui berbagai pertemuan rutin.

"Kita mengajak petani peternak untuk menerapkan pertanian organik dengan memanfaatkan kotoran hewan supaya tidak hanya dibuang yang justru menimbulkan pencemaran lingkungan. Selain itu juga kerap menjadi narasumber di berbagai pertemuan untuk terus menggaungkan pertanian organik," tukasnya.

Antisipasi Cuaca Esktrem, Kementan Jadikan Pompanisasi Solusi Perluas Areal Tanam

TANIINDONESIA.COM//BANTUL - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas padi. Salah satunya, memperkuat Perluasan Areal Tanam (PAT) padi melalui pompanisasi di lahan-lahan pertanian.

Untuk mendukung terobosan tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui Polbangtan Yogyakarta Magelang melakukan identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) Perluasan Areal Tanam Pompanisasi yang dilaksanakan Rabu (13/3/2024), di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Identifikasi ini menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, yang meminta semua kabupaten dan kota di Indonesia agar memasifkan pompanisasi dengan memanfaatkan sumber air terdekat untuk perairan pertanian.

“Kami mendorong kabupaten dan kota di seluruh Indonesia agar memanfaatkan sumber air terdekat baik yang berasal dari sungai maupun bendungan. Langkah ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem El Nino yang berlangsung panjang sejak tahun 2023 lalu,” kata Amran dalam keterangan di Jakarta.

Menurutnya, pompanisasi merupakan solusi cepat dalam menghadapi El Nino di sejumlah daerah. Nantinya, sistem pompa ini akan terintegrasi dengan paket layanan solar alsintan dan juga benih gratis bagi para petani yang mau mempercepat tanam di MT II Maret 2024.

Baca juga: Kabupaten Cianjur Optimalkan Perluasan Areal Tanam untuk Peningkatan Produksi Padi

Senada dengan pernyataan Mentan Amran, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bahu membahu mengatasi krisis pangan global yang terjadi karena adanya peperangan dan El-Nino yang terjadi sejak 2023.

“Gara-gara El Nino ini stok beras turun signifikan. Padahal di tahun-tahun dulu kita bisa menghasilkan 32,5 Juta ton, tahun ini hanya 30 juta ton beras, sementara jumlah manusia yang makan semakin meningkat, hampir 4 juta tiap tahunnya," terangnya.

Ditambahkan Dedi, Krisis pangan global adalah dari konflik, proyektil, dan adanya perang Rusia – Ukrania, dampak sangat luar biasa.

"Dampak ini luar biasa, menyebabkan pasokan pangan di dunia itu turun. Sementara mulut yang harus diberi makan terus bertambah,” tambahnya.

Dedi menyebut salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas.

Selain itu, Optimalisasi lahan juga diperhatikan, di mana upaya akan dilakukan untuk memanfaatkan lahan secara maksimal, termasuk tumpang sari lahan perkebunan. Dengan memanfaatkan lahan yang ada secara lebih efisien, diharapkan dapat meningkatkan produksi

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, menyampaikan Kabupaten Bantul mendapatkan target PAT dan pompanisasi sebanyak 1.596 hektare.

"Oleh karena itu Dinas akan mengidentifikasi usulan CPCL dan akan bersinergi dengan Babinsa setempat sekaligus mengindentifikasi pompa existing,” terangnya.

Sementara itu, perwakilan Polbangtan YoMa, Geraldo Adinugra Rimartin, menerangkan jika identifikasi diawali dengan melakukan koordinasi di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul.

Dijelaskannya, koordinasi tersebut dimaksudkan untuk meminta pendampingan di lapangan untuk melakukan survey sumber air sekaligus permintaan data perluasan areal tanam dan usulan bantuan pompanisasi.

"Hasil identifikasi yang telah dikumpulkan tersebut selanjutnya direkap untuk dilaporkan ke Kementerian Pertanian," terangnya.

Kabupaten Cianjur Optimalkan Perluasan Areal Tanam untuk Peningkatan Produksi Padi

TANIINDONESIA.COM//CIANJUR - Instruksi Menteri Pertanian kepada seluruh jajarannya untuk mengantisipasi darurat pangan dengan melakukan monitoring kegiatan optimalisasi lahan, pompanisasi dan Perluasan Areal Tanam (PAT), direspon Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

BBPP Lembang yang merupakan salah satu UPT Kementan, diberikan amanat untuk melakukan monitoring kegiatan tersebut dalam rangka peningkatan produksi padi di wilayah Kabupaten Cianjur. Kegiatan dilaksanakan pada 15-16 Maret 2024.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengajak pemerintah daerah untuk menjaga bahkan memperluas lahan-lahan pertanian.

"Peningkatan produksi padi akan lebih maksimal jika didukung dengan perluasan areal tanam. Untuk itu, pemerintah daerah pun harus memastikan areal tanam yang ada tidak terganggu, bahkan harus bisa ditingkatkan," tuturnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengimbau penyuluh untuk memastikan produksi pertanian tidak menemui kendala.

"Penyuluh harus masif turun ke lapangan untuk mendampingi petani sekaligus memastikan pertanian tidak menemui kendala," katanya.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengatakan pihak-pihak terkait harus memastikan ketersediaan air untuk mendukung peningkatan produksi.

"Peningkatan produksi akan susah dilakukan tanpa ketersediaan air. Untuk itu, keberadaan embung, irigasi dan lainnya harus bisa dimaksimalkan," tukasnya.

Demi mewujudkan hal tersebut, Jumat (15/3/2024), Ketua Kelompok Substansi Penyelenggaraan Pelatihan dan Katimker Rumah Tangga dan BMN BBPP Lembang melakukan koordinasi dan Identifikasi CPCL ke Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Kabupaten Cianjur.

Baca juga: Pacu Produktivitas Padi Nasional, Kementan Gencarkan Pompanisasi untuk Perluasan Areal Tanam

Tim diterima Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan dan Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Cianjur, Dandan Hendayana.

Dari koordinasi itu diketahui jika data Luas Baku Sawah (LBS) dari 65.850 Ha menjadi 66,934 Ha, terdapat sawah bera (kurang produktif) sebesar 20.825 Ha.

“Ini merupakan lahan IP 1 yang sudah panen pada bulan Februari, meliputi wilayah kecamatan Agrabinta, Cibeber, Cibinong, Cidaun, Cikadu, Leles, Naringgul, Sindangbarang, dan Sukaresmi,” ucap Dandan.

Menurutnya, Dinas TPHPKP Kabupaten Cianjur juga telah melakukan identifikasi CPCL yang membutuhkan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan optimalisasi lahan, pompanisasi dan PAT dan dikirim ke Dirjen Prasarana dan Sarana Kementan.

“Untuk pesawahan di sekitar DAS sudah dioptimalkan sehingga rencana lokasi PAT akan diarahkan ke wilayah Cianjur Selatan berupa sawah tadah hujan dan akan dipetakan di wilayah Kecamatan Agrabinta seluas 500 Ha,” kata Dandan lagi.

Tim BBPP Lembang dan Dinas TPHPKP Cianjur juga melakukan peninjauan ke lokasi calon penerima Program optimalisasi lahan, pompanisasi dan Perluasan Areal Tanam (PAT) Padi Kementerian Pertanian, yaitu Desa Babakansari dan Desa Selajambe di Kecamatan Saluyu, dan beberapa lokasi pesawahan di sekitar Kecamatan Karangtengah. (Yoko/Che)

Pacu Produktivitas Padi Nasional, Kementan Gencarkan Pompanisasi untuk Perluasan Areal Tanam

TANIINDONESIA.COM//BANDUNG - Kementerian Pertanian siap mendukung perluasan areal tanam untuk memacu produktivitas padi nasional. Untuk itu, program pompanisasi gencar dilakukan.

Dalam rapat koordinasi Penambahan Luas Tanam Padi tahun 2023-2024 antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat , disepakati pemanfaatan potensi penambahan luas tanam sumber airnya berasal dari jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) dan embung, irigasi waduk dan irigasi non waduk yang selesai direhabilitasi pada tahun 2023.

Untuk memenuhi target tambahan luas tanam dari lahan tadah hujan sebesar 1.000.000 (satu juta) hektare, kolaborasi akan dilakukan dengan terjun langsung ke berbagai wilayah di Indonesia.

Selain itu, dilakukan juga survey bersama untuk penentuan titik lokasi pengambilan air serta verifikasi ketersediaan air. Berdasarkan hasil survey tersebut, akan ditentukan titik lokasi pompa, spesifikasi dan jenis pompa, serta kebutuhan saluran pembawa (pipa dan perlengkapan lain) sesuai kondisi lapangan.

Untuk itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendorong kabupaten dan kota di seluruh Indonesia memanfaatkan sumber air terdekat baik yang berasal dari sungai maupun bendungan.

“Langkah ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem El Nino yang berlangsung panjang sejak tahun 2023 lalu,” kata Amran.

“Pompanisasi merupakan solusi cepat dalam menghadapi el nino di sejumlah daerah. Nantinya, sistem pompa ini akan terintegrasi dengan paket layanan solar alsintan dan juga benih gratis bagi para petani yang mau mempercepat tanam di MT II Maret 2024,” sambungnya.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

“Salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi," tukasnya.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, sebagai salah satu unit pelaksana teknis Kementan, turut berperan aktif menjalankan program Perluasan Areal Tanam (PAT) dengan wilayah kerja di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kabupaten Cianjur.

Baca juga: Tingkatkan Produksi Pangan Nasional, Kementan Tingkatkan Kapasitas Penyuluh

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, didampingi Kepala Bagian Umum, melakukan identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) Perluasan Areal Tanam Pompanisasi dan peninjauan lapang mobilisasi pompa eksisting. Kegiatan dilaksanakan 2 hari, 15-16 Maret 2024 di Kabupaten Bandung dan Kota Bandung.

Di Kota Bandung, Kepala Balai Ajat Jatnika melakukan koordinasi ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) dan diterima oleh Kepala Dinas, Gin gin Ginanjar.

“Seperti diketahui bersama dampak El Nino menurunkan area tanam padi yang berdampak kekurangan stok beras. Karena itu kami berharap di Kota Bandung juga bisa menghasilkan PAT,” jelas Ajat.

Luas Baku Sawah Kota Bandung terkoreksi sejumlah 702 Ha dari data yang tersaji 998 Ha, sedangkan jumlah sawah tadah hujan terkoreksi adalah 315 Ha dari data yang tersaji 1.417 Ha serta jumlah pompa air eksisting terkoreksi adalah 40 dari data yang tersaji 5.

Kepala DKPP Kota Bandung, Gin gin, menjelaskan, mayoritas lahan sawah di Kota Bandung adalah tadah hujan.

"Luasnya 54 Ha, terdiri dari 23 Ha lahan sawah abadi dan 50 Ha lahan dari masyarakat yang berlokasi di daerah Cinambo dan Rancasari. Kota Bandung sangat berpotensi untuk melakukan PAT mengingat IP Kota Bandung 100 > 200,” jelas Gin gin.

BBPP juga melakukan peninjauan ke 3 titik persawahan di Kota Bandung. Yaitu lokasi sawah abadi 1 (Sein Farm) Kecamatan Ujung Berung, lokasi sawah abadi 2 yang juga berad di Kecamatan Ujung Berung, dan di Kecamatan Gedebage.

Tim BBPP Lembang lalu bergerak menuju Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, berkoordinasi langsung dengan Kepala Dinas, Ningning Hendasah.

Tim juga meninjau lokasi calon Program PAT Tahun 2024 yaitu lokasi padi gogo di Kecamatan Pangalengan.

“Luas lahan sawah di Kecamatan Pangalengan sebanyak 124 Ha dengan provitas 3 – 3,9 ton / Ha (satu tahun satu kali), dengan pengairan dari sumber air sungai Cisangkuy. Kondisi eksisting terdapat 12 Pompa air ukuran 14”. Namun kami memerlukan tambahan unit dengan perbaikan untuk pembuatan embung dan perpipaan,” kata Ningning. (Yoko/Che)

Tingkatkan Produksi Pangan Nasional, Kementan Tingkatkan Kapasitas Penyuluh

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG.- Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan upaya peningkatan produktivitas diberbagai sektor usaha pertanian. Peningkatan produksi perlu ditunjang dengan sumber daya manusia yang berkualitas, handal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis.

Penyuluh pertanian sebagai salah satu pelaku pembangunan pertanian, pendamping petani di lapangan, perlu diberikan motivasi dan penghargaan agar mampu meningkatkan kompetensi dan kinerjanya, salah satunya melalui pelatihan.

Saat ini pemerintah melalui Kementerian Pertanian sedang menggenjot produksi pangan nasional utamanya padi dan jagung untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, meraih swasembada beras bahkan diharapkan hingga ekspor. Ini membutuhkan peran penyuluh pertanian.

Guna meningkatkan kompetensi penyuluh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menyelenggarakan Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Terampil. Pelatihan dilaksanakan selama 21 hari, mulai 13 Maret - 3 April 2024.

Tiga puluh orang penyuluh pertanian PNS dari 5 provinsi wilayah kerja BBPP Lembang yaitu Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Maluku diundang menjadi peserta pelatihan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengingatkan peran penyuluh pertanian dalam pendampingan petani di lapangan

“Peran penyuluh pada petani penting sebagai upaya mencapai peningkatan produktivitas dan produksi pangan nasional utamanya padi dan jagung”. sebut Dedi.

Selama pelatihan, peserta akan memperoleh materi yang terbagi ke dalam 3 kelompok, yaitu materi kelompok dasar, inti, dan penunjang semuanya bertujuan agar dapat meningkatkan kualitas kinerja penyuluh pertanian yang profesional, amanah, kreatif, proaktif serta responsif dalam pelaksanaan tugas.

Baca juga: Persiapkan Musim Tanam Padi, Kementan Maksimalkan Pompanisasi di Wilayah Yogyakarta

Tidak hanya didasarkan atas prosedur dan teknik kerja semata, akan tetapi diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas di lapangan melalui implementasi disiplin ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis yang tepat sesuai potensi di wilayah kerjanya bagi pemecahan permasalahan usaha tani.

SDM pertanian menjadi agenda penting untuk ditingkatkan kualitasnya dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasional.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Balai, Ajat Jatnika saat membuka pelatihan, Kamis (14/3/2024). “Fokus Kementerian Pertanian saat ini meningkatkan produksi 12 komoditas pangan strategis, khususnya padi.

Upaya kolaborasi dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengoptimalisasikan lahan baik sawah irigasi, lahan rawa, dll, lalu dilakukan perbaikan saluran irigasi, pompanisasi dalam rangka peningkatan indeks pertanaman padi sehingga produksi padi bisa naik, targetnya diupayakan bisa mencapai 6,5 ton/hektar.”

Ajat berpesan kepada peserta, sepulang dari mengikuti pelatihan di BBPP Lembang, agar semuanya terjun langsung untuk lebih gencar lagi menggenjot produksi padi dengan cara memaksimalkan pendampingan kepada petani.

“Saya harap penyuluh pertanian dapat mendiseminasikan dan menerapkan hasil pelatihan selama di sini. Kompetensi yang kita miliki harus bisa menunjang tugas yang kita emban sehingga dapat mendukung program pemerintah,” tandas Ajat.

Persiapkan Musim Tanam Padi, Kementan Maksimalkan Pompanisasi di Wilayah Yogyakarta

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Bersama Pemerintah Kabupaten Kabupaten Gunungkidul, Bantul, dan serta Komando Distrik Militer (KODIM) setempat, Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang turut mendukung upaya perluasan areal tanam padi dengan sistem pompanisasi, sekaligus menyambut musim tanam 2024.

Rencana perluasan areal tanam padi dengan sistem pompanisasi di kedua wilayah tersebut dibahas dalam rapat koordinasi yang dihadiri oleh Wakil Direktur II Polbangtan Yogyakarta, Kepala Dinas Pertanian Provinsi DI Yogyakarta, Kepala Dinas Pertanian masing-masing Kabupaten, Komandan Distrik Militer, serta Tim Satuan Tugas (satgas) Antisipasi Darurat Pangan Kementerian Pertanian.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, musim tanam harus dipersiapkan dengan maksimal agar produktivitas yang dihasilkan juga tinggi.

Mentan juga berharap persiapan maksimal bisa membantu mewujudkan target swasembada beras seperti yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, mengajak semua pihak untuk menjaga lahan pertanian.

"Kita butuh pangan, masyarakat butuh pangan. Oleh karena itu, kita harus sama-sama memastikan lahan-lahan pertanian yang sudah ada tidak berkurang, tidak beralih fungsi," katanya.

Dedi juga berpesan agar dalam kondisi apapun pangan tidak boleh bersoal, pangan tidak boleh bermasalah.

Baca juga: Tingkatkan Kompetensi, Mahasiswa Polbangtan Kementan Sambangi Hortus Medicus Karanganyar

Wakil Direktur II Polbangtan Yogyakarta Magelang, Akimi, mengatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya dalam mengatasi dampak fenomena El Nino dengan memasifkan program pompanisasi sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian demi ketahanan pangan Indonesia.

“Tak terkecuali dengan Provinsi Jawa tengah dan D.I. Yogyakarta yang merupakan salah satu lumbung pangan nasional, kita harus gerak cepat turun ke lapangan melakukan koordinasi dan inventarisasi bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten dan Kodim serta penyuluh lapangan,” ujar Akimi.

Target pertama yang harus dilakukan oleh Tim, imbuh Akimi, adalah Penetapan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) untuk optimalisasi pompanisasi.

“Hasil identifikasi jumlah potensi lahan untuk perluasan areal tanam dengan pompanisasi, identifikasi jumlah pompa yang ada, menghitung kebutuhan pompa dan kekurangan jumlah pompa seluruhnya diinvetaris kemudian disusun CPCL dan segera disampaikan ke DITJEN PSP Kementerian Pertanian, melalui Polbangtan Yoma/BSIP Yogyakarta agar segera ditindaklanjuti,” himbau Akimi.

Akimi juga berharap meskipun dalam waktu singkat, namun data yang dikumpulkan harus benar-benar akurat dan tepat sasaran, mengingat dua wilayah tersebut termasuk wilayah penyangga pangan di Provinsi D.I Yogyakarta.

“Silahkan dimasukkan informasi panjang selang yg dibutuhkan, titik koordinat pompa untuk membuat poligon distribusi pompa. Libatkan Penyuluh, yang paham betul dan menguasai medan sehingga data yang terkumpul betul-betul akurat karena ini sangat krusial untuk mengantisipasi kerawanan pangan. Betul-betul dipastikan tepat sasaran,” tandasnya.

Tingkatkan Kompetensi, Mahasiswa Polbangtan Kementan Sambangi Hortus Medicus Karanganyar

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Untuk memperluas wawasan dan mengembangkan kompetensi, Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang, yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian, melaksanakan kegiatan fieldtrip ke Hortus Medicus Tawangmangu.

Kegiatan diikuti oleh 184 Mahasiswa Semester II Jurusan Pertanian dan didampingi oleh sejumlah Dosen dan tenaga pendidik lainnya.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mendukung kegiatan tersebut. Menurutnya, kunjungan ini penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan.

Oleh sebab itu, Mentan Amran berharap para mahasiswa bisa menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari kunjungan ini.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

"Polbangtan memiliki tugas untuk menyiapkan SDM pertanian yang berkualitas dan profesional agar berbagai sektor pertanian bisa digarap dengan maksimal," katanya.

Oleh sebab itu, sambung Dedi, sejak awal para mahasiswa harus juga diperkenalkan dengan dunia usaha dan dunia industri. Salah satunya melalui kunjungan tersebut.

Wakil Direktur I Polbangtan Yogyakarta Magelang, Sujono, menerangkan bahwa pilihan lokasi fieldtrip ke Hortus Medicus ini secara spesifik ditujukkan untuk mempelajari komoditas Biofarmaka secara lebih dalam.

Baca juga: Pertajam Kompetensi, Mahasiswa Polbangtan Pelajari Industri Perbenihan Hortikultura

“Polbangtan Yogyakarta Magelang diketahui sebagai Polbangtan dengan keunggulan atau ciri khas yaitu konsentrasi pada penelitian dan pengembangan Biofarmarka atau umum dikenal sebagai tanaman obat-obatan, atau lebih umum lagi dikenal sebagai jamu oleh masyarakat Indonesia,” ujar Sujono.

Hortus Medicus sendiri merupakan salah satu unit kerja di bawah Kementerian Kesehatan yang fokus pada penelitian dan pengembangan saintifikasi jamu untuk memberikan bukti ilmiah sehingga jamu dapat dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan formal.

“di Hortus Medicus ini kami melihat bagaimana jamu diteliti berdasarkan metodologi riset Traditional Indonesia Medicine (TIM) sehingga dapat diperoleh jamu saintifik yang aman, berkhasiat dan bermutu. Selain itu juga jamu yang diproduksi harus berasal dari tanaman obat terstandar, sehingga jamu dapat diakses oleh masyarakat,” imbuhnya.

Dalam kunjungan ini, mahasiswa peserta fieldtrip dibagi menjadi beberapa kelompok dan diajak menjelajahi kebun koleksi serta unit pascapanen agar mendapat pengetahuan yang komprehensif.

“Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok dan berkesempatan untuk berkeliling melihat berbagai koleksi tanaman biofarmaka di Kebun aromatik Tlogodringo, Kebun Produksi Kalisoro, Kebun etalase tanaman obat kalisoro, unit pascapanen, dan klinik hortus medicus,” ujar Sumanto, Ketua Panitia kegiatan.