6 Februari 2025

admin

Penyuluh Sahabat Petani, Garda Terdepan Ketahanan Pangan Bangsa

TANIINDONESIA.COM//KULONPROGO - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, melanjutkan safari kerja di DIY dengan mengunjungi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Sabtu (23/9/2023).

Dalam kesempatan ini, Kementerian Pertanian menyebut petani dan penyuluh sebagai sebaik-baiknya manusia.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penyuluh dan petani sebagai garda terdepan dalam pertanian.

"Penyuluh dan petani harus memastikan pangan tidak bermasalah, pangan tidak bersoal. Karena pertanian harus menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat," katanya.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, Dihadapan penyuluh pertanian dan petani yang hadir, memberikan rangkaian motivasi yang membangkitkan semangat.

"Sebaik baiknya manusia jadilah yang bermanfaat, baik bagi sesama manusia maupun alam sekitarnya. Dan sebaik-baiknya manusia adalah petani, karena mereka menyediakan hasil makanan bagi semua orang, menyediakan oksigen untuk kita hirup dari tanaman yang ditanam," ujar Dedi.

Ditambahkannya, ketangguhan petani sudah teruji saat pandemi COVID 19. Petani tidak kenal lelah dan takut untuk tetap bekerja demi memenuhi pangan masyarakat Indonesia.

"Salah satu yang membuat kita bertahan dari hantaman COVID 19 bukan hanya vaksin tapi juga pangan. Tanpa pangan kita sudah pasti ambruk diterjang COVID 19, itulah mengapa kita harus berterimakasih kepada petani," ungkapnya.

Baca juga: Berikan Kuliah Umum, Kepala BPPSDMP Kementan sebut Pemuda Andalan Pertanian Masa Depan

Dedi menambahkan, pertanian juga berkontribusi nyata terhadap ketahanan ekonomi. Saat semua sektor kewalahan bertahan ditengah pandemi, pertanian mampu menyumbangkan pertumbuhan positif terhadap ekonomi Indonesia.

"Pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan, bahkan menyumbangkan pertumbuhan positif," katanya.

Dedi juga turut mengapresiasi kinerja para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai pendamping para petani. Ia berharap PPL dapat berperan sebagai panduan langsung bagi petani bekerja.

"Jadilah penyuluh yang bermanfaat, sahabat para petani, karena pertanian menjadi sektor paling dan menunjung kehidupan terutama di wilayah Kokap ini," imbuhnya.

Semangat penyuluh BPP Kokap juga diacungi jempol oleh Dedi.

"Meskipun dengan segala keterbatasan, medannya yang naik turun, namun para penyuluh tetap bersemangat menjalankan tugasnya. Tidak heran jika BPP Kokap ini menjadi BPP berprestasi tingkat Provinsi DI Yogyakarta," katanya.

Para petani dan penyuluh nampak sangat antusias menghadiri dan bertemu langsung dengan Kepala Badan PPSDMP yang didampingi oleh Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang beserta jajarannya ini.

Yuliana Wiwik Ambarwati, koordinator PPL BPP Kokap, mengaku sangat bangga dapat dikunjungi Kepala BPPSDMP.

"Kunjungan ini menjadi suntikan semangat tersendiri bagi kami untuk menjalankan tugas sebagai PPL," katanya.

Berikan Kuliah Umum, Kepala BPPSDMP Kementan sebut Pemuda Andalan Pertanian Masa Depan

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang kembali menggelar Millenial Agriculture (MAF) Volume 4 Edisi 42, Sabtu (23/9), di Gedung Serbaguna Jurusan Pertanian, Yogyakarta. Tema yang diangkat adalah "Membangun Wirausahawan Muda Pertanian".

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan masa depan pertanian ada di generasi milenial.

"Banyak hal yang bisa digarap dari pertanian. Oleh karena, kita selalu berharap milenial yang terjun ke pertanian untuk selalu memperbarui diri dan menambahkan pengetahuan," katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, yang menghadiri langsung MAF, memberikan motivasi sekaligus kuliah umum kepada mahasiswa baru Polbangtan YOMA, baik yang hadir fisik di ruang serbaguna maupun 1000 partisipan yang hadir secara virtual.

Dedi mengatakan, pemuda merupakan andalan pembangunan, utamanya di bidang pertanian.

"Pembangunan Pertanian di Indonesia harus diawali dari Pemuda, karena sejarah membuktikan bahwa bangkitnya peradaban dunia itu selalu diprakarsai oleh pemuda," ujarnya.

Ia berharap dari tangan pemuda, Mahasiswa Mahasiswi Polbangtan dan PEPI lahir inovasi-inovasi yang dapat membawa perubahan dan kemajuan peradaban.

"Kalian, para mahasiswa baru adalah andalan keluarga, andalan kampung halaman, bahkan andalan daerahnya. Oleh karena itu, tugas mahasiswa baru adalah membuktikan bahwa mereka adalah sebenar-benarnya andalan," katanya.

Dedi menambahkan, bahwa menempuh pendidikan di Polbangtan merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik.

Baca juga: Transformasi Pertanian Modern, Petani Masa Kini Wajib Terapkan Smart Farming

"Polbangtan ibarat kawah candradimuka, kalian akan ditempa dengan sebenar-benarnya. Karena pelaut ulung, pelaut handal, pelaut profesional, tidak lahir dari laut yang tenang, tapi dari laut yang penuh badai dan topan yang hebat," ungkapnya.

Menurutnya, melalui Polbangtan, akan terwujud SDM yang profesional dan berdaya saing karena tugas utama Polbangtan adalah menghasilkan alumni yang qualified job seeker dan job creator

"Qualified job seeker berarti siap ditempatkan di segala lini dr hulu sampai hilir, qualified job creator berarti kreatif menciptakan peluang-peluang bisnis," pesan Dedi.

Pada akhir sambutan, Dedi berharap bahwa milenial harus dapat menjalin kolaborasi yang apik agar tercipta pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

"Ibarat timnas, untuk mencetak gol harus kerjasama dengan apik lini belakang, lini tengah dan penyerang harus saling dukung sehingga tercipta suatu gol,"katanya.

Direktur Polbangtan YOMA, Bambang, mengatakan MAF kali ini juga menghadirkan narasumber-narasumber handal dari praktisi dan akademisi.

"Ada Profesor Irham dari UGM, dan Ella Rizki serta Aprila Respati pengusaha muda pertanian komoditas semut dan peternakan," tandas Bambang.

Transformasi Pertanian Modern, Petani Masa Kini Wajib Terapkan Smart Farming

TANIINDONESIA.COM//Yogyakarta - Masa depan pertanian Indonesia adalah dengan menerapkan smart farming ,dengan penerapan hal tersebut akan terjadi efisensi baik dalam nutrisi, sampai konsumsi air. Smart farming juga menjadi salah satu cara jitu mengantisipasi perubahan iklim ekstrim, sehingga wajib di adaptasi oleh para petani.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, perubahan iklim tidak dapat ditangani dengan cara yang biasa saja dan tidak bisa dianggap remeh.

"Karena, perubahan iklim bisa mengancam hasil pertanian. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi serta terobosan untuk menghadapinya. Salah satunya melalui Smart Farming," sebut Menteri Syahrul.

Sebelum memberi arahan dan membuka kuliah umum didepan mahasiswa baru Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) YOMA, Kepala Badan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi berkesempatan meninjau lahan pertanian yang berada di Kampus Polbangtan YOMA. Sabtu (23/09).

Baca juga: Pertanian Jago, Indonesia Kokoh, Petani Banten Siap Jaga Ketersediaan Pangan

Pada kesempatan tersebut Dedi mengatakan sektor pertanian telah bertransformasi, kalau dahulu hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan, saat ini selain mencukupi kebutuhan juga mencakup aspek agribisnis yang menguntungkan. Agribisnis adalah model pertanian modern, pertanian yang memaksimalkan pemanfaatan teknologi, salah satunya Smart Farming.

“Maksimal kan pemanfaatan Internet of thing dan terapkan Smart Farming, Keren,disini (Polbangtan YOMA) sudah menerapkan hal ini.”

Keunggulan dari pemanfaatan Smart Farming adalah efisien, semisal walaupun Firman (Mahasiswa Polbangtan) sedang berada jauh dari lahan atau dimanapun, tetap dapat mengakses atau mengontrol lahan nya hanya melalui ponsel nya,”kata Dedi.

"Pemasaran juga harus di perhatikan, tentu ada harga ada kualitas. Utamakan rasa manis nya kan kalau melon, nutrisi yang dibutuhkan juga harus berkualitas dan tercukupi, sehingga jika di ekspor harga nya dapat 10x lipat ketimbang yang dijual dipinggir jalan,” kata Dedi.

"Intinya Smart farming adalah pertanian cerdas, dilakukan oleh orang yang cerdas, cara yang cerdas dengan mengadopsi teknologi. Dan yang paling penting Petani harus menguasai pasar," tandas Dedi.

Pertanian Jago, Indonesia Kokoh, Petani Banten Siap Jaga Ketersediaan Pangan

TANIINDONESIA.COM//BANTEN - Sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang sangat berperan penting untuk keberlanjutan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal ini karena sektor pertanian memiliki peran dalam penyediaan pangan, penyediaan lapangan pekerjaan, dan juga sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat Indonesia.

Petani menjadi ujung tombak penyediaan pangan sekaligus perekomian di Indonesia. Untuk itu keberadaan Petani menjadi penting dalam menjaga kestabilan bangsa dan negara.

Mengambil momentum Hari Tani Nasional yang diperingati setiap 24 September, Kelompok Tani Nasional Andalan (KTNA) Kabupaten Lebak, Banten, mengelar Jambore Petani dan Peternak Nelayan Kabupaten Lebak Tahun 2023. Kegiatan jambore mengambil tema “Satukan Tekad Satukan Langkah Menuju Pertanian Yang Maju Mandiri dan Berkelanjutan”.

Acara digelar selama 3 hari, mulai dari 22 -24 September 2023, diikuti oleh Petani, Peternak dan Nelayan di wilayah Lebak Banten, pelaksanaan jambore menjadi momen kebangkitan petani dan sektor pertanian sebagai penyokong kestabilan bangsa.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan sektor pertanian menjadi sektor strategis dan menjadi salah satu pilar kekuatan negara.

Agar produksi dan produktivitas pertanian terus meningkat, dibutuhkan sumber daya manusia pertanian yang tangguh dan menguasai teknologi pertanian yang tepat guna, efektif serta efisien.

"Kekuatan suatu bangsa saat ini dapat dilihat dari kemandirian penyediaan pangannya, sumber daya pertanian sebagai pelaku nya, pertanian jago, Indonesia kokoh. sebut Menteri Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, yang hadir dalam Pembukaan Jambore Petani dan Peternak Nelayan Kabupaten Lebak, Jumat (22/9) mengajak peserta jambore untuk menyatukan langkah dalam pembangunan pertanian.

“Satukan tekad satukan langkah, bersama menuju pertanian maju mandiri berkelanjutan, kata kunci ini mengingatkan kita untuk bersama bekerja bahu membahu dalam memajukan pertanian indonesia" ujar Dedi.

Dedi menambahkan Kita mesti menggejot produktivitas pertanian, menekan ongkos produksi, guna meningkatkan daya saing produk pertanian.

Baca juga: Siapkan Generasi Muda Jadi Petani Muda Sukses, Politeknik Enjinering Kementan Gelar Kuliah Umum

“Ini butuh kerja bersama, KTNA forum P4S dan semua pelaku usaha pertanian untuk meningkatkan produktifitas pertanian kita” kata Dedi.

Dedi juga mengapresiasi kabupaten Lebak yang secara khusus memberikan perhatian terhadap para petani dan peternak.

Hadir sekaligus membuka Jambore, Wakil Bupati Kabupaten Lebak H. Ade Sumardi, mewakili Bupati Kabupaten Lebak Hj. Iti Octavia Jayabaya, Ade mengatakan wilayah Kabupaten Lebak merupakan salah satu daerah lumbung pangan di Banten, untuk itu pemerintah daerah menjadikan sektor pertanian menjadi sektor prioritas khususnya di Kabupaten Lebak.

"Kabupaten Lebak merupakan salah satu lumbung pangan di provinsi Banten, itu menjadikan pertanian menjadi sektor prioritas, mari kita niatkan dan kita dorong pertanian dan peternakan di kabupaten Lebak" ujar Ade.

Ade berharap pelaksanaan jambore ini saya harap dapat menjadi motivasi bagi para pertani, peternak dan nelayan untuk tetap semangat berkontribusi dalam penyediaan pangan nasional,

Ketua KTNA Provinsi Banten H. Oong Syahroni menjelaskan pelaksanaan Jambore Petani Peternak dan Nelayan Kabupaten Lebak tahun 2023, mengambil momentum Hari Tani Nasional yang diperingati setiap 24 September, sekaligus menjadikan momen kebangkitan petani peternak dan nelayan, tidak hanya untuk provinsi Banten tapi juga Nasional.

“Kegiatan Jambore Petani Peternak Nelayan Kabupaten Lebak akan diselenggarakan selama tiga hari, dimulai pada hari ini Jumat tanggal 22 September 2023,” jelas Oong.

“Kegiatan jambore akan diisi kegiatan diantaranya Pameran Produk Pertanian, Peternakan, Kehutanan Perikanan dan kelautan ada kegiatan Lomba unjuk tangkas, asah terampil kalo dulu kita kenal Kelompencapir,” tandasnya.

Acara puncak Jambire diadakan, pada Minggu tanggal 24 September 2023, dalam bentuk Apel Siaga Ketahanan Pangan Kabupaten Lebak, yang akan dihadiri oleh 3.547 Peserta.

Siapkan Generasi Muda Jadi Petani Muda Sukses, Politeknik Enjinering Kementan Gelar Kuliah Umum

TANIINDONESIA.COM//SERPONG - Politeknik Ejiniring Pertanian (PEPI) mengadakan kuliah umum dengan tema "Agrohero: Who Is The Next Pak Tani Indonesia", yang diselenggarakan di Aula Politeknik Pembangunan Pertanian Sepong Rabu (20/9).

Keberhasilan pembangunan pertanian harus didukung oleh sumber daya manusia pertanian yang profesional. Salah satunya lewat dukungan pendidikan vokasi pertanian.

Salah satu upaya regenerasi SDM pertanian, khususnya pelaku utama dan pelaku usaha melalui pendidikan vokasi, dalam hal ini Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan peran pendidkan vokasi dalam pembangunan pertanian

“Sebagai pelaksana pendidikan vokasi, Polbangtan dan PEPI merupakan pabrik pencetak generasi milenial yang harus terus melakukan inovasi sebagai modal mahasiswa ketika terjun ke masyarakat,” kata Syahrul.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa untuk mendukung regenerasi petani serta untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian maka BPPSDMP mengoptimalkan peran pendidikan vokasi dengan memberi kesempatan kepada generasi milenial untuk melanjutkan pendidikannya di sektor pertanian dengan biaya ditanggung oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian.

“Para petani milenial, mahasiswa dan calon mahasiswa, kalian adalah generasi penerus pertanian kedepan. Ditangan kalian lah tongkat estafet pembangunan pertanian berada. Kalian lah yang akan melanjutkan hidup matinya sektor pertanian di Indonesia. Melalui PEPI kalian akan dibekali pengetahuan, pendidikan karakter serta dilatih sesuai dengan keperluan dunia industri dan dunia usaha”, ujar Dedi.

Baca juga: Tingkatkan Kompetensi Peternak Milenial ASEAN: Kementan Gelar Online Training Kesehatan Hewan

Kuliah umum menghadirkan narasumber Petani Sukses, Wayan Supadno yang akrab disapa Pak Tani, membawakan materi "Siap Mejadi Petani Sukses Selanjutnya".

Dalam materinya Wayan menceritakan kisah hidupnya yang berliku, dari keterbatasan yang dimiliki sampai Ia dapat sukses menjadi Petani.

“Saya tidak naik kelas 2 kali waktu SD, saya juga gagap bicara ketika kecil, tapi sekarang saya buktikan bahwa saya bisa berhasil.,” ujar Wayan.

Lebih lanjut ia mengatakan, gagal berkali-kali dan merugi hingga miliaran rupiah bukan masalah baginya. Kondisi itu bagi si Pak Tani adalah sebuah pembelajaran.

‘’Percaya kepada Tuhan, cintai apa yang kita miliki dan yakin bahwa kita pasti bisa. Jika saya bisa, anda pun bisa. Saya sangat senang jika kalian mau belajar berwirausaha. Silahkan hubungi saya jika perlu bantuan, semakin banyak semakin bagus. Supaya nanti kita reuni, semua orang di sini sudah sukses dengan usahanya masing-masing,” urainya.

Wayan menambahkan, dirinya siap menjadi mentor berwirausaha mahasiswa yang tertarik di bidang bisnis. Tentu saja, ungkapan itu disambut meriah oleh para mahasiswa dan dosen yang hadir.

Tingkatkan Kompetensi Peternak Milenial ASEAN: Kementan Gelar Online Training Kesehatan Hewan

TANIINDONESIA.COM//CINAGARA - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menggelar Online Training on Animal Husbandry and Health Management for ASEAN Countries 2023 untuk meningkatkan Kompetensi peternak Milenial di kawasan ASEAN.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Satu ASEAN adalah satu kawasan dan satu market yang harus bisa diurusi dengan baik.

"ASEAN harus menjadi tren kepentingan Global. Terutama dalam manajemen dan Kesehatan Hewan untuk mendukung produktivitas ternak," ungkapnya ketika membuka Online Training on Animal Husbandry and Health Management for ASEAN Countries 2023, Selasa (19/09).

Lebih lanjut, Mentan SYL menambahkan, krisis iklim yang terjadi saat ini membuat ketahanan pangan terganggu dan harus ditanggulangi bersama.

"Pangan menjadi dunia dan cara menghadapi salah satunya kebersamaan. Kita perlu saling dukung dari sisi teknologi, budidaya pertanian (termasuk Peternakan) maupun mekanisasi pertanian," ujar Syahrul.

Baca juga: Untung Gede, Kementan Latih Jutaan Petani dan Penyuluh Lakukan Hilirisasi Pertanian

Karenanya, Online Training on Animal Husbandry and Health Management for ASEAN Countries 2023 ini sangat penting, apalagi Pertanian sudah membuktikan untuk membangun resistensi global.

Kepala BPPSDMP, Prof Dedi Nursyamsi mengataka, dalam ASEAN Working Group di Laos 2023, Indonesia mendapatkan tugas untuk melakukan pelatihan online untuk negara -negara ASEAN yang dilakukan oleh BBPKH Cinagara.

Dalam pelatihan online ini akan disampaikan pemeliharaan ternak terutama terkait penyakit hewan yang kerap muncul, terutama selama El Nino. "Penanggulangan penyakit hewan ternak menjadi bagian untuk meningkatkan produksi ternak kita juga," sebutnya.

Seperti diketahui, Peternakan seringkali dihinggapi berbagai permasalahan kesehatan ternak, mulai dari penyakit Mulut dan Kuku (PMK), penyakit lumpy skin disease (LSD), hingga Flu Burung yang kini menjadi endemik di kawasan ASEAN.

Sebagai pelaksana Online Training, Balai Besar Pelatihan Peternakan dan Kesehatan Hewan (BBPKH) menyediakan kurikulum pelatihan pemeliharaan dan kesehatan hewan.

"Pelatihan ini diikuti oleh 17 orang peternak Milenial dari 8 negara ASEAN dan dilakukan secara simultan selama 3 hari 19-21 September 2023," sebut Kepala BBPKH, Wasis Sarjono.

Wasis menambahkan, Pemeliharaan dan kesehatan hewan ternak adalah dua faktor penting dalam menjaga keberhasilan peternakan yang berkelanjutan. Hewan ternak yang sehat tidak hanya meningkatkan produktivitas peternakan tetapi juga memastikan kualitas produk yang dihasilkan.
Terkait kesehatan ternak dilakukan vaksinasi, perawatan Kesehatan Rutin, manajemen stress hingga pemeliharaan kebersihan dan higienitas.

Dalam menjalankan praktik pemeliharaan dan menjaga kesehatan hewan ternak, pelatihan memainkan peran penting.

"Peternak yang terlatih dengan baik akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan hewan ternak mereka dan cara mengatasi masalah kesehatan yang mungkin timbul. Pelatihan juga dapat membantu mereka mengadopsi praktik terbaru dalam industri peternakan yang berubah dengan cepat," pesannya.

Untung Gede, Kementan Latih Jutaan Petani dan Penyuluh Lakukan Hilirisasi Pertanian

TANIINDONESIA.COM//Cinagara - Kementerian Pertanian (Kementan) membuka Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) Volume 8 “Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Pertanian” dan Online Training on AWGATE “Animal Husbandary and Health Management” di Cinagara, Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/8).

Dalam saambutannya, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dalam arahannya mengatakan, Indonesia seperti negara lainnya memetik pelajaran tiga tahun terakhir dengan pendekatan global yang baru.

"Tidak ada negara yang kuat sendiri. Kesadaran gejala alam dan COVID-19, membuktikan kekuatan negara bergantung dengan negara lain," kata Mentan Syahrul dalam arahannya saat membuka pelatihan ini.

Seminggu ini, kata dia, ada sebuah paradigma yang berubah yaitu pendekatan kawasan mengenai penyelamatan kemanusiaan melalui pertanian yang terjadi karena COVID-19, ketegangan politik antaranegara Rusia dan Ukraina dan kesadaran climate change.

Menurut dia, pelatihan ini bertujuan untuk pempersiapkan frame akademik petani dalam menghadapi tantangan yang ada. Selain itu, untuk membangun sistem manajemen dan orientasi baru terhadap program yang ada.

"Membuat perilaku baru terhadap pangan juga menjadi tujuan pelatihan yang krusial. Jangan main-main dengan pertanian," kata SYL, sapaan mentan Syahrul.

Baca juga: Pupuk Bersubsidi Sudah Bisa Dipesan Secara Digital

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, di antara tujuan pembangunan pertanian adalah meningkatkan kesejahteraan petani.

"Kesejahteraan petani baru meningkat manakala pendapatannya meningkat. Kalau pendapatan meningkat berarti harus diawali dengan produksitivitasnya yang meningkat," kata dia.

Meski demikian, Dedi mengingatkan bahwa peningkatan produksi dan produktivitas tidak menjamin dapat meningkatkan pendapatan petani. Sebab, biaya produksi semakin mahal.

"Oleh karena itu, nilai tambah keuntungan dan produk yang dihasilkan petani harus meningkat. Bagaimana caranya? Harus diolah dulu. Petani padi jangan jual padi, petani menimal jual beras atau produk-produk pangan berbasis beras," ucap Dedi.

Karena itu, salah yang dibahas pada PSPP ini adalah bagaimana petani mendapatkan nilai tambah yang maksimal. Jadi petani itu bukan hanya sebagai pelaku utama, tetapi juga harus menjadi pelaku usaha.

PSPP ini akan dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 19 – 21 September 2023. Peserta yang mengikuti pelatihan ini sebanyak 1,8 juta, yang sebagian besar mengikuti secara online.

Bersamaan, Kementan juga menggelar Animal Husbandary and Health Management selama tiga hari dari tanggal 19-21 September 2023. Kegiatan ini diikuti oleh 17 peserta dari delapan negara ASEAN.

Berdasarkan saran dari ASEAN Working Group, Indonesia mendapat tugas untuk melaksanakan Online Training on AWGATE Animal Husbandary and Health Management, yang dilaksanakan BBPKH, salah UPT Kementan di Bogor.

Pupuk Bersubsidi Sudah Bisa Dipesan Secara Digital

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama Kementerian Pertanian siap melayani penebusan pupuk bersubsidi secara digital bagi petani terdaftar yang berada di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Sulawesi Tengah (Sulteng), dan Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai hari Sabtu, 16 September 2023.

Setelah sebelumnya, telah melakukan peralihan sistem penebusan pupuk bersubsidi dari manual ke digital ke lima provinsi. Seluruh kios resmi di tiga provinsi tersebut telah menerapkan sistem penebusan integrasi pupuk bersubsidi (i-Pubers).

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal mengatakan bahwa i-Pubers menjadi sarana baru bagi kios dalam menginput data penyaluran pupuk bersubsidi. Secara real time serta memberikan kemudahan bagi petani dalam menebus pupuk bersubsidi.

“Proses penebusan pupuk bersubsidi di tiga provinsi yaitu Sumut, Sulteng, dan Sultra semakin mudah, cepat, dan sederhana dengan aplikasi i-Pubers. Penerapan aplikasi digital juga menjadi upaya Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian membenahi sistem penyaluran dan penebusan agar lebih tepat sasaran, transparan, dan akuntabel,” demikian ungkap Gusrizal dikutip dari keteranganya, Minggu, 17 September 2023.

Baca juga: Eco-Enzyme, Mudah Dibuat Sejuta Manfaat

Gusrizal memastikan bahwa penebusan pupuk bersubsidi dengan i-Pubers ini hanya dapat dilakukan oleh petani yang terdaftar di e-Alokasi. Adapun cara menebusnya yaitu petani datang membawa KTP (kartu tanda penduduk) untuk dipindai NIK-nya guna mengakses data petani pada sistem e-Alokasi.

Selanjutnya, kios akan meng-input jumlah transaksi penebusan dan petani menandatangani bukti transaksi tersebut pada aplikasi i-Pubers. Pada saat transaksi, KTP milik petani dan juga petani beserta pupuk bersubsidi yang ditebus akan difoto oleh kios pada aplikasi i-Pubers. Foto yang di-input akan dilengkapi dengan geo-tagging dan timestamp.

Sehingga dapat tercatat lokasi dan waktu terjadinya transaksi dan memudahkan penelusuran. Apabila KTP tidak sesuai, maka petani harus melengkapinya dengan Surat Keterangan dari pemerintah desa atau kelurahan.

Melalui i-Pubers, petani terdaftar wajib datang sendiri ke kios dan tidak dapat diwakilkan. Akan tetapi, bagi petani terdaftar namun sudah meninggal maka penebusannya dapat diambil oleh ahli waris dengan menunjukkan bukti surat keterangan meninggal.

“Sistem digital atau aplikasi i-Pubers ini akan semakin menyederhanakan dan memudahkan proses penebusan pupuk bersubsidi baik oleh petani maupun kios. Bahkan pihak Dinas Pertanian setempat bisa mendapatkan data penebusan secara real time,” katanya.

Dapat diketahui, peralihan sistem penebusan di tiga provinsi ini telah dilakukan sejak tanggal 7-13 September 2023. Aplikasi i-Pubers ini juga telah dilakukan uji coba pada tanggal 13-15 September untuk memastikan sistem penebusan pupuk secara digital bisa beroperasi (Go-Live) secara serentak di Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara pada tanggal 16 September 2023.

Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian telah menerapkan penebusan pupuk bersubsidi secara digital di lima provinsi yaitu Bali, Aceh, Bangka Belitung, Riau, dan Kalimantan Selatan. Dengan begitu, telah ada delapan provinsi yang menerapkan penebusan secara digital di kios dengan tambahan Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.(***)

Eco-Enzyme, Mudah Dibuat Sejuta Manfaat

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Bertani on Cloud atau BOC kembali menyapa SobatTani di pertengahan September. Kali ini Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang berkesempatan menjadi host penyelenggara BOC pada Kamis (14/9).

Berkolaborasi dengan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Tri Karsa Inti Rakyat, BOC volume 235 ini mengangkat tema “Eco-Enzyme Alternatif Cerdas Menekan Dampak Perubahan Iklim”.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi membuka kegiatan tersebut. Dedi mengawali dengan pentingnya mengolah limbah organik sebagai salah satu upaya mengatasi perubahan iklim yang disebabkan oleh gas metana yang timbul dari limbah sampah organik tersebut.

“Bumi kita sudah panas, semakin banyak sampah yang dihasilkan, semakin banyak pula gas metana yang dilepaskan. Itulah salah satu yang menyebabkan bumi terasa semakin panas,” kata Dedi.

Ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang mengimbau seluruh insan pertanian untuk kembali pada pertanian organik. “Pertanian organik adalah bertani dengan bahan-bahan organik. Ini jelas lebih sehat bagi tanah dan bagi kita yang mengkonsumsi produk pertaniannya,” kata Mentan.

Sesi pertama BOC dipandu oleh Fiadini Putri, Widyaiswara BBPP Lembang. Sesi ini diisi dengan pengenalan P4S Tri Karsa Inti Rakyat oleh Ketua P4S, Meliyarta. Pada kesempatannya Ia menceritakan perjalanan P4S yang telah berdiri sejak 2016 ini. Turut hadir Mamik Winiastuti, selaku penyuluh pendamping dari P4S. Ia menjelaskan pentingnya peran penyuluh dalam membina P4S di wilayah masing-masing.

Sesi kedua diisi dengan materi utama yakni praktik pembuatan eco-enzyme. Widyaiswara BBPP Lembang, Chesara Novatiano bersama Dinny Retnawati dari P4S mengajak ribuan peserta yang telah berbagung untuk membuat eco-enzyme. Alat dan bahan yang digunakan antara lain: toples atau penyimpanan dengan penutup yang lebar, limbah organik (sampah buah-buahan seperti kulit buah dan sayuran basah), air, serta molase (dapat diganti dengan gula merah).

   Baca juga: Kolaborasi BBPP Lembang dan P4S Tri Karsa Inti Rakyat Sukses Curi Minat Ribuan Peserta BOC Volume 235

Dinny menegaskan bahwa takaran yang digunakan harus sesuai. “Rumus pembuatan eco-enzyme telah melewati berbagai penelitian yang sangat panjang. Karenanya proses pembuatannya harus sesuai dengan takaran yang ditentukan agar hasilnya maksimal, yakni 3:1:10 untuk limbah buah/sayur, molase, dan air,” jelas Dinny.

Eco-enzyme kemudian disimpan selama tiga bulan di tempat yang aman dari paparan matahari dan barang-barang elektronik. “Simpan eco-enzyme dalam toples yang permukaannya lebar sehingga ruangnya cukup banyak dan tidak meledak. Jika tidak ada toples, bisa menggunakan botol, namun harus dibantu dengan pemasangan balon pada tutupnya. Kita juga biasanya menambahkan sereh agar eco-enzyme tersebut lebih beraroma,” lanjut Dinny memberikan tips.

Ia kemudian menjelaskan bahwa pengolahan limbah menjadi eco-enzyme mampu menjadi salah satu solusi menekan dampak perubahan iklim mulai dari lingkup rumah tangga.

Setelah mempraktikkan tahapan pembuatan eco-enzyme Dinny menunjukkan berbagai produk olahan eco-enzyme produksi P4S yang ternyata kaya akan manfaat. Tidak hanya sebagai pupuk organik cair, eco-enzyme juga dapat dibuat berbagai produk turunan seperti: sabun sirih, sabun cuci tangan, face mist, sabun cuci piring, pembersih lantai, dan lainnya.

Diakui Dinny, produk berbahan dasar eco-enzyme ini dapat bekerja dengan optimal seperti halnya produk kimia

Sesi terakhir diakhiri dengan diskusi. Meli dan Dinny menjawab berbagai pertanyaan dari peserta yang mengikuti via Zoom Meeting maupun live streaming Youtube. Nampak peserta sangat antusias mengajukan berbagai pertanyaan, terutama berkaitan dengan cara pembuatan eco-enzyme. Pada kesempatannya Dinny juga memberikan tips bagi peserta yang sudah pernah membuat eco-enzyme, namun belum maksimal disebabkan adanya kontaminasi.

Tercatat tidak kurang dari 500 peserta menyaksikan melalui Zoom Meeting dan 1.859 lainnya bergabung di live streaming Youtube.

Ajat Jatnika, Kepala BBPP Lembang menutup kegiatan BOC kali ini. Ajat mengapresiasi ribuan peserta yang telah bergabung. Ia juga berharap BOC volume 235 ini dapat memupuk kesadaran bagi insan pertanian untuk kembali ke pertanian organik. (DRY/YKO)

Kolaborasi BBPP Kementan dan P4S Tri Karsa Inti Rakyat Sukses Curi Minat Ribuan Peserta BOC Volume 235

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Perubahan iklim menjadi salah satu isu global terlebih bagi negara beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu dampak yang tengah dirasakan adalah El Nino atau fenomena naiknya suhu bumi. Karenanya Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Menteri Syahrul Yasin Limpo mengimbau seluruh jajaran untuk bersiap mengantisipasi dampak el nino tersebut.

Menurut Syahrul, Kementan akan menyediakan pasokan pangan (beras) sebanyak 382 ton jika El Nino melanda dalam keadaan yang relatif rendah. "Kalau El Nino dalam tingkat yang rendah, dari analisis kami di antara kelembapan 42 sampai 50 akan shorted kira-kira 382 ribu ton (beras). Kalau pendekatan ekstrem (kelembapan) di atas 800, kita siapkan di atas 1 juta ton," paparnya pada rapat koordinasi dan gerakan nasional penanganan dampak El Nino.

Kendati demikian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) turut melakukan berbagai langkah antisipasi dan memepersiapkan SDM pertanian dalam menghadapi ancaman El Nino. Salah satunya melalui kegiatan Bertani On Cloud (BOC) Volume 235 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang pada Kamis (14/9).

Mengangkat tema “Eco-Enzyme Alternatif Cerdas Menekan Dampak Perubahan Iklim”, BOC kali ini menggandeng Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Tri Karsa Inti Rakyat, Kota Depok, Jawa Barat.

P4S yang telah berdiri sejak 2016 ini, kini berfokus pada pengembangan eco-enzyme dan berbagai produk turunannya. Tidak hanya lingkup rumah tangga, berbagai pelatihan telah diselenggarakan bagi siswa, mahasiswa, masyarakat umum, maupun di lingkup perkantoran.

   Baca juga: Tingkatkan Nilai Tambah Produk Pertanian, Kementan Latih Jutaan Petani dan Penyuluh

Disiarkan secara langsung dari BBPP Lembang, tidak kurang dari 500 peserta bergabung melalui Zoom Meeting dan 1.859 peserta lainnya menyaksikan via Live Streaming Youtube.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, membuka BOC kali ini. Disampaikan Dedi Fenomena El Nino merupakan salah satu dampak perubahan iklim. Karenanya yang harus dilakukan adalah mengurangi penggunaan produk-produk kimiawi dan kembali ke pertanian organik.

“Esesnsi dari eco-enzyme adalah back to nature. Kita harus bangun pertanian organik. Pertanian organik sudah terbukti sehat dan menyehatkan bagi tanah dan juga produk yang dihasilkan,” kata Dedi.

BOC dilanjutkan dengan sesi pertama yakni pengenalan P4S Tri Karsa Inti Rakyat bersama Meliyarta, Ketua P4S. Dipandu Widyaiswara BBPP Lembang, Fiadini Putri, wanita yang akrab disapa Meli ini menceritakan perjalanan P4S yang dipimpinnya.

“P4S kami telah berdiri sejak 2016 dengan komoditas hortikultura. Namun kami sempat vakum, dan kembali aktif pada 2019 dengan menggandeng UMKM mencetak berbagai produk olahan seperti bir pletok, sirup blimbing wuluh, dan tahu bakso. Setelahnya kami juga membuat berbagai produk olahan eco-enzyme, seperti berbagai jenis sabun yang ada di sini,” jelas Meli sambil menjelaskan contoh produk yang dibawanya.

Turut hadir Mamik Winiastuti, penyuluh pendamping P4S. Mamik menceritakan peran penyuluh dalam mendukung kegiatan P4S. “Penyuluh harus turut aktif. Kami harus selalu memotivasi dan mengedukasi P4S dan memikirkan kebutuhan di P4S yang harus dipenuhi. Peran penyuluh harus maksimal dengan berbagai kolaborasi dan komunikasi yang berkelanjutan,” ungkap Mamik.

Selanjutnya, Widyaiswara BBPP Lembang, Chesara Novatiano mengajak peserta praktik membuat eco-enzyme.

Dinny Retnawati menjadi narasumber pada sesi ini. Ia menjelaskan pembuatan eco-enzyme telah memiliki standar yang baku dan harus sesuai takaran.  “Bahan utama yang digunakan yakni sisa buah-buahan seperti kulit buah ataupun sayur-sayuran yang masih basah. Kita juga menggunakan molase atau gula merah sebagai penggantinya, dan terakhir adalah air. Perbandingan yang digunakan adalah 3:1:10 yang terdiri dari limbah sayur dan buah, molase, dan air,” paparnya.

Ia juga menyarankan penambahan sereh untuk membuat eco-enzyme yang lebih wangi.

Sesi terakhir merupakan sesi diskusi. Nampak peserta tertarik dengan materi yang disampaikan para narasumber. Berbagai pertanyaan melalui zoom, chat room, dan youtube dijawab oleh narasumber.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menutup kegiatan BOC kali ini. Ajat mengapresiasi antusiasme peserta yang telah bergabung.

“Topik eco-enyzme yang disampaikan dalam BOC volume 235 ini diharapkan dapat memupuk kesadaran bagi kita untuk turut menjaga lingkungan dan tetap dalam koridor back to nature, terlebih dalam kondisi El Nino yang saat ini kita hadapi,” pungkasnya.

Lebih lanjut Ajat berpesan agar setelah menyaksikan BOC kali ini peserta mampu memulai pertanian organik dari lingkup rumah tangga, salah satunya dengan eco-enzyme yang mampu membawa sejuta manfaat. (DRY/YKO)