19 April 2025

admin

Pacu Produktivitas Padi Nasional, Kementan Gencarkan Pompanisasi untuk Perluasan Areal Tanam

TANIINDONESIA.COM//BANDUNG - Kementerian Pertanian siap mendukung perluasan areal tanam untuk memacu produktivitas padi nasional. Untuk itu, program pompanisasi gencar dilakukan.

Dalam rapat koordinasi Penambahan Luas Tanam Padi tahun 2023-2024 antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat , disepakati pemanfaatan potensi penambahan luas tanam sumber airnya berasal dari jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) dan embung, irigasi waduk dan irigasi non waduk yang selesai direhabilitasi pada tahun 2023.

Untuk memenuhi target tambahan luas tanam dari lahan tadah hujan sebesar 1.000.000 (satu juta) hektare, kolaborasi akan dilakukan dengan terjun langsung ke berbagai wilayah di Indonesia.

Selain itu, dilakukan juga survey bersama untuk penentuan titik lokasi pengambilan air serta verifikasi ketersediaan air. Berdasarkan hasil survey tersebut, akan ditentukan titik lokasi pompa, spesifikasi dan jenis pompa, serta kebutuhan saluran pembawa (pipa dan perlengkapan lain) sesuai kondisi lapangan.

Untuk itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendorong kabupaten dan kota di seluruh Indonesia memanfaatkan sumber air terdekat baik yang berasal dari sungai maupun bendungan.

“Langkah ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem El Nino yang berlangsung panjang sejak tahun 2023 lalu,” kata Amran.

“Pompanisasi merupakan solusi cepat dalam menghadapi el nino di sejumlah daerah. Nantinya, sistem pompa ini akan terintegrasi dengan paket layanan solar alsintan dan juga benih gratis bagi para petani yang mau mempercepat tanam di MT II Maret 2024,” sambungnya.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

“Salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi," tukasnya.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, sebagai salah satu unit pelaksana teknis Kementan, turut berperan aktif menjalankan program Perluasan Areal Tanam (PAT) dengan wilayah kerja di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kabupaten Cianjur.

Baca juga: Tingkatkan Produksi Pangan Nasional, Kementan Tingkatkan Kapasitas Penyuluh

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, didampingi Kepala Bagian Umum, melakukan identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) Perluasan Areal Tanam Pompanisasi dan peninjauan lapang mobilisasi pompa eksisting. Kegiatan dilaksanakan 2 hari, 15-16 Maret 2024 di Kabupaten Bandung dan Kota Bandung.

Di Kota Bandung, Kepala Balai Ajat Jatnika melakukan koordinasi ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) dan diterima oleh Kepala Dinas, Gin gin Ginanjar.

“Seperti diketahui bersama dampak El Nino menurunkan area tanam padi yang berdampak kekurangan stok beras. Karena itu kami berharap di Kota Bandung juga bisa menghasilkan PAT,” jelas Ajat.

Luas Baku Sawah Kota Bandung terkoreksi sejumlah 702 Ha dari data yang tersaji 998 Ha, sedangkan jumlah sawah tadah hujan terkoreksi adalah 315 Ha dari data yang tersaji 1.417 Ha serta jumlah pompa air eksisting terkoreksi adalah 40 dari data yang tersaji 5.

Kepala DKPP Kota Bandung, Gin gin, menjelaskan, mayoritas lahan sawah di Kota Bandung adalah tadah hujan.

"Luasnya 54 Ha, terdiri dari 23 Ha lahan sawah abadi dan 50 Ha lahan dari masyarakat yang berlokasi di daerah Cinambo dan Rancasari. Kota Bandung sangat berpotensi untuk melakukan PAT mengingat IP Kota Bandung 100 > 200,” jelas Gin gin.

BBPP juga melakukan peninjauan ke 3 titik persawahan di Kota Bandung. Yaitu lokasi sawah abadi 1 (Sein Farm) Kecamatan Ujung Berung, lokasi sawah abadi 2 yang juga berad di Kecamatan Ujung Berung, dan di Kecamatan Gedebage.

Tim BBPP Lembang lalu bergerak menuju Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, berkoordinasi langsung dengan Kepala Dinas, Ningning Hendasah.

Tim juga meninjau lokasi calon Program PAT Tahun 2024 yaitu lokasi padi gogo di Kecamatan Pangalengan.

“Luas lahan sawah di Kecamatan Pangalengan sebanyak 124 Ha dengan provitas 3 – 3,9 ton / Ha (satu tahun satu kali), dengan pengairan dari sumber air sungai Cisangkuy. Kondisi eksisting terdapat 12 Pompa air ukuran 14”. Namun kami memerlukan tambahan unit dengan perbaikan untuk pembuatan embung dan perpipaan,” kata Ningning. (Yoko/Che)

Tingkatkan Produksi Pangan Nasional, Kementan Tingkatkan Kapasitas Penyuluh

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG.- Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan upaya peningkatan produktivitas diberbagai sektor usaha pertanian. Peningkatan produksi perlu ditunjang dengan sumber daya manusia yang berkualitas, handal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis.

Penyuluh pertanian sebagai salah satu pelaku pembangunan pertanian, pendamping petani di lapangan, perlu diberikan motivasi dan penghargaan agar mampu meningkatkan kompetensi dan kinerjanya, salah satunya melalui pelatihan.

Saat ini pemerintah melalui Kementerian Pertanian sedang menggenjot produksi pangan nasional utamanya padi dan jagung untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, meraih swasembada beras bahkan diharapkan hingga ekspor. Ini membutuhkan peran penyuluh pertanian.

Guna meningkatkan kompetensi penyuluh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menyelenggarakan Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Terampil. Pelatihan dilaksanakan selama 21 hari, mulai 13 Maret - 3 April 2024.

Tiga puluh orang penyuluh pertanian PNS dari 5 provinsi wilayah kerja BBPP Lembang yaitu Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Maluku diundang menjadi peserta pelatihan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengingatkan peran penyuluh pertanian dalam pendampingan petani di lapangan

“Peran penyuluh pada petani penting sebagai upaya mencapai peningkatan produktivitas dan produksi pangan nasional utamanya padi dan jagung”. sebut Dedi.

Selama pelatihan, peserta akan memperoleh materi yang terbagi ke dalam 3 kelompok, yaitu materi kelompok dasar, inti, dan penunjang semuanya bertujuan agar dapat meningkatkan kualitas kinerja penyuluh pertanian yang profesional, amanah, kreatif, proaktif serta responsif dalam pelaksanaan tugas.

Baca juga: Persiapkan Musim Tanam Padi, Kementan Maksimalkan Pompanisasi di Wilayah Yogyakarta

Tidak hanya didasarkan atas prosedur dan teknik kerja semata, akan tetapi diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas di lapangan melalui implementasi disiplin ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis yang tepat sesuai potensi di wilayah kerjanya bagi pemecahan permasalahan usaha tani.

SDM pertanian menjadi agenda penting untuk ditingkatkan kualitasnya dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasional.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Balai, Ajat Jatnika saat membuka pelatihan, Kamis (14/3/2024). “Fokus Kementerian Pertanian saat ini meningkatkan produksi 12 komoditas pangan strategis, khususnya padi.

Upaya kolaborasi dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengoptimalisasikan lahan baik sawah irigasi, lahan rawa, dll, lalu dilakukan perbaikan saluran irigasi, pompanisasi dalam rangka peningkatan indeks pertanaman padi sehingga produksi padi bisa naik, targetnya diupayakan bisa mencapai 6,5 ton/hektar.”

Ajat berpesan kepada peserta, sepulang dari mengikuti pelatihan di BBPP Lembang, agar semuanya terjun langsung untuk lebih gencar lagi menggenjot produksi padi dengan cara memaksimalkan pendampingan kepada petani.

“Saya harap penyuluh pertanian dapat mendiseminasikan dan menerapkan hasil pelatihan selama di sini. Kompetensi yang kita miliki harus bisa menunjang tugas yang kita emban sehingga dapat mendukung program pemerintah,” tandas Ajat.

Persiapkan Musim Tanam Padi, Kementan Maksimalkan Pompanisasi di Wilayah Yogyakarta

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Bersama Pemerintah Kabupaten Kabupaten Gunungkidul, Bantul, dan serta Komando Distrik Militer (KODIM) setempat, Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang turut mendukung upaya perluasan areal tanam padi dengan sistem pompanisasi, sekaligus menyambut musim tanam 2024.

Rencana perluasan areal tanam padi dengan sistem pompanisasi di kedua wilayah tersebut dibahas dalam rapat koordinasi yang dihadiri oleh Wakil Direktur II Polbangtan Yogyakarta, Kepala Dinas Pertanian Provinsi DI Yogyakarta, Kepala Dinas Pertanian masing-masing Kabupaten, Komandan Distrik Militer, serta Tim Satuan Tugas (satgas) Antisipasi Darurat Pangan Kementerian Pertanian.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, musim tanam harus dipersiapkan dengan maksimal agar produktivitas yang dihasilkan juga tinggi.

Mentan juga berharap persiapan maksimal bisa membantu mewujudkan target swasembada beras seperti yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, mengajak semua pihak untuk menjaga lahan pertanian.

"Kita butuh pangan, masyarakat butuh pangan. Oleh karena itu, kita harus sama-sama memastikan lahan-lahan pertanian yang sudah ada tidak berkurang, tidak beralih fungsi," katanya.

Dedi juga berpesan agar dalam kondisi apapun pangan tidak boleh bersoal, pangan tidak boleh bermasalah.

Baca juga: Tingkatkan Kompetensi, Mahasiswa Polbangtan Kementan Sambangi Hortus Medicus Karanganyar

Wakil Direktur II Polbangtan Yogyakarta Magelang, Akimi, mengatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya dalam mengatasi dampak fenomena El Nino dengan memasifkan program pompanisasi sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian demi ketahanan pangan Indonesia.

“Tak terkecuali dengan Provinsi Jawa tengah dan D.I. Yogyakarta yang merupakan salah satu lumbung pangan nasional, kita harus gerak cepat turun ke lapangan melakukan koordinasi dan inventarisasi bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten dan Kodim serta penyuluh lapangan,” ujar Akimi.

Target pertama yang harus dilakukan oleh Tim, imbuh Akimi, adalah Penetapan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) untuk optimalisasi pompanisasi.

“Hasil identifikasi jumlah potensi lahan untuk perluasan areal tanam dengan pompanisasi, identifikasi jumlah pompa yang ada, menghitung kebutuhan pompa dan kekurangan jumlah pompa seluruhnya diinvetaris kemudian disusun CPCL dan segera disampaikan ke DITJEN PSP Kementerian Pertanian, melalui Polbangtan Yoma/BSIP Yogyakarta agar segera ditindaklanjuti,” himbau Akimi.

Akimi juga berharap meskipun dalam waktu singkat, namun data yang dikumpulkan harus benar-benar akurat dan tepat sasaran, mengingat dua wilayah tersebut termasuk wilayah penyangga pangan di Provinsi D.I Yogyakarta.

“Silahkan dimasukkan informasi panjang selang yg dibutuhkan, titik koordinat pompa untuk membuat poligon distribusi pompa. Libatkan Penyuluh, yang paham betul dan menguasai medan sehingga data yang terkumpul betul-betul akurat karena ini sangat krusial untuk mengantisipasi kerawanan pangan. Betul-betul dipastikan tepat sasaran,” tandasnya.

Tingkatkan Kompetensi, Mahasiswa Polbangtan Kementan Sambangi Hortus Medicus Karanganyar

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Untuk memperluas wawasan dan mengembangkan kompetensi, Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang, yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian, melaksanakan kegiatan fieldtrip ke Hortus Medicus Tawangmangu.

Kegiatan diikuti oleh 184 Mahasiswa Semester II Jurusan Pertanian dan didampingi oleh sejumlah Dosen dan tenaga pendidik lainnya.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mendukung kegiatan tersebut. Menurutnya, kunjungan ini penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan.

Oleh sebab itu, Mentan Amran berharap para mahasiswa bisa menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari kunjungan ini.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

"Polbangtan memiliki tugas untuk menyiapkan SDM pertanian yang berkualitas dan profesional agar berbagai sektor pertanian bisa digarap dengan maksimal," katanya.

Oleh sebab itu, sambung Dedi, sejak awal para mahasiswa harus juga diperkenalkan dengan dunia usaha dan dunia industri. Salah satunya melalui kunjungan tersebut.

Wakil Direktur I Polbangtan Yogyakarta Magelang, Sujono, menerangkan bahwa pilihan lokasi fieldtrip ke Hortus Medicus ini secara spesifik ditujukkan untuk mempelajari komoditas Biofarmaka secara lebih dalam.

Baca juga: Pertajam Kompetensi, Mahasiswa Polbangtan Pelajari Industri Perbenihan Hortikultura

“Polbangtan Yogyakarta Magelang diketahui sebagai Polbangtan dengan keunggulan atau ciri khas yaitu konsentrasi pada penelitian dan pengembangan Biofarmarka atau umum dikenal sebagai tanaman obat-obatan, atau lebih umum lagi dikenal sebagai jamu oleh masyarakat Indonesia,” ujar Sujono.

Hortus Medicus sendiri merupakan salah satu unit kerja di bawah Kementerian Kesehatan yang fokus pada penelitian dan pengembangan saintifikasi jamu untuk memberikan bukti ilmiah sehingga jamu dapat dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan formal.

“di Hortus Medicus ini kami melihat bagaimana jamu diteliti berdasarkan metodologi riset Traditional Indonesia Medicine (TIM) sehingga dapat diperoleh jamu saintifik yang aman, berkhasiat dan bermutu. Selain itu juga jamu yang diproduksi harus berasal dari tanaman obat terstandar, sehingga jamu dapat diakses oleh masyarakat,” imbuhnya.

Dalam kunjungan ini, mahasiswa peserta fieldtrip dibagi menjadi beberapa kelompok dan diajak menjelajahi kebun koleksi serta unit pascapanen agar mendapat pengetahuan yang komprehensif.

“Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok dan berkesempatan untuk berkeliling melihat berbagai koleksi tanaman biofarmaka di Kebun aromatik Tlogodringo, Kebun Produksi Kalisoro, Kebun etalase tanaman obat kalisoro, unit pascapanen, dan klinik hortus medicus,” ujar Sumanto, Ketua Panitia kegiatan.

Pertajam Kompetensi, Mahasiswa Polbangtan Pelajari Industri Perbenihan Hortikultura

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Lembaga pendidikan vokasi yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang, mengajak sejumlah mahasiswa memperdalam kompetensinya melalui kegiatan field trip.

Kegiatan yang diikuti ratusan mahasiswa Semester II Jurusan Pertanian ini, mengajak para peserta belajar mengenai perbenihan langsung di PT MGA Karanganyar, perusahaan perbenihan yang fokus pada pengembangan benih hortikultura.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan mahasiswa pertanian harus terus memperbarui diri dengan pengetahuan baru. Mentan Amran juga berharap ilmu yang didapat bisa diterapkan dan dimaksimalkan untuk kemajuan pertanian.

Hal tak jauh berbeda disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).

Menurut Dedi, mahasiswa pertanian juga harus mengenai dunia industri.

"Dengan mengenal dunia industri seperti fieldtrip ini, mahasiswa akan memiliki pengetahuan baru serta bisa menjadi modal sebelum terjun ke tengah masyarakat," katanya.

Kehadiran mahasiswa Polbangtan Yogyakarta Magelang sendiri diterima langsung pemilik PT. MGA, Mulyono Herlambang, yang memberikan wawasan mengenai usaha di bidang perbenihan.

“Peran anak muda di bidang perbenihan sangat kami nantikan, karena saat ini petani rata-rata telah menyadari penggunaan benih unggul bermutu sementara produk benih dalam negeri belum mencukupi. Ini peluang yang sangat menjanjikan untuk industri benih dalam negeri berkembang,” ujar Mulyono.

Diterangkan Mulyono, dalam usaha perbenihan setidaknya terdiri dari 3 bagian yaitu bagian riset, bagian produksi, dan bagian pemasaran.

Baca juga: Gandeng BNN, Karyawan Polbangtan Kementan Dipastikan Bebas P4GN

“Masing-masing merupakan bagian penting dari perusahaan. Bagian riset atau breeding bertugas untuk menciptakan atau merakit varietas unggul, bagian produksi benih bertugas untuk menyiapkan lahan sampai dengan processing benih, sementara bagian pemasaran bertugas untuk memastikan benih unggul dapat diakses oleh konsumen baik dalam maupun luar negeri. Ketiganya harus berjalan harmonis,” terangnya.

Sementara, untuk menjadi pengusaha di bidang perbenihan, perlu kualitas SDM yang tangguh dan mumpuni terutama dalam membangun jejaring di pasar dalam maupun luar negeri guna memperlancar pemasaran.

“Untuk membangun bisnis perbenihan perlu ketrampilan teknis dan manajemen yang seimbang. Kualitas barang produksi yang bagus jika tidak diimbangi dengan kemampuan manajemen yang baik, tentunya susah untuk berhasil. Kemampuan membangun jejaring menjadi salah satu penentu apakah produk hanya dijual skala dalam negeri atau mampu menembus ekspor,” kata Mulyono.

Mahasiswa peserta fieldtrip juga diajak meninjau laboratorium perakitan benih dan lahan produksi benih.

Wakil Direktur I Polbangtan Yogyakarta Magelang, Sujono, berharap melalui kegiatan ini mahasiswa bisa mendapat pengalaman nyata.

“Fieldtrip merupakan kegiatan rutin dan wajib bagi mahasiswa, melalui kegiatan ini kami berharap dapat menambah wawasan dan minat mahasiswa untuk mempelajari regulasi bidang pertanian dan terjun langsung dalam usaha bidang pertanian,” harap Sujono, yang menjadi pendamping para mahasiswa.

Gandeng BNN, Karyawan Polbangtan Kementan Dipastikan Bebas P4GN

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Untuk memaksimalkan pencapaian target, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) Kementerian Pertanian menggelar Sosialisasi Kebijakan dan Strategi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), Kamis (7/3/2024), di Jurusan Pertanian Yogyakarta. Kegiatan yang disertai dengan tes urine tersebut, diikuti 121 ASN dan karyawan.

Kegiatan yang digelar di ruang serbaguna Polbangtan YOMA ini bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Yogyakarta.

Hadir sebagai narasumber yaitu, Bambang Wiryanto selaku Penyuluh Ahli Madya BNNP DIY. Bambang mengapresiasi komitmen Polbangtan YOMA dalam memberantas P4GN baik bagi karyawan dan mahasiswa.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, target yang dicanangkan akan bisa diraih apabila kualitas SDM-nya mendukung.

Karena, menurutnya, target pembangunan pertanian akan bisa direalisasikan jika tersedia SDM yang unggul baik secara intelektual, jasmani, dan rohani.

Penegasan serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

"SDM itu adalah faktor pengungkit paling penting dalam pertanian. Oleh sebab itu, jika ingin pertanian maju, maka majukan dulu SDM-nya," katanya.

Dedi menambahkan, peran penting dalam menyiapkan SDM berkualitas tersebut diemban sekolah vokasi, salah satunya Polbangtan.

Direktur Polbangtan YOMA, Bambang Sudarmanto, menyatakan bahwa kegiatan Tes Urine dan Sosialisasi P4GN merupakan kegiatan rutin tahunan yang diadakan pihaknya.

“Kegiatan rutin ini kami lakukan dalam rangka mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkotika oleh mahasiswa kami, mengingat DIY termasuk provinsi dengan prevalensi tinggi. Kita harus berhati-hati dan preventif,” ujar Bambang.

Baca juga: Jaga Pasokan Beras, Kementan dan Pemkab Bantul Lakukan Gerakan Percepatan Tanam Padi

Selain itu, Bambang juga menginginkan seluruh civitas akademika Polbangtan YOMA benar-benar sehat dan bugar serta bebas dari narkotika sehingga akan menjadi SDM pertanian yang unggul.

"Kegiatan tes urine berkala merupakan upaya preventif untuk memastikan bapak ibu semua bersih dari penyalahgunaan narkotika. Karena jika sudah terkena narkotika pasti akan mengganggu kinerja individu dan berimbas pada kinerja lembaga," ujarnya.

Bambang juga mengingatkan bahaya penyalahgunaan narkoba yang dapat merusak fisik dan psikis manusia.

"Individu yang sudah terpapar narkoba pasti akan rusak secara fisik dan kognitifnya. Sehingga kinerja otak dan fisiknya tidak lagi optimal, tidak dapat berkoordinasi dengan baik. Tidak hanya itu, penyalahgunaan narkoba juga akan memicu tindakan kriminal lainnya, karena orang yang sudah terpapar narkoba, sudah tidak bisa berpikir logis," tekan Bambang.

Namun, lanjut Bambang, jika disekitar kita ditemukan pengguna narkoba, Ia menghimbau agar tidak segan untuk menghubungi BNN untuk meminta bantuan rehabilitasi.

"Salah satu fungsi BNN adalah memberikan rehabilitasi bagi para pecandu, karena tidak serta merta pengguna narkoba pasti akan dipenjara jadi jangan segan untuk menghubungi BNN," pesannya.

Jaga Pasokan Beras, Kementan dan Pemkab Bantul Lakukan Gerakan Percepatan Tanam Padi

TANIINDONESIA.COM//BANTUL - Upaya menjaga ketersedian pangan bagi masyarakat terutama beras sebagai bahan pokok, terus dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Melalui Unit Pelaksana Teknis Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA), Kementan dan Pemerintah Kabupaten Bantul melaksanakan Gerakan Percepatan Tanam Padi Tahun 2024 di Pundong, Bantul, Kamis (7/3/2024).

Hadir pada kegiatan tersebut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pundong, Lurah Kelurahan Srihardono, Panewu Pundong dan Ketua Kelompok Tani serta Gabungan kelompok Tani Setempat.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, salah satu target yang akan dicapai Kementan adalah mencapai kembali swasembada, khususnya beras. Menurutnya, untuk mencapai hal tersebut semua pihak harus bergerak bersama.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan dalam kondisi apapun pangan tidak boleh bermasalah.

"Tugas kita adalah memastikan pangan tersedia untuk masyarakat. Oleh sebab itu, dalam kondisi apapun pangan tidak boleh bermasalah, pangan tidak boleh bersoal," ujarnya.

Direktur Polbangtan YOMA, yang diwakili Koordinator Pengabdian Masyarakat Ina Fitria Ismarlin, mengatakan Gerakan Percepatan Tanam Padi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan produksi pangan, khususnya padi untuk menjaga kestabilan harga dan menekan impor kebutuhan pangan nasional.

“Percepatan waktu tanam dan penambahan luas tanam merupakan solusi yang dipilih Pemerintah dalam upaya menggenjot produksi setinggi-tingginya menuju swasembada,” ujar Ina.

Baca juga: Kembangkan Inovasi Olahan Aloevera, Mahasiswa Polbangtan Kementan Raih Juara Kewirausahaan

Kegiatan percepatan tanam dilakukan berdasarkan arahan Menteri Pertanian untuk mendukung optimalisasi lahan pertanian melalui peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan khususnya padi selama Masa Tanam 2 (MT 2) April – September (Asep).

“Ini adalah upaya untuk memaksimalkan musim hujan mengingat beberapa bulan lalu Indonesia terdampak oleh perubahan iklim El Nino. Kabupaten Bantul pada masa tanam 1 (MT 1) Oktober - Maret lalu masih menyisakan hutang luas tanam padi sekitar 5000 ha. Hal ini disebabkan akibat kemarau panjang dan sulitnya pengairan,” terangnya.

Percepatan tanam, kata Ina, juga diharapkan akan berpengaruh terhadap peningkatan indek pertanaman atau IP.

“Dengan adanya kegiatan percepatan tanam dan penggunaan varietas padi unggul sangat genjah, petani dapat menikmati panen padi setahun 4 kali. Hal ini akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan adanya pemanfaatan alsintan mulai dari alat mesin tanam sampai dengan pasca panen, ketersediaan saprodi pertanian dan jaringan irigasi yang baik,” imbuhnya.

Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, mengatakan pihaknya terus menerus berupaya mengoptimalkan produktivitas lahan di wilayahnya demi menunjang ketersedian pasokan beras.

“Kita ketahui bahwa konsumsi (beras) lebih tinggi dibanding luasan (produksi) sawah kita. Jadi kita harus upayakan tidak boleh ada lahan bero (menganggur). Beberapa wilayah di Bantul sudah panen pada bulan Februari lalu, dan pada Maret ini langsung kita himbau untuk tanam,” ujar Joko.

Gerakan Percepatan Tanam ini diharapkan dapat menjaga stabilitas pasokan beras di wilayah D.I. Yogyakarta. Mengingat Kabupaten Bantul merupakan salah satu penyangga pasokan beras di wilayah DIY, khususnya Kota Yogyakarta.

“Sejauh ini produksi padi di Kabupaten Bantul surplus, dan kita masih menjadi penyangga untuk kebutuhan beras di Kota Yogyakarta,”terangnya.

Pihaknya juga mendorong petani untuk mendongkrak produksi melalui IP 400, “kita upayakan setahun tanam 4 kali, panen 4 kali. Meskipun prakteknya memakan waktu 13 bulan,” imbuhnya.

Ia juga menyampaikan kepada para petani yang hadir agar tidak meragukan komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul dalam sektor pertanian, “Sektor pertanian merupakan salah satu sektor prioritas karena menjadi salah satu penyumbang yang cukup besar untuk pendapatan daerah,” tandasnya.

Dirinci oleh Joko, bahwa komitmen tersebut ditunjukkan oleh beberapa program yang dilaksanakan antara lain yaitu upaya regenerasi SDM pertanian dengan penerapan mekanisasi pertanian, perbaikan jaringan tersier dan sekunder sepangan 1,2 juta meter, dan mengawal ketersediaan pupuk untuk tanam.

Kembangkan Inovasi Olahan Aloevera, Mahasiswa Polbangtan Kementan Raih Juara Kewirausahaan

TANIINDONESIA.COM//YOGYAKARTA - Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang berhasil menorehkan prestasi membanggakan pada ajang Lomba Inovasi Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (LIKMI) #3 2024 yang diselenggarakan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Januari hingga akhir Februari 2024.

Tim yang beranggotakan Tetta Praba Pengesti, Cristiani Pereira Carlos, dan Muhammad Arya Jabbar Rohman, keluar sebagai Juara III pada Kategori Usaha Kuliner Minuman (UKI) setelah melalui tahap seleksi yang panjang.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pertanian adalah sektor yang menjanjikan dan bisa dimaksimalkan oleh generasi muda. Oleh sebab itu, saya mengajak anak-anak muda untuk menekuni bidang pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan inovasi sangat dibutuhkan dalam pertanian.

"Dan inovasi tersebut menjadi tantangan yang harus dijawab sekolah vokasi seperti Polbangtan. Dan terbukti Polbangtan bisa menjawab tantangan itu," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, pertanian memiliki banyak sekali sektor yang bisa digarap, baik dari hulu maupun hingga hilir.

"Oleh karena itu, dibutuhkan peran anak-anak muda. Karena sektor-sektor itu pun butuh inovasi agar bisa lebih menghasilkan," tuturnya.

Wirausaha sendiri dipandang sebagai kemampuan untuk menentukan, mengembangkan, menciptakan, atau menggabungkan inovasi pada suatu usaha agar memiliki nilai lebih.

Kewirausahaan selalu mencari hal-hal yang baru sebagai tantangan untuk berubah, dan perubahan tersebut dimanfaatkan sebagai peluang.

Salah seorang anggota tim Polbangtan Yogyakarta Magelang, Tetta Praba Pengesti, menjelaskan tahapan seleksi panjang yang harus dilalui.

Baca juga: Kembangkan Inovasi Olahan Aloevera, Mahasiswa Polbangtan Kementan Raih Juara di Ajang Lomba Kewirausahaan

“Kita melalui beberapa tahap dari bulan Januari. Mulai dari seleksi administratif, seleksi substansi, technical meeting, tahap presentasi langsung didepan juri hingga awarding pada akhir Februari lalu,” jelas Tetta.

Dimentori oleh Dosen Agribisnis dan Hortikultura Polbangtan YOMA, Fitria Naimatu Sadiyah, mereka mengangkat Inovasi Olahan Lidah Buaya “Aloe Juice with Pulpy” sebagai Minuman Fungsional yang Bermanfaat Bagi Kesehatan.

“Aloe Juice With Pulpy memiliki banyak khasiat membantu melancarnakan pencernaan, menjaga kesehatan kulit, menghalau efek radikal bebas, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah dehidrasi, dan mengatasi sembelit karena mengandung berbagai senyawa sekunder seperti antrakuinon, tanin, flavonoid, dan saponin,” rinci Tetta.

Selain kaya manfaat, produk aloe Juice with Pulpy ini juga sudah memiliki izin edar P-IRT sehingga lebih dapat meyakinkan konsumen. Sebagai dosen pembimbing, Fitria mengaku sangat bangga dengan capaian prestasi peserta didiknya.

“Keluar sebagai Juara pada ajang LIKMI ini sangat membanggakan tentunya, karena LIKMI sendiri merupakan ajang kewirausahaan tingkat nasional yang cukup bergengsi dengan total peserta sebanyak 483 Tim dari 140 Perguruan Tinggi dari 25 Provinsi,” ujar Fitria.

Ia juga berharap produk hasil inovasi ini tidak berhenti hanya sebagai bahan kompetisi lomba, namun juga dapat dikembangkan menjadi usaha yang kongkrit.

“Sesuai dengan mandat Polbangtan YOMA yang dituntut untuk menciptakan qualified job creator, kami berharap semoga inovasi ini dapat terus dikembangkan lagi menjadi usaha yang nyata dan untung secara ekonomi,” pungkasnya.

Kembangkan Potensi Bawang Merah, Kementan Siapkan Penyuluh Pendamping

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), melakukan pengembangan komoditas bawang merah. Untuk mendukung hal itu, Kementan menggelar Pelatihan Vokasi Budi Daya Bawang Merah di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Jawa Barat. Pelatihan yang berlangsung sepekan itu ditutup Senin (26/02/2024).

Pelatihan diikuti para penyuluh pertanian yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Banten. Peserta mendapatkan pelatihan baik secara klasikal di dalam kelas dan praktik langsung ke lapangan.

Peserta yang berjumlah 30 orang itu menjalani satu pekan penuh pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap penyuluh pendamping petani bawang merah di wilayah sentra dan pengembangan komoditas bawang merah.

Menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, bawang merah adalah salah satu komoditas hortikultura strategis, memiliki nilai ekonomi tinggi. Selain itu, bawang merah juga dapat digunakan baik sebagai bahan makanan maupun obat-obatan tradisional.

Hanya saja, belum semua petani menguasai cara budi daya terbaik demi menghasilkan panen yang maksimal. Oleh sebab itu, Kementan menyiapkan penyuluh untuk mendampingi petani di area sentra dan pengembangan komoditas bawang merah.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, menekankan bahwa pelatihan vokasi penting dalam upaya pengembangan sumber daya manusia pertanian.

“Untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, dibutuhkan SDM pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausaha. Syarat utamanya memiliki pengetahuan, jejaring, jiwa wirausaha, dan melalui pelatihan vokasi,” sebut Dedi.

Dalam Pelatihan Vokasi Budi Daya Bawang Merah, ada delapan kompetensi yang dibangun, yaitu kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, literasi informasi dan literasi digital, kemampuan logika, kemampuan interpersonal, kemampuan berbahasa, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan dalam menggunakan teknologi.

Peserta disambut secara resmi oleh tim manajemen BBPP Lembang berbarengan dengan peserta Pelatihan Sertifikasi Penyuluh Pertanian Level Fasilitator dan Supervisor pada 20 hingga 22 Februari 2024.

Baca juga: Wujudkan Good Governance, BPPSDMP Gelar Rakor IKU-SPI

Materi yang disampaikan antara lain Kebijakan Pengembangan Komoditas Bawang Merah yang disampaikan M. Syaifuddin A., dari Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian. Materi lainnya antara lain Pemilihan Lokasi, Penentuan Waktu Tanam, Persiapan Benih, Persiapan Lahan Budi Daya Bawang Merah, Pemupukan, Pengairan dan Penyiraman, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, Penanganan Panen dan Pasca Panen.

Para peserta juga melakukan praktik lapangan di kampus BBPP Lembang. Salah satunya ke lahan di Inkubator Agribisnis BBPP Lembang, yaitu tahap penyiapan benih dan penanaman bawang. Setelah itu, mereka menanam bawang sesuai dengan kajian yang telah dilakukan di dalam kelas.

Praktik lapangan dalam bentuk kunjungan juga dilakukan oleh tim widyaiswara BBPP Lembang. Para peserta mengunjungi Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, yang terkenal dengan sentra bawang merahnya.

Di tempat itu, peserta pelatihan bertukar pengalaman dengan petani yang sudah berpengalaman dalam melakukan budi daya bawang merah dan mengambilnya sebagai pengetahuan mereka untuk dibagikan kepada rekan-rekan petani di tempat asal mereka.

Pada hari terakhir, peserta diminta untuk membuat rencana implementasi sebagai hasil dari pelatihan mereka. Rencana implementasi disusun, untuk melihat cara para peserta menggunakan ilmu dan keterampilan yang mereka dapatkan dari materi yang dipaparkan oleh widyaiswara di BBPP Lembang sekaligus merealisasikannya di lapangan terhadap para petani yang mereka damping.

Rangkaian pelatihan selesai Senin (26/2/2024), ketika para peserta dilepas dalam penutupan acara yang diadakan di Ruang Kelas Krisan V BBPP Lembang.

Muhammad Iqbal, Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, mewakili rekan-rekan satu angkatannya dan memberikan kesannya di acara penutupan. Ia merasa sangat senang dan terhormat mendapatkan kesempatan sebagai peserta Pelatihan Vokasi Budi Daya Bawang Merah.

Iqbal juga mengharapkan bahwa rekan-rekan di Balai Penyuluh Pertanian di tempat lain dapat mendapatkan kesempatan yang sama. “Kesempatan seperti ini lah yang kami tunggu agar dapat melayani pertanian dengan lebih baik,” tambah Iqbal.

Saat menutup acara, Kepala BBPP Lembang Ajat Jatnika mengimbau para peserta memperbaiki kualitas untuk mencapai tujuan pertanian.

“Setelah kembali ke tempat, asal bapak dan ibu ada sebuah misi pribadi yang harus terus kita coba perbaiki kualitasnya untuk bisa mencapai tujuan pembangunan pertanian. Khususnya dalam mencapai swasembada bawang merah dan meningkatkan pendapatan petani bawang merah,” tegas Ajat.

Di akhir kegiatan, peserta mendapatkan Surat Tanda Tamat Pelatihan (STTP) yang diberikan secara simbolis.(***)

Wujudkan Good Governance, BPPSDMP Gelar Rakor IKU-SPI

TANIINDONESIA.COM//BOGOR - Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menggelar Koordinasi Capaian IKU dan Sistem Pengendalian Internal (SPI) di Bogor, Rabu (28/2/2024).

Kegiatan tersebut digelar untuk menetapkan indikator kinerja dan penerapan pengendalian internal di setiap unit kerja demi mewujudkan Good Governance dan Good Government di lingkup BPPSDMP.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern (SPI) Pemerintah dimana penyelenggaraan kepemerintahan harus transparan dan akuntabel.

Hal tersebut juga sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan seluruh penyelenggara kepemerintahan untuk membuat laporan kinerja yang transparan dan akuntabel.

Menurut Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, kinerja yang baik diukur tidak hanya dengan tercapainya target yang telah ditetapkan, tetapi juga memperhatikan aspek pengawasan.

Dijelaskannya, dalam aspek pengawasan tiap unit kerja pemerintah wajib menyampaikan laporan kinerja yang transparan dan akuntabel.

Dedi Nursyamsi yang hadir pada pembukaan acara, juga menyampaikan pentingnya menetapkan indikator kinerja dan pengawasan.

“Setiap organisasi, mempunyai standar pengukuran kinerja yang telah ditetapkan. Untuk mengukur keberhasilan program, pekerjaan atau kegiatan, perlu ditetapkan indikatornya dan yang kita gunakan adalah Indeks Kinerja Utama atau IKU,” kata Dedi.

Baca juga: Panen Perdana di Banjaran, Petani dan Penyuluh Sumringah Hasilkan Produktivitas Padi 6,5 ton/ha

Dedi menjelaskan lebih lanjut, prinsip-prinsip utama yang perlu diperhatikan dalam proses managemen organisasi yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengevaluasian dan pengawasan.

“Para pengelola manajemen, Saya ingatkan prinsip POEC yang merupakan rangkaian proses Planning, Organizing, Evaluating, Controlling (POEC) atau perencanaan, pengorganisasian, pengevaluasian dan pengawasan merupakan fungsi manajemen yang menjadi rangkaian proses yang perlu dilalui untuk mencapai tujuan yang diharapkan,” ujar Dedi

Pentingnya penetapan indikator pengukuran kinerja menjadi penting untuk mengukur keberhasilan suatu program.

“Untuk itulah mengapa, penetapan IKU menjadi pentin tiap unit di lingkup organisasi kita tentu satu dengan lain berbeda, Balai Besar tentu beda IKU nya dari SMKPP," lanjutnya.

"Semakin spesifik (IKU) akan semakin baik dalam upaya mencapai target yang telah ditetapkan, yang perlu diperhatikan dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, evaluasi dan pengawasan. Kemudian pada akhirnya dievaluasi untuk kemudian dilaporkan sebagai laporan kinerja," imbuh Dedi lagi.

Sementara Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, mengingatkan pentingnya penentuan IKU secara spesifik yang mengambarkan capain kinerja tiap unit kerja.

"Penting dilakukan, dialog kinerja ditiap bagian, fungsinya adalah sebagai proses penilaian mandiri (self evaluation), bagaimana kinerja yang telah dicapai, kalau ada hambatan, apa solusi yang dapat diambil," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut Siti Munifah mengevaluasi kinerja dari UPT lingkup BPPSDMP.

Menurutnya, kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman pengendalian internal dan pengukuran capaian IKU seharusnya sudah dimaknai tidak sekedar kewajiban (mandatory) namun kebutuhan bagi organisasi, sehingga diperlukan perbaikan dan pengembangan ke arah yang lebih baik.

Selain itu diberikan penghargaan untuk peraih IKU terbaik lingkup BPPSDMP. Peringkat diberikan kepada Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMKPP) Kupang, diikuti Balai Besar Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi, dan penghargaan ketiga diberikan untuk Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor.

Tampil sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah
Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal Kementerian, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).(***)