6 Februari 2025

Hari: 20 Oktober 2024

Kolaborasi Kementan dan Pemkab Cianjur Sukseskan Pompanisasi

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG - Menghadapi musim kering atau kemarau, Kementerian Pertanian menyiapkan berbagai cara agar petani tetap bisa panen. Salah satu program yang digencarkan adalah pompanisasi yang digelar diberbagai daerah, termasuk Jawa Barat.

Salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang giat dalam melakukan pompanisasi adalah Kabupaten Cianjur. Terhitung 40 titik di Kabupaten Cianjur yang mendapatkan bantuan berupa pompa untuk membantu irigasi di musim kemarau.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan, pompanisasi bertujuan untuk memberikan asupan air kepada lahan-lahan kering agar mampu tetap bercocok tanam meski menghadapi cuaca tanpa hujan.

“Pompanisasi merupakan salah satu langkah cepat untuk mengatasi dampak El Nino. Kita perlu memastikan bahwa dengan adanya pompanisasi, lahan petani tidak mengalami kekeringan,” terang Mentan.

Selain pompanisasi, Kementerian Pertanian juga melakukan perluasan areal tanam, pembukaan lahan baru, dan pemanfaatan tumpang sari.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, memastikan Kementan akan terus memprioritaskan berbagai program yang mendukung ketahanan pangan dalam negeri.

Menurutnya saat ini fokus Kementan adalah mewujudkan akselerasi peningkatan produksi dan produktivitas pangan agar mampu swasembada.

Kabupaten Cianjur sendiri saat ini menjadi salah satu daerah yang menjadi target Penambahan Areal Tanam (PAT) Kementan.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/10/19/regenerasi-petani-kementan-bekali-gen-z-pelatihan-agribisnis-tomat/

Per Oktober ini, Cianjur telah memenuhi target capaian PAT sejumlah 17.644 HA dari target 17.359 HA. Salah satu capaian yang cukup dibanggakan adalah capaian padi gogo yang menghasilkan seluas 220 HA dari target 147 HA.

Hal tersebut diutarakan Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Cianjur, Inna Ratna Sofia.

Capaian tersebut diutarakan dalam pembukaan “Persiapan Pelaksanaan Irigasi Perpompaan/Irigasi Perpipaan Kabupaten Cianjur 2024” di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Kamis (17/10/2024).

Pertemuan ditujukan untuk perencanaan lebih lanjut mengenai irigasi perpipaan yang melengkapi pompanisasi Kementerian Pertanian.

Inna menyebut jika Cianjur selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam menyukseskan pompanisasi dan pipanisasi sawah.

“Lebih penting lagi adalah dalam perawatannya agar pompa dan pipa yang kini telah diberikan ke petani dapat terus berfungsi dengan baik,” terangnya.

Kepala BBPP Lembang Ajat Jatnika memberikan motivasi lebih lanjut atas capaian Kabupaten Cianjur.

“Kita terus mendorong para petani dan kelompok tani bersama stakeholder yang terkait agar dapat menghasilkan pangan yang cukup,” gagas Ajat.

“Semangat kita bersama-sama mengusung pertanian sebagaimana yang Mentan Amran canangkan, kita berniat saat ini program pompanisasi di musim kemarau agar sawah tadah hujan masih terselamatkan. Selain itu kita manfaatkan juga lahan rawa, padi gogo, pencetakan sawah, dan tumpang sisip,” tambahnya.

Kepala Dinas TPHPKP Cianjur, Nurdiyati, berpesan kepada seluruh penyuluh dan jajaran staff yang hadir pada kesempatan itu agar tetap memantau keberlangsungan pompanisasi.

“Kita pastikan juga agar pompanisasi berjalan dengan baik mengikuti petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan, dan aturan yang ada,” terangnya.(***)

Optimalkan UPJA, Kementan Dorong Pendirian Koperasi

TANIINDONESIA.COM//SUKOHARJO - Melalui program Pertanian Modern, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pendirian Koperasi Krida Muda Agro Sukoharjo. Hal ini dalam upaya mengoptimalkan layanan UPJA (Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian) sekaligus meningkatkan pendapatan petani.

Upaya ini disambut baik oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kepodang Topo yang berlokasi di Desa Dalangan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Hadir mewakili Kementan, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) dan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, bersama Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo memberikan sosialisasi pendirian koperasi Krida Muda Agro Sukoharjo pada Kamis (17/10/2024).

Sebanyak 25 orang ketua dan anggota KUB yang merupakan pengurus, pengawas, dan pengelola koperasi menghadiri rapat kerja perdana koperasi ini.

Dengan berdirinya Koperasi Krida Muda Agro Sukoharjo ini, Kementan optimis bisa menarik minat generasi muda untuk mengembangkan sektor pertanian.

Hal ini sejalan dengan komitmen Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk terus mendukung regenerasi petani di tanah air, salah satunya adalah dengan membangun ekosistem baru di sektor pertanian seperti memperbanyak pembentukan koperasi petani.

Tujuannya dibentuknya koperasi tani untuk mempermudah generasi milenial mengembangkan bisnis tani, yang pada akhirnya membuat sektor pertanian makin diminati anak muda.

"Saya ingin agar anak-anak muda kita juga mau melirik pertanian sebagai sektor yang diunggulkan," kata Amran.

Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan peran penting milenial dalam membangun korporasi.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/10/18/kementan-pikat-generasi-muda-di-festival-lumbung-mataraman/

“Milenial menjadi pengungkit korporasi yang akan kita bangun bersama, karena itu dibutuhkan pendampingan secara intensif dari para milenial untuk mendukung berkembangnya korporasi”, lanjut Santi.

Untuk itu, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang, Bambang Sudarmanto mendorong pengurus koperasi untuk melibatkan generasi muda dalam operasional koperasi.

“Korporasi yang dibangun dalam pertanian modern akan berbasis pada aplikasi. Sehingga kita perlu anak muda dalam menjalankan bisnis ini.” kata Bambang.

Ia pun mengapresiasi semangat dari kelompok tani untuk mendirikan koperasi. Ia berharap koperasi bisa dijalankan segera setelah melangkapi persyaratan administrasi.

Ditambahkan oleh Susilo, Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, bahwa dengan terbentuknya koperasi, pengelolaan alsintan akan dilakukan dalam 1 manajemen.

“Ini pekerjaan bersama, bukan individu. Dengan koperasi, alsintan dipakai besama, fokus pada profit oriented’ jelasnya.

Susilo juga berharap dengan terlibatnya 32 alumni Polbangtan/PEPI sebagai mentor dan pendamping dan 88 mahasiswa MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat) dalam program Pertanian Modern ini bisa memberikan kesan yang baik terhadap dunia pertanian khususnya di Kabupaten Sukoharjo.

“Setelah kembali, kita harapkan mereka memiliki memori bahwa menjadi petani adalah idola” pungkasnya.(***)