Lewat Pompanisasi, Kementan Tingkatkan Indeks Pertanaman Padi
TANIINDONESIA.COM//CIANJUR – Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan produksi pangan terus meningkat. Untuk memastikan ketersediaan pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) menggulirkan sejumlah strategi, di antaranya Perluasan Areal Tanam (PAT).
PAT sendiri memiliki tiga program utama yaitu optimalisasi lahan rawa, pompanisasi, dan padi gogo (tumpang sisip). Program pompanisasi ini dijalankan diberbagai daerah, salah satunya Kabupaten Cianjur.
Program Pompanisasi yang digagas Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, fokus pada 2 cara yaitu optimalisasi pompa yang sudah ada dan menyediakan pompa baru sesuai kebutuhan petani di tiap wilayah.
“Ini semua untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi 280 juta jiwa penduduk Indonesia,” tutur Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan Kementan terus memprioritaskan berbagai program dan kegiatan yang mendukung ketahanan pangan dalam negeri.
Menurutnya, saat ini fokus Kementan adalah mewujudkan akselerasi peningkatan produksi dan produktivitas pangan agar mampu swasembada.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, sebagai penanggung jawab program PAT wilayah Kabupaten Cianjur, didampingi penyuluh pertanian dan babinsa, meninjau pelaksanaan pompanisasi di 2 kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Saluyu dan Bina Karya, Desa Karya Mukti, Kecamatan Leles, Sabtu (14/9).
Lokasi ini memiliki potensi sawah tadah hujan seluas 25 hektar dengan sumber air dari Sungai Ciderma.
Ajat juga melakukan monitoring irigasi perpompaan Kelompok Tani Leuweung Kalong, Desa Sindang Sari, Kecamatan Leles.
Baca juga:
Kementan Asah Kompetensi ASN dan Non ASN Wujudkan Pelayanan Prima
Ajat juga memberikan motivasi kepada petani, penyuluh dan aparat desa terkait program pompanisasi ini.
“Setelah pompa terpasang, mohon segera dilakukan penanaman padi, harapannya meningkatkan indeks pertanaman dari sekali selama 1 tahun, bisa 2-3 kali melakukan tanam dan panen sehingga produksi beras meningkat untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia,” tutur Ajat.
Kelompok Tani Leuweung Kalong yang diketuai oleh H. Nawawi, memiliki potensi sawah tadah hujan seluas 19 hektar dengan sumber air dari Sungai Cisokan.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Menteri Pertanian, bantuan ini memberi manfaat untuk kehidupan pertanian di wilayah kami,” kata Nawawi.
Ketua Kelompok Tani Bina Karya, Heri, menyampaikan terima kasihnya kepada Kementerian Pertanian atas terealisasinya program pompanisasi dan kunjungan dari Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, babinsa, dan Kepala BBPP Lembang.
“Pompanisasi ini bermanfaat untuk kelompok tani kami dan keberkahan bagi masyarakat sekitar pada umumnya,” katanya sumringah. “Kami akan mulai menanam padi pada akhir September ini,” ujar Heri.(***)