Petani Maluku Utara Pelajari Teknologi Pertanian, Penuhi Kebutuhan Pangan di Timur Indonesia
TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, terus menjalin kerja sama dengan berbagai stakeholder untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. Salah satunya, kolaborasi dengan sektor swasta, PT. Wanatiara Persada, perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan nikel.
Kerangka kerja sama dalam rangka program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, melatih 10 orang petani dari Kota Ternate tentang pengolahan hasil pertanian dan kultur jaringan. Kegiatan dilaksanakan di BBPP Lembang selama 2 hari, 2 – 3 Juli 2024.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan penggunaan teknologi dalam mengelola pertanian sangat penting karena akan menjadikan pertanian Indonesia lebih kuat dalam menyediakan pasokan pangan.
Sementara itu, Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyampaikan bahwa ada 3 hal pengungkit produktivitas pertanian.
“Tiga faktor pengungkit produktivitas yaitu inovasi teknologi dan sarana prasarana pertanian, peraturan perundangan dan kearifan lokal serta SDM pertanian.” sebut Dedi.
Baca juga:
Terima Sosialisasi SPI, BBPP Kementan Canangkan Semangat Bebas Korupsi
Rombongan magang dari Kota Ternate diterima oleh Kepala Balai, Ajat Jatnika, Selasa (2/7/2024).
“BBPP Lembang terbuka bagi siapa saja yang ingin bekerjasama untuk peningkatan kualitas SDM pertanian, karena kolaborasi penting untuk menjaga ketahanan pangan nasional,” tutur Ajat.
Di laboratorium pengolahan hasil pertanian, widyaiswara BBPP Lembang memberikan materi tentang good manufacturing practices. Selanjutnya praktik membuat olahan jagung menjadi eskrim dan cabai rawit menjadi cabai blok, yang dapat memperpanjang masa simpan dan tentunya dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
Sementara itu, di laboratorium kultur jaringan, widyaiswara mengajarkan teknologi kultur jaringan dan praktik membuat media MS-0, menanam/sub kultur tanaman pisang dan praktik aklimatisasi tanaman sejenis anggrek yaitu macodes.
Salah seorang peserta yang juga ketua kelompok tani, Yusran, menceritakan kesannya belajar pertanian di BBPP Lembang.
“Setelah mempelajari tentang teknologi pengolahan hasil pertanian dan kultur jaringan, ini sangat membantu kami karena potensi pertanian dan peluang pasar di Maluku Utara cukup besar,” katanya.
“Penjelasan yang disampaikan widyaiswara mudah dipahami dan diaplikasikan. Tentunya dapat membantu kami untuk menyebarluaskannya kembali nanti kepada masyarakat di sekitar kami. Harapan kami agar dapat memenuhi kebutuhan pangan di Maluku Utara,” papar Yusran.