5 Februari 2025

Mentan Andi Amran Sulaiman

Perkenalkan Pertanian ke Pelajar, Kementan Siapkan Generasi Petani Masa Depan

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan sektor pertanian kepada 175 orang siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP Islam Terpadu Al-Qalam Kota Depok, Kamis (16/1/2025). Para siswa yang didampingi sejumlah guru itu hadir untuk mempelajari agribisnis tanaman sayuran.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan akan terus berupaya meregenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.

Untuk itu, Menteri Amran mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.

"Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia menjadi faktor keberlanjutan pangan nasional. Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya," kata Menteri Amran.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyebut jika petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.

Kepala Sekolah SMPIT Al-Qalam, M. Billy Risgiantara, menyampaikan keterkaitan sektor pertanian dengan program sekolah.

“Kami menyadari pentingnya menumbuhkan minat kepada generasi muda terhadap sektor pertanian, karena itu kami memasukkan materi tentang pertanian di berbagai mata pelajaran di sekolah,” terangnya.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/15/ajak-gen-z-tekuni-pertanian-kementan-ajarkan-hilirisasi-komoditas-sayuran/

Billy menyampaikan tujuan menghadirkan murid-muridnya ke BBPP Lembang agar mereka bisa melihat langsung apa yang sudah dipelajari di sekolah, atau yang belum diketahui tentang agribisnis pertanian secara umum.

Terbagi 3 kelompok, rombongan mengunjungi dan praktik pembuatan instalasi hidroponik dan penanaman sayuran daun sistem deep flow technique (DFT) dan wick system.

Petugas menjelaskan alat dan bahan pembuatan instalasi menggunakan bahan utama baja ringan dan pipa paralon, serta pelarutan nutrisi utama budidaya hidroponik menggunakan nutrisi AB mix. GenZ tampak antusias ikut praktik membuat instalasi dan melakukan penanaman bibit pakcoy.

Kelompok lainnya bergerak menuju laboratorium pengolahan hasil pertanian.

Di sana, widyaiswara BBPP Lembang memberikan penjelasan sederhana tentang konsep pengolahan hasil pertanian yang bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian dan memperpanjang masa simpan produk.

Selanjutnya didampingi petugas laboratorium, murid-murid kelas VII dan VIII ini praktik membuat cemilan sehat, manis, dan menyegarkan yaitu sorbet dari buah mangga.

Pertama-tama, diberikan penjelasan alat dan bahan, dilanjutkan demo membuat aneka olahan tersebut dan anak-anak juga ikut mempraktikkannya, yang ternyata dinilai cukup mudah bisa dipraktikkan ulang nantinya.

Di screen house tanaman hias, widyaiswara BBPP Lembang dibantu petugas sharing tentang budidaya kaktus dan sukulen. Anak-anak mempraktikkan penyiapan media tanam terdiri dari pasir dan pupuk kandang ayam.

Kemudian, memotong bagian tanaman sukulen, memperbanyak tanaman sukulen melalui stek pucuk untuk tanaman sukulen, dan menyambungkan understam dan anakan kaktus melalui teknik grafting.(***)

Mari Lindungi Petani Dengan Serap Gabah Sesuai HPP

TANIINDONESIA.COM//BANTUL - Ketua Komisi IV DPRI RI, Siti Hediati Hariyadi mengatakan pentingnya menyerap gabah petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

"Dengan memastikan harga sesuai HPP, kita bisa melindungi petani dari kerugian besar. Pemerintah dan DPR sepakat bahwa ini adalah langkah prioritas," jelas perempuan yang akrab disapa Mbak Titiek ini.

Hal ini Ia sampaikan dalam kunjungannya bersama Menteri Pertanian di lokasi panen padi Desa Triharjo, Kapanewon Pandak, Kebupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu (15/1/2025).

Ia menyampaikan dukungan penuh pada instruksi Presiden untuk memastikan penyerapan gabah petani dengan harga layak.

Titiek menegaskan pihaknya akan mengawal kebijakan ini. Ia berharap Bulog dapat bekerja maksimal dengan menyerap gabah sesuai dengan HPP sebesar Rp. 6.500 per kilogram.

"Ini bukan hanya soal kebijakan, tetapi komitmen kita semua untuk memperkuat ketahanan pangan nasional," ujar Titiek.

Ia menyebut hal ini penting untuk memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2025/01/13/harga-gabah-di-bawah-hpp-petani-kulonprogo-menjerit-dan-berharap-bulog-segera-bertindak/

Dalam kesempatan ini, Ia pun memberi apresiasi atas langkah Kementerian Pertanian yang telah memberikan berbagai bantuan, seperti benih unggul, pupuk, alat pertanian, dan normalisasi irigasi.

Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas padi di tingkat petani.

"Kita sudah siapkan sarana dan prasarana. Sekarang tinggal memastikan gabah terserap sesuai HPP," tegasnya.

Mentan Amran menegaskan, peran Bulog sangat strategis dalam menjaga stabilitas harga gabah untuk mendukung kesejahteraan petani. Ia mengajak seluruh pihak terkait untuk bekerja keras memastikan gabah petani terserap dengan maksimal.

Ia menyoroti dampak harga pembelian gabah sebesar Rp. 5.500 per kilogram yang saat ini terjadi di Bantul. Ia menjelaskan bahwa selisih Rp. 1.000 per kilogram dapat menyebabkan kerugian hingga Rp. 25 triliun bagi petani, mengingat target panen nasional mencapai 25 juta ton.

"Dampak ini signifikan. Kalau selama empat bulan harga terus di bawah HPP, pendapatan petani akan sangat tergerus," pungkas Mentan Amran.(***)