10 Desember 2024

Jaga Ketahanan Pangan, KWT Kota Bekasi Pelajari Urban Farming di UPT Kementan

0
IMG-20241111-WA0011

TANIINDONESIA.COM//LEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan teknik urban farming kepada petani Kota Bekasi untuk menjaga ketahanan pangan.

Hal ini disampaikan saat 40 orang anggota kelompok tani dan kelompok wanita tani (KWT) Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi berkunjung ke BBPP Lembang, Jumat (8/11/2024).

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengingatkan pentingnya pertanian untuk masyarakat.

“Ingat, tidak ada pangan, tidak ada negara dan peradaban. Mati hidupnya negara, pertama ditentukan oleh pertanian. Jadi ini sangat vital, kalau pertanian bermasalah,” tegas Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan jika salah satu fokus Kementan adalah mewujudkan akselerasi peningkatan produksi dan produktivitas pangan agar mampu swasembada.

“Kementan terus memprioritaskan berbagai program dan kegiatan yang mendukung ketahanan pangan dalam negeri,” kata Santi.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, dalam setiap kesempatan menyampaikan kesiapannya melayani para stakeholder yang ingin mempelajari pertanian.

“Kami berkomitmen meningkatkan kompetensi SDM pertanian untuk mendukung program-program strategis Kementan,” tutur Ajat.

Dalam kunjungannya di BBPP Lembang, rombongan kelompok tani dan KWT Kota Bekasi diterima Ketua Kelompok Substansi Program dan Evaluasi.

Baca juga:

https://taniindonesia.com/2024/11/09/peran-penyuluh-pertanian-untuk-capai-swasembada-pangan/

Menurut Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi, Nuryani, Kota Bekasi sudah minim lahan yang luas untuk melakukan budidaya pertanian.

“Karena itu petani binaan kami yang tergabung di kelompok tani dan KWT memanfaatkan pekarangan di rumah masing-masing untuk ditanami aneka sayuran seperti pakcoy, bawang daun, kacang panjang, mentimun, terong, melon, dan jagung,” terangnya.

“Harapan kami bisa membawa ilmu yang baru dari BBPP Lembang yang bisa diterapkan di lokasi pekarangan masing-masing,” imbuhnya.

Dalam kunjungan ini, rombongan diajak mengelilingi IA, melihat koleksi tanaman yang dibudidayakan secara konvensional dan teknologi hidroponik pada budidaya tanaman di BBPP Lembang.

Di zona tanaman hias kaktus dan sukulen, petugas lapangan memberikan penjelasan proses perbanyakan kaktus dan sukulen serta proses pemeliharaannya.

Di zona rumah pangan lestari, petugas menjelaskan budidaya bawang merah dan pakcoy di dalam polybag, mulai dari proses persemaian benih, penanaman dan pemeliharaan tanaman sehingga menghasilkan panen yang optimal.

Saat mengunjungi screen house hidroponik melon sistem irigasi tetes, petugas IA juga menjelaskan proses budidaya melon, pemeliharaanya dan pengendalian hama penyakit.

Melon varietas honey globe yang sudah memasuki usia panen 75 hari dan dibanderol seharga Rp 35.000,00/kg laris manis dibeli dan diborong ibu-ibu KWT.

Sementara di laboratorium pengolahan hasil pertanian, ibu-ibu KWT tertarik dengan olahan pangan aneka es krim dan sorbet, seperti sorbet mangga, sorbet cabai, es krim labu, dan es krim jagung.

Mereka tertarik untuk belajar membuat karena selama ini masih melakukan budidaya on farm, belum sampai ke off farm pengolahan hasil pertanian.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *