6 Februari 2025

Hari: 27 Juni 2023

Masuk Top Finalis Inovasi Pelayanan Publik, Inilah Kelebihan Biotron

TANIINDONESIA.COM//JAKARTA - Aplikasi inovasi Biotron (Biochar Three In One) yang dihasilkan Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, Kalimantan Selatan berhasil masuk Top Finalis Inovasi Pelayanan Publik. Dengan berbagai kelebihan inovasi ini diharapkan dapat membantu petani mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, saat ini tantangan pembangunan pertanian kian besar. Selain, adanya perubahan iklim (climate change), juga terjadi degradasi lahan, sarana produksi terbatas, khusus pupuk kimia kian mahal, produksi juga tidak efisien dengan penurunan produktivitas lahan.

“Karena itu, sekarang ini kita tidak bisa lagi dengan cara lama, tapi harus sudah menggunakan cara baru dalam meningkatkan produksi pangan. Dengan jumlah penduduk kita mencapai 280 juta jiwa, hadirnya pertanian yang makin maju, makin modern dan mandiri akan sangat berarti. Karena penduduk Indonesia sangat besar,” kata SYL saat wawancara dengan Tim Panel Independen Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di ruang AWR, Kementerian Pertanian, Selasa (27/6).

Karena itu SYL mengakui, hadirnya Biotron menjadi salah satu pilihan dan mutlak dilakukan di tengah jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan pangan pentingnya ketersediaan pangan. Apalagi pangan dunia dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. “Climate change, degradasi lahan dan El Nino ada depan mata kita. Dengan pendekatan scientific dan teknologi baru menjadi mutlak harus kita lakukan untuk meningkatkan produksi pangan,” tegasnya.

Jika melihat pertumbuhan pertanian, SYL mengungkapkan, dalam tiga tahun ketika sektor lain dalam posisi merah, justru pertanian dalam posisi hijau (tumbuh positif). Jika selama ini ekspor kenaikkan tidak sampai 15 persen, maka kini bisa mencapai 36,84 persen. Begitu juga nilai tukar petani yang dalam RPJM 2024 ditetapkan hanya 104 -106, tahun ini bisa mencapai angka 111-112. “Pertanian masih menjadi andalan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Menurut SYL, hadirnya Biotron menjadi solusi di tengah kondisi harga pupuk yang mahal dan terbatasnya anggaran pemerintah untuk mensubsidi. Seperti diketahui, dari total kebutuhan pupuk sebesar 24 juta ton, pemerintah hanya dapat mengalokasikan anggaran subsidi untuk sebanyak 9 juta ton.

“Biotron jadi bagian kita menghadirkan pupuk organik dan menjadi salah satu upaya kita meningkatan produksi pangan tanpa ketergantungan dengan pupuk kimia. Temuan atau inovasi lain akan kita dorong, seperti smart farming,” katanya.

Three in One
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi menambahkan, Biotron merupakan perpaduan antara biochar plus pupuk organik dan agen hayati. “Jadi ini yang kita namakan three in one,” katanya.

Jadi fungsi biotron ini nantinya menyediakan oksigen, menyediakan air dan menyediakan nutrisi. Dengan demikian biotron akan menjadi rumah bagi mikroba penyubur tanah. Kemudian pupuk organik akan membantu memperbaiki struktur dan pH tanah. Lalu agen hayati berfungsi dalam upaya mengendalikan OPT (organisme pengganggu tumbuhan).

”Pupuk hayati akan memasak bahan makanan bagi tanaman, sehingga bisa langsung dimakan oleh tanaman. Itu lah fungsi biotron. Paling penting adalah biotron akan membantu menyuburkan lahan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia 40-50 persen,” tuturnya.

Dari hasil uji coba, Dedi mengungkap, penggunaan biotron mampu meningkatkan hasil tanaman.. Implementasi biotron memang harus diberikan secara bertahap sebanyak 6-7 ton/tahun selama tiga musim. Dengan demikian, dalam 3 tahun tercapai dosis optimalnya sebanyak 20 ton/ha, sehingga mampu mengurangi pupuk kimia 40-50 persen.

Hitungannya, jika pemerintah harus mengalokasikan pupuk subsidi tahun 2023 sebanyak 9,01 juta ton atau senilai Rp 20,7 triliun, maka dengan aplikasi biotron akan ada penghematan pupuk subsidi Rp 8,28 triliun hingga 10,35 triliun.

Hasil uji coba di lokasi food estate di Dadahup, Kalimantan Tengah, penggunaan biotron mampu meningkatkan hasil padi di lahan rawa dari 2,1 ton/ha menjadi 3,7 ton/ha. Sedangkan di lahan irigasi ada kenaikan produktivitas dari 5,8 ton/ha menjadi jadi 7 ton/ha atau naik sekitar 21 persen.

“Saat ini kita sudah diseminasi biotron melalui Program Genta Organic di 1.020 poktan, 100 kabupaten di 33 provinsi. Dalam proses desiminasi memang tidak bisa cepat dan perlu waktu,” ungkap Prof. Dedi menjawab pertanyaan Tim Panel Independen Kompetensi Inovasi Pelayanan Publik, Nurjaman Mochtar mengenai kemungkinan biotron bisa diterap secara nasional dan sejauh mana efisiensi penggunaannya.(***)

Antisipasi El Nino dan Harga Pupuk Mahal, Kementan Keluarkan Inovasi Biotron

TANIINDONESIA.COM//Jakarta - Dalam menghadapi El Nino yang berdampak pada degradasi tanah dan harga pupuk yang mahal, Kementerian Pertanian meluncurkan inovasi Bio char three in one (Biotron), Selasa (27/6).

Biotron bertujuan mendukung ketahanan pangan nasional berbasis pertanian berkelanjutan dan mandiri. Karena Biotron dapat menghemat biaya dan mudah ditemukan bahan bakunya di lingkungan sekitar serta mudah diterapkan.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan dua persen dari 7 Juta hektar tanah sudah mengalami degradasi.

”Kita sudah mengalami degradasi kualitas terutama di Jawa, oleh karena itu untuk menyuburkan kembali salahsatunya melalui pupuk organik yang mau atau tidak harus kita lakukan,” jelas Menteri Syahrul.

Untuk itu Kementerian Pertanian terus mengambil langkah langkah yang cepat, salah satu nya melalui Biocard 3 in 1 atau Biotron.

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan tantangan pembangunan pertanian, climate change, degradasi lahan, saprodi terbatas, pupuk kimia mahal, produksi tidak efisien dan menurun.

”Biotron hadir sebagai solusi disaat pupuk kimia mahal, biotron berfungsi menyediakan oksigen, menyediakan air, menyediakan nutrisi, menyediakan rumah bagi microba penyubur tanah, memperbaiki struktur dan PH tanah, mengendalikan OPT dan meningkatkan hasil tanaman,” jelas Dedi.

Implementasi biotron bertahap 6-7 ton per-tahun (3 musim) sehingga dalam 3 tahun tercapai dosis optimal 20 ton/ha dan mampu mengurangi pupuk kimia 40-50 persen.

”Pupuk subsidi 2023 ada sebanyak 9,01 juta ton Rp. 20,7 T sehingga penghematan pupuk subsidi Rp. 8,28 T sampai Rp. 10,35 T,” jelas Dedi.

Dedi menyampaikan untuk Peningkatan hasil padi di lahan rawa Dadahup, Kalteng yang sebelumnya 2,1 ton/ha menjadi 3,7 ton/ha.

”Biotron akan segera diimplementasikan di dalam program Genta Organik di seluruh pelosok tanah air,” tambah Dedi.

Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang Bambang Haryanto mengapresiasi dan akan menjalankan langkah yang sudah diambil Kementerian Pertanian dalam menangani El Nino dan harga popok yang mahal.

”Biotron didalamnya ada biocard berperan penting didalam penyediaan oksigen didalam penyediaan air dan sebagai tempat yang nyaman bagi mikroba penyubur tanah,” ujarnya.

Selain itu juga biocard dilengkapi dengan pupuk organik sebagai sumber nutrisi. Selain itu Biotron dilengkapi dengan agen hayati.

”Inovasi Biotron sangat efesien dan biaya murah untuk meningkatkan kesuburan tanah hingga produksi pertanian. Maka diharapkan pembuatan dan pemanfaatan Biotron secara mandiri,” tutupnya. (JK/AG/SB05).

Strategi Kendalikan Inflasi, Kementan Adakan Bimtek Budidaya Cabai Bagi Petani dan Penyuluh Banyumas

TANIINDONESIA.COM//Yogyakarta - Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) bekerjasama dengan Anggota Komisi IV DPR RI gelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Petani dan Penyuluh di Kabupaten Banyumas. Bimtek yang dikemas secara klasikal tersebut diikuti oleh 100 peserta dengan mengusung materi seputar Budidaya Cabai untuk Menekan Inflasi.

Komoditas cabai acap kali memberikan dampak terhadap terjadinya inflasi daerah maupun nasional karena pasokan dan harga cabai di pasaran sering mengalami fluktuasi. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian selalu mengupayakan pasokan cabai aman di pasaran dengan menggenjot produktivitas cabai nasional.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) senantiasa menghimbau kepada semua pihak untuk membuat akselerasi dan inovasi agar produksi cabai bisa meningkat tajam, “kalau kalian bisa menjaga cabai, bawang merah, dan bawang putih dari inflasi itu artinya kalian hebat. Kalian telah menjadi orang yang selama ini berani menolak import karena dukungan produksi dalam negeri.”

Sementara pada keterangan terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa strategi pengendalian inflasi pangan turut menjadi fokus utama untuk mengamankan posisi Indonesia.

"Strategi pertama kita inflasi harus dikendalikan. Kalau tidak terkendali, itu akan diikuti krisis-krisis dimensi yang lain," kata Dedi.

Melalui kegiatan Bimbingan Teknis kali ini, petani dan penyuluh yang hadir dibekali materi tentang pemanfaatan lahan dan teknik budidaya cabai dari mulai persiapan hingga pasca panen. Hadir sebagai pemateri yaitu Achmad Subekti selaku perwakilan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas serta Judiono, praktisi budidaya tanaman cabai.

Achmad Subekti memaparkan bahwa Kabupaten Banyumas sudah melaksanakan Gerakan Tanam Cabai 92.000 batang yang disebar di 6 kelompok PKK dan 3 Wilayah desa.

“Sebanyak 75.000 bibit diantaranya telah dikelola oleh 6 kelompok PKK. Namun perlu pendampingan intensif untuk perawatannya. Oleh karena itu, tepat sekali Kementerian Pertanian bersama DPR RI melaksanakan bimtek kali ini,” ujar Subekti.

Sebagai praktisi, Judiono lebih banyak memaparkan hal teknis terkait budidaya cabai. Mulai dari cara pemilihan bibit, pengolahan lahan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, hingga teknik pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya cabai.

“Budidaya cabai pada lahan sempit seperti pekarang sangat memungkinkan dan tentunya menguntungkan. Bapak Ibu dapat menggunakan polybag, planter bag, atau karung sebagai pengganti pot. Namun, dalam budidaya cabai, yang perlu diperhatikan betul salah satunya yaitu penanganan hama dan penyakit. Harus tepat penanganannya agar tidak timbul kerugian,” terang Judiono.

Direktur Polbangtan YOMA melalui Koordinator Pengabdian Masyarakat, Ina Fitria Ismarlin berharap melalui kegiatan Bimtek kali ini dapat meningkatkan kapasitas SDM pertanian dan memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan pertanian di Kabupaten Banyumas.